100
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa terjadi peningkatan kepercayaan diri siswa yang cacat fisik di SMP N
2 Mandiraja Banjarnegara setelah adanya kegiatan konseling kelompok. Hal tersebut terbukti dengan terjadi peningkatan dari rata-rata skor tes pra
tindakan sebesar 83,4 setelah tes tindakan I rata-rata 122 dan tindakan II menjadi 146.2. Angka tersebut signifikan karena rata-rata skor setelah
tindakan 144 untuk kategori percaya diri tinggi, sehingga penelitian ini yang menyatakan konseling kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri
siswa di SMP N 2 Mandiraja Banjarnegara terbukti.
Data pelengkap peningkatan kepercayaan diri yang diperoleh dari penilaian instrumen skala pada masing-masing siswa dapat dilihat pada tabel
8 hal. 89 dan tabel 10 hal. 98. Subjek penelitian dari nomor 1 sampai dengan 5 adalah subjek yang dikenai tindakan konseling kelompok. Dari keterangan
yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penilaian skala kepercayaan diri yang dilengkapi dengan hasil observasi membuktikan bahwa secara
umum subjek mengalami peningkatan kepercayaan diri. Hal ini diketahui melalui hasil observasi yang sebagian besar menyatakan lebih percaya diri
setelah konseling kelompok dilaksanakan. Peningkatan kepercayaan diri terjadi pada siswa yang terlibat dalam proses kegiatan konseling kelompok.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru BK dan siswa yang menjadi konseli setelah dilakukan tindakan.
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
101
Berdasarkan hasil observasi tindakan I di pertemuan pertama pada siklus I, siswa masih ragu dan malu dalam mengungkapkan masalahnya,
siswa kurang memberikan tanggapan ketika teman berbicara, siswa terlihat canggung dengan adanya konseling kelompok. Kegiatan kelompok masih
didominasi oleh guru BK. Selama pertemuan ke dua pada siklus I sebagian siswa mulai memberikan tanggapan ketika teman sedang berbicara, suasana
konseling sudah tampak luwes dan tidak kaku. Siswa sudah mau mengungkapkan masalahnya dengan luwes. Dalam pertemuan ke dua pada
siklus I ini guru BK juga masih terlihat mendominasi pembicaraan. Dari siklus pertama setelah dilakukan tindakan ternyata belum adanya perubahan
hingga tingkatan tinggi, sehingga diperlukan siklus ke II. Pada tindakan ke dua di siklus II siswa mulai tampak sangat luwes dalam mengungkapkan
masalah. Seluruh siswa mulai memberikan tanggapan yang bagus ketika ada teman lain mengungkapkan masalah. Suasana dalam kelompok sudah
menunjukan suasana saling perhatian, komunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara terbuka, saling mengungkapkan perasaan dan pikiran,
orientasi pada kenyataan, saling membuka diri, saling menerima, saling pengertian, saling memberi dukungan dan saling percaya.
Berdasarkan observasi dengan guru BK setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II bahwa siswa sudah mengalami perubahan yaitu
siswa dapat menciptakan perasaan yakin dalam bertingkah laku. Siswa mampu menciptakan evaluasi-evaluasi yang positif. Evaluasi yang positif dari
orang lain menjadikan siswa merasa penting dan dibutuhkan oleh orang lain
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
102
dan merasa diterima oleh kelompoknya. Siswa yakin bahwa dirinya akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkannya, mengatasi segala tantangan
dengan kemampuan, usaha, serta dengan caranya sendiri. Siswa dapat mengembangkan segala potensi dan kemampuannya. Observasi terhadap
siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I dan II yaitu adanya perubahan pada diri siswa, siswa menjadi yakin akan kemampuan yang dimiliki, selalu
mengetahui segala potensi yang dimiliki, mampu mengembangkan potensinya, dan mampu bersosialisasi, tidak minder, merasa dihargai oleh
lingkungan, merasa keberadaannya diakui, lebih percaya diri, menerima masukan, tidak takut dalam bertingkah laku dan tidak takut disalahkan. Siswa
semakin sadar akan pentingnya memahami dirinya sendiri untuk mempunyai kepercayaan diri yang tinggi agar mampu mengembangkan dirinya. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan konseling kelompok yang dikemukakan oleh Winkel 2004:592 yaitu:
a. Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih
rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dan kepribadiannya.
b. Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan komunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam
menyesuaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
103
c. Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri.
d. Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain.
e. Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku yang lebih
konstruktif. f. Para anggota kelompok lebih berani melangkah lebih maju dan menerima
resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal dian dan tidak berbuat apa-apa.
g. Para anggota kelompok lebih menghayati dan menyadari kehidupan manusia sebagai kehidupan yang sesama, dan mengandung tuntutan
menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain. Berdasarkan pembahasan diatas hal yang dapat disimpulkan adalah
konseling kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa yang cacat fisik.
F. Keterbatasan Penelitian