Efektifitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen

(1)

INFORMASI KEPADA KONSUMEN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Diploma 3 pada Jurusan Public Relations

Oleh :

HERRO DIKA PRASETYA 433.08.003

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iv ABSTRAK

“ EFEKTIFITAS WEBSITE WWW.KERETA-API.CO.ID OLEH HUMAS PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SEBAGAI MEDIA

INFORMASI KEPADA KONSUMEN” Oleh :

Herro Dika Prasetya NIM. 43308003

Penelitian ini di bawah Pembimbing : Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “bagaimana efektifitas website www.kereta-api.co.id oleh humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai media informasi kepada konsumen”. Untuk dapat menjawab masalah tersebut, penelitian ini menganalisis hal-hal yang terkait dengan masalah penelitian yaitu : kredibilitas komunikator, isi pesan, intensitas.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara, studi kepustakaan, internet searchcing, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Informan dalam penelitian ini adalah Manager Humas Pencitraan Bapak Agus Komarudin.

Hasil penelitian menunjukan, humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang berperan sebagai komunikator mempunyai kredibilitas dalam menyampaikan pesan. Dimana humas selaku komunikator dapat dipercaya, jujur, dan juga mempunyai keahlian dalam menyampaikan informasi. Sedangkan isi pesan dalam website selain menarik juga memiliki kejelasan dan kelengkapan dalam setiap isi pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh konsumen. Intensitas website www.kereta-api.co.id terlihat pada durasi 24 jam dan frekuensi yang minimal setiap 2 minggu sekali untuk pembaharuan informasi.

Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa efektifitas website humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengelolaan terhadap media website www.kereta-api.co.id sebagai salah satu sumber informasi kepada konsumennya.

Saran yang disampaikan pada penelitian ini adalah agar Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memasukan berbagai macam variasi informasi di dalam website, kemudian melakukan perubahan tampilan website agar tidak monoton, dan lebih mempublikasikan website website www.kereta-api.co.id kepada semua kalangan.


(3)

v

PT. RAIL INDONESIA (PERSERO) AS MEDIA INFORMATION TO CONSUMERS

By :

Herro Dika Prasetya

NIM : 43308003

This research under guidance :

Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom

The aim of this research is to find out about the effectiveness of the website www.kereta api.co.id by Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) as a medium of information to consumers ". To be able to answer these problems, this study analyzes the matters related to the research problem, namely: the credibility of the communicator, message content, the intensity.

The type of this research is qualitative, using descriptive methods. Data collection techniques performed by the researchers is to interview, library research, internet searchcing, and documentation. Subjects in this research amounted to 3 people. The informant in this research is Public Relations Manager Mr. Agus Komarudin Imaging.

The results showed, Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) that acts as a communicator to have credibility in delivering the message. Where public relations communicators as trustworthy, honest, and also has expertise in delivering information. While the content of messages in addition to appealing website also has a clarity and completeness of any content of the message so it can be understood by consumers. Intensity-api.co.id www.kereta website looks at the duration of 24 hours and a minimum frequency of once every 2 weeks for updating information.

Conclusion The study shows that the effectiveness of public relations website of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) has been as expected. In the management of media-api.co.id www.kereta website as a source of information to consumers.

Suggestions presented in this study is that PR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) include a wide variety of information on the website, then make changes to display the website in order to avoid monotony, and more websites publish websites www.kereta-api.co.id to all walks of life.


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tidak lupa salawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Peneliti menyadari bahwa karena taufik, hidayah dan inayah-Nya lah tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan judul “EFEKTIFITAS WEBSITE WWW.KERETA-API.CO.ID OLEH HUMAS PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SEBAGAI MEDIA INFORMASI KEPADA KONSUMEN”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi Diploma 3 (D3) pada Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Terlepas dari itu semua, tugas akhir ini dapat terwujud dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan do’a berbagai pihak kepada peneliti. Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga terutama kepada Mama, Papa, Adik, dan Nenek yang telah memberikan dukungan moril, materiil, dan selalu mendo’akan supaya tugas akhir ini berjalan dengan lancar serta selalu melakukan yang terbaik untuk diri peneliti, yang tidak dapat terbalas dengan apapun dan sampai kapanpun.


(5)

vii

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat, M.SI, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik, sekaligus Dosen wali bagi peneliti yang telah banyak memberikan nasehat-nasehat, dorongan serta bantuan kepada penulis pada saat mengikuti perkuliahan.

3. Yth Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations yang telah banyak membantu peneliti khususnya melalui pengetahuan dan wawasan yang ibu berikan kepada penulis pada saat penulis mengikuti perkuliahan.

4. Yth Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan tugas akhir ini.

5. Yth Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom, Bapak Sangra Juliano, S.I.Kom, Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si., dan seluruh staf Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi dan Public Relations yang telah memberikan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

6. Yth Ibu Astri Ikawati, AMD.Kom, Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom dan seluruh staf pegawai kesekertariatan Jurusan Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung segala


(6)

viii

bantuannya dalam mengurus perizinan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan.

7. Untuk sahabat-sahabatku PR-1, Badrul, Ucup, Ghina, Aniel, Lisa, Innri, Winda, Anne, Dian, Rinaldi, Eko yang telah menjadi teman seperjuangan selama 3 tahun terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

8. Untuk Big Bang Family, Abay, Peoe, Bu Yeni dan lainnya terima kasih atas semua dukungan moril, semangat, keyakinan yang diberikan kepada peneliti.

9. Teh Vivi dan Mang Oded, terima kasih bantuannya kepada peneliti dalam penyusunan tugas akhir ini.

10.Untuk sahabatku Mas Eni, Mas Duenk, Mas Hadi, terima kasih telah menghibur dan menyemangati peneliti ketika menyusun tugas akhir ini. 11.Semua anggota Laskar PZM, A Iwan, Uung, Hadi, Cepi, Igo, Utong,

Acunk serta seluruh teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas doanya dan dukungannya.

12.Seluruh staf satpam dan cleaning service UNIKOM, yang telah memberikan keamanan dan juga kebersihan semasa peneliti kuliah terima kasih.

13.Yamaha Nouvo dan Yamaha Byson alias Bejo Jovi, yang telah lama membantu, menemani, mengantar dan saksi bisu pengalaman hidup peneliti pada saat waktu kuliah sampai sekarang mereka masih setia menemani peneliti kemana-mana.


(7)

ix

dan ikhlas sehingga membantu peneliti dalam memperlancar proses pembuatan tugas akhir ini.

Semoga amal baik dari semua pihak yang telah peneliti sebutkan di atas mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhirnya dengan segala keterbatasan, Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan dapat menambah sumbangan pemikiran, khususnya yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2011


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu perkembangan teknologi informasi yang telah masuk dan menjadi fenomena dalam kehidupan masyarakat modern adalah perangkat komputer. Komputer merupakan mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi. Pada awal perkembangannya komputer hanya digunakan untuk kebutuhan penyimpanan data pekerjaan-pekerjaan database perkantoran lainnya, tapi dengan perkembangan yang pesat seiring dengan kemajuan teknologikomunikasi, kini komputer telah menjelma menjadi perangkat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Kolaborasi antara komputer dan komunikasi tersebut menghasilkan sesuatu yang baru, yang mampu menggeser cara-cara manual menuju tatanan komunikasi dengan cara-cara digital.

