memilih  media  massa  ini  karena  Lampung  Post  merupakan  media  massa  lokal, sehingga  cerpen  yang  terbit  di  Lampung  Post  cenderung  mencerminkan  budaya
masyarakat Lampung. Dalam penelitian ini penulis hanya mengkaji kumpulan cerpen Harian Lampung Post
edisi semester pertama tahun 2013. Cerita pendek yang terbit di Lampung Post pada bulan Januari hingga Juni 2013 berjumlah dua puluh empat. Cerpen-cerpen itu adalah
1  “Warisan  Kematian”,  2  “Suara  dari  Masa  Lalu”,  3  “Secarik  Kertas  dalam Perkabungan
”, 4 “Sukma Hilang dalam Kabut”, 5 “Waktu Matahari Sepenggalan Naik
”, 6  “Bloody Valentine”, 7 “Sebuah Tikaman”, 8 “Hujan dan Kisah Bola Daging di Mangkuk Cap Ayam
”, 9 “Seutas Kenangan yang Melility Leher Loya”, 10  “Perjalanan  Pulang”,  11  “Perempuan  Pencatat  Kenangan”,  12  “Ampun
Njaluk Urip ”, 13 “Jalan Pulang”, 14 “Perempuan Plastik”, 15 “Tidak Pulang”,
16  “Wanita  Ini  Membawa  Senjata”,  17  “Dua  Paket  Cerita  Mini”,  18  “Bujang Lapuk
”, 19 “Porphyria: Penggemar Pertama”, 20 “Rosa”, 21 “Ujian Prabasiwi”, 22 “Anak Ibu”, 23 “Di Suatu Hikayat Aku dan Emak Bercerita”, dan 24 “Mayat-
Mayat dari Lubang Gunung ”.
Berdasarkan  penjelasan  di  atas,  penelitian  mengenai  nilai-nilai  pendidikan  karakter
dalam  cerpen-cerpen  ini  perlu  dilakukan.  Hal  tersebut  penting  karena  merosotnya karakter  bangsa  khususnya  pelajar  saat  ini.  Penelitian  mengenai  nilai  pendidikan
karakter  dalam  cerpen  akan  membantu  menyediakan  bahan  ajar  bagi  guru  untuk mendukung  program  pendidikan  karakter  yang  dicanangkan  pemerintah  dalam
pembentukan karakter siswa.
Penelitian  yang  berisi  muatan  pendidikan  karakter  telah  banyak  diteliti.  Hasil  yang didapat  pun  rata-rata  menggembirakan,  yakni  melalui  bahan  ajar  muatan  karakter
diyakini  mampu  mengembangkan  karakter  siswa.  Namun,  permasalahannya  guru harus  secara  cermat  memilih  bahan  aja  untuk  diintegrasikan  ke  dalam  pendidikan
karakter.  Banyak  bahan  ajar  yang  belum  memenuhi  standar  tersebut.  Dari  sekian banyak bahan ajar, bahan ajar sastra merupakan salah satu yang paling tepat. Hal ini
terjadi  karena  bahan  ajar  sastra  memiliki  nilai  yang  terkandung  di  dalamnya. Berdasarkan  penjelasan-penjelasan  di  atas  penulis  tertarik  untuk  mengangkat  judul
“Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Cerpen-Cerpen Harian Lampung Post Edisi Semester  Pertama  Tahun  2013  dan  Kelayakannya  sebagai  Bahan  Ajar  di  SMA
” dalam penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas  penulis  merumuskan  masalah  menjadi “Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerpen-cerpen Harian Lampung
Post  edisi  semester  pertama  2013  dan  kelayakannya  sebaga i bahan  ajar di SMA?”.
Adapun pertanyaan penelitian yang berdasarkan rumusan masalah di atas adalah 1.
bagaimanakah cerpen-cerpen Harian Lampung Post edisi semester pertama tahun 2013?
2. bagaimanakah  nilai-nilai  pendidikan  karakter  dalam  cerpen-cerpen  Harian
Lampung Post edisi semester pertama tahun 2013? 3.
bagaimanakah  kelayakan  cerpen-cerpen  Harian  Lampung  Post  edisi  semester pertama tahun 2013 sebagai bahan ajar di SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut 1.
mendeskripsikan  cerpen-cerpen  Harian  Lampung  Post  edisi  semester  pertama tahun 2013;
2. mendeskripsikan  nilai-nilai  pendidikan  karakter  dalam  cerpen-cerpen  Harian
Lampung Post edisi semester pertama tahun 2013; 3.
