Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka.

(1)

BELAJAR DAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA.

Maria Angela Sangi Pedha Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka, (2) Peningkatan nilai karakter peserta didik pada pembelajaran fisika melalui penerapan metode praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka. Data dianalisis secara kuantitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji- T.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016 dengan mengambil sampel 30 peserta didik dari kelas kontrol dan 29 peserta didik kelas eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai tes tertulis untuk melihat hasil belajar peserta didik, dan kuesioner awal dan akhir untuk melihat nilai karakter peserta didik. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan hasil posttest yaitu p=0,043 < α= 0,05, (2) berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai karakter peserta didik terbukti dengan nilai p = 0,485 dan α = 0,05. Karena p>α maka tidak signifikan Ada dua nilai karakter yang meningkat paling menonjol yaitu kerja sama dan kedisiplinan.


(2)

THE APPLICATION OF PRACTICAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENTS CHARACTER VALUE IN THE TOPIC FORCE IN

CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL I WANUKAKA

Maria Angela Sangi Pedha Universitas Sanata Dharma

2017

This study aims to determine: (1) the improvement of student learning outcomes on topic about force changes through application of practical methods in class VIII junior high school I Wanukaka, and (2) the improve of students character value on topic about force in class VIII junior high school I Wanukaka through practical methods. Data were analyzed quantitatively. The quantitatively data were analyzed using t-test.

This research was held on 28 june 2016 until 29 august 2016 by taking a sample of 30 students for control class and 29 students for experiment class. Instrument used is pretest and posttest as a written test to see the learning outcomes of students, and first questionnaire and finish to see character value of students.

The results of this research indicate that physics study on topic about force using practical methods in junior high school I Wanukaka: (1) can improve student learning

outcomes with posttest output is p = 0,043 < α = 0,05 , and (2) based on the mean can

improve character value of students, but the based on statistics cannot improve character value of students by the proved p-value = 0,485 and α = 0,05. Because p>α it’s not significant. There are two values character the most prominent is the cooperation and discipline .


(3)

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI

KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK

GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Maria Angela Sangi Pedha NIM: 121424057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI

KARAKTER PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK

GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Maria Angela Sangi Pedha NIM: 121424057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,

maka akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan

dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang

meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,

mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya

pintu akan dibukakan” (Matius 7 : 7 - 8).

‘Serahkanlah segala kekuatiranmu kep

ada-Nya, sebab Ia

yang memelihara kamu” (

1 Petrus 5:7).

Dengan penuh syukur kuserahkan karyaku kepada: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing disetiap langkahku Bapak dan Mama tercinta Kak No dan Ade Rinta Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini.


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK

PADA MATERI POKOK GAYA KELAS VIII SMP NEGERI I WANUKAKA.

Maria Angela Sangi Pedha Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka, (2) Peningkatan nilai karakter peserta didik pada pembelajaran fisika melalui penerapan metode praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka. Data dianalisis secara kuantitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji- T.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016 dengan mengambil sampel 30 peserta didik dari kelas kontrol dan 29 peserta didik kelas eksperimen. Instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest

sebagai tes tertulis untuk melihat hasil belajar peserta didik, dan kuesioner awal dan akhir untuk melihat nilai karakter peserta didik.

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan hasil posttestyaitu p=0,043 < α=

0,05, (2) berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai karakter peserta didik terbukti dengan nilai p = 0,485 dan α = 0,05. Karena p>α maka tidak signifikan Ada dua nilai karakter yang meningkat paling menonjol yaitu kerja sama dan kedisiplinan.


(11)

viii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF PRACTICAL METHODS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND STUDENTS CHARACTER VALUE IN

THE TOPIC FORCE IN CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL I WANUKAKA

Maria Angela Sangi Pedha Universitas Sanata Dharma

2017

This study aims to determine: (1) the improvement of student learning outcomes on topic about force changes through application of practical methods in class VIII junior high school I Wanukaka, and (2) the improve of students character value on topic about force in class VIII junior high school I Wanukaka through practical methods. Data were analyzed quantitatively. The quantitatively data were analyzed using t-test.

This research was held on 28 june 2016 until 29 august 2016 by taking a sample of 30 students for control class and 29 students for experiment class. Instrument used is pretest and posttest as a written test to see the learning outcomes of students, and first questionnaire and finish to see character value of students.

The results of this research indicate that physics study on topic about force using practical methods in junior high school I Wanukaka: (1) can improve student learning outcomes with posttest output is p = 0,043 < α = 0,05 , and (2) based on the mean can improve character value of students, but the based on statistics cannot improve character value of students by the proved p-value = 0,485 and α = 0,05. Because p>α it’s not significant. There are two values character the most prominent is the cooperation and discipline .


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan cinta dan kasih-Nya, nikmat, kelancaran, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Nilai Karakter Peserta Didik Pada Materi Pokok Gaya Kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Sri Agustini, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan motivasi, masukan dan bantuan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Kaprodi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4. Segenap dosen program studi pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke sekolah.

6. Pak Karel Kedu Duka, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri I Wanukaka yang telah memberikan izin dan kemudahan bagi penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

7. Ibu Dewi Baba Kaddi, S.Pd., selaku guru IPA Fisika SMP Negeri I Wanukaka yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti di kelas yang beliau ampu.


(13)

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Metode Praktikum ... 7

1. Hakikat Metode Praktikum ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Praktikum ... 8


(15)

xii

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum ... 11

B. Belajar dan Hasil Belajar ... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Hasil Belajar ... 14

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

C. Nilai Karakter ... 23

1. Pengertian Nilai Karakter ... 23

2. Sumbangan Nilai Karakter Pada Metode Praktikum ... 26

D. Gaya ... 27

E. Hipotesis Peneliti ... 34

BAB III METODE PENELTIAN ... 35

A. Desain Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

D. Treatment ... 36

E. Instrument Penelitian ... 36

F. Analisis ... 41

G. Prosedur Penelitian ... 47

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 52

1. Persiapan Penelitian ... 52


(16)

xiii

B. Hasil dan Analisis Data ... 72

1. Hasil Belajar ... 72

2. Nilai Karakter ... 80

C. Pembahasan ... ... 86

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 86

2. Peningkatan Nilai Karakter ... 89 D. Keterbatasan Penelitian ... 92

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 37

Tabel 3.2. Kisi – kisi Soal Pretest dan Posttest ... 39

Tabel 3.3. Kisi – kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ... 40

Tabel 3.4. Rubrik Skoring Hasil Belajar ... 42

Tabel 3.5. Rubrik Skoring Laporan Praktikum ... 45

Tabel 3.6. Kriteria Nilai Karakter Peserta Didik ... 47

Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.2.Rincian Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 62

Tabel 4.3.Data Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4.4. Data Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 75

Tabel 4.5. Nilai Laporan Praktikum Kelompok Kelas Eksperimen... 79

Tabel 4.6.Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Awal Kelas Eksperimen ... 80

Tabel 4.7.Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter AkhirKelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.8. Prosentase Kategori Nilai Karakter Awal Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 82

