Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah dan dilaksanakan
atas dasar ke ikhlasan, tanggung jawab dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum yang harus diindahkan. Ketentuan umum mengenai syarat sah pernikahan
menurut ajaran Islam adalah : adanya calon mempelai wanita dan pria, adanya dua orang saksi, wali, ijab Kabul, serta mahar atau mas kawin.
5
Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga terpenting
dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan amal islam khususnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu mencetak dan
menumbuhkan generasi masa depan, pilar penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat bagi negara.
6
Jika hukum keluarga memiliki kedudukan atau fungsi mengatur hubungan timbal-balik internal antara sesama anggota keluarga dalam sebuah keluarga
tertentu, maka fungsi hukum keluarga Islam dalam keluarga muslim adalah sebagai pengatur mekanisme hubungan timbal balik antara sesama anggota
keluarga. Adapun tujuan dari pensyariatan hukum keluarga Islam bagi keluarga muslim secara ringkas ialah untuk mewujudkan kehidupan keluarga muslim yang
sakinah, yakni keluarga muslim yang bahagia dan sejahtera. Tentu sejahtera dalam konteksnya yang sangat luas mengingat ruang-lingkup hukum keluarga itu
sendiri tidak hanya identik dengan hukum perkawinan dan hal-hal lain yang
5
Asrorun Niam, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, h. 47
6
Mustafa Masyhur, qudwah di Jalan Dakwah, Jakarta : Citra Islami Press, 1999, h. 71.
bertalian dengannya, akan tetapi juga mencakup perihal kewarisan dan wasiat di samping perwalian dan pengampuan pengawasan.
7
Tanpa mengetahui hukum keluarga Islam secara benar dan baik, hampir mustahil sebuah keluarga terutama keluarga muslim akan mampu mewujudkan
impian atau tepatnya idaman yang didambakannya, yakni keluarga sakinah sejahtera yang dibangun atas dasar hubungan mawaddah dan rahmah. Satu hal
yang mutlak penting diingatkan di sini ialah bila keluarga muslim dengan para anggotanya benar-benar mengetahui dan sekaligus mengamalkan hukum keluarga
Islam secara benar dan baik, niscaya keluarga yang bersangkutan akan menjadi keluarga yang benar-benar sakinah. Hanya keluarga-keluarga sakinah inilah
sesungguhnya yang akan dapat membangun sebuah bangunan masyarakat, bangsa, dan negara yang tangguh dan kuat. Keluarga sakinah itu tentu akan dapat
dibangun dengan baik manakala setiap anggota keluarga benar-benar mengetahui dengan baik keberadaan hukum keluarga dalam hal ini hukum keluarga Islam bagi
keluarga Muslim.
8
Islam telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman, takwa, dan bahagia. Suami
sebagai kepala keluarga, pemimpin keluarga dan wajib memberikan nafkah pada istri dan anaknya. Sementara itu sebagai se orang istri memiliki tugas utama
sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Sebagai anak bertugas untuk berbuat
7
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.pertama, h.31-32
8
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga di Dunia Islam, h.35-36
baik, patuh, dan taat kepada orang tua selagi orang tua memberikan perintah dan nasihat yang baik.
Pranata sosial seperti pembagian peran, hak, dan kewajiban antara laki- laki dan perempuan sebagaimana diisyaratkan dalam al-Quran, merupakan salah
satu sarana yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan itu. Namun, tidak berarti sarana lain yang hidup di dalam masyarakat tidak dapat dimanfaatkan. Sepanjang
tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip
syariah dibenarkan
untuk dipertahankan.
9
Ajaran Islam menentukan kedudukan suami sebagai pemimpin keluarga yang akan memimpin dan mengendalikan bahtera rumah tangganya. Opini dunia
sampai sekarang cenderung menetapkan sang suami sebagai kepala keluarga adalah bersumber pada ajaran agama. Disamping kedudukan suami, Islam
mengatur pula kedudukan isteri dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya, hak dan kewajiban sampai kepada hadhanah, hak waris dan nasab termasuk
kedudukan anak angkat dan sebagainya. Berbagai ayat dan hadits menunjukkan bagaimana suami dan istri harus menjaga keutuhan rumah tangga serta selalu
mengontrol jalannya kehidupan keluarga dengan penuh kasih sayang, sabar dan penuh tanggung jawab.
