Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

30 membentuk kelompok-kelompok dengan remaja yang memiliki usia sebaya peer groups. Hurlock 1980: 216 mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Remaja dalam interaksinya teman sebaya berusaha agar diterima dengan baik dalam hubungan atau kelompok teman sebaya. Menurut Rita Eka Izzaty 2008: 138 keberhasilan dalam pergaulan sosial akan menembah rasa percaya diri pada diri remajadan ditolak oleh kelompok merupakan hukuman yang paling berat bagi remaja. Pengalaman remaja dalam kelompok sebaya dapat bermanfaat untuk mencapai sikap independensi dan kematangan hubungan interpersonal secara matang. Kelompok sebaya memberikan kontribusi dalam menuntaskan tugas- tugas perkembangan, seperti a mencapai hubungan baru yang matang dengan teman sebaya; b mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.

D. Kerangka Berpikir

Dalam perkembangan sosial, remaja membutuhkan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosialnya. Seringkali kemampuan interaksi sosial dipandang sebelah mata karena ketidaksadaran akan pentingnya membangun hubungan baik dengan remaja lain. 31 Masa remaja merupakan masa transisi antara dunia anak-anak dan dewasa. Keberadaan remaja pada masa ini menjadi tidak jelas sehingga menuntut remaja belajar menemukan kedudukan sosial dirinya. Dalam perkembangan sosialnya remaja sangat tergantung pada penilaian teman sebaya dan lingkungan sosialnya. Teman sebaya memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih sayang ikatan yang aman, teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual. Besarnya pengaruh teman sebaya dalam perkembangan sosial remaja mengharuskan remaja dapat diterima dengan baik oleh kelompok teman sebaya. Penerimaan sosial teman sebaya terhadap remaja didasari pada kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan remaja lain atau teman sebayanya. Remaja agar diterima dalam kelompok sebayanya harus dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebayanya. Penyesuaian itu meliputi ketertarikan yang sama, rasa saling menghargai, kemampuan dalam berpikir, sikap dan perilaku serta partisipasi dalam kelompok teman sebaya. Remaja yang merasa bahwa teman sebayanya dapat menerima mereka maka mereka akan tahu bagaimana mereka harus berperilaku dalam kelompok. Sebaliknya, bila mereka memandang bahwa mereka tidak diterima oleh kelompoknya maka berbagai akibat negatif akan timbul. Dengan kata lain, penolakan sosial dari kelompok teman sebaya merupakan ancaman dan beban paling berat yang dialami remaja dalam kehidupan sosialnya. 32 Berkaitan dengan kemungkinan adanya hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan penerimaan sosial maka dapat dikatakan bahwa remaja yang mampu berinteraksi dengan baik dengan teman sebayanya akan mudah diterima oleh lingkungan sosialnya. Remaja yang pemalu mungkin tidak memiliki inisiatif sosial yang diperlukan untuk mengumpulkan pengalaman sosial dan membangun hubungan yang memadai dari interaksi sosial. Harapan akan remaja dapat membangun pola interaksi yang baik, ditambah dengan tuntutan tinggi untuk kesesuaian dengan norma-norma sosial kelompok, mengakibatkan penerimaan sosial lebih rendah di antara remaja yang ragu-ragu untuk terlibat dalam interaksi sosial dengan teman sebaya. Remaja yang mampu membangun interaksi sosial yang baik dengan teman sebayanya telah mengetahui hal-hal yang harus dilakukan atau dihindari untuk diterima oleh lingkungan sosialnya dalam kasus ini kelompok teman sebaya. Kemungkinan adanya keterkaitan antara hubungan interaksi sosial dengan penerimaan sosial pada remaja maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan interaksi sosial dengan teman sebaya yang dimiliki oleh remaja, maka semakin tinggi juga tingkat penerimaan sosialnya, sebaliknya jika semakin rendah tingkat kemampuan interaksi sosial dengan teman sebaya yang dimiliki remaja, maka semakin rendah juga tingkat penerimaan yang dialami remaja. Gambar 1. Kerangka Berpikir Penerimaan Sosial Y Interaksi Sosial Teman Sebaya X X H 33 Keterangan : X : Interaksi Sosial Teman Sebaya Y : Penerimaan Sosial H : Hubungan : Arah Hubungan

E. Hipotesis