Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judu l :

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB PADA AKSEPTOR

KB DI DESA PANDIANGAN KECAMATAN LAE PARIRA KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 29 Juni 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH

NIP. 194508171973022001 NIP. 196501121994022001 drh. Hiswani, M.Kes

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH

NIP. 194904171979021001 NIP. 195908181985032002 drh. Rasmaliah, M. Kes

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 195310181982032001 dr. Ria Masniari Lubis, M. Si


(4)

ABSTRAK

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 206,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesi karena tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi Pil KB. Berdasarkan pencatatan bidan desa di desa Pandiangan akseptor KB Pil 46 orang (36,62%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal Desa Pandiangan, sampel semua akseptor KB yang berdomisili di dusum I,II,III,IV,VI yang berjumlah 110 akseptor KB.Dusun terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

Prevalens rate alat kontrasepsi Pil KB 32,7%. dan terdapat tiga variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna tidak bekerja (p=0,008), jumlah anak cukup (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,006) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,058), pendidikan (p=0,338), pengetahuan (p=0,420), dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hubungannya dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah pekerjaan, jumlah anak dan dukungan keluarga dengan persemaan garis regresi logistik y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . Faktor dominan adalah jumlah anak.

Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB maka perlu diupayakan supaya petugas Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana Desa Pandiangan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang metode penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan permanen seperti sterilisasi wanita atau sterilisasi pria. Khususnya bagi akseptor KB dengan tidak ada dukungan keluarga, tidak bekerja dan jumlah anak cukup.


(5)

ABSTRACT

The population of Indonesia in 2000 reached 206,2 million people, so that it was became a problem for Indonesia because it was not appropriate with economy development. One of effort to decrease the number of birth with family planning program, among them using family planning pill contraception. Based on data recording of village midwife in Desa Pandiangan, pill family planning acceptors were 46 people (36,62%).

The purpose of this research was to analize factors that related to the using of family planning pill contraception for acceptor in Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi in 2010. This research was analityc with cross sectional design. The population of this research was all of the family planning pill acceptor who live in Desa Pandiangan, and the sample of all acceptor who live in Dusun I, II, III, IV, VI were 110 acceptor. The chosen Dusun is determined purposive. Statistic analysis is done with univariate analysis, bivariat analysis and multivariate analysis.

Prevalens rate of family planning pill contraception was 32,7% and there were three variables that had assosiation connection, that is unempolyement (p=0,008) the number of children was enough (p=0,000), family support (p=0,006) with the using of family planning pill contraception and there was no assosiation connection that means among age (p=0,058), education (p=0,338), kmowledge (p=0,420), with the using of family planning pill contraception. The result of multivariate analysis is gotten some factors that influenced in their connection with using family planning with using family planning pill contracepsion were job, the number of children, and family support with logistic regression line equation y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . The dominant factor was the number of children.

The highest prevalens of using family planning pill contraception need to effort the program Illumination Field Family Planning Desa Pandiangan so that more increase illumination about method of using contraception that effetive and permanent as man and women sterilizations. Especially for family planning acceptor is not family support, who unemployment, and mother who had the number of children was enough.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010”.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Nerseri Barus, MPH Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu drh. Hiswani, M.Kes., Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(7)

5. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes., selaku Dosen Peguji II yang telah banyak memberikan saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Moeslim Pardosi, SPd., selaku Kepala Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi.

8. Seluruh Dosen dan pegawai Fakultas Keshatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada Orang tua tercinta, ayahanda (J. Simbolon) dan Ibunda (P. Siagian), abang saya (Joas Simbolon) dan adik-adik saya (Markus Simbolon, Frandi Simbolon, Milka Wanti Simbolon) yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

10.Sahabat-sahabatku Posphoros : Abang Asron, Kak Lince, Hendra Dhermawan, Revin Girsang, Erikson Marbun dan Sandro Sinaga yang selalu memberi semangat, dukungan doa, maupun bantuannya kepada penulis.

11.Teman-temanku Sonepid : Ester, Nduma, Melvida, Mena, Dessy Natalia, Asny, Cu Hesty, maria Christin, Doni yang selalu memberikan dukungan doa, maupun bantuannya kepada penulis.

12. POMK FKM dan Pemuda/I GPI Padang Bulan yang telah membimbing saya dan selalu memberikan semangat, dukungan doa kepada penulis.


(8)

13.Teman-teman mahasiswa peminatan Epidemiologi FKM USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian dan kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2010 Penulis

NIM. 051000097 DESNAL SIMBOLON


(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama : DESNAL SIMBOLON

Tempat/tanggal lahir : Pematang Siantar/23 Nopember 1986

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah anggota Keluarga : 5 (lima) bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Parongil Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1993 – 1999 : SD Negeri 0303067 Simungun 2. Tahun 1999 – 2002 : SLTP Swasta St. Paulus Sidikalang 3. Tahun 2002 – 2005 : SMA Negeri 1 Sidikalang


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pengertian Kontrasepi ... 7

2.2. Prinsip Kerja Kontrasepsi ... 7

2.3. Tujuan Program KB ... 8

2.4. Alat Kontrasepsi Pil KB ... 9

2.4.1. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Pil KB ... 9

a. Pil Kombinasi ... 9

a.1. Keuntungan Pil Kombinasi ... 10

a.2. Kerugian Pil Kombinasi ... 11

a.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 11

a.4. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 12

a.5. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 13

a.6. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi ... 13

b. Pil Mini ... 13

b.1. Keuntungan Pil Mini ... 14

b.2. Kerugian Pil Mini ... 15

b.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Mini ... 15

b.4. Efektivitas Kontrasepsi Pil Mini ... 16

b.5. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini ... 16

b.6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini ... 16


(11)

2.5. Faktor yang Berhubungan Dengan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 18

2.5.1. Umur ... 18

2.5.2. Pendidikan ... 18

2.5.3. Pengetahuan ... 19

2.5.4. Pekerjaan ... 19

2.5.5. Jumlah Anak... 20

2.5.6. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi ... 20

2.5.7. Dukungan Keluarga ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 22

3.1. Kerangka Konsep ... 22

3.2. Defenisi Operasional ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN... 26

4.1. Jenis Penelitian... 26

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 26

4.2.2. Waktu Penelitian ... 26

4.3. Populasi dan Sampel ... 26

4.3.1. Populasi ... 26

4.3.2. Sampel ... 27

a. Besar Sampel ... 27

b. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 29

4.4.1. Data Primer ... 29

4.4.2. Data Sekunder ... 29

4.5. Teknik Analisis Data ... 29

4.5.1. Analisis Univariat ... 30

4.5.2. Analisis Bivariat ... 30

4.5.3. Analisis Multivariat ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 31

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

5.1.1. Geograsfis ... 31

5.1.2. Demografi ... 31

5.1.3. Sarana dan Prasarana ... 32

5.1.3.1. Sarana Kesehatan.. ... 32

5.2. Analisis Univariat ... 33

5.2.1. Karakteristik Responden ... 33

5.2.2. Karakteristik Lingkungan ... 35


(12)

