- Usia pada serangan pertama makin muda menderita otitis media, maka angka kekambuhan semakin tinggi
- Faktor genetik - Faktor lingkungan seperti alergi, paparan asap rokok, breast-feeding,danmusim.
15
Pada studi yang dilakukan di rumah sakit anak Pittsburgh yang melibatkan orang dewasa menggambarkan adanya hubungan antara percobaan antigen internasal, rinitis
alergi dan obstruksi tuba eustasius.
42
2.3 Hubungan RA dan otitis media
Beberapa faktor dapat menjadi predisposisi bayi menderita infeksi telinga bagian tengah.Selain itu, pada bayi dan anak, tuba eustasius yang pendek dan posisinya yang
lebih horizontal, dibandingkan dengan dewasa menyulitkan drainase, sehingga fungsi proteksi telinga tengah menjadi terganggu. Pada alergi, mediator inflamasi pada
nasofaring menyumbat tuba eustasius, menyebabkan terjadinya edema pada jaringan sekitar tempat tuba eustasius membuka, sehingga mengganggu ventilasi dan
mukosiliari cleareance pada telinga tengah.
23,43
Inflamasi pada mukosa telinga tengah diprovokasi oleh beberapa faktor seperti infeksi bakteri dan virus, reaksi alergi lokal dan refluk merupakan penyebab utama
terjadinya OME.
44
Tuba eustasius berperan sebagai ventilasi, clearance, dan perlindungan terhadap telinga tengah.Suatu teori menyebutkan bahwa bagian superior
tuba eustasius berperan sebagai ventilasi, dan bagian inferior sebagai clearance bahan asing melalui silia. Gangguan pada fungsi tuba ini dapat menyebabkan terjadinya otitis
media.
15,43
Universitas Sumatera Utara
Adanya hubungan antara nasal allergy dan OME dijelaskan pada beberapa literatur. Kongesti hidung dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya OME.
38,45
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kejadian otitis media sering pada pasien dengan
atopi. Alergi menyebabkan terjadinya inflamasi, yang berperan secara tidak langsung terhadap terjadinya OME berulang. Inflamasi yeng terjadi mengakibatkan terjadinya
blokade tuba eustasius, atau inflamasi pada telinga tengah itu sendiri yang menyebabkan terjadinya OME berulang.
46
OME secara independent dapat dikaitkan dengan sensitisasi yang diperantarai oleh IgE dan alergi pada saluran pernapasan.
47,48
Satu studi menemukan adanya kesamaan antara mukosa telinga bagian tengah pada anak dengan OME dan respon
alergi ditempat lain seperti pada rinitis alergi, sinusitis dan asma.
49
Dikatakan bahwa pasien dengan rinitis alergi memiliki insiden timpanogram yang abnormal lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien sehat. Timpanogram yang abnormal banyak ditemukan pada anak dengan rinitis alergi usia kurang dari 11 tahun.
50
Pada suatu literatur disebutkan adanya hubungan antara rinitis alergi dengan otitis media, dilaporkan bahwa OME dihubungkan dengan kejadian alergi pada sekitar
35 sampai 40 kasus.
42
Pada anak dengan rinitis alergi, sekitar 21 mengalami OME, dimana sekitar 50 anak dengan kronis menderita rinitis alergi berulang.
28
Hubungan antara OME dan RA telah dibuktikan pada beberapa studi. Prevalensi RA pada pasien dengan OME kronis pada suatu studi digambarkan lebih tinggi berkisar
antara 24 sampai 89 pada populasi, bergantung pada studi yang dilakukan serta kriteria diagnosis yang digunakan. Dikatakan pula bahwa RA diduga merupakan faktor
predisposisi terjadinya OME, pengobatan terhadap RA dapat pula mengobati OME.
49
Universitas Sumatera Utara
Pada rinitis alergi, terjadi inflamasi pada membran mukosa hidung, mata, tuba eustasius, sinus paranasal, telinga tengah serta faring. Pajanan alergen pada
nasofaring ditandai dengan pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya,menyebabkan terjadinya obstruksi tuba eustasius dan menyebabkan terjadinya
efusi pada telinga tengah.
51
2.4 Kerangka Konseptual