Proses Pembentukan Perilaku Perilaku

reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku Sitorus, 2007. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu : a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.3.6 Teori Perubahan Perilaku

Banyak teori tentang perubahan perilaku, antara lain akan diuraikan dibawah ini Notoatmodjo, 2007 : a. Teori Stimulus Organisme SOR Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang srimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi atau sources misalnya kredibiltas kepemimpinan dan gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilkau seseorang, kelompok atau masyarakat. Perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : 1. Stimulus rangsang yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. 2. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan pada proses berikutnya. 3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut. Sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap. 4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut perubahan perilaku. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN PEWARNA RHODAMIN B DI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

9 45 68

ANALISIS RHODAMIN B DAN METANIL YELLOW DALAM MINUMAN JAJANAN ANAK SD DI KECAMATAN Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam Minuman Jajanan Anak SD di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis.

1 6 18

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Jajanan Malam di Kota Barat, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Awal 1

0 0 14

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK NELAYAN

0 1 2

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEDAGANG JAJANAN ... - (JUKE) UNILA 1541 2254 1 PB

0 0 6

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG TERHADAP PENGGUNAAN ZAT PEWARNA SINTETIS PADA MAKANAN JAJANAN ANAK SD DI KECAMATAN BUKIT KECIL PALEMBANG TAHUN 2017

1 3 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN VASEKTOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 5