Bebicara mengenai komunikasi, berarti berbicara hal-hal yang menyangkut pengiriman dan penerimaan pesan dari sumber ke penerima. Dengan perkembangan teknologi komunikasi, kini sumber (komunikator) telah mampu mengirimkan berbagai pesan maupun lambang ke jutaan penerima hingga ke berbagai tempat dan tujuan dan dilakukan dalam waktu yang cepat atau seketika, melalui jaringan-jaringan atau server-server yang bersifat global, serta merta tidak terlepasdari penggunaan perangkat komputer. Kolaborasi ini merupakan inovasi nyata antara teknologi komputer dan komunikasi melalui jaringan (networking)


(9)

yang terhubung dari satu komputer ke komputer lainnya. Inovasi ini lebih dikenal dengan istilah internet untuk jaringan global.

Dalam sejarah perkembangannya, media internet ditemukan pada abad 20, meskipun tingkat penyebarannya diseluruh dunia masih belum sebesar teknelogi media lain seperti televisi, telpon dan media cetak. Saat ini semakin banyak hal dalam kehidupan manusia modern yang diperantai oleh internet. Dengan kata lain, internet bukan hanya sebuah media komunikasi dan penyebaran informasi dalam pengertian konvensional yang selama ini kita kenal, melainkan juga sebuah dunia baru dengan bermacam-macam aktifitas kehidupan manusia didalamnya yakni dalam bidang komunikasi yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

Pada kehidupan sosial, seperti layaknya pengaruh dari perkembangan teknologi lainnya, internet juga menimbulkan dua fenomena yang berlawanan, pada satu sisi internet dapat memudahkan sekian banyak pekerjaan dalam kehidupan masyarakat modern, dan memungkinkan orang-orang untuk menciptakan berbagai aktifitas baru dengan metode yang jauh lebih efisien, sedangkan di sisi lain, internet juga telah melahirkan sejumlah masalah sosial yang baru. Fenomena tersebut dapat terjadi secara serentak dan bersamaan dalam segala bidang yang tersentuh oleh perkembangan teknologi informasi, salah satunya yakni dalam bidang komunikasi yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

Disini kita dapat mengetahui betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam kegiatan suatu perusahaan, terutama dalam memenuhi kebutuhan akan


(10)

3

informasi dan penyampaian pegawainya. Komunikasi informatif tersebut diupayakan agar berlangsung secara efektif. Kata efektif berasal dari kata efek yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008) diartikan akibat atau hasil daya pengaruh dari sesuatu, dan kata efektif diartikan sebagai suatu pengaruh, akibat atau kesan.

Dari kata efek dan efektif penulis tertarik dengan kata efektivitas yang diartikan oleh beberapa ahli. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Sondang P. Siagian bahwa :

efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.” (Siagian, 2001 ; 24)

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy:

“Efektif atau efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2004 : 14) Perkembangan Public Relations (PR) sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat. Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai


(11)

teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication (Abdurrahman, 1993: 10). Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).

Perkembangan Public Relations (PR) baik secara ilmu maupun profesi tidak bisa terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Pengaruh teknologi komunikasi terhadap PR dapat berbentuk sebagai alat/media PR ataupun bentuk baru dari kegiatan PR, yang memunculkan istilah cyber PR, Net PR dan nama lain bentuk kegiatan atau bidang kajian PR dalam dunia cyber (dunia maya).

Menurut Holtz dalam bukunya Public Relations, kebanyakan aktifitas public relations (PR) dalam internet masih terbatas pada penggunaan media satu arah, dari atas ke bawah untuk penerbitan informasi masih menggunakan formula komunikasi massa yang tradisional. Ditambah lagi banyak perusahaan yang belum mengadopsi sebagai media PR atau perusahaan.

Beberapa di antaranya yang bisa dilakukan praktisi PR melalui penggunaan internet:

1) PR harus menyadari bahwa khalayak/public dapat mengakses semua

Press Release atau News Release yang dikirimkan melalui internet atau website, dengan menggunakan kata-kata yang mudah dicari dan dipahami khalayak.

2) Public dapat mengakses Press release dalam home page yang ada di


(12)

5

3) PR dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat elektronik yang dapat menyebarkan Press Release kepada publiknya melalui kotak e-mail.

Kereta api sebagai salah satu alat transportasi masyarakat yang merupakan salah satu sarana layanan umum yang bergerak dibidang jasa ini dapat dipastikan membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan memadai untuk meningkatkan pelayanan kepada para pengguna (konsumen dan karyawan) serta lingkungan yang terkait.

PT.Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang. Kereta Api merupakan modal transportasi dengan berbagai keunggulan komparatif hemat lahan & energi, rendah polusi, besifat massal, adaptif dengan perubahan teknologi, yang memasuki era kompetisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi dan jasa domestik dipasar global. Dengan tugas pokok dan fungsi memobilisasi arus penumpang dan barang diatas jalan rel, maka ikut berperan menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Kereta api memiliki peran tersendiri dalam roda perekonomian masyarakat maupun negara. Hal ini terbukti karena sejak tahun 1864 hingga saat ini (2011) kereta api masih mampu bertahan.

Untuk mempermudah dalam proses pemberian informasi dan pelayanan terhadap konsumen dibutuhkan sistem komputerisasi berbasis web agar


(13)

menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Melihat masalah diatas tentunya diperlukan suatu solusi yang tepat bagi PT. Kereta Api Indonesia, agar dapat memberikan pelayanan dan informasi yang maksimal untuk memuaskan dan memberi kenyamanan kepada para konsumen . Maka dari itu, humas PT. Kereta Api Indonesia mulai menggunakan web sebagai media sarana untuk memberikan informasi dan pelayanan yang mudah terhadap konsumennya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti fenomena yang terjadi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, “Sejauh mana Efektifitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana kredibilitas komunikator Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

2. Sejauh mana intensitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?


(14)

7

3. Sejauh mana isi pesan Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

4. Sejauh mana efektivitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian yang dilakukan adalah pengembangan dari ilmu Public Relations untuk mendeskripsikan atau menjelaskan efektivitas website

www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai media informasi kepada konsumen.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penyusunan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kredibilitas komunikator Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen.

2. Untuk mengetahui intensitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen.


(15)

3. Untuk mengetahui isi pesan Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen.

4. Untuk mengetahui efektifitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi di bidang kehumasan mengenai kegiatan humas dalam memberikan informasi kepada konsumennya melalui media website. Selain itu, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan literatur bagi mahasiswa lainnya pada penelitian selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Kegunaan bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti secara pribadi adalah sebagai suatu pembelajaran dan sumber pengetahuan baru mengenai masalah efektivitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen.


(16)

9

2. Kegunaan bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum dan mahasiswa Public Relations secara khusus sebagai literatur dan reverensi bagi yang akan melakukan penelitian dalam kajian ilmu yang sama.

3. Kegunaan Perusahaan

Bagi kantor PT Kereta Api (persero) Bandung, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang cara kerja Humas dan manfaat cara kerja Humas tersebut dalam mengelola website bagi perusahaan.

