demikian dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
= 4.80 lebih besar daripada tabel t
tabel
= 2.00. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hk hipotesis kerja
diterima dan Ho hipotesis nol ditolak. Ini berarti terdapat perbedaab yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan metode langsung dengan media picture power point efektif dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang.
4.3 Hasil Observasi
Peneliti menggunakan hasil observasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran menggunakan metode langsung dengan media picture
power point pada kelas eksperimen, apabila dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode terjemahan dengan media jitsubutsu pada
kelas kontrol. Hasil observasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Jepang Kelas Eksperimen
No Pengamatan
Catatan 1
Guru Guru menyiapkan media picture power point 15
menit lebih awal sebelum siswa masuk ke dalam kelas, karena harus memasang LCD dan speaker
terlebih dahulu. Guru kesulitan dalam menggunakan metode
langsung ketika
memberikan pengantar
kosakata, awalnya siswa hanya diam saja karena
No Pengamatan
Catatan kurang paham dengan apa yang disampaikan
oleh guru dengan bahasa Jepang, kemudian guru memperagakan dan memperlihatkan gambar-
gambar kosakata melalui media picture power point, siswa mulai paham dan memberikan
respon. Ketika menggunakan metode langsung untuk
pengantar pola kalimat, guru selalu memberikan banyak contoh kalimat terlebih dahulu sebelum
masuk ke pola kalimat metode induktif. Siswa diminta untuk membuat contoh kalimat sendiri
dan mempresentasikannya di depan kelas. Ketika guru memberikan pertanyaan kepada
siswa, guru selalu melarang siswa untuk menjawab menggunakan bahasa ibu, siswa
harus menggunakan bahasa pengantar untuk menghidari kesalahpahaman dan memudahkan
siswa dalam menempatkan kata benda sebelum dan sesudah partikel no.
Guru jarang berkeliling karena harus mengatur media picture power point yang sedang
digunakan. No
Pengamatan Catatan
Guru kesulitan dan kurang maksimal dalam menggunakan media tersebut dalam latihan
kosakata, karena dalam kosakata harus sering diacak gambar bendanya, sedangkan apabila
pada slide media picture power point digunakan untuk latihan kosakata, guru kesulitan untuk
mengacak gambar bendanya sehingga kurang maksimal dalam memberikan latihan kosakata
kepada siswa.
2 Metode
Langsung Penggunaan metode langsung mengurangi
kesalahan siswa membuat contoh kalimat dalam penggunaan partikel no.
Penggunaan metode langsung memudahkan siswa untuk menghafal kosakata dan melatih
pengucapan kosakata. Penggunaan metode langsung memudahkan
siswa melakukan dialog percakapan antar siswa
dalam kegiatan,
karena siswa
sudah mulaiterbiasa menggunakan bahasa Jepang dan
tidak membutuhkan
waktu lama
untuk menghafal percakapan.
No Pengamatan
Catatan Guru kesulitan menggunakan metode langsung
untuk melakukan pengantar, penjelasan guru awalnya kurang dimengerti siswa, kemudian
guru harus mencari kata-kata penjelasan yang lain yang lebih dimengerti siswa, guru harus
melakukan peragaan supaya siswa lebih paham, sehingga membutuhkan waktu yang lama.
3 Media
Picture Power Point
Gambarnya menarik, sehingga siswa lebih memperhatikan dan termotivasi dalam belajar.
Gambar bendanya terlihat jelas dari belakang, sehingga cocok untuk digunakan dalam kelas
besar. Penambahan efek suara dalam kosakata, memudahkan siswa dalam latihan pengucapan
kosakata. Guru dan siswa lebih mudah untuk membuat
contoh kalimat yang bervariasi dengan gambar- gambar dalam media tersebut.
Penggunaan gambar yang seperti situasi nyata dalam setiap contoh kalimat, siswacepat
memahami tentang letakposisi benda ue, naka, shita, kata tunjuk kore, sore, are dan
menentukan letak subjek yang berbicara. No
Pengamatan Catatan
Teknik penyajian slide power point kurang maksimal apabila digunakan untuk latihan
kosakata, karena dalam latihan kosakata harus sering diacak bendanya, kalau menggunakan
power point membutuhkan waktu yang lama untuk mengacak bendanya.