5.3. Analisis Bivariat ... 37

5.3.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 37

5.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB .. 38

5.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 39

5.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 40

5.3.5. Hubungan Jumlah Anak dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 41

5.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 42

5.4. Analisis Multivariat ... 42

BAB 6 PEMBAHASAN ... 45

6.1. Analisis Univariat ... 45

6.1.1. Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 45

6.2. Analisis Bivariat ... 47

6.2.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 47

6.2.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB .. 48

6.2.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 49

6.2.4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 51

6.2.5. Hubungan Jumlah Anak dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 52

6.2.6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB ... 53

6.3. Analisis Multivariat ... 54

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

7.1. Kesimpulan ... 56

7.2. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Pandiangan Tahun 2010 ………. ... 32 Tabel 5.2. Distribusi Sarana Kesehatan di Desa Pandiangan Tahun

2010……… ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ... 33 Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Lingkungan di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 35 Tabel 5.5. Distribusi Pengguna Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB di Desa

Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun

2010... ... 36 Tabel 5.6. Prevalens Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB

di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Tahun 2010... ... 36 Tabel 5.7. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Umur di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 37 Tabel 5.8. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Pendidikan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 38 Tabel 5.9. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Pekerjaan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 39 Tabel 5.10. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Pengetahuan di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 40 Tabel 5.11. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Jumlah Anak di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 41 Tabel 5.12. Prevalens Rate Pengguna Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor


(14)

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... .... 42 Tabel 5.13. Identifikasi Variabel Dominan Penggunaan Alat Kontrasepsi

Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan

Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 43 Tabel 5.14. Variabel yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat

Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira

Kabupaten Dairi Tahun 2010 ………. ... 45 Gambar 6.2. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil

KB pada Akseptor KB Berdasarkan Umur di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ………… 47 Gambar 6.3. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010 ... 48 Gambar 6.4. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan di Desa Pandiangan

Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 49 Gambar 6.5. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB Berdasarkan Pengetahuan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 51 Gambar 6.6. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB Berdasarkan Jumlah anak di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010... ... 52 Gambar 6.7. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

pada Akseptor KB Berdasarkan dukungan Keluarga di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi


(16)

ABSTRAK

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 206,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesi karena tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi Pil KB. Berdasarkan pencatatan bidan desa di desa Pandiangan akseptor KB Pil 46 orang (36,62%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal Desa Pandiangan, sampel semua akseptor KB yang berdomisili di dusum I,II,III,IV,VI yang berjumlah 110 akseptor KB.Dusun terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

Prevalens rate alat kontrasepsi Pil KB 32,7%. dan terdapat tiga variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna tidak bekerja (p=0,008), jumlah anak cukup (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,006) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,058), pendidikan (p=0,338), pengetahuan (p=0,420), dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hubungannya dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah pekerjaan, jumlah anak dan dukungan keluarga dengan persemaan garis regresi logistik y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . Faktor dominan adalah jumlah anak.

Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB maka perlu diupayakan supaya petugas Program Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana Desa Pandiangan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang metode penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan permanen seperti sterilisasi wanita atau sterilisasi pria. Khususnya bagi akseptor KB dengan tidak ada dukungan keluarga, tidak bekerja dan jumlah anak cukup.


(17)

ABSTRACT

The population of Indonesia in 2000 reached 206,2 million people, so that it was became a problem for Indonesia because it was not appropriate with economy development. One of effort to decrease the number of birth with family planning program, among them using family planning pill contraception. Based on data recording of village midwife in Desa Pandiangan, pill family planning acceptors were 46 people (36,62%).

The purpose of this research was to analize factors that related to the using of family planning pill contraception for acceptor in Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi in 2010. This research was analityc with cross sectional design. The population of this research was all of the family planning pill acceptor who live in Desa Pandiangan, and the sample of all acceptor who live in Dusun I, II, III, IV, VI were 110 acceptor. The chosen Dusun is determined purposive. Statistic analysis is done with univariate analysis, bivariat analysis and multivariate analysis.

Prevalens rate of family planning pill contraception was 32,7% and there were three variables that had assosiation connection, that is unempolyement (p=0,008) the number of children was enough (p=0,000), family support (p=0,006) with the using of family planning pill contraception and there was no assosiation connection that means among age (p=0,058), education (p=0,338), kmowledge (p=0,420), with the using of family planning pill contraception. The result of multivariate analysis is gotten some factors that influenced in their connection with using family planning with using family planning pill contracepsion were job, the number of children, and family support with logistic regression line equation y=-3,084 + 1,816X1 + 2,428 X2 – 1,444 X3 . The dominant factor was the number of children.

The highest prevalens of using family planning pill contraception need to effort the program Illumination Field Family Planning Desa Pandiangan so that more increase illumination about method of using contraception that effetive and permanent as man and women sterilizations. Especially for family planning acceptor is not family support, who unemployment, and mother who had the number of children was enough.


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang masih rendah. Salah satu usaha untuk menekan pertumbuhan penduduk adalah dengan jalan mengurangi jumlah kelahiran.1

Salah satu upaya mengendalikan kelahiran adalah melalui Program Gerakan Keluarga Berancana Nasional. Menurut Undang-Undang Nomor: 10 tahun 1992, Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.1

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 dan 2000 jumlah penduduk Indonesia 179,4 juta jiwa dan 206,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk periode 1970-1980 (2,32 %) dan periode 1980-1990 (1,97 %). Laju pertumbuhan penduduk yang terus menurun juga diikuti dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, seperti usia harapan hidup meningkat dari 60 tahun pada tahun 1990 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2000 dan angka kematian bayi menurun dari 71 per 1000 pada tahun 1990 menjadi 48 per 1.000 pada tahun 2000 kelahiran hidup.2


(19)

Langkah kebijakan pembangunan Keluarga Berencana diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan keluarga kecil berkualitas, dengan mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta daerah terpencil, meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi bagi pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi, melindungi peserta keluarga berencana dari dampak negatif pengguna alat dan obat kontrasepsi.3

Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahun, pendidikan, dan jumlah anak yang diinginkan. Disamping itu adanya efek samping yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor suatu alat kontrasepsi.4

Program keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi yang lestari. Berhasil tidaknya pelaksanaan pogram keluarga berencana akan menentukan pula berhasil tidaknya usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.5

Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi kontrasepsi Indonesia adalah 56,71 %. Artinya satu diantara dua PUS di Indonesia pada tahun 2004 sedang memakai alat KB. Perbedaan angka prevalensi kontrasepsi di wilayah perkotaan dengan wilayah pedesaan amat kecil, yang menunjukkan strategi pendekatan program KB di daerah perkotaan dan pedesaan hampir sama kuatnya. Menurut propinsi, angka prevalensi kontrasepsi bervariasi secara nyata antara 26,05 % di Maluku dan 71,42 % di Sulawsi Utara.6


(20)

Pencapaian Peserta KB Baru di Kabupaten Pasuruan, kumulatif Januari sampai dengan Desember 2004, dari semua metode kontrasepsi sebesar 80,40 % atau sejumlah 23.222 peserta dari 28.883 Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Bila dirinci lebih lanjut, proporsi peserta KB Baru Pil KB adalah 24,2 %.7

Menurut penelitian Iswarati pada tahun 2005 prevalensi KB menurut alat/cara KB dari Peserta KB Aktif di Indonesia adalah 66,20 %. Alat/cara KB yang dominan adalah suntikan (34 %) dan Pil KB (17%).8

Berdasarkan hasil Susenas 2004 persentase perempuan usia subur (15-49 tahun) yang sedang memakai Alat/Cara KB apa saja di propinsi Sumatera

Utara 45,02 % diperkotaan sedangkan di pedesaan berkisar 42,20 %.6 Berdasarkan sumber data dari BKKBN Provinsi Sumatera Utara bahwa banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2007 berjumlah 1.964.236 dan banyaknya akseptor aktif berkisar 1.250.028 (63,64 %) dan akseptor baru berjumlah 245.271.9

Menurut data Sensus Penduduk tahun 2005, penduduk Indonesia berjumlah 218,9 juta jiwa dan jumlah penduduk Sumut 12,4 juta jiwa lebih, merupakan jumlah penduduk terbanyak ke empat di Indonesia, setelah propinsi jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Persentase wanita Usia 15-49 tahun menurut Alat/Cara KB Pil yang sedang digunakan tahun 2005 di Propinsi Sumatera Utara adalah 14,00 %.10

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2007 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.911.511, PUS 1.863.147, jumlah peserta KB baru 220.892 (11,86 %), jumlah peserta KB aktif 59,45 %. Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan paling tinggi adalah PIL KB dengan


(21)

jumlah 425.299 (36,09 %) sedangkan urutan kedua yang paling banyak digunakan adalah Suntik dengan jumlah 399.255 (33,88 %). Target pencapaian peserta KB di Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak 332.161 akseptor baru dari yang sudah ada saat ini.11

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2008 jumlah PUS 314.366 jumlah peserta KB aktif 199.860 (63,58 %) dan jumlah peserta KB aktif dengan menggunakan PIL KB 66.864 (21,27 %) yang berada diurutan kedua setelah penggunaan alat kontrasepsi Suntik dengan jumlah 74.146 (23,36 %). Sedangkan di Kecamatan Medan Marelan jumlah peserta KB aktif dengan menggunakan PIL KB berada di urutan pertama yaitu 6.250 (30,12 %) dan diurutan kedua akseptor KB Suntik dengan jumlah 5.867 (28,27 %) dari 14.151 peserta KB aktif di Kecamatan Medan Marelan.12

Dari data BPS Sumut tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah akseptor KB Baru menurut Alat Kontrasepsi yang Dipakai di Kabupaten Dairi adalah spiral 146 (10,61%), Pil 838 (60,90%), kondom 392 (28,49%). Dari ketiga jenis alat kontrasepsi yang dibandingkan bahwa jumlah akseptor KB Baru yang paling besar adalah Pil KB.32

Desa Pandiangan merupakan salah satu Desa di Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi dan di desa ini belum pernah dilakukan penelitian tentang Pil KB. Menurut Laporan dan dari bidan desa yang ada di desa tersebut bahwa akseptor KB yang dicatat sebesar 141 akseptor KB dengan perincian : Susuk/implant 16,31%, Kondom 4,96%, Suntik 27,66%, Pil 32,63%, IUD 3,55%, Sterilisasi 14,89%.13


(22)

Data diatas memperlihatkan bahwa akseptor pil KB lebih banyak dibandingkan dengan pemakai alat kontrasepsi lainnya padahal Continuation ratenya rendah, dimana Continuation rate adalah alat kontrasepsi yang digunakan dengan tingkat pemakaiannya cukup lama. Penggunaan alat kontrasepsi pil KB harus dikonsumsi setiap hari dan akseptor sering lupa mengkonsumsi sehingga efektifitasnya kurang. Untuk itu perlu dianalisis penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.


(23)

b. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB menurut karakteristik Host (Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Umur, dan jumlah anak) di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010. c. Untuk mengetahui prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB menurut

karakteristik Environment (Dukungan keluarga, Ketersediaan Pelayanan KB) pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

d. Untuk mengetahui hubungan karakteristik host (Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Umur, dan jumlah anak) dengan pengunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

e. Untuk mengetahui hubungan karakteristik environment (Dukungan keluarga, Ketersediaan Pelayanan KB) dengan pengunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

f. Untuk mengetahui faktor yang dominan yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai Bahan masukan bagi Puskesmas Kentara dalam program penyuluhan tentang KB kepada masyarakat di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi tahun 2010.


(24)

1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian selanjutnya .

1.4.3. Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di FKM-USU dan juga sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).


(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kontrasepi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sperma.14, 22

2.2. Prinsip Kerja Kontrasepsi

Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel sperma. Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun bersamaan. Pertama adalah menekan keluarnya sel telur (ovulasi), kedua menahan masuknya sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum dan ketiga adalah menghalangi nidasi. Contoh pertama adalah kontrasepsi hormonal steroid, baik pil, suntikan maupun implant. Contoh kedua terdiri atas kondom, mangkok vagina, spermisida, dan ligasi tuba dan vas deferens. Khusus diterapkan pada laki-laki adalah sanggama terputus dan vasektomi, dimana pada kedua cara tersebut, sperma tersebut tidak pernah mencapai saluran kelamin wanita. Contoh ketiga adalah IUD atau AKDR.15


(26)

Cara kontrasepsi tersebut mempunyai efektifitas yang berbeda-beda dalam memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu diingat adanya 3 azas kontrsasepsi, yaitu:

2.1.1. Cara apapun yang dipakai lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali 2.1.2. Cara terbaik hasilnya (efektifitas) adalah cara yang digunakan oleh

pasangan dengan terus-menerus.

2.1.3. Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting untuk berhasilnya suatu cara kontrasepsi.

2.3. Tujuan Program KB 14

Adapun tujuan Keluarga Berencana adalah:

2.3.1. Tujuan demografi yaitu untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran.

2.3.2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

2.3.3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

2.3.4. Married Conselling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.


(27)

2.3.5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

2.4. Alat Kontrasepsi Pil KB 14

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja. Kebijaksanaan penggunaan pil diarahkan terhadap pemakaian pil dosis rendah, tetapi meskipun demikian pil dosis tinggi masih disediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang menggunakan dosis tinggi.