1.5Kerangka Penelitian 1.5.1Kerangka Teoritis

Efektivitas merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar efektif,

yang mengandung arti berhasil atau tepat guna. Definisi efektif atau efektifitas menurut Onong Uchjana Effendy:

“Efektif atau efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2004 : 14).

Sehubungan dengan definisi tersebut di atas, Effendi menyebutkan bahwa, dalam komunikasi efektif, terdapat peran komunikator yang sangat berpengaruh. Karena pesan yang datang dari pihak yang kredibel lebih mudah mempengaruhi penerima pesan.


(17)

Komunikator yang kredibel menurut Hovland dan Weiss (dalam memiliki 2 komponen, yaitu: expertise (keahlian) dan trustworthtiness

(kepercayaan). berarti, komunikator harus menyampaikan pesan kepada komunikan dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki untuk memperoleh kepercayaan komunikan.

Komunikasi yang efektif juga dipengaruhi oleh daya pesan atau tingkat kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan tergantung pada penyampaian isi pesan secara tepat dan jelas. Menurut Wilbur Schramm dalam Effendy menyatakan faktor komunikasi efektif adalah:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikan dan komunikator sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. (Effendy, 2004 : 32).

Selain itu, menurut pendapat Kohler intensitas komunikasi, yaitu frekuensi dan durasi komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.


(18)

11

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual ini, akan mengaplikasikan teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dengan keadaan yang ada di lapangan.

1. Kredibilitas komunikator

Dalam hal ini makna dari kredibilitas sendiri yaitu alasan yang masuk akal untuk bisa dipercayai. Kredibilitas komunikator sangat penting dalam rangka mensukseskan setiap program atau kegiatan yang diselenggarakan oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) salah satunya dengan memperkenalkan Website www.kereta-api.co.id kepada konsumen atau masyarakat. Humas sebagai komunikator harus mampu menjelaskan dan menyampaikan suatu kegiatan atau program kerja kepada publiknya, sekaligus Ia bertindak sebagai mediator untuk mewakili perusahaan terhadap publiknya atau sebaliknya.

2. Intensitas

Dalam hal ini dimana keadaan tingkatan atau ukuran intensitasnya Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memperkenalkan

Website www.kereta-api.co.id kepada konsumen atau masyarakat. Dilakukan setiap 2 minggu sekali dan tentunya tentunya harus sejalan dengan kondisi konsumen atau masyarakatnya.


(19)

3. Isi pesan

Isi pesan merupakan salah satu elemen penting dari rangkaian proses penyampaian berita pada situs www.kereta-api.co.id informasi yang disampaikan melalui berita tentunya harus sejalan dengan kondisi konsumen atau masyarakatnya agar dapat terbentuk opini yang positif. Publik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

1.6 Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dimaksudkan untuk memberikan arahan (guidelines) tentang gejala atau fenomena dalam beberapa tema masalah. Pertanyaan penelitian ini merupakan istilah yang lebih lazim digunakan daripada hipotesis dalam penelitian kualitatif. Berikut beberapa pertanyaan peneliti :

1. Bagaimana kredibilitas komunikator Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

a. Apakah Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selaku komunikator dapat dipercaya dalam memberikan informasi Melalui Website www.kereta-api.co.id kepada konsumen? b. Bagaimana kejujuran Humas PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) dalam memberikan informasi melalui Website


(20)

13

c. Bagaimana keahlian Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memberikan informasi melalui Website

www.kereta-api.co.id kepada konsumen?

2. Bagaimana Intensitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

a. Kapan frekuensi pembaharuan informasi yang dilakukan oleh humas PT. Kereta Api Indonesia melalui Website

www.kereta-api.co.id?

b. Berapa lama durasi dari pembaharuan informasi dalam

Website www.kereta-api.co.id?

3. Bagaimana Isi pesan Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

a. Apa isi pesan yang disampaikan Humas PT. Kereta Api Indonesia melalui Website www.kereta-api.co.id menarik? b. Apakah pesan yang disampaikan melalui Website

www.kereta-api.co.id dapat diterima secara utuh oleh komunikan?

c. Apakah pesan dalam Website www.kereta-api.co.id tersebut dapat dimengerti oleh komunikan sesuai dengan nilai informasi yang menjadi tujuan komunikator?


(21)

4. Bagaimana efektifitas Website www.kereta-api.co.id Oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sebagai Media Informasi Kepada Konsumen?

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan Metode Deskriptif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrument kunci.

Adapun definisi penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor :

“Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif beruapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.” (Moleong, 2004:4)

Sedangkan Metode Deskriptif adalah menafsirkan dan menuturkan data yang ada kemudian dianalisis, sebagaimana dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Komunikasi mendefinisikan deskriptif analisis sebagai berikut:

“…… Suatu metode yang membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menulikan suatu keadaan atau peristiwa yang kemudian dianalisis serta mengambil kesimpulan dari masalah yang di bahas. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.” (Rakhmat, 1997 : 24).


(22)

15

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti :

a. Wawancara

Menurut Berger dalam kriyantono “Wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.” (Berger dalam Kriyantono, 2007 : 96)

Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada staff humas PT Kereta Api (Persero).

b. Studi Kepustakaan

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi buku-buku atau literatur. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

c. Internet Searching

Peneliti juga menggunakan internet searching untuk melengkapi sebagai referensi dalam tugas akhir ini. Internet Searching memiliki pengertian yaitu “Suatu pencarian data melalui website guna melengkapi data penelitian yang saling terhubung ke seluruh dunia dan merupakan sumber daya informasi suatu

database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap”. (Lani Sidharta ,1996,10 ).


(23)

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau katya – katya monumental yang berhubungan dengan penelitian.

1.9Teknik Analisis Data

Definisi analisis data menurut Sugiyono dalam buku Memahami Penelitian Kualitatif, antara lain :

“Analisis data adalah mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara. Catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisir data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehungga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. (Sugiyono, 2005:89)

Analisis data dilakukan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan menerapkan konsep dari Miles and Huberman (1984), yang terdiri dari :

1. Data collection, merupakan kegiatan pengumpulan data-data yang ada terlebih dahulu.

2. Data reduction, merupakan kegiatan mereduksi data yang diperoleh setlah dilakukan pengumpulan dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, ,enggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data.


(24)

17

3. Data display, merupakan kegiatan memperlihatkan data yang diperoleh setelah direduksi terlebih dahulu.

4. Conclusion drawing (verification), merupakan kegiatan membuat kesimpulan dengan menggambarkan atau memverifikasi data-data yang diperoleh.

1.10 Subjek Dan Informan Penelitian 1.10.1 Subjek Penelitian

Dalam sebuah penelitian penting untuk dapat menentukan subjek penelitian, karena pada dasarnya subjek penelitian ini memberikan kejelasan mengenai tempat berlangsungnya penelitian dan bagian-bagian yang ada di dalamnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam buku “Metode Penelitian Komunikasi” bahwa:

“Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi Objek penelitian dapat berupa orang, umpi, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur subjek penelitian.” (Rakhmat, 1997: 78).

