Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar, nilai karakter, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek.

(1)

Helena Christi Widiasrumana. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Nilai Karakter, dan Pengetahuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Pada Materi Gaya Gesek. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan, (2) peningkatan nilai karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan, (3) peningkatan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan.

Penelitian ini dilaksanakan pada 21 September 2016 sampai dengan 26 Oktober 2016. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan jumlah sampel 30 siswa dan kelas kontrol dengan jumlah sampel 29 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pretest, post-test, dan kuisioner. Kuisioner digunakan untuk melihat motivasi belajar dan nilai karakter siswa, sedangkan tes tertulis untuk mengetahui pengetahuan siswa. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji-T melalui SPSS.

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada pokok bahasan gaya gesek kelas VIII di SMP Negeri 6 Wonogiri dengan menggunakan metode eksperimen: (1) Penerapan metode eksperimen tidak dapat meningkatkan motivasi belajar, (2) Penerapan metode eksperimen tidak dapat meningkatkan nilai karakter, (3) Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan pada materi gaya gesek, tetapi jika dibandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, metode ceramah lebih baik dibandingkan metode eksperimen.


(2)

Helena Christi Widiasrumana. 2017. Application of Experimental Methods To Increase Motivation, Values Character, and Knowledge of Student Class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri In Style Swipe Material. Thesis, Department of Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta, Promotor Advisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

This study aims to determine: (1) the increase of students' motivation in class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri with the application of the experimental method of friction material, (2) the increase of the value of the character class VIII SMPN 6 Wonogiri with the application of the experimental method of friction material, (3) the improvement of knowledge class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri with the adoption of experiments on friction material.

The research was conducted on 21 September 2016 until October 26, 2016. This research was conducted in two classes, namely class experiment with a sample of 30 students and class control with a sample size of 29 students. The instruments used were pretest, post-test, and questionnaire. Questionnaire used to see the motivation and student's character, while the written test to determine students' knowledge. Data were analyzed quantitatively using T-test through SPSS.

The results of this research is the study of physics on the subject of the frictional forces in class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri using experimental methods: (1) Not increase motivation to learn, (2) Not increase the value of character, and (3) Enhance the knowledge on the material friction force, but when compare with the control class, the lecture method is better than a experimental method.


(3)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, NILAI KARAKTER, DAN PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 WONOGIRI PADA MATERI GAYA

GESEK SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Helena Christi Widiasrumana NIM: 121424062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, NILAI KARAKTER, DAN PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 WONOGIRI PADA MATERI GAYA

GESEK SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Helena Christi Widiasrumana NIM: 121424062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Saat kamu terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yang pernah jatuh adalah orang

yang sedang berjalan menuju keberhasilan.”

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua, keluarga, kekasih tercinta, teman-teman kost Gratia, dan teman-teman pendidikan fisika 2012, yang telah senantiasa memberikan dorongan, semangat dalam bentuk materi maupun doa hingga skripsi ini berjalan lancar dan selesai dengan baik.


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

Helena Christi Widiasrumana. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Nilai Karakter, dan Pengetahuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Pada Materi Gaya Gesek. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan, (2) peningkatan nilai karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan, (3) peningkatan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesekan.

Penelitian ini dilaksanakan pada 21 September 2016 sampai dengan 26 Oktober 2016. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan jumlah sampel 30 siswa dan kelas kontrol dengan jumlah sampel 29 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pretest, post-test, dan kuisioner. Kuisioner digunakan untuk melihat motivasi belajar dan nilai karakter siswa, sedangkan tes tertulis untuk mengetahui pengetahuan siswa. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji-T melalui SPSS.

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada pokok bahasan gaya gesek kelas VIII di SMP Negeri 6 Wonogiri dengan menggunakan metode eksperimen: (1) Penerapan metode eksperimen tidak dapat meningkatkan motivasi belajar, (2) Penerapan metode eksperimen tidak dapat meningkatkan nilai karakter, (3) Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan pada materi gaya gesek, tetapi jika dibandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, metode ceramah lebih baik dibandingkan metode eksperimen.


(11)

viii ABSTRACT

Helena Christi Widiasrumana. 2017. Application of Experimental Methods To Increase Motivation, Values Character, and Knowledge of Student Class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri In Style Swipe Material. Thesis, Department of Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta, Promotor Advisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

This study aims to determine: (1) the increase of students' motivation in class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri with the application of the experimental method of friction material, (2) the increase of the value of the character class VIII SMPN 6 Wonogiri with the application of the experimental method of friction material, (3) the improvement of knowledge class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri with the adoption of experiments on friction material.

The research was conducted on 21 September 2016 until October 26, 2016. This research was conducted in two classes, namely class experiment with a sample of 30 students and class control with a sample size of 29 students. The instruments used were pretest, post-test, and questionnaire. Questionnaire used to see the motivation and student's character, while the written test to determine students' knowledge. Data were analyzed quantitatively using T-test through SPSS.

The results of this research is the study of physics on the subject of the frictional forces in class VIII SMP Negeri 6 Wonogiri using experimental methods: (1) Not increase motivation to learn, (2) Not increase the value of character, and (3) Enhance the knowledge on the material friction force, but when compare with the control class, the lecture method is better than a experimental method.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar,

Nilai Karakter, dan Pengetahuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Pada

Materi Gaya Gesekan”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, bantuan banyak diberikan dari sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah Bapa yang Maha Kuasa, yang telah menjawab doa, memberi bimbingan dan mencurahkan rahmat dengan perantaraan Yesus Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.

3. Kepala Sekolah bapak Drs. Triyono dan bapak Tukimo, S.Pd, selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Wonogiri yang telah memberikan izin dan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi 4. Ibu Suryani, S.Pd, M.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika SMP Negeri 6

Wonogiri yang telah memberikan waktu dan tempat sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi di kelas VIII A dan VIII B.

5. Kedua orang tua Bambang Tryanto dan Umi Widiyastuti, kakak Agustinus Bambang Widias Tomo dan adikku Gregorios Widias Rei yang telah


(13)

x

banyak memberikan bantuan baik dalam bentuk materi maupun dukungan dan doa.

6. Kekasih tercinta RB. Ign. Satryo Husodo Fahik M. H., S.Kom, yang telah menemani, membantu, dan menyemangati penulis ketika rasa malas dan jenuh datang dalam proses pengerjaan skripsi ini.

7. Rekan satu tim skripsi: Delvie Naberia dan Fransiska Ernawati yang telah membantu dari pembuatan proposal, pengambilan dan pengolahan data hingga skripsi selesai dengan baik.

8. Sahabat-sahabatku (Peni, Anyes, Lisa, Loren, Weni, Elsa, Anita, Ria, Iput, Apri, Reni, Roswita, Roy, Frans, Paskal, Edo) dan teman–teman seperjuangan pendidikan fisika angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat, dukungan baik secara materi ataupun doa selama menjalani perkuliahan sampai dengan mengerjakan skripsi hingga selesai dengan baik.

9. Untuk pihak–pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(14)

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ..iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ..v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

A. RUMUSAN MASALAH ... 4

B. TUJUAN PENELITIAN ... 5

C. MANFAAT PENELITIAN ... 5

D. BAB II LANDASAN TEORI ... 7

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME ... 7 A.


(16)

xiii

METODE EKSPERIMEN ... 10 B.

MOTIVASI BELAJAR ... 13 C.

NILAI KARAKTER ... 18 D.

PENGETAHUAN DAN HASIL BELAJAR ... 20 E.

MATERI GAYA GESEK ... 22 F.

BAB III METODE PENELITIAN... 27 DESAIN PENELITIAN ... 27 A.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 29 B.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ... 29 C.

TREATMEN ... 30 D.

INSTRUMEN PENELITIAN ... 31 E.

METODE ANALISA DATA ... 43 F.

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ... 50 DESKRIPSI PENELITIAN ... 50 A.

DATA DAN ANALISIS ... 57 B.

PEMBAHASAN ... 84 C.

BAB V PENUTUP ... 89 KESIMPULAN ... 89 A.