2.4.1. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Pil KB a. Pil Kombinasi 16, 17

Pil kombinasi dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.

i. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.17


(28)

ii. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

iii. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

a.1. Keuntungan Pil Kombinasi 18

Adapun keuntungan dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut : i. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi), bila

digunakan setiap hari.

ii. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil. iii. Tidak mengganggu hubungan seksual.

iv. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

v. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

vi. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause. vii. Mudah dihentikan setiap saat.

viii. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan. ix. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

x. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, kelainan jinak pada payudara, dimenore, akne.


(29)

a.2. Kerugian Pil Kombinasi 18

Adapun kerugian dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut : i. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari. ii. Mual, terutama pada 3 bulan pertama

iii. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama. iv. Pusing

v. Nyeri Payudara

vi. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.

vii. Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi

viii. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)

ix. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang. x. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko struk,

dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

xi. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS. a.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi 16,19, 22

Penjelasan tentang efek samping pil kombinasi kepada klien seperti halnya apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah, akan meningkatkan pemakaian yang aman dan efektif. Khususnya klien harus mengetahui bahwa dalam 3 siklus pertama ada kemungkinan tejadi efek samping seperti di bawah ini: Mual; rasa tidak enak di


(30)

payudara; pendarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding; pusing; sakit kepala; penamabahan berat badan; jerawat.

a.4. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti : i. Usia reproduksi

ii. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak iii. Gemuk atau kurus

iv. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi v. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

vi. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut

vii. Pascakeguguran

viii. Anemia karena haid berlebihan ix. Nyeri haid hebat.

x. Siklus haid tidak teratur xi. kelainan payudara jinak

xii. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf. xiii. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium

jinak.

xiv. Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisisn) xv. Varises vena.


(31)

a.5. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

Hamil atau dicurigai hamil; menyusui eksklusif; perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya; penyakit hati akut (hepatitis); perokok dengan usia >35 tahun; riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmhg; riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun; kanker payudara atau dicurigai kanker payudara; migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi); tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari. a.6. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18

i. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil ii. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

iii. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil tersebut

iv. Setelah melahirkan : Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam waktu 7 hari).

v. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid

b. Pil Mini 16, 24

Mini pil (kadang-kadang disebut juga pil masa menyusui) mengandung agen progestasional dalam dosis yang kecil, dan harus dikonsumsi setiap hari secara berkesinambungan.


(32)

Di seluruh dunia, Mini Pil tidak mendapatkan penerimaan yang luas, baik dari pihak wanita maupun dari petugas medis KB. Mini Pil bukan menjadi pengganti dari Pil Oral Kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.

b.1. Keuntungan Pil Mini 18

Adapun keuntungan kontrasepsi pil mini dibagi atas 2 yaitu :

Keuntungan Kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar; tidak mengganggu hubungan seksual; tidak mempengaruhi asi; kesuburan cepat kembali; nyaman dan mudah digunakan; sedikit efek samping; dapat dihentikan setiap saat; tidak mengandung estrogen.

Keuntungan Pil Mini tidak hanya digunakan untuk kontrasepsi saja, tetapi dapat juga digunakan untuk wanita usia subur dengan keuntungan : Mengurangi nyeri haid; mengurangi jumlah darah haid; menurunkan tingkat anemia; mencegah kanker endometrium; melindungi dari penyakit radang panggul; tidak meningkatkan pembekuan darah; dapat diberikan pada penderita endometriosis; kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi; dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah); sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan kepada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.


(33)

b.2. Kerugian Pil Mini 18

i. Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenore)

ii. Peningkatan berat badan

iii. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama iv. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar

v. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat

vi. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan mini pil.

b.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Mini 15,19

Efek sampingan utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea. Perdarahan banyak dan lama jarang sekali terjadi. Sebagaian besar penghentian pemakaian kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan.

Dalam menghadapi keluhan perdarahan pada pemakai kontrasepsi progestin pertama-tama harus disingkirkan perdarahan yang berhubungan dengan infeksi, kelainan faktor pembekuan, dan keganasan. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin masih belum banyak diketahui. Oleh karena itu pengobatannya masih bermacam-macam. Terdapat beberapa cara pengobatan yang dipakai menghentikan perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin, antara lain : Konseling; pemeriksaan fisik, ginekologik, dan laboratorium;


(34)

pemberian progestin; pemberian estrogen; pemberian vitamin, ferum, atau placebo; kuratase.

b.4. Efektivitas Kontrasepsi Pil Mini 25

Sangat efektif pada penggunaan mini pil bila tidak terlupa atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan mini pil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari mini pil dapat terganggu.

b.5. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

Usia reproduksi; telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak; menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui; pasca persalinan dan tidak menyusui; pasca keguguran; perokok segala usia; mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmhg) atau dengan masalah pembekuan darah.

b.6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

Hamil atau diduga hamil; perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya; tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid; menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat); kanker payudara atau riwayat kanker payudara; sering lupa menggunakan pil; miom uterus. progestin memicu pertumbuhan miom uterus; riwayat stroke. progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.


(35)

b.7. Waktu Mulai Menggunakam Kontrasepsi Pil Mini 13, 18

i. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.

ii. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.

iii. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil.

iv. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.

v. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mini pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.

vi. Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.

vii. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

viii. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain.


(36)

ix. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.

x. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid.

2.5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB 2.5.1. Umur

Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga periode yaitu, reproduksi muda (15-19 tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun) dan reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidemiologi yang menyatakan bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi anak lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun, dan menigkat setelah usia lebih dari dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut.15

Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku seseorang termasuk dalam penggunaan alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua mempunyai peluang kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang muda.

