11 menghendaki adanya partisipasi aktif siswa, 5 guru menghendaki kemampuan
siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Aspek-aspek pembelajaran kooperatif diantaranya: saling ketergantungan positif, interaksi dengan tatap muka, kebersamaan, kepercayaan individu, mengem-
bangkan keterampilan sosial, dan evaluasi kelompok. Salah satu model pem-
belajaran yang dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan dan aspek-aspek yang disampaikan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS Iru dan
Arihi, 2012: 55.
Think Pair Share adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Tipe TPS ini dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk. dari Universtas Maryland pada tahun
1981. Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang dinilai efektif untuk mengganti suasana pola diskusi di kelas.
Menurut Nurhadi 2004: 23 TPS merupakan struktur pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar tercipta suatu
pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan penguasaan akademik dan keterampilan siswa. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan untuk memberi
waktu yang lebih banyak kepada siswa dalam berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Frank Lyman dalam Trianto 2009: 82 mengemukakan bahwa langkah-langkah fase TPS yaitu a berpikir thinking, guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran,dan meminta siswa menggunakan waktu
B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share TPS
12 beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah, b berpasangan
pairing, guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh, dan c berbagi sharing, guru meminta pasangan-pasangan
untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Lebih
lanjut, menurut pendapat Arends dalam Trianto 2009:81 yang menyatakan bahwa langkah-langkah dalam penerapan TPS yang pertama yaitu berfikir think
yaitu guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir
sendiri jawaban atau masalah; berpasangan pair yaitu guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama
waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang
diidentifikasi. Secara normal guru memberikan waktu tidak lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan; dan yang terakhir adalah berbagi share yaitu
guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruh kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif sampai sebagian pasangan mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan.
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk berfikir, merespon, dan bekerja secara mandiri serta membantu
teman lain secara positif untuk menyelesaikan tugas, sesuai dengan pendapat Lie 2004: 57 yang menyatakan bahwa TPS merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sederhana yang memberi kesempatan kepada pada untuk siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan
model pembelajaran ini yaitu, mampu mengoptimalkan partisipasi siswa. Lebih
13 lanjut, menurut Kagan dalam Eggen dan Kauchak 2012: 134 TPS adalah strategi
kerja kelompok yang meminta siswa individual di dalam pasangan belajar untuk pertama-tama menjawab pertanyaan dari guru dan kemudian berbagi jawaban itu
dengan seorang rekan.
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS juga mempunyai kelemahan. Kelemahan TPS menurut Syamsu Basri dalam Riyanto 2009: 302 adalah 1
membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, 2
membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, 3 peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang
berharga. Untuk itu, guru harus mem-buat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
Dalam penerapannya, TPS akan efektif jika setiap siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran TPS. Hal ini sesuai dengan pendapat Eggen dan Kauchak
2012: 134 yang menyatakan bahwa keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat terjadi jika model pembelajaran ini dapat mengundang respons
dari semua orang di dalam kelas dan dapat menempatkan semua siswa dalam peran-peran yang aktif secara kognitif, selain itu setiap anggota dari pasangan
diharapkan untuk berpartisipasi sehingga strategi ini mengurangi kecenderungan “penumpang gratisan” yang bisa menjadi masalah saat menggunakan kerja
kelompok.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TPS diawali dengan proses Think berpikir yaitu siswa terlebih dahulu berfikir secara individu terhadap masalah
yang disajikan oleh guru, dilanjutkan oleh tahap pair berpasangan, yaitu siswa
14 diminta untuk mendiskusikan dengan pasangan-pasangannya tentang apa yang
telah dipikirkannya secara individu, dan diakhiri dengan share berbagi, setelah tercapai kesepakatan tentang pikirannya, maka salah satu pasangan membagikan
kepada seluruh kelas apa yang menjadi kesepakatan dalam diskusinya kemudian dilanjutkan dengan pasangan lain hingga sebagian pasangan dapat melaporkan
mengenai berbagai pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
Paham berarti mampu menjelaskan sesuatu yang dipahami meskipun itu disajikan dalam bentuk yang berbeda. Purwanto 1994: 44 menyatakan bahwa pemahaman
adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Sedangkan Ernawati 2003: 8
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi
yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa pemahaman adalah kemampuan memahami suatu pola serta mengintepretasikannya dan menggunakannya dalam bentuk lain.
Pengertian konsep menurut Ruseffendi 1998: 157 adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau
kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut. Menurut Gagne dalam Suherman, dkk. 2003: 33, dalam belajar matematika ada dua objek
yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung yaitu kemampuan menyelidiki, memecahkan masalah, belajar
C. Kemampuan Pemahaman Konsep