SARAN... 89 B.

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pembuatan Instrumen Pretest dan Post-test Pengetahuan ... 35

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Jawaban Pretest dan Post-test Pengetahuan ... 35

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Nilai Karakter Kelas Eksperimen ... 37

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Nilai Karakter Kelas Kontrol ... 39

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Instrumen Untuk Motivasi Belajar Kelas Kontrol .. 40

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 3. 7 Penskoran Kuisioner ... 44

Tabel 3. 8 Klasifikasi Motivasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 3. 9 Klasifikasi Nilai Karakter Siswa ... 45

Tabel 3. 10 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Hasil Belajar Siswa ... 46

Tabel 4. 1 Perincian Kegiatan Yang Dilakukan Selama Penelitian ... 50

Tabel 4. 2 Data Pretest dan Post-test Motivasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4. 3 Hasil Statistik Nilai Motivasi Belajar Siswa Pada Kemampuan Awal Kelas Eksperimen (VIIIA) dan Kelas Kontrol (VIIIB) ... 59

Tabel 4. 4 Hasil Statistik Nilai Motivasi Siswa Pada Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen (VIIIA) dan Kelas Kontrol (VIIIB) ... 60


(18)

xv

Tabel 4. 5 Hasil Statistik Nilai Motivasi Siswa Pada Perbandingan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 62 Tabel 4. 6 Klasifikasi Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 63 Tabel 4. 7 Hasil Statistik Nilai Motivasi Siswa Pada Perbandingan Kemampuan

Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Kontrol (VIIIB) ... 64 Tabel 4. 8 Klasifikasi Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 65 Tabel 4. 9 Data Pretest dan Post-test Motivasi Belajar Siswa ... 66 Tabel 4. 10 Hasil Statistik Nilai Karakter Siswa Pada Kemampuan Awal Kelas

Eksperimen (VIIIA) dan Kelas Kontrol (VIIIB) ... 68 Tabel 4. 11 Hasil Statistik Nilai Karakter Siswa Pada Kemampuan Akhir Kelas

Eksperimen (VIIIA) dan Kelas Kontrol (VIIIB) ... 69 Tabel 4. 12 Hasil Statistik Nilai Karakter Siswa Pada Perbandingan Kemampuan

Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 71 Tabel 4. 13 Klasifikasi Nilai Karakter Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 72 Tabel 4. 14 Hasil Statistik Nilai Karakter Siswa Pada Perbandingan Kemampuan

Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Kontrol (VIIIB) ... 73 Tabel 4. 15 Klasifikasi Nilai Karakter Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 74 Tabel 4. 16 Data Pretest dan Post-test Motivasi Belajar Siswa ... 75 Tabel 4. 17 Hasil Statistik Pengetahuan Siswa Pada Kemampuan Awal Kelas

Eksperimen (VIIIA) dan Kelas Kontrol (VIIIB) ... 77 Tabel 4. 18 Hasil Statistik Pengetahuan Siswa Pada Kemampuan Akhir Kelas


(19)

xvi

Tabel 4. 19 Hasil Statistik Pengetahuan Siswa Pada Perbandingan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 80 Tabel 4. 20 Klasifikasi Pengetahuan Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 81 Tabel 4. 21 Hasil Statistik Pengetahuan Siswa Pada Perbandingan Kemampuan

Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Kontrol (VIIIB) ... 82 Tabel 4. 22 Klasifikasi Pengetahuan Siswa Kontrol (VIIIB) ... 83 Tabel 4. 23 Nilai Latihan Soal Pengetahuan Siswa Kontrol (VIIIB) ... 84


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 96

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 97

Lampiran 3. Daftar Hadir Siswa Kelas VIIIA ... 98

Lampiran 4. Daftar Hadir Siswa Kelas VIIIB ... 98

Lampiran 5. RPP Kelas Eksperimen ... 101

Lampiran 6. RPP Kelas Kontrol... 118

Lampiran 7. LKS Gaya Gesek ... 127

Lampiran 8. Koesioner Pengetahuan Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 9. Koesioner Pengetahuan Kelas Eksperimen ... 136

Lampiran 10. Koesioner Motivasi dan Nilai Karakter Kelas Kontrol ... 140

Lampiran 11. Koesioner Motivasi dan Nilai Karakter Kelas Eksperimen... 143

Lampiran 12. Contoh Pretest Motivasi Belajar dan Nilai Karakter Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA)... 146

Lampiran 13. Contoh Pretest Pengetahuan Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) . 147 Lampiran 14. Contoh Post-test Motivasi Belajar dan Nilai Karakter Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA)... 149

Lampiran 15. Contoh Post-test Pengetahuan Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 151

Lampiran 16. Contoh Hasil Pengamatan Praktikum Siswa Kelas Eksperimen (VIIIA) ... 153

Lampiran 17. Contoh Pretest Motivasi Belajar dan Nilai Karakter Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 157

Lampiran 18. Contoh Pretest Pengetahuan Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 159

Lampiran 19. Contoh Post-test Motivasi Belajar dan Nilai Karakter Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 160

Lampiran 20. Contoh Post-test Pengetahuan Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 162

Lampiran 21. Contoh Hasil Latihan Soal Kelompok Semeja Siswa Kelas Kontrol (VIIIB) ... 165


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pretest kelas eksperimen (VIIIA) ... 170

Gambar 2. Post-test kelas eksperimen (VIIIA) ... 170

Gambar 3. Pretest kelas kontrol (VIIIB)... 171

Gambar 4. Post-test kelas kontrol (VIIIB) ... 171

Gambar 5. Penerapan metode eksperimen pada kelas VIIIA ... 172

Gambar 6. Penerapan metode ceramah pada kelas VIIIB... 173

Gambar 7. Siswa kelas eksperimen (VIIIA) ... 173

Gambar 8. Siswa kelas kontrol (VIIIB) ... 174

Gambar 9. Kondisi laboratorium IPA ... 175


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah A.

Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains, yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alami atau fenomena alam untuk memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menjadi tantangan bagi semua guru fisika untuk menyajikan pelajaran fisika sebagai pelajaran yang menarik dan menantang minat siswa. Pada kalangan siswa SMP dan SMA/SMK telah berkembang kesan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang

menarik bahkan menjadi “momok” untuk siswa yang akan menghadapi ujian

terutama Ujian Nasional (UN). Salah satu penyebabnya adalah banyaknya rumus dalam fisika, kurangnya penerapan konsep fisika dari guru, kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari fisika dengan senang hati.

Belajar fisika akan menjadi menyenangkan jika memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum dipahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang mereka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah menguasai pelajaran fisika. Oleh karena itu, motivasi belajar merupakan modal pertama untuk menghadapi kesulitan-kesulitan


(23)

akan mengikuti pelajaran fisika. Tanpa disadari, sebenarnya guru juga menjadi faktor penyebab siswa memiliki kesan-kesan yang tidak menyenangkan. Disamping itu pelajaran fisika yang diajarkan oleh guru kurang menarik minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran fisika.

Berbagai model pembelajaran kini telah dilakukan para guru untuk menghilangkan kesan-kesan yang tidak menyenangkan tersebut, dan salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika, selain itu metode tersebut dapat membentuk nilai karakter yang baik bagi siswa. Setiap siswa pasti mempunyai motivasi belajar dan karakter yang berbeda-beda terhadap suatu pelajaran khususnya fisika. Dengan penerapan metode ekperimen ini siswa diharapkan dapat semakin termotivasi untuk belajar fisika dan menerapkan sikap tanggung jawab, disiplin, memiliki rasa keingintahuan, mampu bekerjasama dengan teman satu kelompok, menghargai pendapat teman, dan bersikap jujur.

Metode pembelajaran eksperimen merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontruktivisme. Menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (kontruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Suparno, 2007). Menurut Suparno, lewat pengetahuan fisika, proses pembelajaran, atau sikap belajarnya anak didik akan dibantu berpikir nalar, mengerti dasar-dasar teknologi dengan baik dan dapat mengembangkan sikap komunikasi, kerja disiplin, tanggung jawab, kreatif, dll (Suparno, 2012: 19).