2.5.1. Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari solusi dalam hidupnya. Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor


(37)

yang penting dalam menentukan baik buruknya status kesehatan keluarga dan dirinya. Dengan berbekal pengetahuan yang cukup, seorang ibu akan lebih banyak memperoleh informasi yang dibutuhkan, dengan demikian mereka dapat memilih serta menentukan alternatif yang terbaik untuk kepentingan keluarganya. Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional, sehingga akan lebih mudah untuk menerima gagasan baru. Demikian juga halnya dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pengguanaan kontrasepsi serta peningkatan kesejagteraan keluarga.26

Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan terhadap jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga meningkat kesadaran wanita terhadap manfaat mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah. 27

2.5.2. Pengetahuan

Peengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.28 2.5.3. Pekerjaan

Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Suatu keluarga dengan status ekonomi atas terdapat perilaku fertilitas yang mendorong terbentuknya keluarga besar. Status pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya faktor pengaruh


(38)

lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.29 2.5.4. Jumlah Anak

Menurut Mantra (2006) kemungkinan seorang ibu untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang ibu mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang ibu melahirkan anak, maka akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah anak akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga secara maksimal.30

2.5.5. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi

Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk dapat digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah diperoleh. Promosi metode kontrsasepsi melalui kontak langsung oleh petugas program KB, oleh dokter dan sebagainya dapat meningkatkan secara nyata pemilihan metode kontrasepsi.26

2.5.6. Dukungan Keluarga

Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihak-pihak tertentu. Menurut Sarwono (2007) ikatan suami isteri yang kuat sangat membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suami/isteri sangat membutuhkan dukungan dari pasangannya. Hal itu disebabkan orang yang paling bertanggung jawab terhadap keluarganya adalah pasangan itu sendiri. Dukungan


(39)

tersebut akan tercipta apabila hubungan interpersonal keduanya baik. Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah pedesaan sebagai peran penentu dalam pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami, sedangkan isteri hanya bersifat memberikan sumbang saran.31

Hartanto (2004) mengatakan bahwa metoda kontrasepsi tidak dapat dipakai istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami istri harus bersama memilih metoda kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian.16


(40)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Alat kontrasepsi Pil KB adalah alat kontrasepsi berupa Pil yang digunakan responden (Ibu) pada akseptor KB saat dilakukan penelitian.

Penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

Faktor Responden : Umur

Pendidikan Pekerjaan Jumlah anak Pengetahuan

Faktor Lingkungan : Dukungan keluarga

Ketersediaan pelayanan KB


(41)

3.2.2. Umur adalah umur dari isteri dalam tahun saat dilakukan penelitian Untuk uji statistik variabel ini dikategorikan :

1. Risiko tinggi, jika umur isteri <20 dan > 35 tahun 2. Risiko rendah, jika umur isteri 20 – 35 tahun Skala : Ordinal

3.2.3 Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah dicapai responden berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki :

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. SD

3. SMP 4. SMA

5. Akademik/PT

Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :

1. Tinggi, apabila pendidikan terkahir responden SLTA, Akademik/PT. 2. Rendah, apabila pendidikan responden Tidak Sekolah, SD, SLTP. Skala : Ordinal

3.2.4. Pekerjaan adalah aktivitas/kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari oleh responden pada saat dilakukan survei, yang di kelompokkan atas :

1. Petani 2. PNS

3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta

5. Ibu Rumah Tangga

Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas :

1. Bekerja, apabila responden menghasilkan sejumlah uang sebagai hasil pekerjaannya, yaitu : petani, PNS, pegawai swasta, wiraswasta.

2. Tidak bekerja, apabila responden tidak menghasilkan uang sebagai hasil pekerjannya, yaitu : Ibu Rumah Tangga


(42)

3.2.5. Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan responden dan yang masih hidup, untuk uji statistik dikategorikan atas :

a. Cukup, jika responden memiliki jumlah anak 1-2 orang

b. Lebih, jika responden memiliki jumlah anak lebih atau sama dengan 3 orang (≥ 3 orang)

Skala : Ordinal

3.2.6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang Pil KB. Untuk mengukur pengetahuan responden atau isteri maka skala pengukuran digunakan sistim skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 5 yang akan dijawab oleh responden.

1. Tahu diberi skor 1. 2. Tidak tahu diberi skor 0.

Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Berdasarkan skoring maka pengetahuan responden dibedakan atas :

1. Baik, apabila total skor responden ≥ 3. 2. Kurang, apabila total skor responden < 3. Skala : Ordinal

3.2.7. Dukungan Keluarga adalah dukungan yang diberikan keluarga kepada responden dalam menggunakan alat kontrasepsi, untuk uji statistik dikategorikan atas :

1. Ada (suami, mertua dan orang tua) 2. Tidak ada


(43)

3.2.8. Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi adalah tersedianya tempat untuk memperoleh pelayanan KB dengan jenis alat kontrasepsi, untuk uji statistik dikategorikan atas :

1. Tersedia 2. Tidak tersedia

Variabel ini diukur dengan 2 pertanyaan,skala ordinal dan dikategorikan atas : 1. Tersedia, apabila responden menjawab alat kontrasepsi tersedia di

tempat pelayanan tersebut.

2. Tidak tersedia, apabila responden menjawab alat kontrasepsi tidak tersedia di tempat pelayanan tersebut.


(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan menggunakan desain cross

sectional.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan bahwa lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Alasan lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena desa tersebut sedikit akseptor KB (141 akseptor) dan diantara akseptor KB lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi Pil KB yaitu 32,63%.

4.2.2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul proposal, penelusuran kepustakaan, survei pendahuluan, penyusunan proposal, penelitian dan analisa data serta penyusunan laporan akhir penelitian


(45)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB yang ada di Desa Pandiangan Kecamatan lae Parira Kabupaten Dairi yang terdiri dari 10 dusun sebesar 141 akseptor KB.

4.3.2. Sampel 37 a. Besar Sampel

Rumus ukuran sampel minimal untuk menaksir proporsi populasi adalah sebagai berikut :

n = Z21-α/2 p.q

d2

Keterangan :

P = Perkiraan proporsi (prevalensi) variable dependent pada populasi (p=0,3) q = 1-p

Z1-α/2 = Statistik Z (misalnya Z= 1,96 untuk α=0,05)

d = Delta, presisi, absolute atau margi of error yang diinginkan di kedua sisi proporsi (0,09)


(46)

Maka besar sampel adalah :

n = (1,96)2 x 0,3 x 0,7 (0,09)2

=

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Oleh karena keterbatasan waktu dan dana maka peneliti memilih dusun I, II, III, IV dan VI dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut sudah mencukupi sampel yang dibutuhkan dan dusun tersebut berdekatan antara yang satu dengan yang lain. Adapun jumlah sampelnya sebesar 110 responden. Penduduknya

3,84 x 0,21 0,0081

= 99,5

= 100

Jadi besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 100. Untuk memperhitungkan adanya kesalahan dan sebagainya maka pengambilan sampel diperbesar sebanyak 10%, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 + 10 = 110.


(47)

mempunyai karakteristik yang sama dengan penduduk di dusun lainnya dari segi pekerjaan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Untuk pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden (akseptor KB) dengan menggunakan kuesioner tertutup (kuesioner yang sudah ada jawabannya) yang meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, jenis KB yang digunakan, ketersediaan pelayanan KB.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Kentara, Kantor Desa Pandiangan dan Kecamatan lae Parira yang meliputi gambaran wilayah, data kependudukan wilayah dan batas-batas wilayah tersebut.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang sudah terkumpul di olah secara manual dan dilanjutkan dengan bantuan computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution), melalui tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan adalah:


(48)

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.