Tabel 4.9. Prosentase Kategori Nilai Karakter Akhir Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 83


(18)

xv


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 100

Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Dinas PPO ... 101

Lampiran 3 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 102

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 103

Lampiran 5 : Rencana PelaksanaanPembelajaran Kelas Ekperimen ... 112

Lampiran 6 : LKS 1... 119

Lampiran 7 : LKS 2...... 122

Lampiran 8 : Soal Pretest ... ... 124

Lampiran 9 : Soal Posttest ... 127

Lampiran 10 : Kunci Jawaban Soal Pretest ... 130

Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Pretest... 132

Lampiran 12 : Sampel Instrument Pretest Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 13 : Sampel Instrument Posttest Kelas Kontrol... ... 136

Lampiran 14 : Sampel Instrument Pretest Kelas Eksperimen ... 140

Lampiran 15 : Sampel Instrument Posttest Kelas Eksperimen... ... 143


(20)

xvii

Lampiran 17 : Sampel Instrument Nilai Karakter Awal Kelas Eksperimen . .... 149

Lampiran 18 : Sampel Instrument Nilai Karakter Akhir Kelas Eksperimen ... 151

Lampiran 19 : Sampel Laporan Praktikum ... ... 153

Lampiran 20: Daftar Nilai Kelas Kontrol ... ... 155

Lampiran 21 : Daftar Nilai Kelas Eksperimen ... 156

Lampiran 22: Daftar Nilai Laporan Praktikum ... ... 157


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah masih lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Proses pembelajaran harus dirancang dengan baik agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang baik dirancang berpusat pada peserta didik(student centered), sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Proses pembelajaran dengan metode ceramah kurang memberikan pada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran sehingga tidak memperoleh pengalaman langsung yang mempermudah peserta didik dalam mengingat dan memahami konsep yang sedang dipelajari serta peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran khususnya mata pelajaran fisika yang sudah dianggap sulit. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang ingin


(22)

dicapai harus ditunjang dengan metode yang efektif. Salah satu metode yang dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah metode praktikum.

Metode yang ingin peneliti terapkan dalam penelitian adalah metode praktikum. Peneliti lebih tertarik dengan memilih metode ini karena peneliti ingin mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik SMP Negeri I Wanukaka dengan menerapkan metode praktikum.Praktikum merupakan proses pemecahan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan variabel.

Praktikum merupakan salah satu pengajaran yang berpusat pada peserta didik yang menggambarkan strategi-strategi pengajaran dimana guru lebih memfasilitasi daripada mengajar langsung. Dalam strategi pengajaran yang berpusat pada peserta didik, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial peserta didik. Tujuan-tujuan yang banyak dicapai secara efektif dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik meliputi: pengembangan proses keterampilan berkomunikasi, pengembangan pemahaman yang mendalam tentang pelajaran fisika dan pengembangan keterampilan-keterampilan penelitian dan pemecahan masalah.

Melalui praktikum peserta didik juga dapat mempelajari fisika dan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses fisika, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan


(23)

berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Kemampuan ini bisa dikembangkan melalui kegiatan praktikum.

Dalam kegiatan praktikum peserta didik melakukan aktivitas seperti merancang percobaan, merangkai alat dan bahan yang digunakan, melakukan praktikum, mengemukakan hipotesis, menganalisis data, dan memprediksi dan menarik kesimpulan serta memberikan contoh.

Penggunaan metode praktikum memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk nilai karakter pada diri peserta didik. Bentuk nilai karakter yang disumbangkan melalui metode praktikum banyak dari proses pembelajarannya. Nilai karakter dalam metode praktikum yang sesuai dengan nilai karakter yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencakup beberapa nilai karakter yaitu antara lain bertanggungjawab, disiplin, jujur, komunikasi, kerja keras, toleransi, demokratis, dan rasa ingin tahu. Saat melakukan praktikum, peserta didik dapat menerapkan sikap bertanggungjawab atas percobaan yang dilakukan, disiplin diri dalam melakukan percobaan, memiliki rasa keingintahuan pada percobaan yang dilakukan, mampu bekerja sama dengan teman sekelompok, bersikap jujur saat pengambilan data percobaan, dan dapat menyelesaikan percobaan dengan sungguh-sungguh.

SMP Negeri I Wanukaka merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana yang memadai sebagai penunjang dalam proses belajar


(24)

mengajar. Secara khusus dalam pelajaran fisika, sekolah memiliki laboratorium fisika yang cukup lengkap, akan tetapi laboratorium fisika belum digunakan secara maksimal dalam pembelajaran fisika. Pada sekolah ini jarang melakukan praktikum karena kekurangan guru fisika sehingga guru fisika kesulitan dalam membagi waktu untuk melakukan praktikum. Oleh karena itu laboratoriumnya dijadikan sebagai ruang kelas VII C.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Penerapan Metode Praktikum Dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Nilai Karakter Peserta Didik pada Pokok Bahasan Gaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode praktikum dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajarpeserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka?

2. Apakah metode praktikum dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan nilaikarakter peserta didik pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka?


(25)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian:

1. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok gaya melalui penerapan metode praktikum kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka. 2. Peningkatan nilai karakter peserta didik melaluipenerapan metode

praktikum pada kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi pihak yang bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:

1. Bagi peneliti.

Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu penerapan metode-metode dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dannilai karakter peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan metode praktikum.

2. Bagi peserta didik

a. Memberikan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. b. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi gaya. c. Meningkatkan hasil belajar dannilai karakter peserta didik 3. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar dannilai karakter peserta didik.


(26)

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan diambil guna meningkatkan mutu peserta didik.

b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk semua pelajaran.


(27)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Metode Praktikum

1. Hakikat metode praktikum

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu (Djamarah & Zain 2006:46).

Setelah peserta didik mempelajari serta membuktikan sendiri suatu kebenaran tersebut, peserta didik akan tahu fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu, ada empat alasan tentang pentingnya pembelajaran praktikum (Djamarah & Zain, 1996:95):

a. Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar, sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh - sungguh dalam mempelajari sesuatu.


(28)

b. Pembelajaran praktikum mengembangkan keterampilan dasar melalui praktikum. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih kemampuan mereka mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman merancang dan melakukannnya.

c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya sekedar keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran langsung dari peserta didik dalam identifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis serta membuat dalam laporan.

d. Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu, pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.

Peserta didik mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru cenderung lebih melalui praktik secara langsung dibandingkan dengan metode ceramah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Praktikum

Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994) dalam (Hidayati 2012:10-11), ada lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan


(29)

pembelajaran praktikum yaitu: kurikulum, sumber daya, lingkungan belajar, keefektifan mengajar, dan strategi asesemen.

a. Kurikulum

Kurikulum dapat diidentifikasikan menjadi tiga fase yaitu: kurikulum yang diharapkan (intended curriculum), ditunjukkan pada tujuan kurikulum; kurikulum yang dipahami (perceived curriculum), direfleksikan oleh pandangan guru dan peserta didik; dan kurikulum yang diimplementasikan (implemented curriculum), tercermin dalam proses mengajar, belajar dan lingkungan belajar.