Subjek penelitian adalah sifat keadaan (attributes) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati, keadaan batin. (orang), bisa pula berupa proses.


(25)

Subjek penelitian merupakan keseluruhan dari keadaan perilaku, pendapat pandangan dan sikap dari informan, sehingga pada subjek penelitian ini ialah Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero)dan staff bagian IT, berjumlah 3 orang, yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Subjek Penelitian

Sumber : Catatan Peneliti Pada Saat Penelitian 2011 1.10.2 Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. “Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian. HB Sutopo (2002:50).

Informan dalam penelitian ini berjumlah 1 orang, karena yang paling mengetahui Website www.kereta-api.co.id. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.2 :

No Nama Jabatan Jenis Kelamin

1 Agus Komarudin Manager Humas Laki-Laki

2 Moch. Husni Staff Humasda Laki-Laki


(26)

19

Tabel 1.2 Informan Penelitian

No Nama Jabatan

1 Agus Komarudin Manager Humas

Sumber : Catatan Peneliti Pada Saat Penelitian 2011

1.11 Lokasi dan Waktu 1.11.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada Divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) , yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan Bandung 40181, Jawa Barat, Indonesia. Telp. (022) 4230150-4230147.

1.11.2Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan maret 2011 sampai dengan juni 2011. Rincian penelitian dapat dilihat pada tabel 1.3:


(27)

(28)

21

1.12 Sistematika Penelitian BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain : Latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, kerangka konseptual, metode penelitian dan teknik pengumpulan data teknik analisis data, subjek dan informan, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, peneliti mencoba untuk meninjau permasalahan dari aspek teoritis dalam mengkaji mengenai: Tinjauan tentang Public Relations, tinjauan tentang efektifitas, tinjauan website dan Tinjauan tentang konsumen.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini memberikan gambaran tentang objek yang di teliti yaitu Humas PT Kereta Api (Persero), mengenai sejarah PT Kereta Api (Persero) dan Humas PT Kereta Api (Persero), visi dan misi, logo dan arti logo, struktur organisasi PT Kereta Api (Persero) dan Humas PT Kereta Api (Persero) secara keseluruhan, dan job description.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, Penulis menggambarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan cara wawancara dan studi kepustakaan serta informasi-informasi dari literatur lain. Uraian dari hasil penelitian berdasarkan data lapangan yang terkumpul, mencakup tentang analisis


(29)

deskriptif kredibilitas komunikator, intensitas, isi pesan dan efektifitas Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero).

BAB V : PENUTUP

Pada akhir bab ini, Penulis mencoba menarik kesimpulan dari penelitian yang telah peneliti lakukan, serta mencoba memberikan masukan atau saran baik bagi mahasiswa, maupun bagi pihak Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero).


(30)

23 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Public Relations

2.1.1 Pengertian Public Relations

Usaha untuk mendefinisikan public relations sebagai sebuah bidang professional dan disiplin akademis telah banyak dilkukan serta memiliki beragam definisi. Sifat dasar pekerjaan ini dan adaptasinya yang konstan dengan kebutuhan masyarakat telah membuatnya menjadi target dari pendefinisian. Public relations telah dipraktikkan di banyak organisasi, mulai dari perusahaan telekomunikasi multinasional besar sampai agensi pelayanan masyarakat kecil dan organisasi gerakan social yang masih pemula.

Menurut The British Institute of Public Relations, yakni

“The deliberate, planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public. ( Upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama antara organisasi dengan khalayaknya ).” (Effendy, 1990 : 134)

Menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary adalah “segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepakterjangnya” (Anggoro, 2008 : 2)


(31)

Dalam pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978, disepakati humas itu didefinisikan sebagai berikut :

“humas adalah seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi organisasi dan kepentingan khalayaknya” (Anggoro, 2008 : 2)

Definisi lain muncul dari Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom dalam bukunya Effective Public Relations Edisi kesembilan yaitu :

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapat pemahaman dan penerimaan publik”. (Cutlip & Center, 2007: 5).

Sedangkan menurut Reck mengatakan “Public relations adalah kelanjutan dari proses penerapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau golongan agar memperoleh kepercayaan dan restu dari mereka, kedua pelaksanaan, kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

Public Relations menurut Frank Jefkins dan Yadin dalam bukunya Public Relations yaitu

“Kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak”. (Jefkins & Yadin, 2002:2).


(32)

25

2.1.2 Tujuan Public Relations

Menurut Frank Jefkins tujuan public relations adalah: “Meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut” (Yulianita, 2005: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan public relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 2005: 42).

Greener mengatakan Public Relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya. Maka dapat dikatakan bahwa Publik Relations merupakan kegiatan komunikasi suatu organisasi (perusahaan) dalam menciptkan reputasi yang positif perusahaan di hadapan para stakeholder sehingga perusahaan dapat terus menjalankan bisnisnya dengan baik.

Berdasarkan pengertian di atas maka public relations memiliki beberapa tujuan seperti di bawah ini:

1. Untuk menciptakan citra (reputasi) yang positif kepercayaan dan saling pengertian dari publik atau masyarakat pada umumnya.

2. Untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.

3. Menciptakan budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat agar produktivitas bisa dicapai secara optimal.

4. Usaha menciptakan relasi yang harmonis antara organisasi (perusahaan) dengan publiknya yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.


(33)

Menurut Frank Jefkins dan Yadin dalam bukunya Public Relations memiliki tujuan membantu organisasi untuk mengantisipasi dan memproses persepsi dan opini publik, merespon nilai dan gaya hidup yang baru, merespon pergeseran antara ekspektorat dan mearespon perubahan-perubahan lain dilingkungan. (Jefkins & Yadin, 2002:29).

Dalam tujuan menurut Frank Jefkins tersebut jelas bahwa Public Relations sebagai metode komunikasi yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan mejalankan kegiatannya dalam mengantisipasi, memproses persepsi publiknya dan selalu mengikuti perubahan-perubahan atau modernisasi zaman salah satunya dibidang teknologi informasi.

2.1.3 Fungsi Public Relations

Public relations dalam praktiknya memiliki suatu fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaiaan tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Para ahli bisnis sering membedakan kepemimpinan dari manajemen dengan mengatakan bahwa kepemimpinan berarti melakukan hal yang benar dan membuat pilihan yang benar, sementara manajemen berarti melakukan sesuatu dengan benar. Sebagai manajer para praktisi Public Relations merancang serta mengorganisasi program kampanye dan komunikasi. Mereka adalah para ahli komunikasi bagi organisasi mereka. Seperti halnya pemimpin, para menejer komunikasi terlibat dalam perencanaan, tetapi umumnya hanya perencanaan jangka menengah, seperti dalam pengembangan komunikasi untuk rencana pemasaran beberapa tahun, menentukan pesan-pesan kunci untuk program pelatihan ‘perubahan budaya’ organisasi dll.


(34)

27

Secara tradisional, para praktisi professional public relations dipandang sebagi seorang menejer komunikasi dibanding pemimpin organisasi. Pemimpin adalah seorang individu yang bertanggung jawab dalam membangun dan mempertahankan nama baik organisasi dalam jangka panjang, membantu organisasi meraih tujuan pencapaian keuntungan dan memberi saran pada organisasi tentang bagaimana bertindak dengan responsif terhadap kepentingan masyarakat.

