Standarisasi Minyak Kedelai Pembuatan Lotion Penentuan Tipe Emulsi

24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Standarisasi Minyak Kedelai

Sebelum dilakukan pembuatan lotion minyak kedelai, terlebih dahulu dilakukan standarisasi minyak kedelai yang akan digunakan. Standarisasi yang meliputi pengukuran berat jenis dan indeks bias ini bertujuan untuk mengetahui kemurnian minyak kedelai. Pengukuran berat jenis menggunakan piknometer dan pengukuran indeks bias menggunakan hand refractometer. Selanjutnya hasil pengukuran dibandingkan dengan standar berat jenis dan indeks bias yang tercantum pada pustaka. Tabel IV. Perbandingan hasil standarisasi antara minyak Happy Salad Oil TM dengan nilai standarisasi referensi Anonim, 2005 Standarisasi Hasil Pengukuran Referensi Indeks bias 1,475 ± 0,00054 1,475 Berat jenis 0,920 ± 0,00022 0,920 – 0,922 Hasil standarisasi yang diperoleh ternyata sesuai dengan standar pustaka sehingga dapat dipastikan bahwa minyak kedelai yang digunakan adalah murni.

B. Pembuatan Lotion

Proses pembuatan lotion diawali dengan memanaskan semua bahan pada suhu 60 o C. Pemanasan dilakukan untuk melelehkan bahan yang masih berbentuk padatan seperti cetyl alcohol dan untuk melarutkan CMC dan gom arab sehingga mudah untuk dicampur. Pemanasan pada suhu minimal 60 o C dikarenakan cetyl alcohol 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 mempunyai titik leleh 59 o C. Proses pencampuran diawali dengan penuangan fase B ke dalam fase A, diaduk hingga homogen lalu ditambahkan sisa aquades dan diaduk kembali hingga homogen dan didinginkan.

C. Penentuan Tipe Emulsi

Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan dua metode yaitu metode pewarnaan dan metode pengenceran. Pengujian tipe emulsi dengan metode pewarnaan dilakukan dengan dua pewarna sebagai pembanding yaitu methylene blue dan Sudan III. Hasil pewarnaan menggunakan pewarna larut air yaitu methylene blue gambar 2 menunjukkan bahwa terdapat droplet yang tidak terwarnai dengan methylene blue yang berarti droplet tersebut adalah minyak yang tidak larut air, sedangkan bagian yang terwarnai adalah medium dispersnya yaitu air. Jika dilihat dari hasil pewarnaan dengan methylene blue maka lotion yang diuji mempunyai tipe OW. Hasil pewarnaan dengan pewarna tidak larut air Sudan III gambar 3 menunjukkan bahwa droplet yang terwarnai dengan Sudan III adalah minyak dan bagian yang tidak terwarnai adalah medium dispersnya yaitu air. Hal tersebut menunjukkan bahwa lotion yang dihasilkan merupakan tipe OW. Detail gambar selengkapnya dapat dilihat di lampiran 5. Metode pengenceran dilakukan dengan meletakkan sejumlah lotion pada tabung reaksi kemudian ditambahkan air yang diduga sebagai medium dispers dan sebagai pembandingnya yaitu pengenceran menggunakan minyak kedelai. Hasil yang diperoleh dari pengenceran tersebut menunjukkan bahwa lotion dapat diencerkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 dengan air sedangkan dengan minyak kedelai tidak dapat diencerkan justru terjadi pemisahan antara minyak dan lotion. Hal ini menunjukkan bahwa medium dispers lotion tersebut adalah air sehingga lotion yang dihasilkan termasuk tipe OW. Detail gambar dapat dilihat di lampiran 5. Gambar 2. Penentuan tipe emulsi dengan zat warna larut air methylene blue Gambar 3. Penentuan tipe emulsi dengan zat warna larut minyak Sudan III Medium Droplet Medium Droplet PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

D. Sifat Fisis dan Stabilitas Lotion

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas losion repelan minyak mimba (azadirachta indica A. Juss) terhadap nyamuk Aedes aegypti

1 31 91

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dan Uji Aktivitas Repelan.

0 4 11

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dan Uji Aktivitas Repelan.

0 2 17

PENGARUH FORMULASI CETYL ALCOHOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS LOTION MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odoratum (Lmk.) Hook. & Thoms.) SEBAGAI REPELAN TERHADAP NYAMUK Anopheles aconitus BETINA.

0 1 17

Formulasi lotion minyak nilam dan uji aktivitas repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti.

4 24 136

Pembuatan lotion repelan minyak kedelai : tinjauan terhadap sifat fisis, stabilitas dan aktivitas repelan.

0 0 90

Uji sifat fisik repelan minyak atsiri kombinasi rimpang temulawak dan rimpang jahe basis cold cream

0 0 8

PENGARUH PENAMBAHAN POLYSORBATE 40 DAN SORBITAN MONOSTEARATE SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM LOTION REPELAN MINYAK PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS SEDIAAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

0 0 132

PENGARUH PENAMBAHAN POLYSORBATE 80 DAN SORBITAN MONOLAURATE SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM LOTION REPELAN MINYAK PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS SEDIAAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S

0 0 123

Pengaruh penambahan polysorbate 40 dan sorbitan monolaurate sebagai emulsifying agent dalam lotion repelan minyak peppermint (Mentha piperita) terhadap sifat fisis dan stabilitas sediaan - USD Repository

0 0 146