Dinamika kurikulum yang diimplementasikan sangat bergantung pada bahan-bahan kurikulum yang tersedia. Demikian juga pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada bahan-bahan kurikulum, misalnya: (a) petunjuk praktikum yang terdiri dari beberapa percobaan, baik yang terintegrasi maupun tak terintegrasi dengan kegiatan non praktikum, (b) lembar kerja, dan (c) buku teks yang memuat percobaan praktikum.

b. Sumber Daya

Sumber daya, mencakup bahan dan peralatan, ruang dan perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi.

c. Lingkungan Belajar

Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar itu terselengara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang


(30)

formal, peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi secara individual maupun kelompok.

d. Keefektifan Mengajar

Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar. Mengajar sebuah praktikum memerlukan penguasaan keterampilan proses ilmiah (metode ilmiah) dan pengetahuan materi subyek, serta memerlukan pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara mengelolanya.

3. Tahap-tahap metode praktikum

Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Hidayati,2012:21):

a. Langkah persiapan

1) Menetapkan tujuan praktikum

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3) Mempersiapkan tempat praktikum.

4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum

5) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan.

6) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum. 7) Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum.


(31)

b. Langkah pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan persiapan dengan guru, selanjutnya meminta keperluan praktikum (alat dan bahan).

2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang dilaksakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.

c. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah: 1) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.

2) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum.

3) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah digunakan.

4. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum

Dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, tidak ada suatu metode yang lebih baik dari metode pembelajaran yang lain. Masing-masing metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Dalam metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut (Djamarah & Zain):


(32)

a. Kelebihan praktikum

1) Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

2) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau simpulan berdasarkan percobaan

3) Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia

b. Kelemahan praktikum

1) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan 2) Lebih cocok untuk bidang sains dan teknologi

3) Metode ini memerlukan banyak fasilitas peralatan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal

4) Setiap percobaan tidak selalu memberi hasil yang selalu diinginkan.

B. Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami peserta didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang


(33)

berhubungan dengan belajar. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli pendidikan, diantaranya: Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar menurut B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar maka responnya baik dan sebaliknya. Jadi belajar merupakan perubahan dalam peluang terjadinya respons.

Belajar menurut Robert M. Gagne adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Proses belajar dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja, yang kesemuanya itu mempunyai keuntungan dan mudah diamati (Gagne et al., 1992). Belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang menghasilkan kapabilitas. Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar, yaitu (1) persiapapn untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan untuk perbuatan (performa) digunakan untuk persepsi selektif, sandi sematik, pembangkitan kembali, respons, dan penguatan, dan (3) alih belajar, yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Damyati dan Mudjiono, 1999).


(34)

Belajar menurut Piaget merupakan proses perubahan konsep. Dalam proses tersebut, peserta didik selalu membangun konsep baru melalui asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh karena itu, belajar merupakan proses yang terus-menerus tidak berkesudahan (Suparno, 1997). Maka dari itu, belajar merupakan suatu perubahan pada individu, bukan sebagai hasil dari pengetahuan. Perubahan disini termasuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai/karakter, dan penggunaan pengetahuan dalam kehidupan sosial (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2013:35-38).

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu. Perubahan itu hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.

2. Hasil Belajar Peserta Didik

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi :


(35)

b. Personal, kepribadian atau sikap ( afektif )

c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan ( psikomotorik )

Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman, ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu (Salam Burnahuddin, 2002) :

a. Ranah proses berfikir ( Cognitive Domain ) b. Ranah nilai atau sikap ( Affective Domain ) c. Ranah ketrampilan (Psychomotor Domain ).

Taksonomi perilaku manusia menurut Bloom adalah sebagai berikut : a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari


(36)

jenjang terendah sampai kejenjang yang lebih tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah :

1) Pengetahuan (Knowladge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingatingat kembali (recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

2) Pemahaman (Comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

3) Penerapan atau aplikasi (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode. Prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman.

4) Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian


(37)

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang aplikasi.

5) Sintesis (Syntesis)

Adalah kemampuan seseorang yang merupakan kebalikan dari proses analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola yang baru. Jenjang sintesis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang analisis.

6) Penilaian/ penghargaan/ evaluasi (Evaluation)

Merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif. Menurut taksonomi Bloom, penilaian atau evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide (Sudijo Anas, 1998).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, antara lain : 1) Menerima (Receiving)

Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca, buku dan sebagainya). Hasil belajar


(38)

dalam jenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khususnya dari pihak siswa.

2) Menjawab (Responding)

Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).

3) Menilai (Valuing)

Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki ketrampilan kelompoknya) sampai ketingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih afektif).

4) Organisasi (Organization)

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda menyelesaikan/memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap


(39)

individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).

5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (Characterization by a value complex).

Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik ” pola hidup ”. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik mencakup tujuan berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah ini meliputi tingkatan sebagai berikut :

1) Persepsi

Berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.

2) Kesiapan

Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.


(40)

3) Mekanisme

Berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran.

4) Respon terbimbing

Seperti peniruan (imitasi) yakni mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain. 5) Kemahiran

Berkenaan dengan penampilan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga.

6) Adaptasi

Berkenaan dengan ketrampilan yang sudah pada diri individu sehingga bersangkutan mampu memodifikasi pola geraknya sesuai dengan situasi tertentu.

7) Originasi

Berkenaan dengan menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu (Dariyanto, 1999).

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk


(41)

penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya (NanaSyaodih, 2004:102).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu:

1) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah motivasi, minat, dan sikap.

Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha


(42)

untuk menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

Minat juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika siswa tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif maupun negatif.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas.

2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.

3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 4) Lingkungan non sosial


(43)

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, pertama, hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti kurikulum sekolah dan peraturan-peraturan sekolah. c) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan

kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa (Baharuddin & Wahyuni,2008).

Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang hormonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Begitupun juga lingkungan non sosial seperti kondisi lingkungan yang tidak mendukung juga akan mempengaruhi proses belajar siswa.

C. Nilai Karakter

1. Pengertian nilai karakter

Ada berbagai pendapat tentang karakter atau watak. Watak atau karakter berasal dari kata Yunani “ charassein “, yang berarti barang

atau alat untuk menggores, yang kemudian hari dipahami sebagai stempel/cap. Jadi, watak itu sebuah stempel atau cap, sifat-sifat yang


(44)

melekat pada seseorang. Watak sebagai sifat seseorang dapat dibentuk, artinya watak seseorang dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan yang setiap orang bebeda. Namun, watak dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan pergaulan.

Karakter menurut foerster adalah sesuatu yang mengkualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, ciri, sifat yang tetap, dan selalu berubah. Jadi karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dan akan berubah namun membutuhkan waktu yang lama serta pengalaman, misalnya jujur, kerja keras, pantang menyerah, dan sederhana. Dengan karakter itulah kualitas pribadi seseorang diukur (Adisusilo, 2011:76-78).

