45
penghargaan yang diberikan kepada merek tertentu berdasarkan riset kuantitatif yang dilakukan oleh The Nielsen Company. Riset ini dilakukan
secara independen terhadap sejumlah merek, dan hanya merek yang disetujui oleh Dewan Superbrands Independen sajalah yang dapat
dimasukkan ke dalam setiap proyek Superbrands. Merek yang bisa mendapatkan “Superbrands“ harus memenuhi pedoman kriteria: pasar
dominasi, panjang umur, goodwill, loyalitas pelanggan, dan penerimaan pasar secara keseluruhan. Setelah mendapatkan sertifikat ISO 22000 Food
Safety Management, lalu kini Sertifikat Superbrands, Vitazone makin membuktikan diri sebagai produk minuman isotonik yang bukan saja
teruji kualitasnya tetapi juga unggul dalam posisi pasar. Vitazone telah mengeluarkan Variant baru; yaitu Vitazone
Grapeberry. Rasakan rasa terbaru dari Vitazone tersebut dengan kenikmatan rasa buah yang menyegarkan juga dengan manfaat yang sama
besarnya dengan rasa lainnya.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel yaitu anggota populasi yang dijumpai selama periode pengumpulan data yang dijadikan
sebagai sampel penelitian, sampel diambil sebanyak 112 responden, yaitu pelanggan Vitazone di Alfamart Tropodo.
46
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner
yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini.
a. Jenis Kelamin Dari 112 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 84
75 2 Perempuan
28 25
Total 112
100 Sumber: Data diolah
b. Pekerjaan Dari 112 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui pekerjaan para responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan
Jumlah Prosentase
1 PelajarMahasiswa 52
46 2 Pegawai
Negeri 12
11 3 Pegawai
Swasta 30
27 4 Wiraswasta
18 16
Total 112
100,00 Sumber : Data diolah
47
4.3. Hasil penelitian 4.3.1. Uji Outlier Multivariate
Tabel 4.3. Outlier Multivariate
Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation N
Predicted Value 25.402 87.771
52.500 13.162 104 Std. Predicted Value
-2.059 2.680 0.000 1.000 104
Standard Error of Predicted Value
6.243 16.493 10.402 2.314 104
Adjusted Predicted Value 17.912 88.565
52.329 14.076 104 Residual
-50.373 53.571 0.000 27.143 104
Std. Residual -1.735 1.845
0.000 0.935 104 Stud. Residual
-1.829 2.018 0.003 1.003 104
Deleted Residual -55.972 64.124
0.171 31.305 104 Stud. Deleted Residual
-1.853 2.054 0.003 1.008 104
Mahalanobis Distance [MD] 3.771
32.238 12.875 6.347 104
Cooks Distance 0.000 0.057
0.011 0.012 104 Centered Leverage Value
0.037 0.313 0.125 0.062 104
Sumber : Lampiran Hasil evaluasi: Tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel],
karena MD Maksimum 33,938 ≥ 27,877
4.3.2. Uji Reliabilitas
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala variabel atau indikator observasian. Sementara itu
item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha
yang dihasilkan. Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
48
Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal
Konstrak Indikator Item to Total
Correlation Koefisien
Cronbachs Alpha X11 0.731
X12 0.432 X13 0.628
X14 0.540 X15 0.583
X16 0.645 X17 0.688
Product Quality X18 0.058
0.717
X21 0.849 Customer
Satisfaction X22 0.887
0.671 Y1 0.347
Y2 0.733 Customer
Loyalty Y3 0.753
0.323
Sumber: Lampiran Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena
nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator
yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbachs alpha. Perhitungan cronbachs dilakukan setelah proses eliminasi.
Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien
Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu
≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].
49
4.3.3. Uji Validitas Tabel 4.5. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan
Confirmatory Faktor Analysis
Faktor Loading Konstrak Indikator
1 2 3 4 X11 0.998
X12 0.118 X13 0.242
X14 0.205 X15 0.181
X16 0.333 Product Quality
X17 0.785 X21
0.490 Customer
Satisfaction X22
0.978 Y2
0.422 Customer
Loyalty Y3
0.517
Sumber: Lampiran Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor
loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya
≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.
