35
F. Surat Pemberitahuan SPT
1. Pengertian Surat Pemberitahuan SPT
Berdasarkan pasal 1 ayat 11 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-undang, yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak danatau bukan objek pajak, danatau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
2. SPT Tahunan
Berdasarkan pasal 1 ayat 13 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-undang, yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat
Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. 3.
Batas Penyampaian SPT Berdasarkan pasal 3 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
36
Pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-undang, batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah:
a untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 dua puluh hari
setelah akhir Masa Pajak; b
untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 tiga bulan setelah akhir Tahun
Pajak; atau c
untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lama 4 empat bulan setelah akhir Tahun
Pajak. d
Sanksi Tidak atau Terlambat Menyampaikan SPT e
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh Badan. Pasal 3 Undang-Undang KUP juga menegaskan kewajiban bagi setiap
Wajib Pajak untuk mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan
mata uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
37
G. Rekonsiliasi Fiskal