Selain itu fungsi Public Relations adalah untuk meningkatkan tanggung jawab sosial dan sebagai pihak yang mengambil keputusan dalam keadaan krisis.

Menurut PRSA (Public Relations Society of America) fungsi manajemen Public Relations adalah :

1. Mengantisipasi, menganalisis, dan menasirkan opini publik, sikap, dan isu yang mungkin dapat berpengaruh, baik atau buruk, pada opersional dan perencanaan sebuah organisasi.

2. Memberi saran kepada menajemen disemua tingkatan dalam organisasi terkait dengan putusan kebijakan, rencana tindakan, dan komunikasi, dengan mempertimbangkan efeknya terhadap masyarakat dan terhadap tanggung jawab organisasi sosial atau kewarganegaraan.

3. Meneliti, melaksanakan, dan terus menerus melakukan evaluasi terhadap program aksi dan komunikasi untuk mencapai kepahaman kepada masyarakat yang melek informasi yang diperlukan untuk keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah kegiatan pemasaran, pencairan dana, pekerja, hubungan dengan komunitas atau pemerintah, dan program lainnya.


(35)

4. Merencanakan dan mengimplementasikan upaya organisasi untuk mempengaruhi dan mengubah kebijakan publik.

5. Menyusun sasara, merencanakan, membuat anggaran, merekrut dan melatih staf, mengembangkan fasilitas-pendeknya, mengelola semua sumber daya yang diperlukan untuk melakukan semua yang disebut diatas. Contoh dari pengetahuan yang mungkin diperlukan dalam menjalankan profesi public relations adalah seni berkomunikasi, psikologi, psikologi social, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, dan prinsip-prinsip manajemen dan etika. Ketermpilan dan pengetahuan teknis dibutuhkan dalam melakukan riset tentang pendapat public, berhubungan dengan media, kegiatan surat-menyurat, mengiklankan sebuah lembaga, produksi film atau video, acara khusus, pidato dan presentasi. (Abdurachman, 1993 : 32)

Dari fungsi Public Relations diatas pada poin ke enam seorang Public Relations menggunakan pengetahuan dalam menjalankan profesinya sebagai suatu seni berkomunikasi dalam mengelola media baik internal maupun eksternal.

2.1.4 Kegiatan Public Relations

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam praktisi public relations yang paling penting adalah memastikan bahwa pertimbangan-pertimbangan terkait public relations menjadi arus utama dalam proses pembuatan keputusan.

Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua dilihat dari jenis publiknya yaitu kegiatan internal public relations dan eksternal public relations. Kegiatan internal public relations meliputi semua program kerja PR dalam suatu menajemen perusahaan yang bersangkutan


(36)

29

pada ruang lingkup didalam proses komunikasi perusahaan, kegiatan tersebut berupa daily news, papan pengumuman, musik selamat datang dan selamat jalan, coffee atau tea morning, get together, pameran, slide atau TV perusahaan, bulletin dan family gathering dan Jurnal internal. Sedangkan kegiatan eksternal PR yaitu press relations, community relations, pameran, government relations, press release, company profile, publikasi, corporate social responsibility, consumer relations.

Sedangkan menurut Oemi Abdurachman, dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations kegiatan Public Relations antara lain :

Internal public relations adalah :

1. Hubungan dengan publik 2. Hubungan manusiawi

3. Hubungan dengan publik bawah 4. Hubungan dengan publik lain. Eksternal public relations adalah :

1. Hubungan dengan perrs 2. Hubungan dengan instansi lain 3. Hubungan dengan publik berguna 4. Hubungan dengan masyarakat 5. Hubungan dengan pihak pendengar (Abdurachman, 1993 : 32)


(37)

2.1.5 Media Public Relations

Dengan memiliki penekanan tradisional untuk memproduksi produk dan memiliki seperangkat keterampilan spesifik. Kemampuan menulis menjadi keterampilan paling utama, diikuti oleh keterampilan berbicara, keterampilan interpersonal dan campuran dari keterampilan lainnya, seperti fotografi, design grafis, dan sejenisnya. Seiring perjalanan waktu, basis keterampilan ini akan semakin luas dan kerjanyapun akan semakin beragam. Sebagai contoh, praktisi public relations sekarang harus mengenal design halaman web, penggunaan e-mail yang lebih luas, termasuk intranet dan komunikasi visual. Namun, semakin besar jumlah saluran media dan komunikasi akan semakin besar pula kebutuhan bagi praktisi public relations masa depan untuk mengenal bagaimana menggunakan media secara efektif dan kreatif. Mengetahui bagaimana menggunakan setiap keterampilan dan taktik inilah yang membuat public relations lebih banyak terliahat sebagai sebuah proses berfikir dan berencana dalam penggunaaan media.

Media dalam kajian public relations beragam tergantung pada jenis dan tujuannya. Media pada kajian public relations berupa media relations yaitu media sosial dan media komunikasi karyawan kedua media ini memiliki fungsi yang sama sebagai perantara dalam komunikasi. Media relations dan kerja publisitas yang canggih menjadi tulang punggung bagi praktik public relations. Menjadikan berita tentang organisasi yang akan diterbitkan atau disiarkan media massa telah menjadi cara tradisional untuk memperoleh dukungan publik bagi pelaku bisnis, organisasi nirlaba dan pemerintahan sejak lama. Akan tetapi, panduan media (media mix) ini mengalami perubahan. Media baru hanya menjadi fraksi dari panduan media. Pengenalan media sosial telah membuka


(38)

31

peluang terjadinya interaksi langsung antara sebuah organisasi dengan beragam kelompok stakeholder.

Media memberikan metode yang relatif ekonomis dan efektif untuk berkomunikasi dengan publik yang luas dan menyebar. Dalam hal ini, media berfungsi sebagai penjaga gerbang atau penyaring tempat public relations menjangkau publik umum dan kelompok lainnya yang dukungannya diperlukan.

Jumlah saluran media tumbuh setiap minggu dan menambah tantangan baru kepada fungsi media tersebut. Isi berita yang disampaikan pada media tersebut sebainya public relations berkuasa penuh untuk mengkontrol isi serta tampilan informasi dalam publikasi perusahaan. media yang digunakan adalah newsletter, e-mail, cctv, pameran, iklan, bulletin, baliho, brosur, flyer, poster dan web serta Desk-top publishing .

Media diatas dikelompokan lagi menjadi media internal dan media eksternal public relations. Hal tersebut dilihat dari kegiatan public relations officer dalam suatu organisasi. Media internal yaitu media yang dipergunakann seorang public relations dalam fungsinya sebagai agen komunikasi didalam suatu lingkungan organisasi atau dalam glosarium MC Graw Hill yaitu saluran komunikasi yang dikontrol oleh organisasi dan diarahkan kepada audience di dalam organisasi, sedangkan media eksternal yaitu media yang digunakan public relations untuk melakukan komunikasi dengan publik diluar organisasi tersebut.