(24)

Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar. Pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi, mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar (Siregar, 2011:51)

Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimen. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajar, di mahasiswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siwa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya (Roestiyah, 2001: 80).

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 Wonogiri yang merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang bertempat di Jl. Kedung Ringin II/16 Wonogiri, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri dan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah ini memiliki 27 kelas atau 9 kelas untuk setiap angkatan dengan jumlah siswa sekitar 30 sampai 32


(25)

setiap kelasnya. Selain itu sekolah ini mempunyai fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang dalam kegiatan proses belajar mengajar. Untuk penerapan metode eksperimen pada pelajaran fisika, guru IPA kelas VIII

mengatakan “hanya sesekali menerapkan metode eksperimen dan itu pada materi

biologi, untuk materi fisika belum pernah”. Alat-alat pada laboratorium IPA tersedia, masih baru dan belum pernah digunakan, terdapat beberapa kit diantaranya mekanika, listrik magnet, dan optika. Masing-masing kit tersebut dilengkapi dengan buku panduan dan penggunaan alat.

Rumusan Masalah B.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek ?

2. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan nilai karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek ?

3. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek ?


(26)

Tujuan Penelitian C.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesek.

2. Peningkatan nilai karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesek.

3. Peningkatan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri dengan penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesek.

Manfaat Penelitian D.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya sebagai berikut:

1. Bagi siswa:

Model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat membantu siwa mempermudah memahami materi pelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan nilai karakter siswa terhadap pelajaran fisika di SMP.

2. Bagi guru:

Pengguaan metode eksperimen dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam proses belajar mengajar untuk menambah wawasan dalam usaha


(27)

peningkatan motivasi belajar siswa dan nilai karakter siswa terhadap pelajaran fisika di SMP.

3. Bagi sekolah:

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukkan dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas khususnya pada pelajaran fisika di SMP.


(28)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme A.

1. Belajar

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai sikap (afektif) (Siregar, 2011: 3).

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or stenghening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan uatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Tafsiran lain tentang belajar menyatakan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2001: 27-29).


(29)

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel, 1991). Sementara Gagne (1985), mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Dalam pengertian lainnya, Winkel (1991) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah diterapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri

seseorang. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa istilah “pembelajaran”

(intruction) lebih luas daripada “pengajaran” (teaching). Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis (Siregar, 2011:12).

Pembelajaran bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi merupakan kegiatan yang meningkatkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran berarti partisipasi pelajar dalam membentuk


(30)

pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, dan bersikap kritis. Peranan guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik (Suparno, 1997: 14).

Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang (Siregar, 2011: 13).

3. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan merupakan bentukan (kontruksi) dari orang yang sedang menekuninya (Suparno, 2007: 8). Menurut Suparno, filsafat kontruktivisme telah banyak mempengaruhi pembelajaran fisika khususnya atau umumnya pembelajaran sains. Secara garis besar, prinsip-prinsip yang diambil adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial; (2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk bernalar; (3) siswa aktif mengkontruksi terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap dan sesuai dengan konsep ilmiah; (4) guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).

Teori pembelajaran konstruktivis menyatakan bahwa masing-masing pembelajar harus menemukan dan mengubah informasi yang rumit, dengan


(31)

memeriksa informasi baru terhadap aturan lama dan merevisi aturan apabila hal itu tidak lagi berguna (Slavin, 2009: 4).

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksikan pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Konstruktivisme melandasi pemikirannya bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang didapat dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri (Suryono, 2011: 105).

Metode Eksperimen B.

1. Pengertian Metode Eksperimen

Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Jadi metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan teorinya. Sering disebut metode laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan di laboratorium. Biasanya metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli (Suparno, 2013: 83).


(32)

2. Macam-Macam Metode Eksperimen

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua yaitu eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Dalam banyak pembelajaran SMA dan SMP, kebanyakan eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah dengan model ekperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung.

Eksperimen terbimbing adalah eksperimen yang seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Eksperimen bebas adalah eksperimen dimana guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan (Suparno, 2013: 84,87).

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

Menurut Djajadikastra (1981), ada beberapa keunggulan pembelajaran dengan metode eksperimen antara lain:

a. Siswa mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian. b. Karena mengalami sendiri suatu proses atau kejadian, maka siswa menjadi

benar-benar yakin akan hasil atau akibat suatu proses.

c. Siswa menjadi bersikap hati-hati, teliti, dan mampu berfikir analitis. d. Siswa memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah.


(33)

Metode eksperimen juga memiliki kelemahan. Menurut Djajadikastra, beberapa kelemahan pembelajaran dengan metode ekperimen adalah:

a. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode eksperimen. b. Suatu eksperimen dapat tidak berhasil seperti yang diharapkan.

Lebih-lebih jika kita bekerja dengan zat-zat kimia dan baru pertama kali melakukan eksperimen.

c. Mahalnya alat-alat praktikum merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah. Eksperimen terpaksa dikerjakan berkelompok yang berarti tidak semua murid dapat mengalami sendiri suatu eksperimen.

4. Penggunaan Teknik Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001), agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal berikut:

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam

mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama; sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.


(34)

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Motivasi Belajar C.

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini bernafaskan behaviorisme (Siregar, 2011: 49).

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan, terdapat


(35)

tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi, yaitu: motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal, dan motivasi ditandai dengan reaksi–reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2001: 158).

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan) dalam proses belajar dan pembelajaran keempat kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikan untuk terus dijaga sehingga motivasi siswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran. Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/ kompleks. Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi awal siswa. Confidence (kepercayaan diri) yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkatsejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa (Siregar, 2011: 52).


(36)

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional (Siregar, 2011: 50).

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Proses Belajar Mengajar, motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercangkup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan–tujuan. Motivasi ini juga disebut motivasi murni karena timbul dalam diri sendiri, motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri dan berguna dalam situai belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Motivasi intrinsik adalah bersifat riil dan motivasi sesungguhnya atau disebut istilah sound motivation. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor–faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman (Hamalik, 2001: 162).


(37)

3. Fungsi Motivasi

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Proses Belajar Mengajar, fungsi motivasi adalah sebagai berikut :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Ali Imron (1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor terebut adalah sebagai berikut:

a. Cita-cita/ aspirasi pembelajar; b. Kemampuan pembelajar; c. Kondisi pembelajar;

d. Kondisi lingkungan pembelajar;

e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran;


(38)

5. Upaya-Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pembelajaran

Dalam kenyataannya, motivasi dalam belajar kadangkala naik begitu pesat, tetapi juga kadang turun drastis. Karena itu, perlu ada semacam upaya untuk memotivasi pembelajar. Ali Imron (1996) mengemukakan empat upaya yang dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Empat cara terebut adalah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar; b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran;

c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar;

d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar (Siregar, 2011:55).

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya. Misalnya dengan memberi angka atau skor yang tinggi jika benar dan memotivasi siswa yang nilainya kurang, memberikan pujian, memberikan hadiah, memberikan tugas kerja kelompok, dan lain sebagainya.


(39)

Nilai Karakter D.

1. Pengertian Nilai Karakter

Menurut pendapat pencetus pendidikan karakter pertama Jerman yaitu F.W. Foerster, karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Adisusilo, 2012:77).

Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi (Siregar, 2011:47). Para aktivis pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter meliputi 9 (sembilan) pilar yang kait-mengait, yaitu: (1) responsibility (tanggung jawab), (2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), (4) courage (keberanian), (5) honesty (kejujuran), (6) citizenship (kewarganegaraan), (7) self-discipline (disiplin diri), (8) caring (peduli), (9) perseverance (ketekunan) (Maksudin, 2013: 51).

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan 18 nilai karakter yang dianggap karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai-nilai tersebut adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan dan tanggung jawab (Suparno, 2012).


