18
Man, Raja, King, dan dengan demikian agak sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang dijalankan oleh hukum, nomos.
3
Memerhatikan uraian di atas, nampaknya hakikat dari negara hukum itu sendiri berakar juga pada konsep kedaulatan hukum. Kedaulatan itu pada
prinsipnya suatu kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Seperti telah Penulis kemukakan di atas, kekuasaan tertinggi dalam negara itu adalah hukum. Hukum
adalah Raja. Oleh sebab itu, seluruh alat perlengkapan negara hamba si Raja itu, Hukum, apapun namanya termasuk warganegara harus tunduk dan patuh serta
menjunjung tinggi hukum tanpa kecuali. Krabe mengemukakan : “negara sebagai pencipta dan penegak peraturan di dalam
segala kegiatannya harus tunduk pada hukum yang berlaku. Dalam arti ini hukum membawahkan negara. Berdasarkan
pengertian, hukum itu menyumber kesadaran hukum rakyat, maka hukum mempunyai wibawa yang tidak berkaitan dengan
seseorang ”.
4
2.2. Negara Hukum Rechstaat dan Rule of Law
Di Eropa, konsep negara hukum di kenal dengan istilah rechtstaat, berasal dari bahasa Belanda dan Jerman. Konsep rechtstaat
atau “negara hukum” merupakan lawan dari konsep machstaat
atau “negara kekuasaan”. Sedangkan, dalam sistem Anglo Saxon English common law dikenal istilah rule of law.
3
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sinar Grafika, 2010, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Jakarta, hlm., 57.
4
B. Hestu Cipto Handoyo, SH., M.Hum., Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, Memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di Indonesia, Dilengkapi dengan
Naskah Lengkap Amandemen UUD 1945, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2003, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, hlm.,12.
19
Konsep negara hukum sudah didambakan sejak sebelum Plato. Tetapi Plato bahkan menulis bukunya
berjudul “Nomoi”. Seperti juga Emanuel Kant, Plato memaparkan prinsip-prinsip negara hukum secara formal. Prinsip-prinsip itu
kemudian oleh Julius Stahl terlihat sebagai suatu gagasan negara hukum yang substantif. Menurut Stahl, konsep Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah
„rechtsstaat‟ itu mencakup empat elemen penting, yaitu: 1 Perlindungan hak asasi manusia, 2 Pembagian kekuasaan, 3 Pemerintahan berdasarkan undang-
undang, 4 Peradilan Tata Usaha Negara. Dalam konteks penelitian dan penulisan skripsi ini dan uraian pustaka ini, apa yang dikemukakan oleh Stahl itu memang
sama sekali tidak menyebutkan persamaan perlakuan di hadapan hukum secara tegas. Namun demikian, hal itu tidaklah harus diartikan bahwa Stahl tidak
mengakui adanya tuntutan persamaan perlakuan di hadapan hukum dalam konsep negara hukum yang dikemukakan olehnya. Menurut Penulis, dengan adanya
pengakuan akan hak-hak asasi manusia, maka sejatinya ada pengakuan terhadap prinsip persamaan perlakuan di hadapan hukum, dalam Stahl.
Selain penulis-penulis klasik di atas, yang lebih rechstaat katimbang rule of law, Penulis yang relatif datang belakangan yaitu ahli hukum tata negara
Inggris England yang bermana A.V. Dicey, sekalipun tidak menyamakan antara rule of law dan rechstaat, juga mengemukakan ada tiga arti penting dari negara
hukum yang disebut dengan istilah “the rule of law” yaitu:
5
supremacy of law, equality before the law, dan due process of law. Hal ini sudah Penulis singgung di
dalam Bab Pendahuluan skripsi ini
6
. Kaitan dengan itu, “The International
5
Dr. Munir Fuady, SH., MH., LL.M., Teori Negara Hukum Modern Rechtstaat, Refika Aditama, 2009, Cetakan Pertama, Bandung, hlm., 5.
6
Lihat uraian yang sama di Bab I Skripsi ini, hlm., 7, Supra.