Dapat juga menngunakan media internal seperti : 1. Leaflet, selipan dan lampiran

2. Buklet dan manual


(39)

4. Tampilan pesan

5. Papan pengumuman

6. Poster dan papan reklame 7. Rak informasi

8. Pameran, banner dan display 9. Media elektronik

Juga dapat menggunakan media eksternal seperti : 1. Surat kabar

2. Newswires 3. Majalah 4. Radio

5. TV

6. Billboard

7. Baliho

8. Brosur

9. Jasa berita Online

10. Media social (wiki, podcast, blog, dan forum) (Dan Lattimore, Baskin, Heinan dan Toth , 2010:200)

Dalam pengelolaan media public relations ini tidak hanya berdasar pada merencanakan, memproduksi dan menyebarluaskan tetapi lebih dari hal-hal tersebut seorang public relations harus memiliki hubungan yang baik dengan institusi media baik dari wartawan atau jurnalis, editor dan juga owner dari media tersebut.


(40)

33

2.2 Tinjauan Tentang Efektifitas 2.2.1 Pengertian Efektifitas

Dari kata efek dan efektif penulis tertarik dengan kata efektivitas yang diartikan oleh beberapa ahli. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Sondang P. Siagian bahwa :

efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.” (Siagian, 2001 ; 24)

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy:

“Efektif atau efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2004 : 14).

2.2.2 Faktor-faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Mengapa kita mempelajari dan teliti komunikasi? Jawabannya, karena kita ingin mengetahui bagaimana efek suatu jenis komunikasi kepeda seseorang. Terhadap suatu pesan yang kita komuniksikan kita ingin mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan.

Wilbur Schramm dalam Effendy menampilkan apa yang disebut “The conditions of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.


(41)

Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagi berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan yang harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan yang menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia bergerak untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

2.3 Website

2.3.1 Pengertian Website atau Situs

Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi


(42)

35

profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.1

2.3.2 Unsur-unsur Website atau Situs

Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur penunjangnya, adalah sebagai berikut:

1. Nama Domain (Domain Name/URL – Uniform Resource Locator)

Pengertian Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Contoh : http://www.baliorange.net, http://www.detik.com

Nama domain diperjualbelikan secara bebas di internet dengan status sewa tahunan. Nama domain sendiri mempunyai identifikasi ekstensi/akhiran sesuai dengan kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh nama domain ber-ekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama domain ber-ekstensi lokasi Negara Indonesia adalah co.id (untuk nama domain website

1. 1http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2007/08/01/pengertian-website-dan-unsur-unsurnya.html (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)


(43)

perusahaan), ac.id (nama domain website pendidikan), go.id (nama domain website instansi pemerintah), or.id (nama domain website organisasi).

2. Rumah Tempat Website (Web hosting)

Pengertian Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website.

Web Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte). Lama penyewaan web hosting rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negeri.

3. Bahasa Program (Scripts Program)

Bahasa Program adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah


(44)

37

website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus.

Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.

Bahasa program ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri. Bahasa program ini biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat.

4. Desain Website

Setelah melakukan penyewaan domain name dan web hosting serta penguasaan bahasa program (scripts program), unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.

Untuk membuat website biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa website designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota besar. Perlu diketahui bahwa kualitas


(45)

situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin banyak penguasaan web designer tentang beragam program/software pendukung pembuatan situs maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas, demikian pula sebaliknya. Jasa web designer ini yang umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan situs dan semuanya itu tergantung kualitas designer.2

2.3.3 Publikasi Website

Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi.

Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia, dsb).

Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi

2. 2http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2007/08/01/pengertian-website-dan-unsur-unsurnya.html (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)


(46)

39

adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung.3

2.3.4 Pemeliharaan Website

Untuk mendukung kelanjutan dari situs diperlukan pemeliharaan setiap waktu sesuai yang diinginkan seperti penambahan informasi, berita, artikel, link, gambar atau lain sebagainya. Tanpa pemeliharaan yang baik situs akan terkesan membosankan atau monoton juga akan segera ditinggal pengunjung.

Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik saja tergantung kebutuhan(tidak rutin). Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs berita, penyedia artikel, organisasi atau lembaga pemerintah. Sedangkan pemeliharaan periodik bisanya untuk situs-situs pribadi, penjualan/e-commerce, dan lain sebagainya.4

3. 3http://www.anneahira.com/pengertian-website.htm (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)


(47)

2.4 Tinjauan Tentang Konsumen 2.4.1 Pengertian Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000:32) adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Sedangkan pengertian konsumen dalam undang-undang perlindungan konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Gregorius Chandra (2002) menyatakan bahwa konsep pemasaran dan pemasaran sosial menekankan pentingnya kepuasan pelanggan dalam menunjang keberhasilan organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Secara sederhana, tingkat kepuasan seorang pelanggan terhadap produk tertentu merupakan hasil dari perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan bersangkutan atas tingkat manfaat yang dipersepsikan (perceived) telah diterimanya setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk dan tingkat manfaat yang diharapkan (expected) sebelum pembelian jasa. Jika persepsi sama atau lebih besar dibandingkan harapan, maka pelanggan akan puas. Secara garis besar, kepuasan pelanggan memberikan dua menfaat utama bagi perusahaan, yaitu berupa loyalitas pelanggan dan gethok tular (Word of mouth) positif.


(48)

41

2.4.2 Perilaku Konsumen

Menurut Gregorius Chandra (2002) menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Ada definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Hawkins, Best & Coney,

“Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat”(Hawkins, Best & Coney, 2001).

2.4.3 Kepuasan Konsumen

Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya. Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing 7e bahwa Kepuasan Konsumen adalah


(49)

hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.

Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.

Dalam kaitannya dengan kepuasan Konsumen/pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya. Dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan menurut Gregorius Chandra (2002), yaitu:

1. Kinerja (performance)

Karakteristik operaasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang.

2. Fitur (features)

Karakteristik pelengkap khusus yang dapat mnambah pengalaman pemakaian produk, contohya minuman gatis pada saat penerbangan. 3. Reliabilitas

Reliabilitas, yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan.


(50)

43

4. Konformasi (conformance)

Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api.

5. Daya Tahan (Durability)

Daya Tahan (Durability), yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.

6. Serviceablility

Serviceablility, yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

7. Estetika (aesthetics)

Estetika (aesthetics), menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indrea (rasa, bau, suara dst).

8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality)

Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu kulitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.misal BMW, SONY dll. (Chandra, 2002).

Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan pelanggan.5


(51)

44 3.1 Sejarah Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Kereta Api (Persero)

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamloze venootscahp Nederland Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (25 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu 10 Agustus 1867. Kolonel Jhr. Van Der Wijk adalah seorang militer Belanda yang mana beliau adalah orang pertama yang menggagaskan pembangunan jaringan jalan kereta api pertama pada tanggal 15 Agustus 1840, tujuannya agar dapat mengangkut hasil bumi serta bermanfaat bagi kepentingan pertahanan pada waktu itu.Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Sumatera Selatan (1914), Sumatera Barat (1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 Km antara Makassar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan


(52)

45

Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak-Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga pulau Bali dan Lombok juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api.