(40)

2. Sumbangan Nilai Karakter dari Metode Eksperimen

Menurut Suparno, dalam beberapa topik, hukum dan teori fisika ada banyak yang dapat digunakan guru untuk menanamkan nilai karakter bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter fisika dari tiga aspek, yaitu pengetahuan fisika, proses fisika dan sikap belajar fisika. Beberapa nilai karaker yang disumbangkan saat praktikum dan proyek antara lain semangat multikultural, penghargaan pada diri, keadilan, kejujuran, daya tahan dan ketaatan pada hukum. Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi melalui pembelajaran atau eksperimen di laboratorium, siswa berlatih kerja secara cermat, teliti, bekerjasama, siswa belajar mendengar dan menghargai pandangan orang lain, dan belajar berkomunikasi secara efektif (Suparno, 2012; Sutopo, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Miftakhul, Sugianto dan Sarwi, nilai karakter yang dapat diamati pada saat eksperimen adalah kerjasama, disiplin, mandiri, ingin tahu, kerja keras, jujur dan santun (Miftakhul, 2012). Dari pendapat beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode eksperimen siswa dapat meningkatkan nilai karakter yang baik seperti disiplin, mandiri, rasa ingin tahu yang tinggi, bertanggung jawab, jujur, dapat menghargai pendapat teman, teliti dan cermat.


(41)

Pengetahuan dan Hasil Belajar E.

1. Pengetahuan

Banyak hal yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari berbagai pengetahuan atau informasi yang kita peroleh akan menambah wawasan. Memiliki wawasan luas tentang berbagai hal kehidupan yang terkait dengan pengetahuan manuasia dipandang sangat penting. Wawasan berkenaan dengan perihal kehidupan keseharian manusia, terutama berkaitan dengan masalah-masalah nyata (the real problems). Persoalan nyata ini memiliki berbagai tipe dan berasal dari sumber yang berbeda. Untuk memahami masalah-masalah nyata yang terdapat di lingkungan sekitar, kita memerlukan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan pemecahan masalah. Dan untuk memecahkan masalah atau persoalan tersebut diperlukan sumber-sumber pengetahuan yang berbeda-beda pula (Setyosari, 2010: 5).

Pengetahuan dalam bahasa inggris disebut “knowledge” yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemahaman (understanding) atau sesuatu hal yang diketahui atau dipahami oleh seseorang (Setyosari, 2010: 3). Metode pengetahuan ilmiah adalah salah satu cara yang sangat populer dan komprehensif bagaimana para ilmuwan memperoleh dan menguji prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau generalisasi. Salah seorang tokoh yang sangat terkenal adalah John Dewey (Vockell & Asher, 1995 dalam Setyosari, 2010:5) berhasil mengidentifikasi langkah-langkah proses ilmiah. Menurut Dewey, ada empat langkah pokok dalam proses ilmiah, yang meliputi: 1) identifikasi masalah; 2)


(42)

perumusan hipotesis; 3) penalaran dan deduksi; dan 4) verifikasi, modifikasi atau penolakan hipotesis (Setyosari, 2010: 5).

2. Hasil Belajar

Proses belajar di sekolah menghendaki adanya suatu hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989: 22).

Hasil belajar sebagai objek penilaian dibagi menjadi menjadi beberapa kategori. Kategori yang paling banyak digunakan dibagi menjadi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sudjana, 1989:34). Secara umum, ketiga aspek tersebut tidak dipisahkan satu sama lain. Hasil belajar disini menekankan pada aspek kognitif.

Aspek kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan aspek belajar yang berbeda-beda. Enam tingkat tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom dkk dalam Winkel, 1987: 274-276, dalam Mahardika, 2013: 9-11).


(43)

Benyamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan (dalam Jihad dan Haris, 2013:14).

a. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:

 Pengetahuan tentang fakta;

 Pengetahuan tentang prosedural;

 Pengetahuan tentang konsep;

 Pengetahuan tentang prinsip.

b. Keterampilan juga terdiri dari empat prinsip, yaitu:

 Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif;

 Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik;

 Keterampilan bereaksi atau bersikap;

 Keterampilan berinteraksi.

Materi Gaya Gesek F.

1. Pengertian Gaya gesekan

Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda.

Gaya gesekan memiliki sifat yang khas. Gaya gesekan tidak menyebabkan benda bergerak. Gaya gesekan hanya muncul jika pada benda diberikan gaya luar


(44)

untuk menggerakkan benda. Arah gaya gesekan selalu menentang arah kecenderungan gerak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar gaya gesekan bergantung pada kekasaran dan kehalusan permukaan. Makin kasar permukaan, makin besar gaya suatu gesekan. Sebaliknya makin halus permukaan, makin kecil gaya gesekan (LKS CAKRA, hal. 13).

2. Sifat Gaya Gesek

Berikut 4 contoh kemungkinan yang terjadi pada benda yang bergerak di atas permukaan bidang tertentu.

a. Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang kasar, contohnya mendorong balok di atas karpet.

b. Benda yang memiliki permukaan kasar bergerak pada permukaan yang halus, contohnya ban sepeda yang bergerak di atas lantai keramik.

c. Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang kasar, contohnya es balok yang bergerak sesaat setelah didorong di atas jalan yang berkerikil.

d. Benda yang memiliki permukaan halus bergerak pada permukaan yang halus, contohnya gelas yang menggelinding di atas kaca (Ilmusiana, 2015).

Gaya gesek memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya luar yang menggerakkan benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak


(45)

benda. Jadi, jika arah gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya. jika gaya luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.

b. Gaya gesek tidak mampu menggerakkan benda.

c. Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dua benda yang bergesekan (Ilmusiana, 2015).

Contoh gaya gesek dapat ditemukan pada benda yang bergerak, tidak hanya benda yang bergerak di darat, tetapi juga di udara dan air. Gesekan di permukaan air terjadi pada burung yang mendarat di permukaan air. Burung yang mendarat akan mengembangkan kakinya sehingga menghasilkan gesekan dengan air dan menyebabkan burung itu berhenti. Gesekan di udara terjadi pada olahraga terjun payung. Ketika parasut membuka, parasut akan mengembang membentuk payung. Parasut yang berbentuk payung menghasilkan gaya gesek yang besar terhadap udara. Gaya gesek yang terjadi berlawanan dengan gaya gravitasi yang menarik parasut ke bawah (Ilmusiana, 2015).

3. Gaya Gesek Merugikan, Menguntungkan, dan Cara Mengurangi Gaya Gesekan

a. Gaya Gesekan yang Menguntungkan

 Gesekan dapat menyebabkan berjalan di atas tanah. Ketika telapak kaki mendorong tanah ke belakang, gesekan yang dikerjakan tanah pada telapak kaki mendorong ke depan. Jika tanahnya licin, gaya gesekan tanah pada telapak kaki sangat kecil sehingga membuat sukar berjalan hingga dapat menyebabkan terjatuh saat berjalan.


(46)

 Ban mobil dibuat bergerigi agar gaya gesekan antara ban dan permukaan jalan cukup besar, sehingga mobil tidak selip tergelincir ketika melalui jalan yang licin. Hal ini juga dimaksudkan agar mobil tidak selip ketika direm,

 Dengan prinsip gaya gesekan, piringan rem digunakan untuk memperlambat kecepatan sepeda motor,

 Dengan prinsip gaya gesekan, rem karet digunakan untuk memperlambat kecepatan sepeda (LKS CAKRA, hal. 13).

b. Gaya Gesekan yang Merugikan

 Gaya gesekan pada mesin mobil dan kopling menyebabkan panas yang berlebihan sehingga mesin mobil cepat rusak karena aus. Untuk mengatasi hal ini, kita memberi oli pada mesin mobil agar permukaan-permukaannya terpisah oleh oli,

 Gaya gesekan antara ban mobil dengan jalan menyebabkan ban mobil aus/tipis. Di samping itu, gaya gesekan ini juga menghambat gerak mobil. Untuk mengatasi hal ini, jalan raya dilapisi dengan aspal,

 Gaya gesekan udara dengan mobil meyebabkan mobil tidak dapat melaju dengan kecepatan penuh. Untuk mengurangi gaya gesekan udara ini, mobil didesain sedemikian rupa disebut desain aerodinamis atau disebut juga desain streamline (LKS CAKRA, hal. 13).