10
Keberhasilan pernikahan tidak tercapai kecuali jika kedua belah pihak memerhatikan hak pihak lain. Tentu saja hal tersebut banyak, antara lain adalah
9
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran Jakarta : PARAMADINA, 2001, cet. Kedua, h. 21.
10
Modul Pembinaan Keluarga Sakinah, Jakarta : Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, 2000 , h.166
bahwa suami bagaikan pemerintahpenggembala dan dalam kedudukannya seperti itu dia berkewajiban untuk memerhatikan hak dan kepentingan rakyatnya
istrinya. Istri pun berkewajiban untuk mendengar dan mengikutinya, tetapi disisi lain perempuan mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik
11
. Fungsi dan kewajiban masing-masing jenis kelamin, serta latar belakang
perbedaan, disinggung oleh Q.S. An-Nisa ayat 34 yang berbunyi :
݄۵جܕ݆ا ݕماﱠݕق
ݗ݇ع ء۵سݏ݆ا
۵۸ ݅ﱠّف
ݑﱠ݆݇ا مݓّع۸
ݗ݇ع ضع۸
۵۸ݔ اݕقفݎأ
ݍم مݓ݆اݕمأ
ۼ۵ح݆۵ﱠّ݆۵ف ۼ۵ۿݎ۵ق
ۼ۵ظف۵ح ۷ݛغ݆݇
۵۸ ظفح
ݑﱠ݆݇ا ݙ۾ا݆اݔ
ݕف۵۾ ݎ
ﱠݍݒܖݕش ﱠݍݒݕظعف
ﱠݍݒݔܕجݒاݔ ݙف
عج۵ّ݆ا ﱠݍݒݕ۸ܕضاݔ
ۯف م݃ݏعطأ
اف اݕغ۹۾
ﱠݍݓݛ݇ع اݛ۹س
ﱠۮ ݑﱠ݆݇ا
۵ك ۵ًݛ݇ع
اܕݛ۹ك .
۵سݏ݆ا
: ء ٩
Artinya:Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain
perempuan, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang salehah, adalah mereka yang
taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,
hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur pisah ranjang, dan kalau perlu pukullah mereka. Tetapi, jika mereka
menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Dikalangan masyarakat Islam banyak metode dakwah yang dilakukan oleh para Dai, salah satunya adalah dakwah yang dilakukan oleh kalangan yang
bernama Jamaah Tabligh JT. Hal yang sangat menarik dari metode dakwah yang dilakukan oleh para anggota Jamaah Tabligh JT yang mayoritas para
anggotanya adalah suami kepala rumah tangga ialah apabila sedang melakukan dakwah atau yang biasa disebut dengan tabligh mereka mempunyai metode yang
biasa mereka sebut dengan khuruj fii sabilillah. Khuruj adalah meluangkan waktu
11
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir AlMisbah pesan kesan dan keserasian alQuran, Jakarta : Lentera Hati, 2002, h.512.
untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir
12
. Dalam melakukan hal tersebut para anggota Jamaah Tabligh JT keluar meninggalkan keluarganya untuk melakukan tabligh dengan
mengandalkan biaya sendiri dan meluangkan waktunya ke berbagai penjuru desa, kota bahkan mancanegara dalam jangka waktu tertentu antara 3-40 hari, 4-7 bulan
bahkan satu tahun. Ketika dalam masa berdakwah meninggalkan istri dan anak kewajiban sebagai seorang suami terhadap istri dan anak harus tetap dipenuhi
karena setiap anggota keluarga telah memiliki hak dan kewajibannya masing- masing.
Sesuatu hal sangat penting dan menarik yang harus diketahui bagi masing- masing pasangan suami maupun istri, baik itu tanggung jawab, hak-hak mereka
sebagai kepala keluarga maupun sebagai ibu rumah tangga, agar antara suami istri serta anak dan anggota keluarga lainnya saling menghargai dan mengerti hak dan
kewajiban masing-masing, sehingga terciptanya Sakinah di dalam kehidupan berumah tangga, khususnya di kalangan keluarga Jamaah Tabligh. untuk itu
penulis mengambil judul APLIKASI KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI DIKALANGAN JAMAAH TABLIGH Tinjauan atas Penerapan
Hak dan Kewajiban Suami Istri.
12
Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh eksistensinya di mata masyarakat, Ponorogo : Ponorogo Press, 2010, h.78.