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan saranan pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturasi dan sosialisasi) sehingga dalam prosesnya, seorang anak tidak hanya dibekali dimensi kognitif, tetapi juga dimensi afektif dan psikomotorik secara holistik.

Pendidikan karakter merupakan langkah preventif dalam mengatasi masalah budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter


(45)

dapat dimaknai sebagai “the deliberati use of all dimensions of school life to foster optimal character development”.

Daniel Goleman dalam (Adisusilo 2012:79), menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, yang mencakup sembilan dasar yang saling terkait yaitu:

a. Tanggung jawab (responsibilty) b. Rasa hormat (respect)

c. Keadilan (fairness) d. Keberanian (courage) e. Kejujuran (honesty)

f. Rasa kebangsaan (citizenship) g. Disiplin diri (self-discipline) h. Peduli (caring), dan

i. Ketekunan (perseverance).

Dalam rangka memperkuat pendidikan karakter, telah teridentifikasikan 10 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, kreatif, kemandirian, toleransi, rasa ingin tahu, kerjasama, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, dan demokratis.

Nilai karakter tersebut diharapkan muncul dalam diri peserta didik dan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.


(46)

2. Sumbangan nilai karakter pada metode praktikum

Menurut Suparno, dari beberapa topik, hukum, dan teori fisika ada banyak yang dapat digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai karakter bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter yang dilihat dari tiga aspek fisika yaitu fisika sebagai pengetahuan, fisika sebagai proses, dan fisika sebagai sikap.

Pertama fisika sebagai pengetahuan, membantu peserta didik mengerti gejala alam, hukum-hukum alam, dan teori yang mendasarinya. Dengan demikian peserta didik lebih memahami alam alam semesta sehingga dapat menggunakan, mengelola, dan menghidupinya dengan lebih baik dan tepat.

Kedua fisika sebagai proses, dapat membantu peserta didik untuk berpikir rasional, berpikir dengan data dan bukti, serta analisis berdasarkan kaidah-kaidah tertentu. Ketiga fisika sebagai sikap, membantu siswa mengembangkan minat belajar fisika, seperti sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan yang ada, dan kerjasama dengan orang lain (Suparno, 2012:6-7).

Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi melalui pembelajaran atau kerja laboratorium. Melalui praktikum dilaboratorium, peserta didik berlatih bekerja secara cermat, teliti, kerjasama, peserta didik belajar mendengarkan dan menghargai


(47)

pandangan orang lain, dan berkomunikasi secara efektif (Sutopo, 2011).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode praktikum sangat bermanfaat dalam membentuk nilai karakter peserta didik. Nilai karakter yang bisa diamati saat peserta didik melakukan praktikum di laboratorium antara lain: nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur, teliti, dan memiliki rasa ingin tahu. Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh peneliti, nilai tersebut juga bermanfaat bagi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan sangat bermanfaat bagi masa depan bangsa dan negara.

D. Gaya

1. Pengertian Gaya

Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan pada sebuah benda sehingga menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan gerak, perubahan bentuk, dan perubahan arah. Gaya merupakan besaran vektor karena gaya memiliki nilai dan arah. Nilai suatu gaya dapat diukur dengan alat ukur dan dapat dihitung dari hasil yang diakibatkan oleh gaya tersebut. Gaya disimbolkan sebagai F. Satuan dari gaya adalah newton (N) atau kg m/s2. Alat yang digunakan untuk mengukur gaya disebut neraca pegas atau dynamometer.


(48)

Gambar 1: Neraca Pegas atau Dynamometer

Besar gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan massa benda dan percepatan yang bekerja pada benda.

F = m.a Dengan :

F = gaya (N) m = massa (kg)

a = percepatan (m/s2) 2. Jenis-jenis Gaya

Gaya mempunyai dua jenis yaitu:  Gaya sentuh

Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada suatu benda melalui sentuhan secara langsung. Contohnya gaya otot, gaya pegas dan gaya gesek.

1) Gaya otot adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot manusia. Misalnya, ketika kita menendang bola, maka kita mengerahkan gaya otot kaki kita. Gaya otot sangat fleksibel karena


(49)

dilkendalikan oleh koordinasi biologis pada manusia. Oleh karena itu gaya otot bisa menarik dan mendorong.

2) Gaya pegas adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang bersifat elastis. Misalnya, ketapel yang ditarik untuk melempar batu.

3) Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya sentuhan langsung antara dua permukaan dua benda yang bergerak. Misalnya, sepeda motor yang melaju di jalan raya kemudian direm.

 Gaya tak sentuh

Gaya tak sentuh adalah gaya yang bekerja pada suatu benda tanpa melalui sentuhan secara langsung. Contohnya gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya listrik.

1) Gaya magnet adalah gaya tarikan dari benda yang bersifat magnet. Misalnya, ketika mendekatkan magnet pada paku besi. Paku besi akan tertarik dan menempel pada magnet batang. Gaya magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari besi.

2) Gaya listrik adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik. Misalnya, kertas kecil akan tertarik oleh mistar yang digosokkan pada rambut yang kering karena kelebihan elektron. Gaya listrik juga terjadi batang kaca


(50)

digosok-gosok dengan kain sutera kering karena kekurangan elektron.

3) Gaya gravitasi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik bumi terhadap semua benda yang ada dipermukaan bumi. Misalnya, buah kelapa yang jatuh dari tangkainya akan jatuh ke bawah menuju pusat bumi.

3. Pengaruh Gaya Pada Benda

Gaya yang bekerja pada benda memengaruhi keadaan benda tersebut. Perubahan yang ditimbulkan oleh gaya, antara lain:  Dapat mengubah benda diam menjadi bergerak

 Dapat mengubah benda yang bergerak menjadi diam  Dapat mengubah bentuk dan ukuran benda

 Dapat mengubah arah gerak benda

Di sisi lain, gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, jika kalian mendorong tembok dengan sekuat tenaga, tetapi tembok tetap tidak bergerak.

Gaya dapat digambarkan dengan garis lurus dan anak panah, panjang garis menyatakan besarnya gaya dan anak panah menyatakan arah gaya.


(51)

4. Resultan (Perpaduan) Gaya

Perpaduan gaya adalah penggabungan dua buah gaya. Perpaduan ini dapat berupa penjumlahan dan juga pengurangan.

 Penjumlahan gaya

Penjumlahan gaya terjadi apabila terdapat dua atau lebih gaya yang searah.

R = ∑ F= F1 + F2 + F3

 Pegurangan gaya

Pengurangan gaya terjadi apabila terdapat dua atau lebih gaya yang berlawanan arah.

R = ∑ F= F1 + F2– F3

Catatan :

Tanda (+) : menunjukkan arah gaya keatas dan ke kanan


(52)

5. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek antara permukaan yang bersentuhan bergantung pada kekasaran permukaan. Semakin kasar suatu permukaan, maka semakin besar gaya gesekan yang terjadi.