4.5.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menghitung rasio prevalens. Untuk mengetahui ada tidaknya kemaknaan dilakukan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Pengukuran Ratio Prevalens dilakukan dengan menggunakan rumus 21 :

RP = A/(A+B) : C/(C+D) Keterangan :

A/(A+B) = proporsi ( prevalens ) subyek yang mempunyai faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

C/(C+D) = proporsi ( prevalens ) subyek faktor yang tidak mempunyai faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB

4.5.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel terikat (umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, dan ketersediaan pelayanan KB) dengan variabel terikat (penggunaan alat kontrasepsi Pil KB) yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisis bivariat, melalui analisis regresi logistik berganda (Multiple Logistic Regression) untuk mencari faktor risiko


(49)

yang paling dominan pada beberapa variabel yang dilakukan secara bersama-sama terhadap penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Tahapan analisis multivariat yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi Pil KB adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25.

2. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi Pil KB, variabel yang akan dimasukkan adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,05.

Analisis regresi logistik berganda dilakukan dengan memasukkan secara serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu (p < 0,025). Variabel independen tersebut akan dikeluarkan kembali secara bertahap (Backward Selection) sampai tidak ada lagi variabel independen yang mempunyai nilai p > 0,05.

BAB 5


(50)

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Geografis 38

Desa Pandiangan terletak di Kecamatan Lae Parira dengan luas wilayah 826 Ha dengan orbitasi (jarak tempuh) antara Desa Pandiangan ke Kecamatan Lae Parira 8 km, ke ibukota Kabupaten Dairi 4 Km dan memiliki 10 dusun yang sebagian besar arealnya terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebagian kecil yang datar/rata.

Berdasarkan kemiringan lahan daerahnya, kecamatan Lae Parira memiliki kemiringan berkisar antara 0o-25o. Ketinggian Kecamatan Lae Parira berkisar antara 700-1.100 meter di atas permukaan laut.

Batas-batas wilayah Desa Pandiangan adalah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lumban Sihite.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pak-pak Barat. - Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sopokomil.

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sempung Polling.

5.1.2. Demografi

Jumlah penduduk di Desa Pandiangan sebanyak 1.726 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 911 jiwa (52,78%) dan perempuan sebanyak 815 jiwa (47,22%). Secara rinci data kependudukan menurut jenis kelamin di Desa Pandiangan dapat dilihat di bawah ini :


(51)

Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pandiangan Tahun 2010

Sumber : Kantor Desa Pandiangan

Dari tabel di atas dapa dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak jenis kelamin Laki-laki dengan proporsi 52,78 %.

5.1.3. Sarana dan Prasarana 5.1.3.1. Sarana Kesehatan

Desa Pandiangan memiliki beberapa sarana kesehatan. Jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Sarana Kesehatan di Desa Pandiangan Tahun 2010

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Pustu 1

2 Polindes 1

3 Posyandu 2

Jumlah 4

Sumber : Kantor Desa Pandiangan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan di desa Pandiangan sangat sedikit yaitu berjumlah 4 unit dan paling banyak adalah Posyandu 2 unit, sedangkan Pustu dan polindes masing-masing berjumlah 1 unit.

5.2 Analisis Univariat No

Jenis Kelamin Total

f %

1 Laki-laki 911 52,78

2 Perempuan 815 47,22


(52)

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel independen yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut:

5.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan jumlah anak, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi 2010

Karakteristik Responden f %

Umur

1. 21 - 24 2. 25 – 28 3. 29 – 32 4. 33 – 36 5. 37 – 40 6. 41 – 44 7. 45 – 48

4 15 15 22 20 18 16 3,6 13,7 13,6 20 18,2 16,3 14,6

Total 110 100,0

Pendidikan :

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. Tamat SD/sederajat

3. Tamat SLTP/sederajat 4. Tamat SLTA/sederajat 5. Perguruan Tinggi

13 38 40 18 1 11,8 34,5 36,4 16,4 0,9

Total 110 100,0

Pengetahuan : 1. Baik

2. Kurang baik

40 70

36,4 63,6


(53)

Pekerjaan 1. Petani

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Pegawai Swasta

4. Wiraswasta

5. Ibu Rumah Tangga

95 2 1 0 12 86,4 1,8 0,9 0 10,9

Total 110 100,0

Jumlah Anak 1. 1 orang 2. 2 orang 3. 3 orang 4. 4 orang 5. 5 orang 6. >5 orang

14 13 15 26 18 24 12,7 11,8 13,6 23,7 16,4 21,8

Total 110 100,00

Berdasarkan kelompok umur dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada kelompok umur 33-36 tahun yaitu 20% dan terendah pada kelompok umur 21-24 tahun yaitu 3,6%.

Berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada tingkat pendidikan SLTP/Sederajat yaitu 36,4% dan terendah pada tingkat pendidikan Perguruan tinggi/Akademik 0,9%.

Berdasarkan pengetahuan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada kategori pengetahuan kurang baik yaitu 63,6% dan terendah pada kategori pengetahuan baik yaitu 36,4%.

Berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada kategori pekerjaan Petani yaitu 86,4% dan tidak ada pekerjaan wiraswasta.


(54)

Berdasarkan Jumlah Anak dapat diketahui bahwa akseptor KB tertinggi pada kategori jumlah anak 4 orang yaitu 23,6% dan terendah pada kategori 2 orang yaitu 11,8%.

5.2.2. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan meliputi ketersediaan pelayanan KB, dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Lingkungan pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi 2010

Karakteristik Lingkungan f %

Ketersediaan pelayanan KB 1. Tersedia

2. Tidak tersedia

110 0

100,0 0,0

Total 110 100,0

Dukungan Keluarga 1. Ada

2. Tidak ada

77 33

70 30

Total 110 100,0

Berdasarkan ketersediaan pelayanan KB dapat diketahui bahwa akseptor KB yang mengatakan tersedia adalah semua responden yaitu 100%.

Berdasarkan Dukungan Keluarga dalam mengikuti Pelayanan KB dapat diketahui bahwa akseptor KB yang mengatakan ada dukungan keluarga (suami) yaitu 77% dan yang mengatakan tidak ada dukungan keluarga yaitu 33%.

5.2.3. Prevalens Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Distribusi penggunaanan Alat Kontrasepsi pada akseptor KB dapat dilihat pada tabel berikut :


(55)

Tabel 5.5. Distribusi Pengguna Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No Penggunaan Alat Kontrasepsi f %

1 2 3 4 5 Pil Suntik Susuk Spiral Sterilisasi/Tubektomi 36 32 20 3 19 32,7 29,1 18,2 2,7 17,3

Total 110 100,0

Berdasarkan tabel di atas Penggunaan Alat Kontrasepsi pada akseptor KB tertinggi pada alat kontrasepsi Pil, yaitu 32,7% dan terendah alat kontrasepsi spiral yaitu 2,7 %.

