11
terdapat perbedaan dalam pola konsumsinya. Dengan demikian akan bergeser dalam pemenuhan kebutuhannya. Sehingga klasifikasi ini
dapat menjadi peluang dan tantangan kepada para penguasaha.
b. Pendapatan
Berbicara mengenai pendapatan maka tidak akan lepas dengan aktivitas ekonomi. Salah satu aktivitasnya adalah pembelian.Dengan
adanyapendapatanyang diperoleh, maka masyarakat dapat menggunakan pendapatan untuk membeli suatu barangjasa untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang berperan penting dalam kelangsungan hidup suatu
ekonomi pasar.
Pendapatan yang diterima masyarakat umumnya berbeda-beda. Sehingga dengan perbedaan ini dapat mempengaruhi pola konsumsi
mereka. Dengan perbedaan pola konsumsi ini menimbulkan pengelompokan kelas-kelas sosial pada masyarakat. Pengelompokan
kelas-kelas ekonomi masyarakat umumnya dilihat dari sisi permintaan yang terjadi pada masyarakat.
Seiring dengan pertumbuhan makro ekonomi, muncullah kelas kelas sosial ekonomi menengah baru. Bila dapat dilihat sisi
permintaan, “pertumbuhan ekonomi di atas 6 per tahun dalam waktu
yang relatif panjang, akan mendorong pertumbuhan jumlah orang kaya dan kelas menengah. Berdasarkan klasifikasi Bank Dunia, kelas
12
menengah adalah mereka yang berpendapatan 2-20 dollar AS hari. Berpatokan pada kurs dollar dalam rupiah Rp 9.000USD berarti
pendapatan kelas menengah Rp 18.000 – Rp 180.000 hari. Kalau satu
keluarga dengan empat anggota keluarga maka jumlah tersebut setara Rp 72000
– Rp 720.000 hari atau Rp 2.160.000 – Rp 21.600.000 kkbulan. Sejak 10 tahun terakhir kiranya tidak sulit menemukan
keluarga-keluarga yang berpenghasilan Rp 2.000.000 sd Rp 5.000.000 bulan.”
6
Jumlah mereka bertambah lebih cepat dari pertumbuhan jumlah orang kaya. Pertumbuhan penghasilan yang begitu cepat
akan mempengaruhui pola perbelanjaan dan konsumsi sehari-hari mereka.
Dalam ekonomi makro diketahui bahwa konsumsi adalah fungsi pendapatan, C = f Y. Kalau pendapatan naik maka konsumsi akan
bertambah sebesar MPC x ∆Y. Pertambahan jumlah pengeluaran konsumsi tidak hanya terhadap,
jenis barang yang sama akan tetapi juga berpengaruh pada jenis dan
kualitas barang. Barang konsumsi yang dianggap inferior diganti dengan jenis barang yang lebih berkelas.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Samuelson dan Nordhaus yakni, “sebagai barang-barang inferior bermutu rendah,
yang pembeliannya mungkin menyusut ketika pendapatan meningkat karena orang mampu menggantinya dengan barang lain yang lebih
6
A. Prasetyantoko, “Investasi Skema Ponzi.” Kompas,5 Maret 2013 hal. 11
13
diinginkan.”
7
Sebabnya adalahkarena konsumen mengganti barang dengan jenis barang yang dinilai lebih baik. Sehubungan dengan ini
dapat dipertegas dengan hasilsurveiyang dilakukan Gunawan dimana “sebanyak 34 persen responden mengakui adanya perubahan konsumsi
dengan mulai mengunakan atau mengkonsumsi produk yang tidak pernah mereka
gunakan sebelumnya.”
8
berhubungan dengan ini yang dimaksud adalah terjadi perubahan berupa merek dari barang sejenis
yang dianggap lebih berkelas. Apabila jumlah penduduk bertambah sedangkan faktor yang lain
dianggap ceterius paribus maka pada harga tertentu jumlah permintaan pasar akan naik. Begitu pula dalam hal pendapatan rata-rata. Kalau hal-
hal lain dianggap tetap ceterius paribus maka pada harga yang sama jumlah yang dibeli bertambah.
Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan absolut dan permintaan efektif. Permintaan absolut
menunjuk pada jumlah yang diinginkan quality desired sedangkan permintaan efektif menunjuk pada jumlah nyata yang dibeli quality
actually bought. Naiknya pendapatan rata-rata masyarakat dapat mempengaruhi
mereka yang semula tergolong belum mampu membeli karena tidak
7
Samuelson Paul A, William D. Nordhaus, 2003, Microeconomics, 17
th
Edition, diterjemahkan Nur Rosyidah, Anna Elly dan Bosco Carvallo, P.T Media Global Edukasi,
Jakarta, hal. 105
8
Gunawan , “Rumah Tangga Membaik, Dorongan Gaya Hidup, Konsumsi Meningkat .”
Kompas 18 Maret, 2013 hal.18
14
mempunyai cukup uang menjadi mereka yang secara aktual membeli barang itu. Hal ini umumnya terjadi pada barang berkelas.Dalam
belenggu ini promosi yang dilakukan penjual dapat mempercepatproses perubahan dari permintaan absolut menjadi permintaan efektif. Bahkan
gejala ini tidak terbatas pada pembelian barang tetapi juga nampak pada pilihan lokasi tempat berbelanja. Seseorang yang sedang naik status
dari segi pendapatan cenderung akan berpindah dari pasar tradisional yang terkenal kumuh ke pasar modern, seperti Mall dan Supermarket.
Hal ini sebetulnya lebih sebagai gengsistatus sosial. Gejala seperti ini pilihan komoditas dan tempat berbelanja di tunjukan secara jelas oleh
James Duesenberry ,“sebagai demonstration effect yang akan dibahas
lebih lanjut pada sub bab berikutnya .”
9
2.2. Segmentasi Pasar