6. Macam-macam Gaya Gesek a. Gaya gesek statis

Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda diam. Contonya ketika balok kayu diatas meja ditarik, maka akan timbul gesekan antara balok dengan permukaan meja.

b. Gaya gesek kinetis

Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda yang sedang bergaerak.

7. Mengurangi Gaya Gesek Yang Terjadi

Ada beberapa cara untuk mengurangi gaya gesek yang terjadi, antara lain:

 Memperkecil luas permukaan

 Memperlicin permukaan atau memberikan pelicin (pelumas)

 Membuat sekat-sekat atau ruang udara pada permukaan benda


(53)

8. Gaya Gesek Yang Menguntungkan dan Merugikan 1. Gaya gesek yang menguntungkan

Contoh gaya-gaya gesek yang menguntungkan: - Gesekan kaki dengan jalan

- Gesekan rem dengan ban, dan

- Gesekan ban yang bergerigi dengan jalan yang licin 2. Gaya gesek yang merugikan

Contoh gaya-gaya gesek yang merugikan:

- Gesekan antara ban yang gundul (tanpa gerigi) menjadikan jalan terasa licin sehingga berbahaya

- Gesekan ban mobil dengan jalan yang kasar secara cepat akan merugikan secara ekonomis karena ban cepat gundul - Gesekan antara udara yang terlalu lebat dengan badan

kendaraan dapat menghambat gerak kendaraan

- Gesekan antara mesin dan kopling menimbulkan panas yang berlebihan sehingga mesin mobil cepat rusak.

9. Gaya Berat

Berat termasuk kedalam salah satu bentuk gaya sehingga berat sering disebut gaya berat. Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Massa adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung dalam suatu benda.


(54)

Ket :

W = berat benda (N) m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

10.Gaya Yang Bekerja Pada Benda Diam 1. Gaya berat (W)

Gaya berat adalah gaya yang disebabkan oleh adanya gravitasi bumi. Arah gaya berat selalu menuju kearah pusat bumi atau kearah bawah.

2. Gaya normal (N)

Gaya normal adalah gaya yang dikerjakan permukaan terhadap benda yang arahnya tegak lurus dengan permukaan.

E. Hipotesis Penelitian

a. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Negeri I Wanukaka dalam materi gaya.

b. Penerapan metode praktikum dapat meningkatkan nilai karakter peserta didik kelas VIII B SMP Negeri I Wanukaka.


(55)

35

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental kuantitatif. Dikatakan eksperimental karena pada penelitian ini ada perlakuan pada partisipan dengan metode praktikum (untuk kelas eksperimen) dan metode ceramah (untuk kelas kontrol). Dikatakan kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk skor atau angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik.

B. Tempat danWaktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Wanukaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai materi gaya yang dipelajari pada semester ganjil pada bulan Juni – Agustus.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri I Wanukaka Tahun Ajaran 2016/2017.


(56)

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri I Wanukaka Kelas VIII A dan kelas VIII B. Semester Ganjil, Tahun Ajaran 2016/2017 yang masing-masing kelas berjumlah 35 orang.

D. Treatment

Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode ceramah

Untuk kelas kontrol peneliti akan menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Peneliti akan menjelaskan materi secara lisan dan menuliskan bagian-bagian yang penting di papan tulis.

2. Metode praktikum

Untuk kelas eksperimen peneliti akan menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode praktikum. Peneliti melakukan metode praktikum selama dua kali yaitu:

Praktikum I : Mengukur Gaya Praktikum II : Gaya Gesek

E. Instrumen Penilaian

1. Instrument Pembelajaran

Dalam instrument pembelajaran ini, terdiri dari dua instrument yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS):


(57)

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat untuk menentukan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan data. RPP terlampir.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam penelitian ini Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan praktikum serta pertanyaan - pertanyaan. LKS digunakan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman peserta didik selama kegiatan praktikum berlangsung. Lembar kerja siswa terlampir.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Tabel 3.1. Jenis dan cara pengambilan data

Jenis Data Alat Pengambilan Data

Sumber Data Cara Analisis

Hasil Belajar Tes Peserta

Didik

Kuantitatif

Nilai Karakter Kuesioner Peserta

Didik

Kuantitatif

Pegambilan data guna keperluan penelitian ini akan dilakukan dalam dua teknik yaitu:

a) Tes

Menurut Widoyoko, (dalam skripsi Andini) tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus ditanggapi seseorang dengan tujuan untuk mengukur kemampuan atau mengungkapkan aspek


(58)

tertentu dari orang yang dikenai tes itu. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Bentuk tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda dan uraian. Ada dua bentuk tes yaitu:

i) Pretest

Pretest diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Pretest bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik tentang konsep gaya. Soal pretest sebanyak 10 butir yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.

ii) Posttest

Posttest diberikan setelah pembelajaran selesai. Posttest bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang konsep gaya setelah pembelajaran. Soal posttest sebanyak 10 butir yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.


(59)

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

Kompetensi Dasar Aspek Kognitif

Indikator Bentuk

Tes Tertulis

No. Soal

5.1 Mengidentifika si jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya Pengetahuan Pemahaman Pemahaman Penerapan Pemahaman

Peserta didik dapat membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh

Peserta didik dapat menunjukkan perubahan yang ditimbulkan gaya

Peserta didik dapat menunjukkan arah gaya gesek

Peserta didik dapat menentukan besar resultan gaya-gaya yang berlawanan arah yang bekerja pada sebuah benda

Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan berat dan massa benda

PG PG PG PG PG 1 2 3 4 5 Pengetahuan Pemahaman Penerapan Pengetahuan Penerapan

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian gaya dan gaya gesek

Peserta didik dapat menentukan besar resultan gaya-gaya yang searah dan berlawanan arah yang bekerja pada suatu benda

Peserta didik dapat menunjukkan beberapa contoh adanya gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Peserta didik dapat membedakan gaya statis dan gaya kinetik

Peserta didik dapat menghitung massa benda dengan menggunakan persamaan gaya berat.

Uraian Uraian Uraian Uraian Uraian 1 2 3 4 5


(60)

b. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan alternatif jawaban. Artinya peneliti sudah menyediakan jawaban, responden hanya memilihnya. Kuesioner ini diberikan sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dengan tujuan untuk melihat ada / tidaknya peningkatan nilai karakter peserta didik terhadap metode praktikum.