menentukan  kelayakan  cerpen-cerpen  Harian  Lampung  Post  semester  pertama tahun 2013 sebagai alternatif bahan ajar di SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu sastra pada kajian nilai-nilai  dalam  karya  sastra  khususnya  pada  nilai-nilai  pendidikan  karakter  dalam
cerita pendek. 1.4.2 Manfaat Praktis
Secara  praktis  penelitian  ini  diharapkan  bermanfaat  untuk  membantu  guru  Bahasa dan  Sastra  Indonesia  di  SMA  dalam  memilih  bahan  pengajaran  yang  terintegrasi
dengan  pendidikan  karakter  serta  membantu  pembaca  dalam  menginterpretasi kumpulan  cerpen    Harian  Lampung  Post  Edisi  Semester  Pertama  Tahun  2013,
khususnya  dalam  memahami  nilai-nilai  pendidikan  karakter  yang  terkandung  di dalamnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut 1.  sumber  data  penelitian  ini  adalah  cerpen-cerpen  Harian  Lampung  Post  edisi
semester pertama tahun 2013;
2.  objek  penelitian  ini  adalah  nilai-nilai  pendidikan  karakter  dalam  cerpen-cerpen Harian  Lampung  Post  edisi  semester  pertama  tahun    2013.  Nilai-nilai  pendidikan
karakter tersebut penulis batasi menjadi delapan belas nilai, yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan,  cinta  tanah  air,  menghargai  prestasi,  bersahabat,  cinta  damai,  gemar membaca,  peduli  lingkungan,  peduli  sosial,  dan  tanggung  jawab.  Selanjutnya,
semester  pertama  pada  objek  penelitian  ini  adalah  enam  bulan  pertama  tahun  2013, yaitu Januari hingga Juni tahun 2013.
II. LANDASAN TEORI
Sebelum melakukan pembahasan penelitian, peneliti akan memaparkan teori-teori yang  digunakan  dalam  penelitian  ini.  Teori-teori  yang  dikemukakan  berupa
pendapat yang didasarkan oleh penemuan dan penelitian terdahulu yang didukung data  dan  argumentasi.  Penelitian  tentu  membutuhkan  sebuah  landasan  teori  agar
mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pengetahuan yang tepat. 2.1 Hakikat Sastra
Sastra, susastra, dan kesusastraan memiliki pengertian  yang berbeda.  Memahami hakikat  sastra  merupakan  modal  utama  dalam  menginterpretasikan  suatu  karya
sastra. Dalam KBBI 2001: 1000, sastra merupakan bahasa yang dipakai di kitab bukan  bahasa  sehari-hari.  Susastra  merupakan  karya  sastra  yang  isi  dan
bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari  kehidupan  kemudian  direka  dan  disusun  dengan  bahasa  yang  indah  sebagai
sarananya  sehingga  mencapai  syarat  estetika  yang  tinggi.  Kesusastraan  adalah ilmu atau pengetahuan tentang segala hal yang bertalian dengan susastra.
Dalam Kosasih 2012: 1, disebutkan bahwa secara etimologis atau asal-usulnya,
istilah  kesusastraan  berasal  dari  bahasa  Sansekerta,  yakni  susastra.  Su  memiliki arti „bagus‟ atau „indah‟, sedangkan sastra berarti „buku‟, „tulisan‟, atau „huruf‟.
Dengan  demikian,  susastra  berarti  tulisan  yang  bagus  atau  tulisan  yang  indah.
Adapun  imbuhan  ke-an  pada  kata  kesusastraan  berarti  segala  sesuatu  yang berhubungan  dengan  tulisan  yang  indah.  Istilah  kesusastraan  kemudian  diartikan
sebagai  tulisan atau karangan  yang mengandung nilai-nilai  kebaikan  yang ditulis dalam bahasa yang indah.
Menurut  Ahmad  1994:  9,  sastra  adalah  salah  satu  daripada  hasil-hasil  ciptaan
kebudayaan,  pancaran kemampuan kreatif penciptanya. Setiap hasil kebudayaan mempunyai  organisasi  atau  bentuknya.  Baik  sebuah  sajak  kanak-kanak  yang
mudah  ataupun  sebuah  prosa  yang  kompleks.  Karya  sastra  memiliki  struktur sendiri  yang  memiliki  perbedaan  dengan  karya  lain  yang  menggunakan  bahasa
sebagai  medianya.  Dalam  sebuah  puisi  ada  rima  sebagai  unsur  terkecil  yang menyumbang kepada pembentukan makna dalam struktur yang lebih besar. Sama
halnya dengan sebuah prosa yang memiliki unsur-unsur pembentuk seperti, tema, penokohan, alur, dan unsur pembentuk lainnya  yang berfungsi  membentuk suatu
karya sastra yang utuh. Sastra  menggunakan  kata  sebagai  alat  ucapnya.  Kata  dalam  sastra  memiliki  dua
belah sisi,  yaitu kata bukan hanya berisi fonetik, melainkan juga berisi  semantik. Kata  bukan  hanya  bunyi  yang  bisa  dinyatakan  bunyi  di  atas  kertas,  tetapi  juga
dunia yang dibawa kandungan pengertiannya. Alat seni lain, seperti dalam musik atau lukisan tidak membawa pengertian itu Sastrowardoyo, 1999: 9.
Di  dalam  memahami  hakikat  sastra,  penulis  merumuskan  secara  longgar
pengertian sastra. Sastra dipahami sebagai seni bahasa yang indah yang memiliki struktur  untuk  membentuk  suatu  kesatuaan  utuh  yang  mencerminkan  kehidupan
manusia.