Ukuran Efektivitas Definisi Pembelajaran

Said Erik 2009:9 mengungkapkan bahwa : Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Mahmudi 2005: 92 mengungkapkan “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi sumbangan output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas efektivitas adalah tingkat keberhasilan yang didapat antara rencana dan hasil yang telah diperoleh dengan berusaha untuk mencapai sasaran yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif mapun kualitatif dan dengan melihat perbandingan antara rencana dan hasil yang dicapai.

1.2 Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Duncan yang dikutip Richard M. Steers 1985:53 dalam bukunya “Efektivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut: 1. Pencapaian Tujuan Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit. 2. Integrasi Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi. 3. Adaptasi Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja. Gibson dalam Tangkilisan 2005:65 mengatakan hal yang berbeda bahwa efektivitas organisasi dapat pula diukur melalui : 1.Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2.Kejelasan strategi pencapaian tujuan 3.Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap 4.Perencanaan yang matang 5.Penyusunan program yang tepat 6.Tersedianya sarana dan prasarana 7.Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

1.3 Definisi Pembelajaran

Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja kapan saja dan oleh siapa saja. Pembelajaran dalam hal ini adalah pembelajaran di sekolah yang pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dilakukan baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam interaksi edukatif guna mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Kokom Komalasari 2012:3 mengungkapkan bahwa : Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksakan dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pemebelajaran secara efektif dan efisien. Lebih lanjut Kokom komalasari 2012:3-4 mengungkapkan pembelajaran dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejulah alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan pembelajaran remedial dan pengayaan. Kedua, pembelajaran dipandang sebgai suatu proses maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Rangakaian tersebut meliputi : a. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar. b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persipan pembelajaran yang telah dibuat. c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya dapat berupa envichmen pengayaan dan remedial teaching bagi yang berkesulitan belajar. Menurut Yusuf Hadi Miarso 2004:545 yang dikutip oleh Yamin Martinis 2012 mengungkapkan bahwa : Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain, usaha tersebut dapat dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memilki kemampuan atau kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan dapat pula dikatakan bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya untuk membuat pebelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses usaha yang disengaja untuk membelajarkan siswa dengan terlebih dahulu merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi secara sistematis agar terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri siswa dan memilki kemampuan serta kompetensi dalam mengembangkan sumber belajar yang diperlukan guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Syaiful Sagala 2009: 61 , mengungkapkan pembelajaran adalah : Membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Menurut Corey dalam Sagala 2009: 61 adalah sebagai berikut: “Suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan ”. Pendapat di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran hendaknya menjadikan kondisi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran dalam kondisi tertentu dan memberikan respon atas kondisi tersebut , pembelajaran merupakan subset khusus pendidikan. Hal ini dapat terjadi apabila lingkungan belajar dapat dikelola dengan sebaik mungkin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tercantum didalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembelajaran ialah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ”. Berdasarkan pada uraian di atas maka pembelajaran pada hakikat nya adalah suatu proses yang disengaja untuk membuat diri pembelajar atau siswa untuk ikut serta dalam proses belajar agar terjadi perubahan pada diri pembelajar dari aspek kognitif, afektif dan psikomotriknya dimana dalam proses tersebut terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar yang telah dikondisikan guna mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

1.4 Efektivitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GERAK DASARLEMPAR LEMBINGDENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII.2 DI SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG T.P. 2011/2012

0 6 53

PENGARUH PENERAPAN MOVING CLASS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS X DI SMK NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013

4 75 81

PENGARUH KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH TP 2012/2013

1 11 80

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 67

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 81

PERANAN PEMANFAATAN BLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 25 87

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURUPADA SAAT MENGAJAR DI KELAS TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 74

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBANGSAAN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 32 77

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 87

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58