85
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program Humas
Evaluasi program humas dilaksanakan pada setiap akhir program PPDB. Sebelum evaluasi, selama pelaksanaan program diadakan monitoring yang
dilakukan penanggung jawab kepada panitianya setiap seminggu sekali, hal ini diungkapkan oleh Ibu EW bahwa “Kita seminggu sekali ada briefing mengenai
sejauhmana program berjalan. Yang monitoring ya kepala sekolah ke pelaksana kegiatan”. Monitoring yang dilakukan untuk mengetahui hasil jumlah peserta
didik sementara yang didapatkan, pernyataan tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak SP pada tanggal 3 Juli 2014 bahwa aspek yang dimonitoring lebih
pada kuantitas atau jumlah siswa yang didapat dalam kurun waktu tertentu. Hal serupa juga diungkapkan Ibu SM pada tanggal 3 Juli 2014 tentang aspek yang
dimonitoring yang mengatakan bahwa “bagaimana dan sejauhmana sampai detik ini berapa siswa yang sudah kita dapatkan, apa kendalanya.” Ibu SM juga
menambahkan bahwa bentuk monitoring yang dilakukan adalah dalam bentuk tanya jawab, misalnya adalah dalam kegiatan “jemput bola” yang tidak hanya
dilaksanakan sekali tetapi berkali-kali, hal tersebut akan dimonitoring oleh penanggung jawab atau kepala sekolah tentang seberapa intens melakukan
kunjungan ke rumah calon peserta didik. Namun karena SMK Binawiyata Srandakan termasuk sekolah swasta kecil, monitoring yang dilakukan tidak harus
dalam kurun waktu seminggu tetapi bisa kapan saja seperti yang disampaikan Bapak SP yang menyatakan bahwa “mungkin kalau di negeri monitoringnya bisa
dilakukan hanya pada saat pengumuman tapi kalau di swasta ya karena kita mencari siswa ya monitoringnya setiap hari bahkan setiap saat”. Dapat
86 disimpulkan bahwa kegiatan monitoring yang dilakukan untuk mengetahui
progress kegiatan sehingga ketika terdapat beberapa kendala dapat dilakukan langkah perbaikan saat itu juga.
Sementara evaluasi program dilakukan pada setiap program PPDB usai dalam rapat atau yang disebut dengan rapat penutupan PPDB. Hal ini diungkapkan Ibu
SM dalam lampiran 4, “Setelah PPDB berakhir selalu ada evaluasi apa yang perlu kita tingkatkan”. Adapun yang mengevaluasi adalah para panitia kegiatan
termasuk di dalamnya kepala sekolah, guru dan seluruh staff. Aspek yang dievaluasi dikemukakan oleh Ibu EW yang menyatakan bahwa “Jadi yang kita
evaluasi adalah hasilnya jumlah siswa yang tidak sesuai target kemudian metode- metode yang harus kita tingkatkan untuk mendapatkan siswa, kelemahan-
kelemahan seperti kurang intens dalam pendekatan selama “jemput bola”. Pendapat lain mengenai aspek yang dievaluasi disampaikan oleh Bapak SP dalam
lampiran 4 yang menyatakan bahwa “Mengevaluasi kelemahan-kelemahan dari kepanitiaan sendiri, mengidentifikasi kesan yang kurang pas di mata masyarakat
tentang sekolah, kenapa murid enggan masuk sekolah kita itu sebabnya apa”. Dari dua pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa aspek yang
dievaluasi adalah bersifat menyeluruh yang artinya semua hasil kerja dievaluasi seperti perolehan hasil jumlah peserta didik yang disesuaikan dengan target,
kelemahan baik dari panitianya, metode atau cara dalam kegiatan menarik minat calon peserta didik, maupun dari sekolahnya sendiri hingga menyebabkan
penilaian yang kurang baik di mata masyarakat serta penyebab enggannya sejumlah siswa masuk ke SMK Binawiyata.