Pembuatan kuesioner nilai karakter diperlukan kisi-kisi kuesioner nilai karakter. Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada bab kajian pustaka, nilai karakter saat peserta didik melakukan praktikum dan saat peneliti mengajar dikelas antara lain: nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Kisi-kisi kuesioner nilai karakter peserta didik seperti pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter (Kelas Eksperimen)

No. Nilai Karakter Indikator No. Soal

1. Kerjasama a. Peserta didik terlibat dalam merangkai alat praktikum

b. Peserta didik saling berdiskusi dengan teman kelompok saat melakukan praktikum

c. Peserta didik andil dalam menyimpulkan hasil praktikum

1,2,3

2. Tanggung jawab a. Peserta didik melaksanakan dan menyelesaikan praktikum

b. Peserta didik berpartisipasi aktif mempelajari materi praktikum yang dilakukan

c. Peserta didik membersihkan peralatan praktikum


(61)

No. Nilai Karakter Indikator No. Soal 3. Disiplin a. Peserta didik datang ke kelas praktikum tepat

waktu

b. Peserta didik mulai dan menyelesaikan praktikum tepat waktu

c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

7,8,9

4. Kejujuran a. Peserta didik mencatat data sesuai yang diamati b. Peserta didik menyimpulkan hasil praktikum

berdasarkan data yang diamati

c. Peserta didik tidak mencontek data praktikum kelompok lain

10,11,12

5. Rasa ingin tahu a. Peserta didik bertanya pada guru atau teman b. Peserta mencari sumber lain selain yang telah

dipelajari

c. Peserta didik berkali-kali mencoba melakukan pengukuran agar hasil yang diperoleh lebih valid

13,14,15

F. Analisis

1. Analisis data hasil belajar peserta didik

Soal pretest dan posttest terdiri dari masing – masing 10 butir soal dimana 5 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal lainnya essay. Skor maksimal untuk soal pilihan ganda yaitu nilai 1. Sedangkan skor maksimal masing – masing soal essay disesuaikan dengan bobot soal. Rubrik pemberian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan seperti pada tabel berikut:


(62)

Tabel 3.4. Rubrik skoring hasil belajar

No. Item

Indikator Skor Skor

Maksimal 1a, 1b  Peserta didik tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-3

4

4

2a, 2b  Peserta didik tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-11

12

12

3  Peserta didik tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-4

5

5

4  Peserta didik tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-3

4

4

5  Peserta didik tidak menulis jawaban

 Menulis jawaban tetapi masih ada kesalahan (tergantung tingkat kesalahan)

 Jawaban tuntas dan benar

0 1-9

10

10

Skor Total 35

Skor hasil belajar peserta didik yaitu jumlah skor setiap peserta didik dibagi jumlah skor maksimal dikali seratus persen.

Skor hasil peserta didik =

x 100% a. Untuk mengetahui apakah metode ceramah dan metode praktikum


(63)

1) Uji-t dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil pretest dan posttest peserta didik dengan menggunakan metode ceramah.

2) Uji-t dependen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil pretest dan posttest peserta didik dengan menggunakan metode praktikum.

Statistiknya:

trel = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√ ∑ – ∑

dimana

D = perbedaan antara skor tiap subyek = Xi1– Xi2

N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df = N - 1

Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Bila hasil perhitungan signifikan maka ada perbedaan antara pretest dan

posttest (ada peningkatan hasil belajar) dan bila tidak signifikan maka tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest (tidak ada peningkatan hasil belajar).

b. Untuk membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah dan metode praktikum digunakan:

1) Uji-t independen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil pretest peserta didik yang diajarkan


(64)

menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang diajarkan menggunakan metode praktikum

2) Uji-t independen dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk mengetahui hasil posttest peserta didik yang diajarkan menggunakan metode ceramah dan peserta didik yang diajarkan menggunakan metode praktikum.

Karena n1≠ n2 maka statistik yang digunakan adalah:

t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√[ ][ ] keterangan:

D = standar deviasi sampel

N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df = (n1– 1) + (n2– 1) atau N - 2

Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Adanya perbedaan hasil belajar peserta didik yaitu antara peserta didik yang diajarkan menggunakan metode ceramah dengan peserta didik yang diajarkan menggunakan metode praktikum dapat dilihat dari uji-t apakah signifikan atau tidak.

c. Untuk mengetahui peningkatan nilai karakter peserta didik kelas eksperimen maka digunakan uji-t dependen. Uji-t tersebut digunakan untuk mengetes satu kelompok yang dites dua kali yaitu

pretest dan posttest. Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


(65)

trel = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√ ∑ – ∑

dimana

D = perbedaan antara skor tiap subyek = Xi1– Xi2

N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df = N - 1

Cara perhitungan dengan menggunakan SPSS. Bila hasil perhitungan signifikan maka ada perbedaan antara pretest dan

posttest (ada peningkatan hasil belajar) dan bila tidak signifikan maka tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest (tidak ada peningkatan nilai karakter) (Suparno, 2014:86-88).

2. Analisis laporan praktikum kelompok

Untuk menilai laporan praktikum, peneliti membuat rubrik pemberian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5. Rubrik Skoring Laporan Praktikum

No. Aspek Skor Keterangan

1. Judul percobaan 0 1 2

Judul percobaan tidak ditulis

Judul percobaan di tulis tapi tidak tepat/sesuai dengan tema praktikum

Judul percobaan di tulis dan tepat 2. Tujuan

percobaan

2 Ditulis seperti pada petunjuk praktikum

3. Alat dan Bahan 1

2

Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan jumlah

Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan jumlah dan ukuran.

4. Dasar teori 1

5 10

Memuat teori tetapi kurang relevan dengan materi praktikum gaya

Memuat secara singkat teori yang relevan dengan materi praktikum

Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan materi praktikum


(66)

No. Aspek Skor Keterangan 5. Prosedur kerja 2

5 8 10

Ditulis seperti pada petunjuk praktikum (menggunakan kata perintah)

Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata perintah

Ditulis lengkap tanpa alur kerja Ditulis lengkap beserta alur kerja 6. Data

pengamatan

0 5

Data ditulis tidak berdasarkan hasil pengamatan Data ditulis berdasarkan hasil pengamatan 7. Diskusi dan

pembahasan

5 10 15

Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan dasar teori

Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori namun tidak lengkap

Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori dan dilengkapi dengan data yang mengarah pada simpulan

8. Kesimpulan 5

10

Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum

Simpulan sesuai dengan hasil dan mengarah pada tujuan praktikum

Skor total 57

3. Analisis nilai karakter

Untuk mengetahui nilai karakter peserta didik, peneliti menggunakan kuesioner nilai karakter. Mengukur nilai karakter peserta didik, peneliti menggunakan alat pemodelan skala Likert yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju

(5) (4) (2) (1)

Kuesioner berisi 15 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban untuk mengukur nilai karakter peserta didik. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif:

a. Skor untuk setiap peserta didik Skor minimal = 1 x 15 = 15 Skor maksimal = 5 x 15 = 75


(67)

Range = 75 – 15 = 60 b. Pembagian interval

Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval yaitu 60 : 4 = 15

Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan nilai karakter peserta didik. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 3.6. Kriteria Nilai Karakter Peserta Didik

No. Skor Peserta Didik Kategori 1. 61 – 75 Sangat baik 2. 46 – 60 Baik 3. 31 – 45 Kurang baik 4. 15 – 30 Sangat tidak baik

G. Prosedur Penelitian

Pada tahap awal penelitian, peneliti membuat proposal penelitian. Didalam proposal peneliti merencanakan penelitian yang akan dilakukan. Rencana yang telah disusun kemudian dipraktekkan oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi. Secara rinci tahap-tahap tersebut dijabarkan sebagai berikut:


(68)

Untuk Kelas Eksperimen:

1. Tahap perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian meliputi:

a) Menghubungi sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian

b) Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran disekolah tempat penelitian

c) Menentukan materi yang akan diajarkan d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran e) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian 2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti mengadakan presensi kepada peserta didik b. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Peneliti menggali pengetahuan awal peserta didik mengenai materi gaya dan percepatan dengan memberikan soal pretest

d. Peneliti mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan sub materi pokok gaya dan percepatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

i) Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 peserta didik).

ii) Masing-masing peserta didik mendapatkan petunjuk praktikum.


