Hasil Yang Dicapai PKBM Pesantren Al-Kandiyas Dalam Program
73
pendukung lainya adalah semangat para tutor untuk membantu peserta didik agar selalu bersemangat mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran pendidikan
kesetaraan. Pendidik atau tutor selalu memotivasi peserta didik agar tidak putus ditengah jalan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada karena
pendidik menyadari program ini sangat bermanfaat bagi peserta didik agar mencapai impian dan cita-citanya kelak. Seperti yang diungkapkan oleh
bapak “AM “ selaku pendidik atau tutor: “Faktor pendukung kegiatan pendidikan kesetaraan adalah adanya
reson yang positif dari peserta didik karna setiap tahun PKBM tidak sepi peserta didik, selain itu lokasi PKBM yang dekat dengan tempat
tinggal peserta didik memudahkan mereka untuk mengikuti pembelajaran yang ada”.wawancara, 24 Juli 2010
Hal ini diperkuat oleh P selaku ketua pengelola PKBM Pesantren Al- Kandiyas yang menyatakan bahwa:
“Faktor pendukung dalam program pendidikan kesetaraan adalah tempat pembelajaran yang dekat, respon posif dari para santri dan
masyarakat sekitar yang menjadi sasaran PKBM karena tiap tahun tidak sepi peserta didik, dan juga semat pendidik yang cukup membuat
peserta didik bertahan untuk mengikuti kegiatan pemeblajaran sampai tuntas”. wawancara, 18 Juli 2010
Sedangakan yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan kesetaraan adalah sarana dan prasarana yang kurang
memadai dan tidak terawat, kurang banyaknya buku-buku pelajaran. Sarana dan prasarana yang ada di PKBM Pesantren Al-Kandiyas kurang memadai
yakni keterbatasanya fasilitas yang ada seperti media belajar yang kurang, pembelajaran lesehan yang hanya beralaskan sajadah, selain itu ruangan-
74
ruangan yang ada disekertariat kurang bersih dan rapih. Pernyataan ini di ungkapkan oleh YS Peserta Didik bahwa:
“Kedala yang ada yakni buku pembelajaran yang kurang mbak, sekalipun ada TBM tapi saya rasa masih kurang komplit dan lagi
tempat pembelajaranya kurang rapih dan bersih ditempat-tempat tertentu seperti di TBM tidak rapih kurang keurus”. wawancara, 25
Juli 2010.
Hal ini diperkuat oleh salah satu tutor Ibu SM yang menyatakan bahwa:
“faktor penghambat di PKBM ini yaitu kurang terawatnya sarana dan prasarana yang ada di PKBM, buku pelajaran yang kurang sekalipun
ada TBM tapi koleksi yang ada kurang komplit” wawancara, 24 Juli 2010
Faktor penghambat lainnya adalah setuktur kepengurusan yang kurang optimal yakni hanya beberapa pengurus yang sering aktif di keskertariatan
PKBM Pesantren Al-Kandiyas. Mereka beralasan karena kesibukan masing- masing para pengurus baik diyayasan pesantren maupun diluar yayasan
pesantren karena banyak pengurus yang merangkap berbagai urusan. Selain itu pengurus yang ada juga merangkap menjadi pendidik atau tutor.
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh P selaku ketua PKBM Pesantren Al-Kandiyas bahwa :
“faktor penghambat dari pelaksanaan program pemenuhan kebutuhan pendidikan kesetaraan adalah sarana dan prasarana yang kurang,
kepengurusan tidak optimal karena ada beberapa pengurus merangkap menjadi pendidik atau tutor dan juga ikut dalam kepengurusan
yayasan di pesantren. Jadi saya sering sebagai ketua kesana-kemari mengurus semua tanggungjawab dan masalah yang ada di PKBM
hanya ada beberapa yang membantu, saya maklum mereka pada sibuk
75
karena mereka mengemban tugas bukan hanya di PKBM saja ada yang lain mba”. wawancara, 18 Juli 2010
Faktor penghambat lainya yaitu kurangnya sarana prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang ada kurang memadai untuk menujang program
pemenuhan kebutuahan pendidikan. Sarana yang kurang seperti computer hanya satu, meja dan kursi yang minin dapat terlihat dalam kegiatan proses
pembelajaran yang dilakukan dengan lesehan. Buku pelajaran yang kurang, sekalipun terdapat TBM tapi koleksi buku yang ada kurang. Seperti yang di
ungkapkan salah satu peserta didik “YS” bahwa: “….di PKBM ini saya biasanya hanya lesehan tidak ada meja kursi,
buku pelajaran yang kurang. Ya…. Memang sih mbak disini ada TBM tapi koleksi yang ada di TBM hanya sedikit”. wawancara, 25 Juli
2010 Hal ini di perkuat oleh Bendahara sekaligus tutor yaitu ibu “NM” yang
menyatakan bahwa : “faktor penghambatnya antara lain sarana prasarana yang kurang dapat
dilihat dari peralatan yang minim seperti komputer hanya 1, meja kursi kurang, koleksi di TBM kurang jadi kadang biasanya saya mencari
buku pelajaran yang lain selain yang ada di TBM dan yang diberi oleh pemerintah dan PKBM”.
Selain itu dari hasil pengamatan peneliti dilapangan faktor pengambat lainnya adalah kurang terawatnya sarana prasarana yang ada di PKBM.
Melihat dari hasil pengamatan peneliti kebersihan yang ada di PKBM masih kurang, karena peneliti melihat kurang terawatnya TBM, debu-debu
menempel dirak-rak buku, kurang bersihnya tempat belajar.