Kualitas Permukiman TINJAUAN PUSTAKA
1. Jenis bangunan fisik maksud dari jenis fisik bangunan adalah keadaan fisik keseluruhnan
bangunan, yaitu material dinding yang digunakan untuk membangun rumah dan sekat bangunan, ada tiga kriteria yaitu permanen, semi
permanen dan non permanen. 2. Ratio luas bangunan jiwa
Luas bangunan rumah harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya tidak terjadi kepadatan penghuni. Jika suatu rumah terlalu padat, maka akan
menyebabkan kurangnya oksigen menyebabkan ketidaknyamanan. Rumah yang memenuhi syarat luas lebih dari 8m
2
untuk tiap orang
.
3. Dinding rumah Dinding harus tegak lurus dari lantai agar dapat menahan beban dinding
sendiri. Selain itu, dinding juga harus menahan beban angin serta beban diatasnya seperti atap. Dinding juga harus terpisah dari pondasi oleh
lapisan kedap air agar air tanah tidak dapat meresap. Dinding tidak boleh basah, lembab dan harus bebas dari lumut
.
4. Jenis atap Jenis atap merupakan komponen yang berfungsi sebagai pelindung dari
terik panas matahari dan air hujan, ada tiga kriteria yaitu atap yang baik tanpa adanya kebocoran, atap yang ada sedikit kebocoran dan atap yang
sering bocor sehingga air hujan dan angin kencang dapat masuk dengan mudah
5. Plafon
Kriteria untuk menentukan keadaan fisik bangunan permukiman lainnya adalah kondisi plafon yang berfungsi baik, sedang, atau buruk
6. Lantai bangunan Lantai sebaiknya tidak terbuat oleh tanah karena ketika musim hujan dapat
menjadi lembab dan menimbulkan penyakit bagi penghuninya. Oleh karena itu, lantai sebaiknya dibuat oleh bahan yang kedap air seperti
disemen dan kemudian dilapisi oleh keramik
.
Penilaian selanjutnya adalah kondisi lantai bangunan, kualitas ini ditentukan oleh material lantai
bangunan rumah yaitu lantai sudah permanen dengan ubin, plester semen atau masih tanah.
7. Pintu Penilaian yang lain adalah kondisi pintu apakah pintu bangunan rumah
berfungsi dengan baik atau tidak 8. Jendela
Luas jendela yang baik paling sdikit mempunyai luas 10-20 dari luas lantai. Jika luas jendela melebihi 20 dari luas lantai, dapat menimbulkan
kesilauan dan panas, sedangkan jika kurang dari 10 dapat menimbulkan suasana pengap dan gelap sehingga mempengaruhi pencahayaan. Seperti
halnya dengan pintu, kondisi jendela merupakan penilaian kualitas fisik bangunan permukiman.
9. Ventilasi. Sebagai sirkulasi udara ventilasi memiliki peran penting dalam kualitas
fisik bangunan. Ventilasi digunakan untuk menyediakan udara segar dari
luar kepada setiap ruang di dalam kamar dan untuk menyalurkan udara kotor ke luar. Ventilasi yang baik memiliki syarat-syarat antara lain:
a. Luas lubang ventilasi tetap minimal 5 dari luas lantai ruangan b. Udara yang masuk harus udara bersih yang tidak dicemari oleh asap
kendaraan, pabrik, sampah maupun asap lainnya. c. Aliran udara diusahakan cross ventilation sehingga proses aliran udara
lebih lancar. 10. Sanitasi
Beberapa komponen sanitasi adalah sebagai berikut 1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan jika dimasak dapat diminum. Sementara itu, air minum adalah air yang
syaratnya memenuhi kesehatan dan dapat langsung diminum Depkes RI, 2002.
2. MCK Pembuangan kotoran adalah system pembuangan yang digunakan oleh
rumah untuk kotoran buang air besar. Tujuan dilakukannya pembuangan tinja secara aniter adalah untuk menampung dan mengisolir tinja sehingga
hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dan manjsuia dapat dihindarkan.
yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan septic tank. Septic tank terdiri dari tank sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air
masuk dan mengalami proses dekomposisi.
3. Sarana pembuangan air limbah Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industry dan tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan Chandra, 2007. Air limbah dari rumah tangga adalah air yang berasal dari kamar mandi dan dapur.
4. Sarana pembuangan sampah Sampah merupakan semua produk sisa dalam bentuk padat akibat aktifitas
manusia dan sudah dianggap tidak bermangaat. Agar sampah tidak membahayakan
kesehatan manusia,
diperlukan pengaturan
pembuangannya.