Belajar dan Hasil Belajar

a. Kelebihan praktikum 1 Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan- trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 2 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau simpulan berdasarkan percobaan 3 Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia b. Kelemahan praktikum 1 Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan 2 Lebih cocok untuk bidang sains dan teknologi 3 Metode ini memerlukan banyak fasilitas peralatan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal 4 Setiap percobaan tidak selalu memberi hasil yang selalu diinginkan.

B. Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami peserta didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berhubungan dengan belajar. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli pendidikan, diantaranya: Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar menurut B. F. Skinner 1958 adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar maka responnya baik dan sebaliknya. Jadi belajar merupakan perubahan dalam peluang terjadinya respons. Belajar menurut Robert M. Gagne adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Proses belajar dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja, yang kesemuanya itu mempunyai keuntungan dan mudah diamati Gagne et al., 1992. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang menghasilkan kapabilitas. Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar, yaitu 1 persiapapn untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; 2 pemerolehan dan untuk perbuatan performa digunakan untuk persepsi selektif, sandi sematik, pembangkitan kembali, respons, dan penguatan, dan 3 alih belajar, yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum Damyati dan Mudjiono, 1999. Belajar menurut Piaget merupakan proses perubahan konsep. Dalam proses tersebut, peserta didik selalu membangun konsep baru melalui asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh karena itu, belajar merupakan proses yang terus-menerus tidak berkesudahan Suparno, 1997. Maka dari itu, belajar merupakan suatu perubahan pada individu, bukan sebagai hasil dari pengetahuan. Perubahan disini termasuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilaikarakter, dan penggunaan pengetahuan dalam kehidupan sosial dalam Wisudawati Sulistyowati, 2013:35-38. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu. Perubahan itu hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi : a. Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta kognitif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Personal, kepribadian atau sikap afektif c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan psikomotorik Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman, ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa taksonomi pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain daerah binaan atau ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu Salam Burnahuddin, 2002 : a. Ranah proses berfikir Cognitive Domain b. Ranah nilai atau sikap Affective Domain c. Ranah ketrampilan Psychomotor Domain . Taksonomi perilaku manusia menurut Bloom adalah sebagai berikut : a. Ranah Kognitif Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai kejenjang yang lebih tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah : 1 Pengetahuan Knowladge Adalah kemampuan seseorang untuk mengingatingat kembali recall atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah. 2 Pemahaman Comprehension Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. 3 Penerapan atau aplikasi Application Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode- metode. Prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman. 4 Analisis Analysis Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang aplikasi. 5 Sintesis Syntesis Adalah kemampuan seseorang yang merupakan kebalikan dari proses analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola yang baru. Jenjang sintesis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang analisis. 6 Penilaian penghargaan evaluasi Evaluation Merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif. Menurut taksonomi Bloom, penilaian atau evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide Sudijo Anas, 1998. b. Ranah Afektif Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, antara lain : 1 Menerima Receiving Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena stimuli khusus kegiatan dalam kelas, musik, baca, buku dan sebagainya. Hasil belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam jenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khususnya dari pihak siswa. 2 Menjawab Responding Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan atau kepuasan dalam menjawab misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan. 3 Menilai Valuing Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai ingin memperbaiki ketrampilan kelompoknya sampai ketingkat komitmen yang lebih tinggi menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih afektif. 4 Organisasi Organization Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda menyelesaikanmemecahkan konflik diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai mengakui tanggung jawab tiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia atau dengan organisasi suatu sistem nilai merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial. 5 Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai Characterization by a value complex. Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membent uk karakteristik ” pola hidup ”. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu. c. Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik mencakup tujuan berkaitan dengan ketrampilan skill yang bersifat manual dan motorik. Ranah ini meliputi tingkatan sebagai berikut : 1 Persepsi Berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. 2 Kesiapan Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Mekanisme Berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. 4 Respon terbimbing Seperti peniruan imitasi yakni mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain. 5 Kemahiran Berkenaan dengan penampilan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga. 6 Adaptasi Berkenaan dengan ketrampilan yang sudah pada diri individu sehingga bersangkutan mampu memodifikasi pola geraknya sesuai dengan situasi tertentu. 7 Originasi Berkenaan dengan menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu Dariyanto, 1999. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya NanaSyaodih, 2004:102. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu: 1 Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. 2 Faktor Psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah motivasi, minat, dan sikap. Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika siswa tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif maupun negatif. b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: 1 Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas. 2 Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. 3 Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 4 Lingkungan non sosial a Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara disekitarnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, pertama, hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti kurikulum sekolah dan peraturan-peraturan sekolah. c Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa Baharuddin Wahyuni,2008. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang hormonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Begitupun juga lingkungan non sosial seperti kondisi lingkungan yang tidak mendukung juga akan mempengaruhi proses belajar siswa.

C. Nilai Karakter

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP NEGERI 23 SEMARANG

1 31 238

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA RIIL PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 2 G

0 0 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMA GUNUNG MELETUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENANAMAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMP.

1 22 41

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar, nilai karakter, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek.

0 0 196

Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka

0 4 181

PENERAPAN GAYA INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH PERMAINAN BOLAVOLI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016.

0 0 18

penerapan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil belajar tenis meja pada peserta didik kelas VIII c SMP Islam Diponegoro Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN PENDEKATAN THINK – PAIR SHARE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII – 4 SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA.

0 0 2

ANALISIS LAYANAN INFORMASI UNTUK MEMBINA NILAI KARAKTER PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP

0 0 9

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII J SMP NEGERI 1 SUKOHARJI TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 11