Tabel 5.1.Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor Pariwisata Kota Bogor Tahun 2002 Klasifikasi 13 Sektor.
SEKTOR Permintaan
Antara juta Rp
Permintaan Akhir
juta Rp Total
Permintaan juta Rp
Pertanian 6362 0,38
143930 4,38
150293 3,04
Listrik gas 41112
2,48 140379
4,28 181492
3,68 Air tambang
6013 0,36
20564 0,63
26577 0,54
ind.pengolahan 155033 9,38
1265852 38,57 1420885
28,79 Bangunan 111395
6,74 277995
8,47 389390
7,89 Perdagangan 340011 20,56
575568 17,54 915579
18,55 Hotel 4022
0,24 22869
0,70 26890
0,55 Restoran 44958
2,72 253320
7,72 298278
6,04 Angkutan 257490 15,57
98154 2,99
355644 7,21
Jasa angkutan 29338
1,77 8212 0,250
37550 0,76
Komunikasi 155285 9,39
149879 4,57
305164 6,18
Keuangan 433621 26,23 93579
2,85 527199
10,68 Jasa-jasa 68707
4,16 231916
7,07 300623
6,91 TOTAL 1653347
100 3282218
100 4935565
100
Sumber: Tabel Input-Output Kota Bogor Tahun 2002.
5.1.2. Impor
Berdasarkan Tabel Input-Output Kota Bogor Tahun 2002, yang dimaksud dengan impor yaitu mencakup seluruh barang-barang serta jasa yang didatangkan
baik itu dari daerah-daerah lain di Indonesia maupun yang didatangkan dari luar negeri. Impor dilakukan karena dalam melakukan kegiatan usahanya setiap sektor
membutuhkan input antara untuk menghasilkan output yang diharapkan. Namun, tidak semua jenis barang atau jasa yang digunakan sebagai input antara diperoleh
dari hasil peroduksi domestik dihasilkan oleh perekonomian Kota Bogor. Berdasarkan Tabel Input-Output Kota Bogor Tahun 2002, dapat dilihat
bahwa banyak kegiatan ekonomi yang membutuhkan barang dan jasa impor sebagai input antara. Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa nilai impor sektor
pariwisata diurutan pertama adalah sektor restoran dengan nilai sebesar Rp 50 milyar atau 56,92 terhadap input antara. Diurutan ke dua adalah sektor hotel
yaitu dengan nilai sebesar 4 milyar atau 54,29 terhadap input antara. Kedua sektor itu memiliki ketergantungan terhadap impor lebih dari 50 persen.
Tingginya nilai impor kedua sektor tersebut menunjukkan bahwa kemandiriannya masih sangat rendah. Sehingga, ketergantungan terhadap impor ini akan
menyebabkan sektor-sektor tersebut sangat rentan terhadap gejolak ekonomi internasional.
Sedangkan untuk sektor jasa angkutan memiliki nilai impor yang kurang dari 50 yaitu sebesar Rp 6 milyar atau sebesar 45,04 . Rendahnya nilai impor
dari sektor jasa angkutan apabila dibandingkan dengan sektor restoran dan hotel menunjukkan bahwa kemandirian sektor jasa angkutan lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan sektor hotel dan restoran. Tabel 5.2. Impor di Kota Bogor Tahun 2002 Klasifikasi 13 Sektor.
SEKTOR Input antara
Juta Rp Impor
Juta Rp Impor terhadap
Input Antara Pertanian 137468
1082 2,82
Listrik gas 95227
11790 24,83
Airtambang 13928 1729
12,41 ind.pengolahan 543581
206549 172,06
Bangunan 118538 74333
62,71 Perdagangan 110737
19861 17,94
Hotel 8167 4434
54,29 Restoran 87628
49880 56,92
Angkutan 117806 1487
44,33 Jasa angkutan
13492 6077
45,04 Komunikasi 222743
6297 2,83
Keuangan 133620 40573
30,36 Jasa-jasa 50412
3394 6,73
TOTAL 1653347 427484
25,86
Sumber: Tabel Input-Output Kota Bogor Tahun 2002.
5.1.3. Nilai Tambah Bruto Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa surplus usaha merupakan