Keberhasilan swasta NV. NISM membangun jalan kerta api antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang rel anatara 1864-1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tAhun 1900 menjadi 3.338 Km Karena, pemerintah Belanda kemudian merasa pentingnya dibangun jaringan rel kereta apai pada banyak tempat, sedangkan NISM setelah itu mengalami kesulitan keuangan yang sangat dahsyat, maka pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk mengambil alih pembangunan jaringan rel kereta api. Selanjutnya pemerintah Belanda membuka jalur antara Jakarta-Bandung, Sidoarjo-Surakarta, Kertosono-Blitar, Madiun-Surakarta, serta Yogyakarta-Cilacap. Akhirnya hampir pada setiap daerah terutama di daerah dekat pantai di seluruh Jawa telah dapat memanfaatkan sarana transportasi berupa kereta api, bahkan sampai dataran Sumatera dan Sulawesi.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.881 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 Km, kurang lebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena di bongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan kerta api di sana. Kesuksesan


(53)

pembangunan dan pemanfaatan jaringan transportasikereta apai yang dirasakan pemerintah kolonial Belanda maupun pihak-pihak swasta terpaksa berakhir setelah Jepang masuk ke Indonesia. Setelah pemerintahan Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tahun 1942, sejak saat itulah sarana-sarana yang telah dibbangun oleh pemerintah Belanda juga dikuasi oleh Jepang termasuk sarana dan jaringan rel kereta api.

Jenis rel kereta api di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm di Aceh dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang di bongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943) sepanjang 437 Km. Sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km anatara Bayah-Cikara dan 220 Km antara Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunana selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 siantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta suangi yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.

Jepang mempekerjakan orang-orang pribumi pada dinas kereta api bahkan ada yang menduduki jabatan tingkat menengah. Selain mengadakan penerimaan pegawai secara besar-besaran pada tahun 1942-1943, pemerintah Jepang juga menyelenggrakan semacam sekolah tinggi perkeretaapian dengan nama “Kyo Syu Syo” yang bertempat di Bandung. Berkat sekolah perkeretaapian tersebut, orang-orang Indonesia kemudian banyak menguasasi berbagai hal yang berhubungan dengan kereta api. Bahkan, menjelang berakhirnya kekuasaan pemerintah Jepan,


(54)

47

pegawai kereta api yang merupakan orang-orang Indonesia berjumlah kurang lebih 80.000 orang yang mayoritas sebagi pegawai rendah. Memasuki tahun 1945 barulah beberapa pegawai diangkat sebagai wakil jabatan tertentu mendampingi orang Jepang.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadipada tanggal 28 September 1945, pembacaan sikap oleh Ismangil dan sejumlah AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 Spetember 1928 kekuasaan perkerataapiaan berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi ikut campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi titetapkannya 28 Spetember 1945 sebagai hari Kereta Api Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI). Meskipun DKARI telah terbentuk, namun tidak semua perusahaan kereta api menyatu. Sedikitnya ada 11 perusahaan kereta apai swasta di Jawa dan satu swasta (Deli Spoorweg Maatschapij) di Sumatera Utara yang masih terpisah dengan DKARI. Lima tahun kemudian, berdasarkan Pengumuman Menteri Perhubungan, Tenaga, dan Pekerjaan Umum No. 2 Tanggal 6 Januari 1950, ditetapkan bahwa 1 Januarai 1950 DKARI dan “Staat-spoor Wegen en Verenigde Spoorweg Bedrijf ” (SS/VS) digabung menjadi satu perusahaan kereta api yang bernama “Djawatan Kereta Api” (DKA).


(55)

Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintah mengeluarkan UU No. 19 Tahun 1960, yang menetapkan usaha BUMN. Atas dasar UU ini, dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963, tanggal 25 Mei 1963 di bentuk “Perusahaan Negara Kereta Api” (PNKA), sehingga Djawatan Kereta Api di ebur kedalamnya. Sejak itu, semua perusahaan kereta api di Indonesia terkena “integrasi” ke dalam satu wadah PNKA, termasuk kereta apai di Sumatera Utara yang sebelumnya dikelola oleh DSM. Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pemerintah mengeluarkan UU No. 9 Tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969, yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga, yaitu Perseroan, Perusahaan Umum, dan Perusahaan Jawatan. Sejalan dengan UU yang dimaksud berdasarkan Peraturan Pemerintahan No. 61 Tahun 1971 tanggal 15 September 1971, bentuk perusahaan PNKA mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api”( PJKA).

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintahan No.57 Tahun 1990, pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA menagalami perubahan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api disingkat Perumka. Sejalan dengan perubahan status ini, kinerja perkeretaapian di Indonesia kian membaik. Kalau pada tahun 1990 PJKA rugi sebanyak Rp. 32,716 Milyar. Tahun kedua turun menjadi Rp. 2,536 Milyar, tahun ke tiga Rp. 1,098 Milyar dan untuk pertama kalinya dalam sejarah perkeretaapian Indonesia meraih laba sebesar Rp. 13 juta pada tahun 1993.

Berikutnya, dalam rangka “Loan Agreement” no. 4106-IND tanggal 15 Januari 1997 berupa bantuan proyek dari Bank Dunia, yang kemudian lebih dikenal dengan Proyek Efisiensi perkeretaapian atau “Railway Efficiency Project” (REP), diarahkan


(56)

49

pada peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan yang ditempuh melalui delapan kebijakan, yaitu :

a. Memperjelas peranan antara pemilik (owner), pengaturan (regulator), dan pengelola (operator)

b. Melakukan restrukturisasi Perumka, termasuk merubah status Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas

c. Kebijakan pentarifan dengan pemberian kompensasi dari pemerintah kepada Perumka atas penyediaan KA non komersial, yaitu tarifnya ditetapkan oleh pemerintah

d. Rencana jangka panjang dituangkan dalam Perencanaan Perusahaan (Corpoorate Planning), yang dijabarkan ke dalam rencana kerja anggaran perusahaan secara tahunan

e. Penggunaan peraturan dan prosedur dalam setiap kegiatan f. Pengingkatan peran serta sektor swasta

g. Peningkatan SDM

Sejalan dengan maksud REP tersebut, dengan Peraturan Pemerintahan No.19 Tahun 1998, pada tanggal 3 Februari 1998, pemerintah menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Proses perubahan status perusahaan dari Perum menjadi Persero secara “de-facto” dilakukan tanggal 1 Juli 1999, saat Menhub Giri .S. Hadiharjono mengukuhkan susunan Direksi PT Kereta Api (Persero) di Bandung.