(69)

iv) Setelah semua kelompok melakukan praktikum, kemudiansemua kelompok berdiskusi dan mengumpulkan laporan sementara kemudian peneliti menyimpulkan kembali materi gaya sehingga peserta didik menjadi paham.

e. Peneliti menggali pengetahuan akhir peserta didik mengenai materi gaya dengan memberikan soal posttest

3. Tahap pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat melakukan pengamatan terhadap peserta didik seperti:

a. Antusias peserta didik dalam pembelajaran praktikum. b. Keaktifan peserta didik dalam percobaan.

c. Ketelitian peserta didik dalam menentukan hasil.

d. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan percobaan. e. Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok.

f. Sikap peserta didik dalam memperhatikan langkah-langkah percobaan.

g. Keterampilan peserta didik dalam membuat laporan. 4. Tahap refleksi

Tahap refleksi merupakan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan penelitian. Sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(70)

Untuk Kelas Kontrol:

1. Tahap perencanaan

Perencanaan pelaksanaan penelitian meliputi:

a) Menghubungi sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian

f) Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran disekolah tempat penelitian

g) Menentukan materi yang akan diajarkan h) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran i) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian 2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti mengadakan presensi kepada peserta didik b. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Peneliti menggali pengetahuan awal peserta didik mengenai materi gaya dengan memberikan soal pretest

d. Peneliti mengarahkan peserta didik untuk memperhatikan penjelasan materi tentang gaya

e. Peneliti meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan materi

f. Peneliti menggali pengetahuan akhir peserta didik mengenai materi gaya dengan memberikan soal posttest.


(71)

3. Tahap pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat melakukan pengamatan terhadap peserta didik seperti:

a. Antusias peserta didik dalam pembelajaran dikelas. b. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. c. Ketelitian peserta didik dalam mengerjakan tugas. d. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas. e. Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok. f. Sikap peserta didik dalam memperhatikan penjelasan peneliti. h. Keterampilan peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya. 4. Tahap refleksi

Tahap refleksi merupakan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan penelitian, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(72)

52

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VIII A dan peserta didik kelas VIII B SMP N I Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2016 dengan tanggal 29 Juli 2016. Penelitian ini dilaksanakan diluar jam pembelajaran fisika.

Pelajaran fisika untuk kelas VIII A dan kelas VIII B dilaksanakan sekali dalam seminggu. Untuk kelas VIII A pelajaran fisika diajarkan pada hari Jumat dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, sedangkan untuk kelas VIII B pelajaran fisika diajarkan pada hari selasa dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.

1. Persiapan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan instrument-instrument yang akan digunakan pada saat penelitian. Intstrument penelitian yang digunakan terdiri dari instrument perangkat pembelajaran dan instrument pengambilan data. Instrument perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, dan alat praktikum seperti neraca pegas, beban, dan balok besi, sedangkan instrument pengambilan data terdiri dari soal pretest, soal posttest, dan kuesioner nilai karakter.


(73)

Selain mempersiapkan beberapa instrument diatas, pada tanggal 14 Juli 2016 peneliti menemui pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sumba Barat untuk mengantarkan surat ijin penelitian dan meminta surat rekomondasi untuk melaksanakan penelitian di SMP N I Wanukaka.

Setelah memperoleh surat rekomondasi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, pada tanggal 18 Juli 2016 peneliti mengantarkan surat rekomondasi tersebut kepada Kepala SMP N I Wanukaka. Kepala Sekolah langsung memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan memberikan waktu kepada peneliti untuk terus melakukan penelitian sampai tujuan dari penelitian benar-benar tercapai. Kepala Sekolah menjelaskan situasi dan kondisi sekolah kepada peneliti seperti jumlah kelas, jumlah siswa, dan jumlah guru, serta fasilitas sekolah lainnya (terutama laboratorium fisika).

Setelah bertemu dengan Kepala Sekolah, peneliti kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran fisika, yaitu Dewi Baba Kaddi. Beliau sempat melihat proposal yang telah disusun oleh peneliti, menanyakan kesiapan instrument penelitian dan menanyakan peneliti membutuhkan berapa kelas yang menjadi objek penelitian. Kemudian beliau menjelaskan bahwa kelas VIII dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas VIII A, kelas VIII B, dan kelas VIII C. Beliau menganjurkan


(74)

kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII A dan kelas VIII B.

2. Selama pelaksanaan penelitian a. Kelas kontrol (kelas VIII A)

Berikut rincian kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas VIII A (kelas kontrol) seperti pada tabel :

Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Penelitian di kelas VIII A (kelas kontrol).

No. Hari / Tanggal Waktu Kegiatan

1. Kamis, 28 Juli 2016

08.00 Peneliti didampingi oleh guru pamong berkenalan dengan peserta didik dilanjutkan dengan pelaksanaan pretest dan pengisian kuesioner nilai karakter. 2. Jumat, 5 Agustus

2016

10.55 – 12.15 Peneliti mengajarkan materi tentang gaya dengan menggunakan metode ceramah.

3 Jumat, 12 Agustus 2016

10.55 – 12.15 Peneliti mengajarkan materi tentang gaya gesek gaya berat dengan menggunakan metode ceramah. Peneliti bersama peserta didik membahas soal tentang gaya gesek dan gaya berat. 4. Jumat, 19 Agustus

2016

10.55 – 12.15 Peneliti melaksanakan posttest dan membagikan kuesioner nilai karakter serta peneliti langsung berpamitan dengan peserta didik.

Penelitian tidak berjalan sesuai rencana karena alasan sebagai berikut: 1) Total keseluruhan peserta didik di kelas VIII A adalah 35 peserta

didik

Pada saat pretest 5 peserta didik tidak masuk sekolah

2) Pada saat mengajar dikelas 5 peserta didik tidak masuk sekolah 3) Pada saat posttest 4 peserta didik tidak masuk sekolah.

Adapun proses pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:


(75)

Pertemuan pertama:

Pertemuan pertama pada hari kamis tanggal 28 Juli 2016. Pada pertama ini, proses belajar mengajar di sekolah SMP N I Wanukaka belum aktif dilaksanakan. Menurut keterangan pihak sekolah, belum diadakan rapat guru mengenai pembagian tugas guru dan jadwal mata pelajaran. Selain itu, peserta didik bersama guru masih mengadakan pembersihan lingkungan sekolah seperti memperbaiki pagar sekolah, memperbaiki kelas yang rusak, mengecat ulang dinding sekolah dan pagar sekolah.