(47)

c. Cara Mengurangi Gaya Gesekan

 Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi oli pada permukaan

 Memisahkan kedua permukaan yang bersentuhan dengan udara

 Mendukung benda di atas roda, memberikan roda-roda pada benda sama artinya dengan memperkecil luas bidang sentuh (LKS CAKRA, hal. 13).

4. Gaya Gesek Statis dan Gaya Gesek Kinetis

Gaya gesek yang terjadi pada saat benda masih diam disebut gaya gesek statis.

Gaya gesek yang terjadi pada saat benda bergerak disebut gaya gesek kinetis. Besar gaya gesek kinetis lebih kecil daripada gaya gesek statis maksimum (Buku Paket IPA SMP kelas VIII Edisi 4, hal. 225).


(48)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Desain penelitian A.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif secara umum mengunakan data-data yang nantinya akan diskor dengan angka. Lalu model analisisnya menggunakan statistik, entah yang sederhana atau kompleks. Jenis penelitian yang masuk dalam kelompok kuantitatif yaitu penelitian eksperimental, penelitian korelasi, penelitian komparatif kasual, dan penelitian eksperimental, penelitian korelasi, penelitian komparatif kasual, dan penelitian survey (Suparno, 2014: 7).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Design Pretest-Posttest Control Group dengan skema sebagai berikut:

Treatment group O1a X1 O1b

Control group O2a X2 O2b

Keterangan:

O1a : Pretest kelas treatmen (Kelas VIIIA)


(49)

O1b : Post-test kelas treatmen (Kelas VIIIA)

O2a :Pretest kelas treatmen (Kelas VIIIB)

X2 :Pembelajaran dengan metode ceramah (Kelas VIIIB)

O2b :Post-test kelas treatmen (Kelas VIIIB)

Desain ini terdiri dari dua grup,satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak, lalu keduanya diukur (Suparno: 2014: 124). Kelompok yang pertama adalah kelompok treatmen yaitu kelompok yang menerima treatmen dengan metode eksperimen, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yaitu kelompok yang dibantu belajar lewat metode ceramah. Kelompok kontrol ini sangat penting untuk melihat apakah treatmen yang dilakukan berhasil lebih baik atau tidak. Kedua kelompok tersebut akan diberi pretest dan post-test. Pretest digunakan untuk mengukur motivasi belajar, nilai karakter dan pengetahuan siswa sebelum diberikan treatmen, sedangkan post-test digunakan untuk mengukur motivasi belajar, nilai karakter dan pengetahuan siswa setelah diberikan treatmen. Selanjutnya akan dibandingkan antara kelompok treatmen dengan kelompok kontrol untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar, nilai karakter dan pengetahuan siswa.


(50)

Tempat dan waktu penelitian B.

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIA dan VIIIB semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SMP Negeri 6 Wonogiri yang bertempat di Jl. Kedung Ringin II/16 Wonogiri, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Populasi dan sampel penelitian C.

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri.

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini siswa-siswi SMP Negeri 6 Wonogiri kelas VIIIA dan VIIIB semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 untuk VIIIA dan 30 untuk kelas VIIIB, jumlah keseluruhan untuk kelas VIIIA dan VIIIB adalah 62 siswa.


(51)

Treatmen D.

Treatmen adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek atau sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan. (Suparno, 2014: 49). Treatmen yang digunakan dalam penelitian adalah penerapan metode eksperimen pada materi gaya gesek. Pengajaran dengan metode eksperimen ini dapat terlihat di RPP dan LKS.

1. Kelas Eksperimen

Pengajaran dengan metode eksperimen diterapkan pada kelas VIIIA selama satu kali pertemuan. Proses pembelajaran akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Guru membantu siswa membentuk kelompok.

b. Siswa dipandu dengan LKS dan hand out materi gaya gesek. c. Guru menjelaskan sedikit materi pada hand out materi gaya gesek. d. Guru memperkenalkan alat, dan menjelaskan langkah-langkah

percobaan, serta cara memakai alat dengan baik dan benar.

e. Siswa mengambil alat masing-masing yang sudah dipersiapkan oleh guru untuk setiap kelompok.

f. Siswa melakukan percobaan gaya gesek sesuai dengan petunjuk pada LKS dengan didampingi oleh guru.

g. Setelah selesai melakukan percobaan, siswa diminta mengembalikan alat seperti semula dan mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan setiap kelompok.


(52)

2. Kelas Kontrol

Pengajaran dengan metode ceramah diterapkan pada kelas VIIIB selama satu kali pertemuan. Proses pembelajaran akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Guru membuka pelajaran dengan menyangkutkan materi gaya gesek dengan materi sebelumnya sebelumnya yaitu gaya.

b. Guru meminta menyangkutkan materi gaya gesek dengan kehidupan sehari-hari.

c. Siswa mendefinisikan pengertian gaya gesek dan menyebutkan contoh-contoh gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan. d. Guru menjelaskan tentang pengertian gaya gesek, faktor yang

mempengaruhi gaya gesek, sifat-sifat gaya gesek, cara mengatasi gaya gesek, dan macam-macam gaya gesek.

e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang materi gaya gesek yang sudah dijelaskan.

f. Guru membagi hand out materi gaya gesek pada masing-masing siswa untuk dipelajari dan sebagai referensi agar dapat mengerjakan pretest dengan baik.

Instrumen Penelitian E.

Instrumentasi adalah seluruh proses untuk mengumpulan data. Termasuk di dalamnya bagaimana memilih atau mendesain instrument dan menentukan


(53)

keadaan agar instrumen titu dapat digunakan. Maka termasuk di dalamnya: dimana data akan dikumpulkan; kapan data akan dikumpulkan; berapa kali data akan dikumpulkan; instrumen yang mau digunakan, dan siapa yang akan mengumpulkan data. Instrumen ialah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi (Suparno, 2014: 53).

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS)

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk menentukan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan data. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut disusun sesuai dengan ketentuan KTSP dan berdasarkan materi gaya. Bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) identitas meliputi: mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator, 5) tujuan pembelajaran, 6) metode pembelajaran, 7) kegiatan pembelajaran, 8) materi pembelajaran, 9) sumber pembelajaran (RPP terlampir pada lampiran 5).


(54)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kegiatan digunakan agar kegiatan belajar dapat berjalan lancar dan terarah, sehingga siswa dengan mudah terlibat aktif selama proses pembelajaran. Lembar kegiatan ini disusun berdasarkan kompenen-komponen penting yang terdapat dalam lembar kerja siswa yaitu: 1) tujuan, 2) alat dan bahan, 3) langkah kerja percobaan, 4) hasil pengamatan, dan 5) kesimpulan (LKS terlampir pada lampiran 7).

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi: Tes tertulis yang terdiri dari pretest dan post-test, dan kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar, nilai karakter dan pengetahuan siswa pada pelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen.

a. Pretest

Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan yang diberikan peneliti kepada siswa sebelum memulai suatu pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan disampaikan sebelum proses pembelajaran. Pembuatan pretest pengetahuan terdapat pada tabel 3.1 Kisi-Kisi Pembuatan Instrumen pretest dan Post-test Pengetahuan dan tabel 3.2 kisi-kisi jawaban pretest dan post-test Pengetahuan.


(55)

b. Post-test

Post-test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah materi disampaikan. Pemberian post-test dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Manfaat dari post-test adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah selesai proses pembelajaran. Pembuatan post-test pengetahuan terdapat pada tabel 3.1 kisi-kisi pembuatan instrumen pretest dan post-test Pengetahuan dan tabel 3.2 Tabel 3.2 kisi-kisi jawaban pretest dan post-test Pengetahuan.

c. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada koresponden untuk dijawabnya. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan nilai karakter siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Pembuatan kuisioner kelas eksperimen terdapat pada tabel 3.3 kisi-kisi pembuatan angket untuk nilai karakter kelas eksperimen, sedangkan pembuatan kuisioner kelas kontrol terdapat pada tabel 3.5 kisi-kisi angket instrumen untuk motivasi belajar kelas kontrol


(56)

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pembuatan Instrumen Pretest dan Post-test Pengetahuan

Indikator Aspek Kognitif Pertanyaan

Mendefinisikan pengertian, sifat-sifat, dan faktor yang mempengaruhi gaya gesekan

Pengetahuan dan Pemahaman

1. Jelaskan pengertian gaya gesek dan Sebutkan sifat-sifat gaya gesekan !

Pengetahuan

2. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya gesekan !