(57)

Tabel 3.1

Kronologis Bentuk Perusahaan

PERIODE STATUS DASAR HUKUM

1864 Pembangunan jalan KA sepanjang 26 km antara Kemijen-Tanggung oleh Hindia-Belanda

1864 – 1945

Staatspoor Wegen (SS) Verenigde Spoorwegbedrijf (VS) Deli Spoorweg Maatschapij (DSM)

IBW 1945 – 1950

1950 – 1963

Djawatan Kereta Api (DKA) Djawatan Kereta Api Republik Indonesia

(DKARI)

1963 – 1971 Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) PP No. 9 Tahun 1969 1971 – 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api ( PJKA) PP No. 61 Tahun 1971

1991 – 1998 Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) PP No.57 Tahun 1990

1998 – sekarang PT. Kereta Api (Persero)

PP No. 19 Tahun 1998 Kepres 39 Tahun 1999

Akta Notaris Imas Fatimah No. 2 Tahun

1999 Sumber : Company Profile PT Kereta Api (Persero), 2010


(58)

51

3.1.2 Sejarah Divisi Humas PT. Kereta Api (Persero)

Bagian atau Divisi Humas PT.Kereta Api (Persero) berdiri pada tanggal 1 April 1997. Bagian Hubungan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Humas (Kahumas) yang dalam pelaksanaannya bertanggung jawab secara langsung kepada kepala pusat PT. Kereta Api Indonesia sebagai pimpinan tertinggi. Pengertian Humas adalah satuan organisasi di lingkungan PT.Kereta Api (Persero) yang berada di bawah naungan PT. Kereta Api Indonesia Pusat dan mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan perusahaan (internal) dan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal). Jumlah pegawai yang terdapat di Humas Pusat PT.Kereta Api Indonesia terdiri dari 3 orang, 1 orang sebagai Kepala Humas (Kahumas), 1 orang sebagai Sekretaris Humas Dan 1 orang sebagai staff yang membantu Kahumas.

3.2 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Kereta Api (Persero)

Berdasarkan hasil rapat Direksi PT Kereta Api (Persero), merubah visi dan misi yang lama menjadi visi dan misi yang baru, yakni Maklumat Direksi Nomor : No.14/PR.006/KA.2009 menyebutkan bahwa, sejalannya dengan Arah dan Startegi Pengembangan (Restrukturisasi) Perusahaan, maka sesuai Kesepakatan pada tanggal 29 Mei 2009 di Bandung, Direksi PT. KERETA API (Persero) telah menetapkan VISI dan MISI perusahaan yang baru.


(59)

3.2.1 Visi PT. Kereta Api (Persero)

Visi PT. Kereta Api (Persero) Indonesia yaitu Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

3.2.2 Misi PT. Kereta Api (Persero)

Misi yang diemban oleh PT. Kereta Api (Persero) Indonesia yaitu Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

3.2.3 Tujuan PT. Kereta Api (Persero)

Tujuan perusahaan adalah untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasioanal khususnya di bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang meliputi usahapengankutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan


(60)

53

usaha penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

3.3 Budaya PT. Kereta Api (Persero)

Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan asumsi dan harapan yang dimiliki bersama dan dipegang secara mendalam untuk membentuk cara bagaimana karyawan/karyawati bertindak dan berinterakasi agar sasaran perusahaan tercapai, budaya perusahaan yaitu RELA.

RELA berarti ikhlas bekerja, berjuang, berkorban dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan.

1. R = Ramah

Senantiasa memelihara suasana/menunjukkan sikap ramah tamah dalam melayani semua pelanggan dan dalam bekerja sama dengan mitra kerja eksternal maupun internal.

2. E = Efisien

Senantiasa mengupayakan dan mengingkatkan efektivitas dan efisien kerja/usaha serta kemampuan mendayagunakan biaya, waktu dan/ataupun berbagai sumber daya lain secara tepat guna dan hemat dengan menjamin mutu hasil kerja yang lebih baik.


(1)

90

memberikan informasi dapat diterima dengan sempurna. Misalnya,

menggunakan media poster di stasiun-stasiun kereta api.


(2)

91 Buku :

Abdurrachman, Oemi. M,A. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Anggoro, Linggar M. 2008. Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara. Cutlip, Scott M. Center, Allen H; Broom, Glen M. 2007. Effective Public

Relations edisi ke sembilan. Jakarta : PT. Gramedia

Dan Lattimore,Otis Baskin,Suzette T.Heiman,Elizabeth L.Toth. 2010. Public Relations Profesi dan Praktik. Jakarta : Salemba Humanika.

Effendy, Onong Uchyana, 2004. Humas Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchyana M.A., 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gregorius, Chandra. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.

Hawkins, Best & Coney. 2001. Pemasaran, Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat. H.B Sutopo.2002. Metedeologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.Press Kotler Philip, A.B Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:

Penerbit Salemba.

Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Jefkins, Frank, 2004. Public Relations edisi keempat. Jakarta : Erlangga.

Jefkins, Frank., dan Yadin, Daniel 2002. Public Relations edisi kelima. Jakarta : Erlangga.


(3)

92

Miles, M. B., & Huberman, A. M. 1984. Qualitative data analysis: A source book of new methods. Beverly Hills, CA: Sage.

Moleong, Lexy J., 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya..

Rakhmat, Jallaludin, 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sidharta, Lani. 1996. Internet Informasi Bebas Hambatan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sondang P.Siagian. 2001. Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Bandung: Khaifa

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:ALFABETA. Tjiptono, Fandy. 2004. Marketing Scale. Yogyakarta : Andi Offset.

Yulianita, Neni. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Pusat Penerbitan Unisba.

Internet Searching :

http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2007/08/01/pengertian-website-dan-unsur-unsurnya.html (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)

http://www.anneahira.com/pengertian-website.htm (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)

http://deeyaan.blogspot.com/2008/03/pengertian-website.html(jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)

http://elqorni.wordpress.com/2008/05/03/konsumen-dan-kepuasannya/ (Senin, 4 Juli 2011, 18:45 WIB)


(4)

Lain-Lain :

Arsip Humas DAOP 2 Bandung.2011. Bandung

Cucu Nugraha (41804057). 2008. Efektifitas Media Intranet “INTRA PPET-LIPI” Terhadap Aspek Kognitif Pegawai Di Pusat Penelitian Elektronika Dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bandung: UNIKOM.

Humas, 2010.Company Profile. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta : Balai Pustaka

Tine Agustin Wulandari (41805009). 2009. Self – Disclosure Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Bandumg Plus Suport (BFS) Di Rumah Cemara Bandung.Bandung: UNIKOM.


(5)

119

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap

: Herro Dika Prasetya

Nama Penggilan

: Herro, Boriel, Gobel

Tempat Tanggal Lahir

: Bandung, 16 Januari 1990

Keluarga

: Anak ke-1 dari 2 bersaudara

Status

: Mahasiswa

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Cipedes 2 Gg. Pertiwi 2 No. 22 Rt. 04/ Rw. 04

Bandung 40173

Telepon

: +622-91975297 / +685659676300


(6)

II.

PENDIDIKAN FORMAL

2008 – Sekarang

Universitas Komputer Indonesia Bandung (Public Relations)

2004 – 2007 SMA Pasundan 3 Bandung

2001 – 2004 SMP Angkasa Bandung

1995 – 2001

SD Angkasa 2 Bandung

III.

PENGALAMAN ORGANISASI

Tim TATIB Club motor di Bandung

PRAMUKA di SD

IV.

PELATIHAN

1.

Mentoring Agama Islam, UNIKOM Bandung.

2.

Table Manner di Hotel The Jayakarta Bandung

3. Mentoring Etika Profesi, UNIKOM Bandung

4. Protokoler di Istana Raya Bogor

5. Seminar Budaya Preneurship

V.

PRESTASI

Juara 1 Lomba Adzan antar SD

Finalis Band Indie di Bandung