4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s
Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance
extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi
internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang
sama
50
Tabel 4.6. Construct Reliability dan Variance Extracted
Konstrak Indikator Standardize
Factor Loading
SFL Kuadrat
Error [εj] Construct
Reliability Variance
Extrated X11
0.998 0.996 0.004 X12
0.118 0.014 0.986 X13
0.242 0.059 0.941 X14
0.205 0.042 0.958 X15
0.181 0.033 0.967 X16
0.333 0.111 0.889 Product Quality
X17 0.785 0.616 0.384
0.615 0.267
X21 0.490 0.240 0.760
Customer Satisfaction
X22 0.978 0.956 0.044
0.728 0.598 Y2
0.422 0.178 0.822 Customer Loyalty
Y3 0.517 0.267 0.733
0.362 0.223
Batas Dapat Diterima ≥ 0,7
≥ 0,5
Sumber : Lampiran
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted.
Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa
indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang
ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7.
Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah
0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted
direkomendasikan pada tingkat 0,50.
51
4.3.5. Evaluasi Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Zlebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak
normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar
2,58.
Tabel 4.7. Assessment of normality
Variable min max kurtosis
c.r. X11 2
7 -0.322
-0.671 X12 2
7 -0.161
-0.335 X13 2
7 0.513
1.068 X14 1
7 -0.583
-1.213 X15 2
7 -0.545
-1.135 X16 2
7 -0.429
-0.893 X17 2
7 -0.278
-0.579 X21 4
7 -0.238
-0.495 X22 4
7 -0.398
-0.828 Y2 2
7 -0.313
-0.652 Y3 2
7 -0.393
-0.818
Multivariate 18.218
5.493 Batas Normal
± 2,58
Sumber : Lampiran
4.3.6. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama one-step approach to SEM
.
52
One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik.
Hair.et.al, 1998. Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan
menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Product Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Base Model
1
Product Quality
1
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
0,005 d_jp
1 Y1
er_9 1
1 Y2
er_10 1
Y3 er_11
1 X11
er_1 1
X12 er_2
1 X13
er_3 1
X21 er_12
1 X22
0,005 er_13
1 1
X14 er_4
1 X15
er_5 1
X16 er_6
1 X17
er_7 1
X18 er_8
1
Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF
4.184 ≤ 2,00
kurang baik Probability
0.000 ≥ 0,05
kurang baik RMSEA
0.176 ≤ 0,08
kurang baik GFI
0.755 ≥ 0,90
kurang baik AGFI
0.656 ≥ 0,90
kurang baik TLI
0.405 ≥ 0,95
kurang baik CFI
0.504 ≥ 0,94
kurang baik
Sumber : Lampiran
53
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum
seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan
dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di
bawah ini.
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach - Modifikasi
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Product Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Elimination Modification Model
1
Product Quality
1
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
0,005 d_jp
1 Y2
er_10 1
1 Y3
er_11 1
X11 er_1
1 X12
er_2 1
X13 er_3
1
X21 er_12
1 X22
0,005 er_13
1 1
X14 er_4
1 X15
er_5 1
X16 er_6
1 X17
er_7 1
Sumber : Lampiran Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF
1.192 ≤ 2,00
baik Probability
0.196 ≥ 0,05
baik RMSEA
0.043 ≤ 0,08
baik GFI
0.937 ≥ 0,90
baik AGFI
0.900 ≥ 0,90
baik TLI
0.974 ≥ 0,95
baik CFI
0.982 ≥ 0,94
baik
Sumber : Lampiran
54
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi
oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar
variabel dalam model sebagaimana terdapat dibawah ini.
4.3.7. Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 6.035.474.186 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau
singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya
sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.
Tabel 4.10. Uji Hipotesis Kausalitas
Ustd Std
Faktor Faktor Estimate
Estimate Prob.
Customer_Loyalty Product_Quality 0.548
0.982 0.000
Customer_Loyalty Customer_Satisfaction
0.643 0.777 0.031
Sumber : Lampiran
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
55
1 Faktor Product Quality berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Loyalty, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,000
≤ 0,10 [signifikan [positif].
2 Faktor Customer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Loyalty, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,031
≤ 0,10 [signifikan [positif].
4.4. Pembahasan