Menunjukkan beberapa contoh adanya gaya gesekan yang

menguntungkan dan gaya gesekan yang merugikan.

Pengetahuan dan Penerapan

3. Sebutkan 3 contoh dan jelaskan gaya gesekan yang

mengutungkan dan merugikan pada kehidupan sehari-hari ! 4. Sebutkan 3 contoh dan jelaskan

gaya gesekan yang merugikan pada kehidupan sehari-hari !, serta bagaimana cara

mengatasinya ? Membedakan antara gaya

gesek statis dan gaya gesek kinetis

Pengetahuan

5. Apa perbedaan antara gaya gesekan statis dengan gaya gesekan kinetis ?, Jelaskan !

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Jawaban Pretest dan Post-test Pengetahuan

No. Jawaban Skor

1. Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda.

Gaya gesek memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

 Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya luar yang menggerakkan benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak benda. Jadi, jika arah gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya. jika gaya luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.

 Gaya gesek tidak mampu menggerakkan benda.

 Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dua 20


(57)

benda yang bergesekan

2. Besar gaya gesekan bergantung pada kekasaran dan kehalusan permukaan. Makin kasar permukaan, makin besar gaya suatu gesekan. Sebaliknya makin halus permukaan, makin kecil gaya gesekan.

10

3. Contoh dan penjelasan gaya gesek yang menguntungkan sebagai berikut:

 Gesekan dapat menyebabkan berjalan di atas tanah. Ketika telapak kaki mendorong tanah kebelakang, gesekan yang dikerjakan tanah pada telapak kaki mendorong kedepan. Jika tanahnya licin, gaya gesekan tanah pada telapak kaki sangat kecil sehingga membuat sukar berjalan hingga dapat menyebabkan terjatuh saat berjalan.

 Ban mobil dibuat bergerigi agar gaya gesekan antara ban dan permukaan jalan cukup besar, sehingga mobil tidak selip tergelincir ketika melalui jalan yang licin. Hal ini juga dimaksudkan agar mobil tidak selip ketika direm,

 Dengan prinsip gaya gesekan, piringan rem digunakan untuk memperlambat kecepatan sepeda motor,

 Dengan prinsip gaya gesekan, rem karet digunakan untuk memperlambat kecepatan sepeda

30

4. Contoh gaya gesekan yang merugikan :

 Gaya gesekan pada mesin mobil dan kopling menyebabkan panas yang berlebihan sehingga mesin mobil cepat rusak karena aus. Untuk mengatasi hal ini, kita memberi oli pada mesin mobil agar permukaan-permukaannya terpisah oleh oli,

 Gaya gesekan antara ban mobil dengan jalan menyebabkan ban mobil aus/tipis. Di samping itu, gaya gesekan ini juga menghambat gerak mobil. Untuk mengatasi hal ini, jalan raya dilapisi dengan aspal,

 Gaya gesekan udara dengan mobil meyebabkan mobil tidak dapat melaju dengan kecepatan penuh. Untuk mengurangi gaya gesekan udara ini, mobil didesain sedemikian rupa disebut desain aerodinamis atau disebut juga desain streamline

Gaya gesekan dapat dikurangi atau diperkecil dengan tiga cara sebagai berikut:

 Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi oli pada permukaan

 Memisahkan kedua permukaan yang bersentuhan dengan 30


(58)

udara

 Mendukung benda di atas roda, memberikan roda-roda pada benda sama artinya dengan memperkecil luas bidang sentuh 5. Gaya gesekan yang bekerja pada benda saat benda belum bergerak

disebut gaya gesek statis, sedangkan gaya gesek yang bekerja saat benda bergerak disebut gaya gesek kinetis. Besar gaya gesek kinetis lebih kecil daripada gaya gesek statis maksimum.

10

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Nilai Karakter Kelas Eksperimen

No Nilai

Karakter Indikator Pernyataan

No. Soal 1 Kerjasama a. Siswa saling berdiskusi atau

berkomunikasi dengan teman satu kelompok saat melakukan eksperimen b. Siswa turut serta dalam

penyimpulan hasil eksperimen c. Setiap siswa dalam

kelompok memegang peran/tugas khusus selama eksperimen

1. Saya senang berdiskusi bersama teman saat

melakukan eksperimen 2. Saya ikut ambil

bagian dalam menyimpulkan hasil eksperimen 3. Saya turut serta

dalam pelaksanaan eksperimen

1, 2, 3

2 Tanggung jawab

a. Siswa melaksanakan dan menyelesaikan eksperimen hingga tuntas

b. Siswa menyumbang gagasan saat melakukan eksperimen

c. Semua siswa dalam kelompok menggunakan/mencoba alat eksperimen 4. Saya melaksanakan, menjaga kerapian, kebersihan dan dapat menyelesaikan eksperimen dengan baik.

5. Saya ikut menyumbang gagasan pada saat melakukan eksperimen 6. Saya turut

menggunakan/ mencoba alat secara tepat dan


(59)

baik dalam eksperimen

3 Disiplin a. Siswa masuk kelas tepat waktu

b. Siswa memulai eksperimen tepat waktu

c. Siswa dapat menyelesaikan eksperimen sesuai waktu yang diberikan guru

7. Saya datang ke kelas tepat waktu 8. Saya memulai

eksperimen tepat waktu 9. Saya menyelesaikan eksperimen tepat waktu

7, 8, 9

4 Kejujuran a. Siswa mencatat data sesuai yang dilihat

b. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data

c. Siswa sungguh terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok

10.Saya mencatat data sesuai yang saya lihat 11.Saya menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan hasil pengamatan 12.Saya sungguh

terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok 10, 11, 12

5 Rasa ingin tahu

a. Siswa bertanya pada teman atau guru

b. Siswa mencari sumber lain selain apa yang dipelajari c. Siswa mencoba lebih dari

yang diharuskan atau berkali-kali melakukan percobaan

13.Saya bertanya kepada guru atau teman

14.Saya mencari sumber lain selain apa yang saya pelajari

15.Saya mencoba-coba atau berkali-kali melakukan pengukuran dalam eksperimen 13, 14, 15


(60)

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Nilai Karakter Kelas Kontrol

No Nilai

Karakter Indikator Pernyataan

No. Soal 1 Kerjasama a. Siswa saling berdiskusi

atau berkomunikasi dengan teman satu kelompok saat

melakukan eksperimen b. Siswa turut serta dalam

penyimpulan materi yang disampaikan oleh guru

c. Setiap siswa dalam kelompok turut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan

1. Saya senang berdiskusi bersama teman selama pembelajaran berlangsung 2. Saya ikut ambil

bagian dalam

menyimpulkan materi yang disampaikan oleh guru

3. Saya turut serta dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

1, 2, 3

2 Tanggung jawab

a. Siswa melaksanakan dan menyelesaikan tugas dari guru hingga tuntas

b. Siswa menyumbang gagasan saat

pembelajaran dalam kelas

c. Semua siswa mendengarkan

penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

4. Saya melaksanakan dan dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

5. Saya ikut

menyumbang gagasan pada saat

pembelajaran 6. Saya mendengarkan

penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

4, 5, 6

3 Disiplin a. Siswa masuk kelas tepat waktu

b. Siswa mengerjakan tugas dari guru tepat waktu

c. Siswa dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu

7. Saya datang ke kelas tepat waktu

8. Saya mengerjakan tugas dari guru tepat waktu

9. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu

7, 8, 9

4 Kejujuran a. Siswa mencatat sesuai dengan penjelasan guru b. Siswa menyimpulkan

materi berdasarkan

10.Saya mencatat sesuai yang disampaikan oleh guru

11.Saya menyimpulkan

10, 11, 12


(61)

penjelasan guru c. Siswa sungguh terlibat

mengerjakan tugas yang diberikan guru

materi yang sudah saya pelajari berdasarkan

penjelasan dari guru 12.Saya sungguh terlibat

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak mencotek. 5 Rasa ingin

tahu

a. Siswa bertanya pada teman atau guru b. Siswa mencari sumber

lain selain apa yang dipelajari

c. Siswa ering berlatih soal selain soal yang diberikan

13.Saya bertanya kepada guru atau teman 14.Saya mencari sumber

lain selain apa yang saya pelajari

15.Saya mencoba-coba atau berkali-kali mengerjakan soal latihan 13, 14, 15

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Instrumen Untuk Motivasi Belajar Kelas Kontrol

No

Nilai Motivasi

Belajar

Indikator Pernyataan No.

