Delay yang terjadi pada paket UDP Throughput yang terjadi pada paket UDP

Access Point bisa lebih besar dibanding Virtual Access Point. Tetapi terlihat pada grafik jumlah throughput untuk Real Access Point lebih stabil, yaitu diantara 10,000 – 20,000 bytes.

4.2.3 Pengukuran untuk paket UDP

Untuk paket TCP tidak terdapat packet loss, karena bila ada packet yang hilang dalam pengiriman maka penerima paket akan meminta pada pengirim paket untuk melakukan retransmitted. Berbeda dengan TCP, paket UDP dapat mentoleransi adanya packet loss yang terjadi dalam pengiriman paket. Sehingga untuk skenario ini akan dilakukan pengukuran untuk paket UDP agar dapat di ukur presentasi packet loss yang di terima client dari masing-masing access point.

4.2.3.1 Delay yang terjadi pada paket UDP

Tabel D. 11: Delay UDP Delay ms REAL ACCESS POINT VIRTUAL ACCESS POINT Pengujian1 9.44 8.88 Pengujian2 10.66 12.15 Pengujian3 9.09 11.99 Pengujian4 8.39 4.42 Pengujian5 8.71 3.48 Gambar D. 17: Grafik delay UDP Dalam skenario pengukuran jumlah delay pada paket UDP ini, terlihat kedua access point memiliki jumlah delay yang sangat baik, yaitu di bawah 15ms. Untuk Real Access Point, jumlah delay cukup stabil di antara 8ms – 10ms. Hanya pada pengukuran kedua mengalami penurunan sedikit menjadi 10.66ms. Sementara untuk jumlah delay Virtual Access Point cenderung kurang stabil. Sempat berada diatas 8ms dan mencapai 12ms pada ketiga pengukuran awal, namun mngalami peningkatan pada pengukuran keempat dan kelima. Masing-masing menjadi 4.42ms dan 3.38ms. D e la y m s

4.2.3.2 Throughput yang terjadi pada paket UDP

Tabel D. 12: Throughput UDP Throughput bytes REAL ACCESS POINT VIRTUAL ACCESS POINT Pengujian1 13,045.46 12,625.36 Pengujian2 11,218.56 11,671.95 Pengujian3 17,108.61 13,276.94 Pengujian4 89,619.78 144,424.95 Pengujian5 122,197.59 222,105.56 Gambar D. 18: Grafik Throughput UDP Untuk grafik pengukuran throughput, terdapat hasil pengukuran yang cukup mencolok. Pada tiga kali pengukuran awal, kedua akses poin mendapatkan jumlah delay yang cukup kecil, yaitu dibawah angka 20,000bytes. Namun pada pengukuran keempat dan kelima jumlah throughput T hr oughput b y te s keduanya meningkat drastic sampai diatas angka 89,000bytes. Bahkan untuk jumlah throughput Virtual Access Point pada pengukuran kelima mencapai angka 222,105bytes, selisih hingga 99,908bytes dengan jumlah throughput Real Access Point yang hanya 122,197bytes. Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi bebeReal Access Pointa faktor, seperti kondisi lingkungan tempat dimana dilakukan pengukuran, bandwidth yang tersedia, jumlah client yang mengakses access point, dan juga kehandalan web server penyedia layanan UDP bisa jadi faktor. Tetapi dalam skenario ini, penulis menyimpulkan karena ketiga data awal dilakukan pengukuran pada saat primetime atau pada jam sibuk, sedangkan untuk pengukuran dilakukan pada saat bukan primetime atau bukan jam sibuk. Sehingga pengukuran keempat dan kelima bisa mendapatkan jumlah throughput yang lebih besar karena di lingkungan pengukuran data pada saat dilakukan pengukuran relative baik ataupun tidak banyak client lain yang sedang mengakses internet di saat yang bersamaan.

4.2.3.3 Packet Loss yang terjadi pada paket UDP