Tabel 5.6. Prevalens Pengguna Alat Kontrasepsi Pil Pada Akseptor KB Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira kabupaten Dairi Tahun 2010

No Penggunaan Alat Kontrasepsi f %

1 2 Pil Non pil 36 74 32,7 67,3

Total 110 100,0

Berdasarkan tabel diatas Prevalensi Penggunaan Alat Kontrasepsi pil pada akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira kabupaten Dairi, yaitu 32,7 %. Sedangakan penggunaan alat kontrasepsi yang tidak pil (suntik, susuk, spiral, sterilisasi) sebesar 67.3%.


(56)

5.3. Analisis Bivariat

5.3.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.7. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Umur, Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No

Umur

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

1,676 (0,978-2,870)

3,599/ 0,058 1 Risiko rendah 20 42,6 27 57,4 47 100,0

2 Risiko tinggi 16 25,4 47 74,6 63 100,0

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada umur risiko rendah sebesar 42,6% sedangkan pada umur berisiko tinggi sebesar sebesar 25,4%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada kelompok umur risiko rendah dibandingkan dengan umur risiko tinggi adalah 1,676 (95% CI= 0,978-2,870).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur risiko rendah (20-35 tahun) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(57)

5.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.8. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan , Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No

Pendidikan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

1 Tinggi 8 42,1 11 57,9 19 100,0 1,368 (0,743-2,520)

0,917 / 0,338 2 Rendah 28 30,8 63 69,2 91 28

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada pendidikan tinggi sebesar 42,1% sedangkan pada pendidikan rendah sebesar 30,8%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada kelompok pendidikan tinggi dibandingkan dengan pendidikan rendah adalah 1,368 (95% CI= 0,743-2,520).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(58)

5.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.9. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan , Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2 dan

ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Tahun 2010

No

Pekerjaan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

0,429 (0,258-0,712)

7,047/ 0,008 1 Bekerja 28 28,6 70 71,4 98 100,0

2 Tidak

Bekerja 8 66,7 4 33,3 12

100,0

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada kategori bekerja sebesar 28,6% sedangkan pada kategori tidak bekerja sebesar 66,7%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada kelompok bekerja dibandingkan dengan tidak bekerja adalah 0,429 (95% CI= 0,258-0,712).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p<0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tidak bekerja dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(59)

5.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Tabel 5.10. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Pengetahuan, Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2

dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Tahun 2010

No

Pengetahun

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

1 Baik 15 37,5 25 62,5 40 100,0 1,250 (0,731-2,138)

0,650/ 0,420 2 Kurang 21 30,0 49 70,0 70 100,0

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada pengetahuan dengan kategori baik sebesar 37,5% sedangkan pada pengetahuan dengan kategorik kurang baik sebesar 30,0%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada pengetahuan baik dibandingkan dengan pengetahuan kurang adalah 1,250 (95% CI= 0,731- 2,138).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang Pil KB dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(60)

5.3.5. Hubungan Jumlah Anak dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Tabel 5.11. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor

KB Berdasarkan Jumlah Anak, Ratio Prevalens, 95% CI, Nilai χ2

dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

Tahun 2010

No

Jumlah Anak

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

1 Cukup 19 70,4 8 29,6 27 100,0 3,436 (2,106-5,605)

23,030/ 0,000 2 Lebih 17 20,5 66 79,5 83 100,0

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada jumlah anak cukup sebesar 70,4% sedangkan pada jumlah anak lebih sebesar 20,5%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada jumlah anak cukup dibandingkan dengan jumlah anak lebih adalah 3,436 (95%CI= 2,106-5,605).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p<0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah anak cukup (1-2 orang) dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(61)

5.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Tabel 5.12. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB Berdasarkan Dukungan Keluarga, Ratio Prevalens, 95% CI,

Nilai χ2 dan ρ Di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No Dukungan Keluarga

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Total RP

(95%CI) χ

2 Pil Non Pil

f % f % f %

1 Ada 19 24,7 58 75,3 77 100 0,479 (CI= 0,287-0,799)

7,558/ 0,006 2 Tidak Ada 17 51,5 16 48,5 33 100

RP : Ratio Prevalens df =1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB terhadap ada keluarga yang mendukung sebesar 24,7% sedangkan yang tidak ada dukungan keluarga sebesar 75,3%. Rasio prevalens penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada keluarga yang mendukung dibandingkan dengan tidak ada keluarga yang mendukung adalah 0,479 (95% CI= 0,287-0,799).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p<0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB. Adanya dukungan keluarga yang bersifat protektif untuk tidak memakai pil KB.

5.4. Analisis Multivariat

Pada Penelitian ini dari hasil analisis bivariat terdapat 4 (empat) variabel yang memiliki nilai p<0,25 yaitu Umur risiko rendah, ibu yang tidak bekerja, jumlah anak


(62)

cukup dan ada dukungan keluarga. Hasil dari analisis multivariat dapat dilhat pada tabel 5.15. :

Tabel 5.14. Identifikasi Variabel Dominan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

No Variabel Nilai B P

95 % C.I for Exp B

Lower Upper

1 Umur risiko rendah 0,089 0,867* 0,385 3,105 2 Tidak bekerja 1,843 0,016 1,401 28,461 3 Jumlah anak cukup 0,564 0,000 3,668 37,401 4 Dukungan keluarga

Ada

-1,446 0,006 0,084 0,659

Constan -3,291

*= Dikeluarkan secara bertahap (backward selection)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel umur dikeluarkan karena mempunyai nilap p > 0,05. Variabel dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling besar sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p > 0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel 5.17 :

Tabel 5.15. Variabel Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010.

No Variabel Nilai B P 95 % C.I for Exp B

Lower Upper

1 Tidak bekerja 1,816 0,015 1,413 26,735 2 Jumlah Anak cukup 2,428 0,000 3,811 33,689 3 Dukungan keluarga

Ada

-1,444 0,006 0,084 0,660


(63)

Berdasarkan tabel di atas terdapat tiga variabel yang signifikan (ibu tidak bekerja, jumlah anak cukup, dan ada dukungan keluarga) memiliki nilai p < 0,05 sehingga dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik :

Y= -3,084 + 1,816X1 + 2,428X2 - 1,444X3

Dimana : Y = Penggunaan Pil KB X1= Tidak bekerja

X2 = Jumlah Anak cukup

X3 = Dukungan Keluarga ada

Variabel yang dominan adalah jumlah anak cukup dengan 95% CI dari Ratio Prevalens 3,811-33,689.