20
Commission of Jurists ” mengurai unsur-unsur negara hukum yang terdiri dari:
prinsip bahwa negara harus tunduk pada hukum, pemerintah menghormati hak- hak individu dan peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Meskipun konsep negara hukum di berbagai negara seperti telah dikemukakan di atas adalah berbeda, yaitu sesuai dengan sistem dan latar
belakang sejarah kelahirannya, namun pada dasarnya mempunyai ide atau cita- cita untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,
7
dan seperti telah Penulis kemukakan di atas, kaitannya dengan mencari jawaban atas
pertanyaan rumusan masalah penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini, bahwa baik rule of law maupun rechstaat, kedua-duanya mengakui akan adanya
persamaan kedudukan di hadapan hukum equality before the law, karena tekad pada penghormatan atas hak-hak asasi manusia human rights. Selain itu, dalam
konsep negara hukum atau rule of law sejak kelahirannya dimaksudkan sebagai usaha untuk membatasi kekuasaan penguasa negara agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan abuse of power atau tindakan penguasa negara yang sewenang-wenang kepada rakyatnya.
8
Pembatasan itu dengan jalan adanya supremasi hukum yaitu bahwa semua tindakan penguasa tidak boleh semau-
maunya, tetapi harus berdasarkan dan berakar pada hukum Krabbe, menurut ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku dan untuk itu juga harus ada
pembagian kekuatan negara Locke, Montesquieu, khususnya kekuasaan yudikatif harus dipisahkan dari raja penguasa. Semua itu bertujuan untuk
7
Prof. A. Mukthie Fadjar. S.H., M.S., Tipe Negara Hukum, Bayumedia Publising, 2005, Cetakan ke-2, Malang, hlm., 22.
8
Dr. Munir Fuady, SH., MH., LL.M., Op.Cit., hlm., 2.
21
menjamin dan melindungi hak-hak rakyat dan membawa kesejahteraan umum
9
sesuai dikte Hukum. Hal itu berarti dalam suatu negara hukum, semua orang harus tunduk
kepada hukum secara sama, yakni tunduk kepada hukum yang selalu adil. Pembatasan kekuasaan negara dalam suatu negara hukum bertujuan agar hak-hak
rakyat tidak dilanggar oleh pemerintah. Dapat dikatakan juga ada hak-hak rakyat yang tidak dapat dicampuri oleh negara, hak-hak rakyat ini disebut dengan hak-
hak asasi manusia, atau sering juga disebut dengan non derogable rights. Negara tidak dapat mengurus hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak tersebut kecuali,
wajib menjamin agar hak-hak tersebut tidak dilanggar baik oleh perseorangan maupun negara. Salah satu diantara hak tersebut adalah kebebasan beragama.
Pemerintah tidak dapat memaksakan sesuatu warganya untuk memeluk sesuatu agama yang tertentu. Pemerintah tidak dapat mencampuri dalam hal pemilihan
agama. Kekuasaan untuk itu hanya terletak pada pribadi manusia itu sendiri. Inilah yang dikatakan tentang pembatasan kekuasaan negara dan hak individu
untuk mempunyai suasana pribadi.
10
Elemen-elemen yang penting dari sebuah negara hukum, yang merupakan ciri khas dan merupakan syarat mutlak, adalah: asas pengakuan dan perlindungan
hak-hak asasi manusia, asas legalitas, asas pembagian kekuasaan negara, asas peradilan yang bebas dan tidak memihak, asas kedaulatan rakyat, asas demokrasi,
dan asas konstitusional.
11
9
Prof. A. Mukthie Fadjar, S.H., M.S., Op. Cit., hlm., 19.
10
Prof. Mr. Dr. Sudargo Gautama, Pengertian tentang Negara Hukum, Cetakan ke-3, 1983, Alumni, Bandung, hlm., 4.
11
Prof. A. Mukthie Fadjar, S.H., M.S., Op.Cit., hlm., 43.
22
2.3. Hakikat Persamaan Perlakuan di Hadapan Hukum, Suatu kontrak