4 Keaktifan
Siswa Siswa kurang aktif di awal pelajaran ketika guru
menyampaikan pengantar
dengan bahasa
Jepang, siswa hanya diam saja ketika guru memberikan pertanyaan, hal itu dikarenakan
siswa belum paham yang dijelaskan oleh guru dan belum terbiasa menggunakan bahasa
Jepang, tetapi setelah diulang beberapa kali dan diperagakan serta diperlihatkan gambar pada
media picture power point, baru siswa paham
dan mulai memberikan respon ketika guru memberikan
pertanyaan dan
siswa menjawabnya. Tetapi memerlukan waktu yang
lama dalam menjelaskannya.
Tabel Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Jepang Kelas Kontrol
No Pengamatan
Catatan 1
Guru Persiapan guru sudah baik dalam menyiapkan
media, guru membawa benda-benda nyata yang akan digunakan untuk pelajaran dan
membawanya ke kelas. Guru agak kesulitan menyusun dan
menggunakan benda ketika latihan kosakata untuk individu, karena kosakata bendanya
banyak, sehingga guru kesulitan untuk membawa bendanya berkeliling dari siswa
satu ke siswa yang lain. Guru kesulitan membuat contoh kalimat yang
bervariasi ketika mengajarkan letakposisi benda ue, naka, shita karena susah menyusun
bendanya, dan membutuhkan waktu yang lama.
2
No Metode
Terjemahan
Pengamatan Dengan menggunakan metode terjemahan,
siswa kesulitan untuk menghafalkan kosakata, karena sudah diartikan dalam bahasa Indonesia
dan di tulis di papan tulis, sehingga ketikasiswa lupa pasti melihat ke papan tulis.
Catatan Lebih mudah berinteraksi dengan siswa dan
awalnya banyak
siswa yang
sering memberikan pertanyaan.
Banyak siswa yang masih salah dalam menempatkan kata benda dalam partikel no,
karena siswa
harus menerjemahkannya
terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. 3
Media Jitsubutsu
Benda Nyata Media benda nyata ada yang mudah di bawa
dan digunakan karena ukurannya kecil, tetapi tidak terlihat dari belakang saat pembelajaran
di kelas besar. Susah di bawa dan digunakan kalau ukuran bendanya besar misalnya tempat
sampah gomibako dan vas bunga kabin, sehingga guru kesulitan menyusun ketika
latihan pola kalimat dan membawa berkeliling untuk latihan sehingga membutuhkan waktu
yang lama. 4
No Siswa
Pengamatan Siswa
lebih aktif
bertanya ketika
menggunakan bahasa Indonesia. Siswa yang aktif latihan kosakata hanya siswa
yang duduk di bagian depan saja, yang belakang mengobrol sendiri, karena media
Catatan yang
digunakan kurang
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Siswa kesulitan membuat kalimat karena tidak ada yang membantu mengarahkan siswa,
media bendanya kurang bisa menumbuhkan motivasi dan mengarahkan siswa dalam
membuat kalimat terutama dalam latihan pola kalimat kepemilikan benda.
Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa metode langsung dengan media picture power point yang digunakan pada
pembelajaran kelas eksperimen lebih efektif dari pada metode terjemahan
dengan media jitsubutsu benda nyata yang digunakan pada pembelajaran kelas kontrol.
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil observasi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode langsung lebih memudahkan siswa
untuk memahami dan menghafal kosakata, mengurangi kesalahpahaman terpengaruh dalam bahasa ibu.Sedangkan pada kelas kontrol yang
menggunakan metode terjemahan membuat siswa tidak mandiri dalam latihan kosakata, dan masih banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam
menempatkan kata benda sebelum atau sesudah partikel no.Hal itu dikarenakan siswa masih terpengaruh oleh bahasa ibu yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran. Selain itu, media picture power point yang digunakan pada kelas
eksperimen, dapat menumbuhkan motivasi dan perhatian terhadap pembelajaran karena gambarnya yang menarik dan bervariasi, sehingga
memudahkan siswa dalam menemukan ide untuk membuat contoh kalimat, memahami letak atau posisi benda ue, naka, shita, kata tunjuk kore, sore,
are, dan posisi subjek yang berbicara, dikarenakan gambar pada media tersebut dibuat seperti situasi atau kondisi nyata.
Sedangkan untuk media jitsubutsu benda nyata yang digunakan pada kelas kontrol ada yang besar, contohnya gomibako tempat sampah dan
kabin vas bunga, sehingga menyulitkan guru untuk menyusun bendanya pada latihan pola kalimat letakposisi benda ue, naka, shita, sehingga
membutuhkan waktu yang lama. Siswa juga kesulitan dalam membuat contoh
kalimat dikarenakan media yang digunakan kurang membantu mengarahkan siswa dalam menemukan ide untuk membuat contoh kalimat.
60
BAB V PENUTUP