Saat tiba disekolah pada pukul 07.00 WIB, peneliti berkonsultasi dengan guru pamong mengenai pelaksanaan pretest. Guru pamong memberi saran untuk melakukan pretest pada jam 08.00 WIB dengan alasan karena pagi peserta didik masih memiliki minat dan semangat dalam mengerjakan soal. Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan pretest pada hari Kamis, 28 Juli 2016 dalam pertemuan pertama dan proses belajar mengajar diadakan pada pertemuan kedua.

Pada waktu yang telah ditentukan, peneliti bersama guru pamong menuju ke kelas VIII A. Sesampai di kelas guru memperkenalkan peneliti kepada peserta didik dan menyampaikan tujuan kedatangan peneliti ke SMP N I Wanukaka. Guru pamong juga menyampaikan bahwa peneliti akan pretest dan meminta peserta didik untuk menjawabnya dengan jujur. Setelah itu, guru


(76)

pamong memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memperkenalkan diri lagi dan menyampaikan tujuan kedatangan peneliti di sekolah tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyampaian kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut.

Setelah memperkenalkan diri, peneliti membagikan soal pretest kepada peserta didik. Ketika semua peserta didik sudah mendapatkan soal, peneliti meminta peserta didik untuk mengerjakan soal tersebut. Selama pelaksanaan pretest, hampir semua peserta didik tampak kebingungan dalam mengerjakan soal pretest. Beberapa siswa terlihat melamun, menyontek, dan bertanya kepada teman dan peneliti menegur mereka untuk mengerjakan sendiri-sendiri. Setelah mengerjakan soal pretest. Kegiatan penelitian pada hari pertama di kelas VIII A berlangsung selama 2 jam. Setelah melaksanakan pretest peneliti menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Sebelum mengakhiri pertemuan, peneliti menyampaikan terima kasih atas partisipasi peserta didik dalam pelaksanaan pretest.

Pertemuan kedua:

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016. Pada pertemuan kedua ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyampaikan materi yang berkaitan dengan Gaya. Peneliti mengajar dikelas VIII A selama 2 x 40 menit dimulai dari jam


(77)

09.35 WIB dan berakhir pada 10.55 WIB dengan menggunakan metode ceramah aktif. Pada kegiatan awal pembelajaran peneliti memberi salam dan mengabsen peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan penjelasan mengenai gaya. Sebelum menjelaskan pengertian gaya, peneliti menanyakan pengertian gaya kepada peserta didik menurut pendapat mereka masing-masing. Ada beberapa peserta didik yang menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti menjelaskan besaran dan satuan gaya serta alat yang digunakan untuk mengukur gaya.

Peneliti menjelaskan gaya di bagi menjadi dua jenis yaitu gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Peneliti meminta peserta didik menyebutkan gaya – gaya yang termasuk dalam gaya sentuh dan tak sentuh. Beberapa siswa menyebutkan gaya-gaya yang termasuk gaya sentuh dan tak sentuh. Kemudian peneliti menanggapi jawaban peserta didik dan menjelaskan gaya-gaya yang termasuk dalam gaya sentuh dan tak sentuh. Peneliti menjelaskan cara mengukur gaya dan pengaruh gaya pada suatu benda. Peneliti menjelaskan pengertian resultan gaya dan jenis-jenis resultan gaya. Penjelasan mengenai resultan gaya harus diulang beberapa kali karena beberapa peserta didik belum memahami apa yang disampaikan oleh peneliti.

Setelah menjelaskan semua materinya, peneliti memberikan soal kepada peserta didik untuk di kerjakan sendiri kalau tidak


(78)

bisa boleh bertanya kepada teman semejanya. Saat peserta didik mengerjakan soal peneliti berkeliling untuk mengecek, beberapa peserta didik terlihat tidak mengerjakan dan beberapa terlihat melamun. Ketika peneliti bertanya kepada peserta didik yang tidak mengerjakan soal, mereka menjawab belum terlalu paham materi yang telah disampaikan peneliti.

Peneliti meminta perwakilan peserta didik untuk mengerjakan soal tersebut didepan dan mejelaskan jawabannya kepada teman-temannya. Peneliti menanggapi jawaban peserta didik tersebut. Karena ada beberapa peserta didik yang belum memahami materi yang disampaikan peneliti maka peneliti berinisiatif menjelaskan ulang materi yang tidak dimengerti oleh peserta didik tersebut diluar jam pembelajaran. Diakhir kegiatan pembelajaran, peneliti meminta peserta didik untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari.

Pertemuan ketiga:

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat tanggal 12 Agustus 2016. Pada pertemuan ini, peneliti menyampaikan materi mengenai gaya gesek dengan menggunakan metode ceramah aktif. Peneliti membuka kegiatan dengan memberi salam dan mengabsen peserta didik. Peneliti mereview kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti melanjutkan materi tentang gaya gesek. Peneliti menanyakan kepada peserta


(79)

didik mengenai pengertian gaya gesek. Karena peserta didik tidak memiliki buku pegangan akhirnya mereka menjawab pertanyaan peneliti sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Kemudian peneliti menanggapi jawaban peserta didik sesuai dengan jawaban yang benar.

Peneliti menjelaskan bahwa gaya gesek ada dua jenis yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Peneliti menanyakan perbedaan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Namun peserta didik dalam tidak dapat menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti menjelaskan perbedaan dari kedua jenis gaya gesek tersebut. Peneliti menjelaskan cara mengatasi gaya gesek, keuntungan dan kerugian adanya gaya gesek. Kemudian peneliti memberikan contoh lain dari gaya gesek yang merugikan dan yang menguntungkan. Beberapa peserta didik menyebutkan contoh lain gaya gesek yang merugikan dan menguntungkan sesuai dengan yang mereka alami. Peneliti menganggapi jawaban peserta didik.

Peneliti menanyakan perbedaan berat dan massa dari suatu benda. Peserta didik belum bisa membedakan antara berat dan massa. Peneliti menjelaskan perbedaan berat dan massa suatu benda secara berulang kali sampai peserta didik memahami dengan benar. Peneliti menjelaskan pengertian gaya berat, persamaan gaya berat, dan gaya yang bekerja pada benda diam.


(1)

Lampiran 23: Foto – Foto Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol


(2)

(3)

(4)

Kelas eksperimen Pretest


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP NEGERI 23 SEMARANG

1 31 238

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA RIIL PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 2 G

0 0 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMA GUNUNG MELETUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENANAMAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMP.

1 22 41

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar, nilai karakter, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri pada materi gaya gesek.

0 0 196

Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai karakter peserta didik pada materi pokok gaya kelas VIII SMP Negeri I Wanukaka

0 4 181

PENERAPAN GAYA INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH PERMAINAN BOLAVOLI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016.

0 0 18

penerapan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil belajar tenis meja pada peserta didik kelas VIII c SMP Islam Diponegoro Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN PENDEKATAN THINK – PAIR SHARE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII – 4 SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA.

0 0 2

ANALISIS LAYANAN INFORMASI UNTUK MEMBINA NILAI KARAKTER PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP

0 0 9

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII J SMP NEGERI 1 SUKOHARJI TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 11