Soal 1 Perhatian a. Siswa tertarik

terhadap pembelajaran sehingga siswa mau memperhatikan b. Siswa

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. c. Siswa mengajukan

pertanyaan jika tidak mengerti

1. Saya senang belajar fisika

2. Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat KBM berlangsung 3. Saya bertanya kepada

guru atau teman apabila saya tidak mengerti

1, 2, 3

2 Relevansi a. Siswa tahu tujuan dan manfaat pembelajaran atau materi yang dipelajari. b. Siswa dapat

mengaitkan isi

4. Saya tahu tujuan dan manfaat dari materi yang saya pelajari 5. Saya dapat

menghubungan materi yang saya pelajari dengan kehidupan


(62)

pembelajaran dengan apa yang dia temukan di dalam kehidupan sehari-hari

sehari-hari

3 Kepercayaan diri

a. Siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki

b. Siswa dapat menjawab atau mengerjakan tugas dari guru tanpa ragu-ragu

6. Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

7. Saya yakin berhasil dengan apa yang sudah saya kerjakan dan tidak ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

6, 7

4 Kepuasan a. Siswa merasa puas karena mampu menerapkan keterampilan baru yang telah

dipelajari

b. Siswa merasa puas jika siswa dapat menyelesaikan latihan soal. c. Siswa merasa puas

jika siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik.

8. Saya memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat bagi saya

9. Saya merasa puas karena dapat

menyelesaikan latihan soal secara mandiri 10.Saya merasa puas

dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik


(63)

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Pembuatan Angket Untuk Motivasi Belajar Kelas Eksperimen No Nilai Motivasi Belajar

Indikator Pernyataan No.

Soal 1 Perhatian a. Siswa tertarik

terhadap pembelajaran sehingga siswa mau memperhatikan b. Siswa

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. c. Siswa mengajukan

pertanyaan jika tidak mengerti

1. Saya senang belajar fisika

2. Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat eksperimen berlangsung

3. Saya bertanya kepada guru atau teman apabila saya tidak mengerti

1, 2, 3

2 Relevansi a. Siswa tahu tujuan dan manfaat pembelajaran atau materi yang dipelajari. b. Siswa dapat

mengaitkan isi pembelajaran

dengan apa yang dia temukan di dalam kehidupan sehari-hari

4. Saya tahu tujuan dan manfaat dari materi yang saya pelajari selama eksperimen 5. Saya dapat

menghubungan materi yang saya pelajari dengan kehidupan sehari-hari

4, 5

3 Kepercyaan diri

a. Siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki

b. Siswa dapat menjawab atau mengerjakan tugas dari guru tanpa ragu-ragu

1. Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki untuk

menyelesaikan

eksperimen yang saya lakukan bersama dengan kelompok. 2. Saya yakin berhasil

dengan apa yang sudah saya kerjakan dan tidak ragu-ragu untuk

menjawab pertanyaan


(64)

yang diberikan oleh guru

4 Kepuasan a. Siswa merasa puas karena mampu menerapkan keterampilan baru yang telah dipelajari b. Siswa merasa puas

jika siswa dapat menyelesaikan latihan soal. c. Siswa merasa puas

jika siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik.

3. Saya memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat bagi saya melalui eksperimen 4. Saya merasa puas

karena dapat menyelesaikan eksperimen dengan baik.

5. Saya merasa puas dapat mengerti dan memahami pelajaran melalui eksperimen yang telah dilakukan.

8,9,10

Metode Analisa Data F.

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif. Teknik analisa data menggunakan SPSS 17.00

1. Analisa Data Motivasi Belajar dan Nilai Karakter Siswa

Metode yang digunakan untuk menganalisis data pretest dan post-test motivasi belajar adalah statistik deskriptif atau menggunakan statistik sederhana, berikut penjabarannya:


(65)

a. Pengukuran kuisioner motivasi belajar dan nilai karakter siswa : Tabel 3. 7 Penskoran Kuisioner

Skala Pengukuran Skor Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

Dalam kuisioner motivasi belajar siswa terdapat 10 pernyataan, sedangkan untuk nilai karakter siswa terdapat 15 pernyataan, kedua kuisioner tersebut akan dianalisis secara kuantitatif.

b. Menentukan klasifikasi untuk setiap siswa

Tabel 3. 8 Klasifikasi Motivasi Belajar Siswa

Motivasi Belajar Siswa

No. Interval f (x) Persentase (%) Keterangan

1 35 - 40 Sangat Termotivasi

2 29 – 34 Termotivasi

3 23 – 28 Cukup Termotivasi

4 17 – 22 Kurang Termotivasi


(66)

Tabel 3. 9 Klasifikasi Nilai Karakter Siswa

Nilai Karakter Siswa

NO Interval f (x) Persentase (%) Keterangan

1 52 – 60 Sangat Berkarakter Baik

2 43 – 51 Berkarater Baik

3 34 – 42 Cukup Berkarakter Baik

4 25 – 33 Kurang Berkarakter Baik

5 15 – 24 Sangat Tidak Berkarakter Baik

Keterangan :

f (x) : jumlah siswa

c. Menghitung Persentase (%)

Perhitungan persentase untuk setiap motivasi belajar dan nilai karakter siswa dengan menggunakan persamaan berikut :

2. Analisa Data Pengetahuan Hasil Belajar Siswa

Data yang telah diperoleh melalui tes tertulis (pretest dan post-test) akan dianalisis secara kuantitatif, berikut klasifikasi tingkat pengetahuan hasil belajar siswa:


(67)

Tabel 3. 10 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Hasil Belajar Siswa Rata-Rata Nilai Benar Klasifikasi

81-100 Sangat Baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0–20 Sangat Kurang

Penskoran terhadap hasil belajar dalam mengerjakan soal pretest dan post-test dilakukan dengan membuat skala skor. Skor hasil belajar siswa yaitu skor setiap siswa dibagi dengan jumlah skor maksimal dikali seratus

Skor hasil belajar siswa =

x 100%

Soal pre-test dan post-test akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas pertanyaan yang diajukan. Penskoran pretest dan post-test didasarkan pada panduan penskoran. Untuk melihat apakah hasil pretest dan post-test anatara kelas kontrol dan kelas eksperimen benar memiliki perbedaan diuji dengan uji-T independent. Untuk mengukur apakah ada peningkatan motivasi belajar, nilai karakter, dan pengetahuan siswa dilihat dari hasil pretest dibandingkan dengan post-test diuji dengan uji-T dependent. Perhitungan uji-T menggunakan bantuan SPSS dengan tingkat signifikan 0,05. Data akan dianalisa melalui beberapa tahap berikut:


(68)

a. Uji-T independent untuk pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol (kelas VIIIA dan VIIIB). Analisa ini untuk melihat pemahaman awal kedua kelas tersebut sama atau berbeda.

b. Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan post-test untuk kelas eksperimen (VIIIA), apakah ada peningkatan.

c. Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan post-test untuk kelas kontrol (VIIIB), apakah ada peningkatan.

d. Uji-T independent untuk post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol (kelas VIIIA dan VIIIB). Analisa ini untuk melihat pemahaman akhir kedua kelas tersebut sesudah penerapan metode, apakah sama atau berbeda.