(64)

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Analisis Univariat

6.1.1. Prevalensi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 6.1 Diagram Pie Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada Akseptor di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

67% 33%

Tida k Ya

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB pada akseptor KB di desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira


(65)

Kabupaten Dairi Tahun 2010 sebesar 33 % dan yang tidak menggunakan Pil KB (suntik, susuk, AKDR, sterilisasi) sebesar 67 %.

Proporsi Penggunaan Pil KB di Desa Pandiangan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan Proporsi dari setiap Pengguna alat kontrasepsi lainnya disebabkan karena Pil KB mudah diperoleh, harga murah, dapat digunakan setiap hari dan mereka dapat menentukan kapan ingin memiliki anak dalam waktu yang dekat dimana Pil KB berfungsi menjarangkan kehamilan dengan batas waktu yang sangat dekat sesuai dengan keinginan pengguna, bukan untuk memberhentikan kehamilan seperti alat kontrasepsi sterilisasi.

Hal ini sesuai dengan Penelitian Nuraidah di Muara Bungo, dengan desain

cross sectional sebanyak 79,6 % kontrasepsi yang dipakai akseptor adalah

kontrasepsi non MKET (Metode Kontrasepsi Efektif) yang terdiri dari pil dan suntik.36


(66)

6.2. Analisis Bivariat

6.2.1. Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB

Gambar 6.2. Diagram Bar Prevalensi Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB Pada Akseptor KB berdasarkan Umur di Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi Tahun 2010

57.4

74.6

42.6

25.4

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Risiko Rendah Risiko T inggi

Umur Responden

P

ropor

si

Tida k P il KB Pil

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate Akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi Pil KB dengan umur risiko rendah sebesar 42,6% sedangkan sedangkan prevalens rate Akseptor KB dengan umur risiko tinggi sebesar 25,4 %. Ratio Prevalens = 1,676 (95% CI= 0,978-2,870). Nilai RP menunjukkan bahwa umur ibu bukan merupakan faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.

Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,058, ini berarti tidak ada hubungan antara umur ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi Pil KB.


(1)

dukungan keluarga * jenis kb yang digunakan

Crosstab

19 58 77

25.2 51.8 77.0

24.7% 75.3% 100.0%

52.8% 78.4% 70.0%

17.3% 52.7% 70.0%

17 16 33

10.8 22.2 33.0

51.5% 48.5% 100.0%

47.2% 21.6% 30.0%

15.5% 14.5% 30.0%

36 74 110

36.0 74.0 110.0

32.7% 67.3% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

32.7% 67.3% 100.0%

Count

Expected Count % within dukungan keluarga

% within jenis kb yang digunakan % of Total Count

Expected Count % within dukungan keluarga

% within jenis kb yang digunakan % of Total Count

Expected Count % within dukungan keluarga

% within jenis kb yang digunakan % of Total suami/mertua/orang tua

tidak ada dukungan

keluarga

Total

pil non pil

jenis kb yang digunakan

Total

Chi-Square Tests

7.558b 1 .006

6.388 1 .011

7.327 1 .007

.008 .006

7.490 1 .006

110 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.80.


(2)

Symmetric Measures

-.262 .097 -2.823 .006c

-.262 .097 -2.823 .006c

110 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Based on normal approximation. c.


(3)

ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression

Case Processing Summary

110 100.0

0 .0

110 100.0

0 .0

110 100.0 Unweighted Casesa

Included in Analysis Missing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cases Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0 1 Original Value

pil non pil

Internal Value

Categorical Variables Codings

98 1.000

12 .000

bekerja tidak bekerja pekerjaan responden

Frequency (1) Paramete

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

0 36 .0

0 74 100.0

67.3 Observed

pil non pil jenis kb yang

digunakan

Overall Percentage Step 0

pil non pil jenis kb yang

digunakan Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.


(4)

Variables not in the Equation

3.599 1 .058

7.047 1 .008

23.030 1 .000

7.558 1 .006

34.683 4 .000

UMURK KERJK(1) JLHAK DUK Variables

Overall Statistics Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)

Omnibus Tests of Model Coefficients

36.385 4 .000

36.385 4 .000

36.385 4 .000

-.028 1 .867

36.357 3 .000

36.357 3 .000

Step Block Model Step Block Model Step 1

Step 2a

Chi-square df Sig.

A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.

a.

Model Summary

102.705 .282 .392

102.733 .281 .392

Step 1 2

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Hosmer and Lemeshow Test

3.937 6 .685

1.000 3 .801

Step 1 2


(5)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

9 10.457 3 1.543 12

6 4.601 1 2.399 7

7 6.201 4 4.799 11

2 2.097 3 2.903 5

5 4.404 8 8.596 13

2 2.553 6 5.447 8

3 4.197 36 34.803 39

2 1.491 13 13.509 15

10 9.087 2 2.913 12

9 9.913 6 5.087 15

5 4.320 3 3.680 8

8 8.942 44 43.058 52

4 3.738 19 19.262 23

1 2 3 4 5 6 7 8 Step 1

1 2 3 4 5 Step 2

Observed Expected jenis kb yang digunakan = pil

Observed Expected jenis kb yang digunakan = non pil

Total

Classification Tablea

22 14 61.1

8 66 89.2

80.0

22 14 61.1

8 66 89.2

80.0 Observed

pil non pil jenis kb yang

digunakan

Overall Percentage pil non pil jenis kb yang

digunakan

Overall Percentage Step 1

Step 2

pil non pil jenis kb yang

digunakan Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.


(6)

Variables in the Equation

.089 .533 .028 1 .867 1.093 .385 3.105

1.843 .768 5.756 1 .016 6.315 1.401 28.461

2.461 .592 17.254 1 .000 11.713 3.668 37.401

-1.446 .525 7.587 1 .006 .235 .084 .659

-3.291 1.790 3.383 1 .066 .037

1.816 .750 5.859 1 .015 6.145 1.413 26.735

2.428 .556 19.067 1 .000 11.331 3.811 33.689

-1.444 .524 7.583 1 .006 .236 .084 .660

-3.084 1.284 5.774 1 .016 .046

UMURK KERJK(1) JLHAK DUK Constant Step

1a

KERJK(1) JLHAK DUK Constant Step

2a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: UMURK, KERJK, JLHAK, DUK. a.

Model if Term Removed

-51.367 .028 1 .867

-54.415 6.124 1 .013

-61.669 20.633 1 .000

-55.355 8.005 1 .005

-54.487 6.240 1 .012

-62.544 22.355 1 .000

-55.364 7.995 1 .005

Variable

UMURK KERJK JLHAK DUK Step

1

KERJK JLHAK DUK Step

2

Model Log Likelihood

Change in -2 Log

Likelihood df

Sig. of the Change

Variables not in the Equation

.028 1 .867

.028 1 .867

UMURK Variables

Overall Statistics Step 2a

Score df Sig.

Variable(s) removed on step 2: UMURK. a.