17
3. Purifikasi Antosianin Galindo et al., 1999
Purifikasi antosianin dilakukan dengan melewatkan ekstrak pada C-18 Sep-Pak Cartridge. Cartridge yang digunakan diaktifkan terlebih
dahulu dengan melewatkan metanol, kemudian air yang telah diasamkan dengan 0.01 HCl. Ekstrak pekat kemudian dilewatkan kedalam C-18
Sep-Pak Cartridge yang telah diaktifkan. Antosianin dan senyawa fenolik lainnya diserap pada mini kolom, sedangkan gula, asam, dan komponen
larut air lainnya dielusi dengan larutan air yang telah diasamkan dengan 0.01 HCl sebanyak 2 kali volume kolom. Antosianin dielusi dengan
metanol yang mengandung 0.01 HCl. Fraksi metanolik ini kemudian dipekatkan dengan rotavapor pada suhu 35
o
C dan pigmen yang tersisa dilarutkan dalam air deionisasi yang mengandung 0.01 HCl.
4. Hidrolisis Basa dan Asam Galindo et al., 1999
a. Hidrolisis Basa
Pigmen yang sudah dimurnikan 2 ml kemudian disaponifikasi di dalam tabung reaksi bertutup dengan menggunakan 10 KOH 10
ml. Proses ini dilakukan selama 8 menit pada suhu ruang dan dalam ruangan gelap. Larutan ini kemudian dinetralkan dengan HCl 2 N.
Hidrolisat ini kemudian dimurnikan dengan melewatkannya ke dalam C-18 Sep-Pak Cartridge.
b. Hidrolisis Asam
Pigmen murni yang sudah disaponifikasi 1 ml dicampur dengan 15 ml HCl 2 N di dalam tabung reaksi tertutup, kemudian
dihembus dengan gas nitrogen dan ditutup. Pigmen dihidrolisis selama 45 menit pada suhu 100
o
C dan didinginkan. Hidrolisat ini kemudian dimurnikan dengan melewatkannya ke dalam C-18 Sep-Pak Cartridge.
C. METODE ANALISIS
1. Penentuan Kadar Air AOAC Official Method. 979.12, 1995
Cawan aluminium dikeringkan pada suhu 100-105
o
C selama 1 jam dan didinginkan dalam desikator. Sampel sebanyak 3 – 5 gram ditimbang
18 dan dimasukkan dalam cawan aluminium yang telah dikeringkan. Setelah
itu, sampel besarta cawan dikeringkan dalam oven vakum bersuhu 70 ± 1
o
C dengan tekanan maksimum 5000 Nm
2
Pa atau 37.5 mmHg selama 16 ± 0.5 jam kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air
dihitung dengan menggunakan rumus; 100
1 2
1 x
Mo M
M M
BB air
Kadar −
− =
Keterangan : Mo = berat cawan kosong
M1 = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan M2 = berat cawan + sampel setelah dikeringkan
2. Penentuan Kadar Abu AOAC Official Method 940.26, 1995
Cawan poselin dikeringkan pada suhu 100
o
C, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 5-10 gram dimasukkan
dalam cawan porselin dan dimasukkan ke dalam tanur bersuhu ≤ 525
o
C. Proses pengabuan dilakukan selama 12-18 jam, kemudian dimasukkan
kedalam desikator untuk didinginkan lalu ditimbang. Kadar abu dihitung dengan rumus;
100 1
2 1
x Mo
M M
M BB
abu Kadar
− −
= Keterangan :
Mo = berat cawan kosong M1 = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan
M2 = berat cawan + sampel setelah dikeringkan
3. Penentuan Kadar Protein AOAC Official Method 920.152, 1995;
AOAC Official Method 960.52, 1995
Penentuan kadar protein buah duwet menggunakan metode mikro Kjeldhal. Sampel ditimbang 0.2 g kira-kira membutuhkan 0.5 – 1 ml HCl
0.02 N. Sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 1.9±0.1 g K
2
SO
4
, 40±10 mg HgO, dan 2.0±0.1 ml H
2
SO
4
kemudian didestruksi selama 1 jam. Labu Kjeldhal didinginkan dan ditambah sedikit
19 air 1-2 ml. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam alat destilasi dan
ditambahkan 10 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
. Digunakan asam borat yang telah ditambahkan indikator campuran merah metil dan metil biru
sebanyak 2-4 tetes. Destilasi sampai mendapatkan 15 ml destilat dan dilarutkan menjadi 50 ml. Hasil ini kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N
sampai titik akhir dari titrasi. Titik akhir titrasi ketika warna titrat berubah dari hijau menjadi biru keunguanabu-abu. Kadar protein dihitung dengan
rumus;
4. Penentuan Kadar Lemak SNI 01-2891-1992