87 Meskipun telah dilakukan evaluasi setiap akhir PPDB mengenai keseluruhan
permasalahan yang ada, bentuk tindak lanjut yang dilakukan masih tergolong sederhana. Hal ini diungkapkan oleh Ibu SM dalam lampiran 4, “Ya kita
memberikan iming-iming batik gratis kepada para siswa, selain itu kita juga membebaskan uang gedung”. Dalam hal ini penelilti memberikan analisis bahwa
tindak lanjut yang dilakukan SMK Binawiyata belum bisa dikatakan maksimal. Di samping itu faktor keterbatasan biaya juga menjadi indikasi belum maksimalnya
tindak lanjut yang dilakukan, seperti yang disampaikan Bapak SP dalam lampiran 4 yang menyebutkan bahwa:
“Sebenarnya masalahnya kita terbentur dana mbak, kita mau mengadakan event-event yang sekiranya menarik untuk masyarakat tetapi ujung-
ujungnya selalu karena masalah biaya. Itu karena kita sudah membebaskan uang gedung, SPPnya juga termurah mbak se-Kabupaten Bantul. Uang
gedung gratis saja pada nggak mau apalagi kalau bayar sedangkan biaya operasional tergantung dari SPP, gaji guru disini murah bahkan sangat
murah.”
Dari wawancara tersebut diketahui bahwa masalah utama yang menghambat dilakukannya tindak lanjut adalah masalah keterbatasan biaya yang dimiliki
sekolah sedangkan kebutuhan vital dari internal sekolah seperti beban gaji guru yang juga masih belum tercukupi dengan baik.
Belum maksimalnya tindak lanjut tersebut telah berdampak pada hasil PPDB dalam empat tahun terakhir. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu SM pada 3
Juli 2014 tentang hasil yang didapat setelah dilakukan kegiatan-kegiatan menarik minat calon peserta didik disebutkan bahwa “Sebenarnya cara kita meningkat tapi
berhubung sekolah banyak, kebutuhan lulusan lebih banyak untuk yang masuk SLTA dari pada jumlah lulusan SMP. Kalau dari segi kuantitas pendaftar ya gitu-
88 gitu aja mbak cenderung menurun, memang fluktuaktif tapi tetap segitu aja”.
Tidak berbeda dengan yang dikemukakan oleh Bapak SP pada 3 Juli 2014 yang menyatakan bahwa “Ya stabil mbak, dalam artian kita kan intinya mencari siswa
hasilnya tetap stabil, sudah kita usahakan sekuat tenaga tapi hasilnya tetap sama aja mbak”.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diindikasikan bahwa SM memandang hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya dari segi kuantitas
pendaftar melainkan dari segi cara atau metode yang digunakan sekolah dalam usaha pencarian siswa, sedangkan Bapak SP hanya memandang hasil hanya dari
segi kuantitas pendaftar saja setelah dilaksanakan program, sedangkan data yang dibutuhkan peneliti dalam hal ini adalah kuantitas jumlah siswa pendaftar.
Kemudian mengacu pada dokumentasi laporan PPDB jumlah pendaftar dari tahun 20102011 sampai dengan 20132014, berikut hasilnya:
Gambar 5. Grafik Jumlah Pendaftar SMK Binawiyata 20102011-20132014 Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pendaftar justru
cenderung menurun bahkan semakin jauh jika dibandingkan ukuran daya tampung
89 sekolah.
Evaluasi dan tindak lanjut secara ringkas dapat digambarkan dalam bagan berikut.
Gambar 8. Bagan Evaluasi dan Tindak Lanjut Program Humas
Monitoring Program Humas
Hasil Pendaftar sementara
Kendala pelaksanaan program
Progress kegiatan
Evaluasi Program Humas
Kelemahan metode
Kendala dalam program
Kelemahan panitia
Kesesuaian hasil dengan target
Tindak Lanjut Program Humas
Pemberian seragam batik gratis kepada
siswa baru Bebas biaya
gedung untuk siswa
Hasil tidak efektif
90
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1.