Asas-Asas Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

b. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Dengan terbitnya Peraturan Menteri dan Peraturan Pemerintah tersebut, TK dapat mengembangkan tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik TK yang dibinanya.

2.3.5 Asas-Asas Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

1 Asas Apersepsi Kegiatan mental anak dalam mengolah hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman awal agar anak dapat mencapai hasil belajar secara optimal. 2 Asas Kekongkritan, melalui interaksi dengan objek-objek nyata dan pengalaman kongkrit, pembelajaran perlu menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak menjadi lebih bermakna, misalnya menggunakan gambar binatang untuk mempelajari binatang, membawa binatang hidup ke dalam kelas, menggunakan audio visual tentang banjir untuk mempelajari tentang air. 3 Asas Motivasi. Belajar akan optimal jika anak memiliki dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemauan anak. Misalnya, memberi penghargaan kepada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah; memajang setiap karya anak di kelas; lomba antar kelompok; melibatkan setiap anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan TK; melakukan pekan unjuk kemampuan anak. 4 Asas Kemandirian. Kemandirian merupakan upaya yang dimaksudkan untuk melatih anak dalam memecahkan masalahnya. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak, misalnya tata cara makan, menggosok gigi, memakai baju, melepas dan memakai sepatu, buang air kecil dan buang air besar, merapikan mainan setelah dipakai. 5 Asas Kerjasama Kooperatif. Kerjasama menjadi asas karena dengan bekerja sama keterampilan sosial anak akan berkembang optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial anak, misalnya bertanggung jawab terhadap kelompok, menghargai pendapat anak lain, aktif dalam kerja kelompok, membantu anak lain. 6 Asas Individualisasi. Individualisasi menjadi asas karena setiap anak itu bersifat unik, berbeda dengan anak yang lain. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan individu, misalnya perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan kemampuan, perbedaan minat, perbedaan gaya belajar, agar anak mencapai hasil belajar secara optimal. 7 Asas Korelasi. Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan yang satu dengan aspek pengembangan yang lain saling berkaitan. Oleh sebab itu pembelajaran di TK dirancang dan dilaksanakan secara terpadu. Misalnya perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan perkembangan kognitif, perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan perkembangan perilaku pembiasaan anak. 8 Asas Belajar Sepanjang Hayat. Belajar sepanjang hayat menjadi asas karena proses belajar anak tidak hanya berlangsung di TK tetapi sepanjang hayat anak. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar bisa belajar sepanjang hayat dan mendorong anak selalu ingin dan berusaha belajar kapan pun dan di mana pun. 95

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini akan menggambarkan atau mendeskripsikan implementasi manajemen berbasis sekolah pada TK Negeri Pembina Kabupaten Brebes dan TK Negeri Pembina Kota Tegal. Penelitian ini tidak dilakukan rangkaian treatment, tetapi menggambarkan suatu subjek penelitian apa adanya. Penelitian deskriptif tidak berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan perbandingan, mencari kesamaan-perbedaan dan hubungan kausal dalam berbagai hal. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses Syaodih, 2009: 74. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah TK Negeri Pembina Kabupaten Brebes dan TK Negeri Pembina Kota Tegal, yang didalamnya termasuk unsur komite sekolah, Kepala Sekolah, guru dan karyawan serta siswa yang ada di sekolah. Penentuan objek penelitian ini dengan menggunakan Purposivel sampling. Yaitu wawancara dengan tujuan atau maksud tertentuorang yang mengetahui dan terlibat langsung dalam persoalan manajemen berbasis sekolah di TK Negeri Pembina Kabupaten Brebes dan TK Negeri Pembina Kota Tegal.