Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk menjalin relasi dengan orang lain, namun sebagai makhluk individu manusia pun memiliki perbedaan satu sama lain yang menjadikannya unik. Tugas perkembangan manusia sejak lahir hingga akhir pun mencakup tugas-tugas sosial dan tugas-tugas individu, dimana tugas-tugas tersebut berkesinambungan sejak awal hingga akhir. Monks dan Knoers 2002 mengutarakan manusia di usia dewasa awal memiliki beberapa tugas perkembangan diantaranya memiliki pasangan dan menikah. Levinson dalam Monks dan Knoers, 2002 membagi masa dewasa awal ke dalam beberapa tahapan usia. Tahapan paling awal berkisar pada usia 21 tahun sampai dengan 28 tahun. Seorang individu pada usia tersebut akan berusaha untuk mencari tempat dalam lingkungan sosial dan pekerjaannya agar tercipta kehidupan yang lebih stabil, oleh karena itu seorang individu akan mulai menjalin relasi lebih banyak di usia ini dan bekerja lebih keras untuk memperoleh keberhasilan. Pelaksanaan tugas perkembangan ini sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan, dengan adanya dua pribadi yang berbeda dan harus disatukan tentu banyak kendala yang harus dihadapi. Mappiare 1997 sendiri mengatakan masa dewasa awal sebagai masa dimana seseorang mencapai usia reproduktif, usia memantapkan kedudukan, usia banyak masalah, dan usia tegang dalam hal emosi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Usia reproduktif yang dimaksud adalah masa dimana seseorang telah mampu menjadi orang tua. Seorang individu pada umumnya memiliki pasangan dan menjalin relasi yang melibatkan afeksi dan kasih sayang terlebih dahulu sebelum memasuki tahap pernikahan dan menjadi orang tua. Tugas ini merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap perkembangan berikutnya. Usia memantapkan kedudukan memberikan gambaran bahwa di usia ini baik seorang wanita maupun pria berusaha mencari tempat atau kedudukan dalam lingkungannya termasuk dalam hal relasi sosial. Seorang individu ingin memantapkan tempat atau kedudukannya agar dapat memainkan peranannya sesuai dengan ciri khasnya. Tugas-tugas dan kebutuhan-kebutuhan yang baru ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan diperoleh, sehingga masalah- masalah mulai bermunculan. Itulah sebabnya masa ini disebut usia banyak masalah. Salah satu masalah yang mungkin muncul adalah masalah teman hidup. Masalah-masalah yang dialami individu dapat menimbulkan ketegangan emosi yang bertingkat-tingkat sesuai dengan intensitas persoalan yang dihadapi, dan sejauh apa seseorang bisa mengatasinya. Ketegangan emosi ini seringkali ditampakkan dalam ketakutan-ketakutan maupun kekhawatiran-kekhawatiran. Mappiare juga menambahkan bahwa sebelum usia 27 tahun kekhawatiran yang muncul berhubungan dengan nilai moral dalam hubungan yang berkisar seputar hubungan antara dua jenis kelamin, misalnya hubungan romantis. Penjelasan-penjelasan yang diutarakan di atas sedikit banyak menjelaskan tentang kecemburuan seseorang terhadap pasangan sebagai suatu bentuk ketegangan emosi yang muncul karena masalah yang dihadapi dalam sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan romantis, dimana kebutuhan akan pasangan hidup dan kemantapan kedudukan individu dalam hubungan tersebut mulai terancam. Cemburu sendiri memiliki pengertian dasar perasaan iri hati terhadap orang lain karena adanya perasaan cinta dan merasa terancam akan kehilangannya Caplin, 2002. Pengertian kecemburuan digambarkan oleh Merriam-Webster online Dictionary dalam Wikipedia, 2006 sebagai suatu watak, sikap atau perasaan cemburu atau iri hati, dimana cemburu didefenisikan sebagai sikap tidak bertoleransi terhadap persaingan atau ketidaksetiaan, cenderung