3. Uji-T Independent dan Dependent

a. Pretest dan post-test

Untuk mengetahui pengetahuan awal dari kedua kelas, maka pretest kedua kelas dibandingkan menggunakan uji-T independent. Persamaan umum uji-T kelompok independent adalah sebagai berikut:

tobs = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√[ ][ ]

Keterangan:

n1 = jumlah anggota kelompok 1


(69)

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 1

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 2

s1 = standar devisi kelompok 1

s2 = standar devisi kelompok 2

Bila p < α maka signifikan, dengan α = 0,05. P merupakan nilai probilitas yang dilihat dari SPSS

b. Pretest dan Post-test

Untuk melihat peningkatan pengetahuan hasil belajar, motivasi belajar dan nilai karakter siswa pada kelas kontrol dan kelas ekperimen maka hasil pretest dan post-test dari masing-masing kelas dibandingkan dengan menggunakan uji-T dependent. Persamaan umum uji-T kelompok dependen adalah sebagai berikut:

| |= ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √∑ ∑

Dimana : X1 = nilai pretest

X2 = nilai post-test

D = perbedaan nilai (X1 - X2 )

N = jumlah pasangan

Bila p < α maka signifikan, dengan α = 0,05. P merupakan nilai probilitas yang dilihat dari SPSS.


(70)

50

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

Deskripsi Penelitian A.

Penelitian dilakukan pada siswa SMP Negeri 6 Wonogiri. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang dan siswa kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2016. Kegiatan yang dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Perincian Kegiatan Yang Dilakukan Selama Penelitian

No. Hari/Tanggal Kegiatan

1. Senin, 25 Juli 2016 Peneliti dengan rekan skripsi meminta ijin ke sekolah untuk melakukan penelitian skripsi yang diterima oleh wakil kepala sekolah Pak Tukimo dan staf kesiswaan Pak Ari.

2. Senin, 1 Agustus 2016 Sekolah menyetujui peneliti dan rekan skripsi untuk melakukan penelitian skripsi di SMP Negeri 6 Wonogiri dengan ijin kepala sekolah bapak Tarmo.

3. Senin, 8 Agustus 2016 Peneliti dan rekan skripsi bertemu dengan guru IPA kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri, peneliti melakukan observasi laboratorium untuk mengecek alat dan wawancara guru tentang yang akan dilakukan peneliti selama melakukan penelitian di sekolah, metode yang akan digunakan, dan referensi buku yang digunakan di sekolah tersebut.

4. Rabu, 21 September 2016 Peneliti melakukan perkenalan dan pengambilan data pretest pada kelas VIIIA dan VIIIB bersama dengan rekan skripsi yang


(71)

perkenalan dan mengambil data pretest di kelas VIIID dan VIIIE.

5. Selasa, 25 Oktober 2016 Peneliti melakukan pengambilan data kelas kontrol dengan metode ceramah pada kelas VIIIB dan kelas eksperimen dengan metode eksperimen pada kelas VIIIA.

6. Rabu, 26 Oktober 2016 Peneliti melakukan pengambilan data post-test dan berpamitan kepada kelas VIIIA dan VIIIB sekaligus memberikan bolpoin pada masing-masing siswa sebagai ucapan terimakasih. 7. Kamis, 27 Oktober 2016 Peneliti bersama dengan rekan skripsi

berpamitan dan penyerahan kenang-kenangan untuk sekolah dan guru IPA kelas VIII

1. Pelaksanaan Penelitian pada hari Rabu, 21 September 2016 (Pertemuan I kelas VIIIA dan VIIIB)

Pelajaran IPA kelas VIIIA dan VIIIB hari Rabu hanya satu jam pertemuan untuk setiap kelasnya. Pada jam pertama peneliti ditemani dengan rekan satu tim skripsi yang melakukan penelitian di sekolah yang sama memasuki kelas VIIIB. Sebelum memberikan angket pretest terlebih dahulu peneliti berkenalan dan mengabsen siswa kelas VIIIB kemudian menjelaskan apa yang akan dilakukan peneliti selama beberapa pertemuan berikutnya. Sembari membagikan pretest peneliti memberi pengantar dengan menyangkutkan materi sebelumnya yaitu gaya dengan gaya gesek yang nantinya akan dipelajari di pertemuan berikutnya dengan metode ceramah aktif, setelah itu peneliti menjelaskan petunjuk yang terdapat pada angket pretest yang dibagikan. Siswa mengerjakan pretest tersebut dengan tertutup tanpa membuka buku, tetapi ada beberapa yang ketahuan


(72)

sembunyi-sembunyi membuka buku atau pun mencontek saat mengerjakan pretest. Peneliti mengatasi masalah tersebut dengan berkeliling di kelas dan mengecek setiap siswa yang membuka buku sampai siswa selesai mengerjakan angket pretest tersebut. Selama proses siswa mengerjakan pretest rekan satu tim skripsi mengambil foto untuk di dokumentasikan yang nantinya akan dilampirkan pada skripsi. Setelah siswa kelas VIIIB selesai mengerjakan pretest peneliti memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Pada jam kedua peneliti keluar dari kelas VIIIB lalu memasuki kelas VIIIA, sama seperti pada kelas VIIIB peneliti berkenalan dan mengabsen terlebih dahulu sebelum membagikan angket pretest pada siswa kelas VIIIA. Peneliti juga memberikan pengantar dengan menyangkutkan materi sebelumnya yaitu gaya dengan gaya gesek yang nantinya akan dipelajari di pertemuan berikutnya dengan metode eksperimen dan dilaksanakan di laboratoium IPA dan menjelaskan petunjuk pada angket yang dibagikan untuk setiap siswa. Terdapat masalah yang sama di kelas VIIIA yaitu terdapat beberapa siswa yang mencotek atau sembunyi-sembunyi membuka buku untuk menjawab soal pretest yang dibagikan, untuk mengatasi hal tersebut peneliti melakukan hal yang sama pula yaitu berkeliling di kelas dan mengawasi setiap siswa yang ketahuan mencotek atau membuka buku.

2. Pelaksanaan Penelitian pada hari Selasa, 25 Oktober 2016 (Pertemuan II kelas VIIIA dan VIIIB)

Pertemuan kedua sebenarnya dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2016. Dikarenakan peneliti berhalangan karena sakit dan ketika sudah sembuh


(1)

171

Lampiran gambar 3

Gambar 3 Pretest kelas kontrol (VIIIB)

Lampiran gambar 4

Gambar 4 Post-test kelas kontrol (VIIIB)


(2)

Lampiran gambar 5

Gambar 5 Penerapan metode eksperimen pada kelas VIIIA


(3)

173

Lampiran gambar 6

Gambar 6 Penerapan metode ceramah pada kelas VIIIB

Lampiran gambar 7

Gambar 7 Siswa kelas eksperimen (VIIIA) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

Lampiran gambar 8

Gambar 8 Siswa kelas kontrol (VIIIB)

Lampiran gambar 9


(5)

175

Gambar 9 Kondisi laboratorium IPA

Lampiran gambar 10


(6)

Gambar 10 Kit mekanika dan alat-alat yang dipakai untuk praktikum


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Kooperatif Tipe GI Berbasis Eksperimen Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII pada Materi Cahaya

0 11 209

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI.

0 1 31

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI GAYA.

0 2 38

Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka.

1 1 183

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter siswa dalam materi gelombang berdasarkan arah perambatannya pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Linggang Bigung Kutai Barat.

0 0 144

Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka

0 4 181

Pengaruh metode eksperimen dalam pembelajaran fisika terhadap kreativitas, kecerdasan emosional, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri pada materi gaya gesek

0 9 255

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER KREATIVITAS SISWA PADA MATERI GAYA KELAS VIII SMP.

0 0 2

SKRIPSI PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA PADA SISWA KELAS

0 0 22

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEOREMA PHYTAGORAS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PALU

0 0 11