110
b. Pengemasan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena
pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau
mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan pada
bahan yang
dikemasdibungkusnya. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng,
tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar active and
intelligent packaging yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman teh
dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam
botol. Pengemasan untuk produk hasil buah-buahan disesuaikan dengan produk
yang akan dikemas. Satu produk dengan produk lainnya akan berbeda teknik pengemasannya. Sale pisang biasa dikemas dengan kantong plastik
atau wadah plastik mika kemudian diberi label.
www.wirausahaimpian.com
Gambar 16. Contoh pengemasan manisan buah di tingkat penjual.
111
www.stro-berri.com www.republika.co.id.
Gambar 17. Contoh pengemasan jamselai buah dan sirup buah.
Pengemasan manisan buah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis kemasan. Contoh kemasan yang banyak digunakan, yaitu
kaleng, botol dan kantong plastik. Botolstoples biasanya digunakan untuk mengemas manisan buah basah dan berair, sedangkan yang dikemas dalam
kantong plastik biasanya manisan buah bentuk basah tanpa air dan manisan buah yang kering. Pada kemasan yang akan digunakan sebaiknya
tercantum label. Fungsi label adalah untuk mengkomunikasikan tentang produk yang dikemas kepada konsumen. Hal-hal yang perlu dicantumkan
dalam label kemasan, antara lain komposisi, berat bersih produk, batas waktu kadaluarsa, dan lain-lain.
Segera setelah pemanasan, sari buah jambu yang masih panas langsung dimasukkan ke dalam botol yang sudah disterilisasi dipanaskan.
Pengemasan dilakukan dalam keadaan panas, dengan tujuan untuk menghindari adanya kontaminasitercemarnya sirup oleh mikroba.
Dalam mengemas sirup buah, botol yang digunakan untuk kemasan sirup harus disterilkan terlebih dahulu sebelum diisi sirup. Botol-botol dan
tutupnya yang akan disterilkan dicuci hingga bersih dengan menggunakan sabun, baik bagian dalam maupun luarnya. Setelah dibilas dengan air
sampai bersih dan tidak berbau, botol dan tutupnya ditiriskan hingga
112
kering. Selanjutnya direbus atau dikukus selama 30 menit setelah airnya
mendidih. Selama perebusan tutup botol tidak dalam keadaan terpasang lepas.
Sirup diisikan ke dalam botol yang telah steril sebaiknya dalam keadaan panas. Pengisian sirup ke dalam botol jangan terlalu penuh, dan sisakan
sedikit ruang kosong dalam botol yang dinamakan head space. Kegunaan
head space adalah agar waktu dilakukan pasteurisasi sirup dalam botol masih ada tempat atau ruang untuk pengembangan atau pemuaian isi botol.
Volume head space tidak lebih dari 10 kapasitas botol. Besarnya head space yang tidak cukup, maka kecepatan perambatan panas akan
berkurang. Bila head space terlalu kecil sedikit dapat mengakibatkan botol akan pecah atau tutupnya lepas pada saat berlangsungnya proses
pemanasan pasteurisasi. Dan sebaliknya bila head spacenya terlalu besar, maka udara yang terkumpul didalam ruangtempat kosong akan lebih
banyak sehingga menyebabkan proses oksidasi lebih cepat dan akan menimbulkan perubahan warna pada sirup.
Setelah sirup buah diisikan kedalam botol, segera ditutup dengan menggunakan alat khusus pemasang tutup botol. Atau tutup botol
dikuncikan pada dratnya yang ada pada mulut botol sampai rapat tidak bocor.
Botol yang terisi sirup dalam keadaan tertutup rapat dilakukan pasteurisasi dengan cara dipanaskan yang bertujuan untuk pengawetan sirup.
Pastuerisasi dapat dilakukan dengan cara botol yang berisi sirup direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Setelah pastuerisasi selesai, botol
diangkat dan diletakkan pada posisi terbalik selama 15 menit, bila terjadi perembesan berarti tutup botol tidak rapat, maka harus diganti dan
dipasteurisasi ulang.
113
Apabila sirup buah akan dipasarkan, selain kualitas isinya, sirup buah juga harus berpenampilan menarik. Oleh karena itu masalah kemasan sangat
penting. Pemilihan botol, pemberian seal pengaman, dan pemberian label yang menarik merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen. Dimana
botol-botol yang berisi sirup buah yang telah tertutup dengan baik, selanjutnya diberi plastik seal yaitu dengan cara plastik seal berupa
selongsong dimasukkan pada ujung botol yang ada tutupnya, kemudian dicelupkan ke dalam air panas. Karena adanya panas dalam air, maka
plastik seal akan mengkerut dan menempel ketat pada ujung botol. Untuk pemberian label atau etiket harus bagus dan menarik minat konsumen.
Sirup buah dalam botol yang akan dipasarkan harus dicantumkan merk daganglabel yang berisi informasi tentang nama produk, bahan-bahan
yang digunakan, isi bersih sirup, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Setelah selesai pemberianpemasangan seal dan label, botol sirup disimpan
dalam suhu kamar dan siap untuk dipasarkan. Kemasan dodol buah, biasanya menggunakan kemasan plastik baik bening
maupun opaq, selanjutnya disusun dalam kemasan karton dengan berat tertentu. Sedangkan kemasan untuk keripik buah, biasanya menggunakan
kantong plastik selanjutnya dikemas lagi dengan kamasan karton, atau dengan kemasan aluminium maupun stoples plastik. Pengemasan produk
olahan buah-buahan selanjutnya diberi label yang menarik.
c. Perencanaan Usaha