untuk mencurigai adanya persaingan atau ketidaksetiaan, permusuhan terhadap seseorang yang dianggap saingan atau seseorang yang diyakini akan mengambil keuntungan darinya, waspada dalam menjaga sesuatu yang menjadi miliknya. Para ahli sendiri belum memiliki pengertian kecemburuan yang disepakati bersama, namun secara umum pengertian yang disampaikan tidak jauh berbeda. Kecemburuan secara garis besar melibatkan tiga orang, yaitu individu, seorang pasangan, dan orang ketiga sebagai saingan. Kecemburuan secara khusus juga melibatkan perasaan kasih sayang atau perilaku protektif dalam Wikipedia, 2006. Kecemburuan muncul dalam sebuah hubungan romantis sebagai sebagai bentuk ketakutan atau kekhawatiran seseorang terhadap orang ketiga yang dirasa sebagai saingan dalam hubungan romantis individu dengan pasangannya. Kecemburuan seperti yang sudah dijelaskan melibatkan perasaan kasih sayang. Saat seseorang merasa kehadiran orang ketiga yang nyata atupun tidak nyata dapat mengalihkan perhatian dan kasih sayang pasangan dari dirinya, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI individu akan bereaksi dan menjadi waspada untuk melindungi sesuatu yang menjadi miliknya. Seperti misalnya menjadi over protektif terhadap pasangan, sering curiga, dan sebagainya. Reaksi itulah yang biasa kita sebut sebagai kecemburuan. Guerrero, Spitzberg, dan Yoshimura dalam dalam Wikipedia, 2006 menyebutkan dua jenis kecemburuan, yaitu kecemburuan seksual dan kecemburuan emosional. Kecemburuan seksual biasanya muncul karena ancaman ini berasal dari kecurigaan atau pengetahuan bahwa salah satu pasangan memiliki atau ingin memiliki aktivitas seksual dengan orang ketiga. Kecemburuan emosional muncul karena seorang individu merasa terancam oleh keterlibatan emosional pasangannya dengan orang ketiga atau mencintai orang ketiga. Daly, Wilson, dan Weghorst dalam Russel dan Harton, 2005 mengemukakan kecemburuan kaum pria lebih tinggi dalam kecemburuan seksual, yaitu kecemburuan yang muncul saat pasangannya berhubungan seks dengan orang lain, karena pada pria yang ingin memiliki keturunan mereka ingin merasa yakin bahwa anak yang dikandung adalah keturunannya. Trivers dalam Russel dan Harton, 2005 menguatkan pendapat kecemburuan wanita lebih tinggi pada kecemburuan emosional karena wanita ingin pasangannya membantu membesarkan anak dengan memberikan penghasilannya untuk anak-anak dan bukannya untuk orang lain. Berbagai macam penelitian mencoba melihat perbedaan kecemburuan antara pria dan wanita yang ada dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Sebagian besar penelitian mendapatkan hasil bahwa wanita memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kecemburuan yang lebih tinggi pada ketidaksetiaan emosional, sedangkan pria lebih tinggi pada ketidaksetiaan seksual. Penjelasan yang diberikan dalam penelitian-penelitian tersebut berkaitan dengan faktor peran gender dalam lingkungannya. Hasil-hasil yang ada menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemburuan antara wanita dan pria terhadap pasangannya. Kecemburuan dapat menjadi bukti besarnya cinta yang ada terhadap pasangan, namun juga dapat membahayakan. Contohnya beberapa peristiwa yang dapat kita saksikan di sekitar kita maupun di tempat lain, kekerasan seringkali menjadi cara pelampiasan kecemburuan. Stereotipe yang beredar dalam masyarakat wanita lebih cemburuan dibandingkan pria, namun peristiwa kekerasan yang terjadi dikarenakan cemburu seringkali dilakukan pria. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk melihat adanya perbedaan tingkat kecemburuan antara wanita dan pria terhadap pasangannya, khususnya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah