Tujuan dan Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat

15 SCR, pemberdayaan perempuan.....”. Bentuk-bentuk pemberdayaan menurut Anwas 2013:115 dijelaskan sebagai berikut: 1 Pemberdayaan sektor pertanian Pemberdayaan petani diarahkan untuk mengubah perilaku petani. Kebiasaan-kebiasaan lama mulai dari perencanaan tanam, pengolahan lahan, pembibitan, pemeliharaan, panen, pasca panen, hingga pemasaran yang kurang produktif perlu diubah dengan kebiasaan baru yang lebih menguntungkan dan produktif. 2 Pemberdayaan perempuan Peran perempuan terutama dikalangan keluarga miskin masih terkesan termarjinalkan. Perempuan masih identik dengan urusan “dapur, sumur dan kasur”. Pekerjaan perempuan terbatas pada mengurus rumah tangga. Jika suami istri bekerjasama dalam mencari nafkah keluarga berarti menyatukan dua kekuatan.

d. Pemberdayaan Perempuan

Salah satu penyebab ketidakberdayaan perempuan adalah budaya patriarki yang mendorong terpuruknya peran dan posisi perempuan di masyarakat. Budaya patriarki seharusnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak menghadirkan ketidakadilan bagi perempuan. “Patriarki” adalah konsep bahwa laki-laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam masyarakat, pemerintahan, militer, pendidikan, industry, bisnis, perawatan kesehatan, iklan, agama dan bahwa pada dasarnya perempuan tercerabut dari akses terhadap kekuasaan itu Julia C. Mosse, 2002:65. Sebagai sumber daya insani, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas di bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat 16 subdordinatif penomorduaan dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Menurut H. Djabir Chaidir Fadhil 2002: 35 Selama ini peran dan kedudukan perempuan masih berada pada pihak yang dirugikan, dan laki-laki selalu pada pihak yang beruntung. Mengatasi masalah ketidakberdayaan tidak mudah. Salah satu cara yang dianggap mampu untuk mengatasi ketidakberdayaan kaum perempuan tersebut adalah melalui program pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. Tujuan pemberdayaan perempuan: 1. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Meningkatkan peranan perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 3. Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan. 4. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender. 5. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta perlindungan anak. http:kelurahanpondokbambu.com 17 Pemberdayaan perempuan sebagai salah satu bentuk PNF tercantum dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 3 yang berbunyi: “Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. Tujuan pembangunan pemberdayaan perempuan yaitu untuk meningkatkan status, posisi, dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki, di samping itu untuk membangun anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan bertaqwa serta terlindungi. Pemberdayaan bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait melalui program-program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan itu sendiri. “Pemerintah bersama- sama tokoh masyarakat, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat LSM dan organisasi perempuan serta organisasi kemasyarakatan berusaha menyelenggarakan program-program kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan” H. Djabir Chaidir Fadhil, 2002:37. Program-program yang berjalan dikembangkan dalam rangka menjalankan lima misi pemberdayaan perempuan, yaitu: 1 peningkatan kualitas hidup perempuan diberbagai bidang; 2 sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender; 3 penghapusan tindak kekerasan