BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.A 23 TAHUN G 1 P 0 A 0 PARTURIENT 40 MINGGU DENGAN LASERASI DERAJAT 2 DI PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG 3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Pengumpulan Data Dasar

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.A 23 TAHUN G1P0A0 PARTURIENT 40 MINGGU DENGAN LASERASI DERAJAT 2 DI

PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG

3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

3.1.1 Asuhan Kebidanan Pada Kala 1 (pukul 02.00 WIB) Tanggal Pengkajian : 28 – November – 2013

Tempat Pengkajian : Puskesmas Ibrahim Adjie Nama Pengkaji : Neneng Halimatusadiyah Waktu Pengkaji : 02.00 WIB

I. Pengumpulan Data Dasar A. Data Subjektif

a. Anamnesa

Identitas Istri Suami

Nama Ny. U Tn. A

Umur 23 Tahun 27 Tahun

Agama Islam Islam

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan IRT Swasta

Suku Bangsa Sunda Sunda

Golongan Darah A _

Alamat Jl. Binong utara

Rt 01/ Rw 06

Jl. Biinong utara Rt 01 Rw 06

b. Keluhan Utama

Ibu datang pukul 20.44 WIB, ibu merasa hamil 9 bulan mulas-mulas sejak pikul 18.00, dan keluar lendir bercampur darah dan keluaran air tidak tertahan disangkal ibu, pergerakan janin masih dirasakan ibu.


(2)

c. Riwayat Obstetri

Ibu menikah pada usia 23 tahun dan suami pada usia 26 tahun. Ini merupakan pernikahan yang pertama.Pernikahan telah berlangsung 1 tahun.

d. Riwayat Kehamilan Sekarang

G1P0A0 HPHT: 21-02-2013, TP: 28-11-2013. Usia kehamilan 40 minggu. Ibu

sudah merasakan pergerakan janin sejak usia 16 minggu sampai sekarang. Keluhan pada saat hamil ini tidak ada keluhan yang mengarah pada tanda bahaya kehamilan. Selama ibu hamil, ibu selalu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung. Ibu telah mendapatkan imunisasi TT1 pada usia 15 minggu dan TT2 pada usia 24 minggu di Puskesmas Ibrahim

Adjie. Ibu melakukan perawatan payudara dengan membersihkan putting susu dan mengompres dengan air hangat dan air dingin secara bergantian untuk persiapan menyusui. Saat hamil ibu mengonsumsi vitamin B1, B kompleks, Hufalak dan Tablet Fe.Ibu sebelumnya tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.Dan ibu tidak meraskan kekhawatiran-kekhawatiran khusus yang dapat mengganggu kehamilan ibu baik secara fisik maupun psikologis ibu. e. Antenatal Care

Ibu mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya sebanyak 9 kali, 3 kali pada trimester pertama di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung.

f. Riwayat Haid

Ibu mengatakan mendapat haid pertama (menarche) pada usia 12 tahun, siklus haid teratur 28 – 30hari, lamanya 7 hari, warnanya merah tua (encer), bau haid anyir, banyaknya 2 kali ganti pembalut perhari. Ibu mengatakan mendapatkan keputihan agak banyak 1-2 hari sebelum mendapatkan haid, warnanya agak putih-bening, baunya khas.


(3)

Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit Jantung, Hipertensi, Diabetes Melitus, Malaria, Asma, dan penyakit berat lainnya baik pada saat sekarang maupun yang lalu. Ibu tidak sedang mengonsumsi obat-obatan apapun dan tidak memiliki kebiasaan hidup yang buruk seperti: merokok, obat-obatan terlarang dan minum-minuman keras. h. Riwayat Psikososial, Spiritual, Ekonomi

Ibu dapat berkomunikasi dengan baik, bahasa yang digunakan ibu adalah Bahasa sundan dan Indonesia. Keadaan emosional ibu baik, stabil, dan kooperatif. Hubungan dengan keluarga akrab, dengan orang lain akrab, dan proses berfikir ibu terarah. Ibu patuh dalam menjalankan ibadahnya.Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini baik, suami serta keluarga memberi dukungan penuh.Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.Beban kerja ibu ringan sebagai ibu rumah tangga.Ibu berencana untuk bersalin di Pusesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung..

i. Pola Aktifitas Sehari-hari a) Nutrisi dan Hidrasi

Ibu mengatakan terakhir makan pukul 16.00 WIB, jenis makanan nasi dan lauk pauk, ibu tidak alergi makanan, terakhir minum pukul 20.00 WIB. b) Eliminasi

Buang air kecil (BAK) terakhir jam 15.30 . Buang Air Besar (BAB) terakhir jam 09.00 dan tidak ada keluhan.

c) Istirahat dan Tidur

Ibu mengatakan tidur malam selama ± 6 jam dan tidur siang selama 1 jam. d) Hubungan Seksual

Hubungan seksual beberapa hari terakhir tidak dilakukan karena ibu takut terjadi sesuatu terhadap kehamilannya.

e) Personal Hygine

Dalam sehari ibu mandi 2 kali dan gosok gigi 2 kali. B. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan Umum : baik


(4)

3. Kesadaran : baik 4. Tanda-tanda Vital

a) Tekanan Darah :120/80 mmHg

b) Nadi : 85 x/menit

c) Respirasi : 24 x/menit

d) Suhu : 37,0 0C

5. Berat Badan : 66

6. Tinggi Badan : 150 kg

b. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala

Wajah tidak pucat, rambut bersih tidak ada rontok, tidak terdapat cloasma gravidarum.

2. Mata

Kelopak mata: tidak oedema, konjungtiva: merah muda, Sklera: putih. 3. Mulut dan Gigi

Lidah: bersih, Gigi: tidak berlubang, Mulut: bersih. 4. Leher

Tidak ada pembesaran KGB dan Thyroid dan tidak ada peningkatan Vena Jugularis.

5. Dada

Payudara pembesaran normal, putting susu menonjol, sebelah kanan dan kiri simetris, benjolan tidak ada, pengeluaran colostrum ada, rasa nyeri tidak ada.

6. Eskremitas Atas dan Bawah

Kuku jari tidak pucat, oedema tidak ada, varices tidak ada. 7. Abdomen

a) Bekas luka operasi : tidak ada

b) Pembesaran : memanjang terlihat gerakan anak

c) TFU Mc.donald : 31 cm,

d) Massa lain : tidak terdapat massa lain e) Leopold I : pertengahan pusat – processus

xypodeus, di fundus teraba bokong

f) Leopold II : puka (punggung kanan)

g) Leopold III : teraba kepala, sudah masuk pintu atas panggul (PAP)

h) Leopold IV : divergen 2/5

i) DJJ : (+) 139 x/menit, regular

j) Bising Usus : (+)

k) His : 4x/10’/40’’

8. Panggul : tidak dilakukan pemeriksaan


(5)

10. Vulva/vagina : tidak ada varices, tidak ada oedema, bersih tidak ada kelainan

11. Anus : tidak ada haemoroid

c. Pemeriksaan Dalam

1. Vulva/vagina : tidak ada kelainan

2. Portio : tipis lunak

3. Pembukaan Servik : 6 cm

4. Ketuban : positif

5. Persentasi : belakang kepala, UUK: kiri depan 6. Penurunan bagian terendah : stasion 2, hodge III

d. Pemeriksaan Labolatorium Tidak dilakukan pemeriksaan. II. Interpretasi Data Dasar

Diagnosa : G1P0A0 Parturient gravid 40 minggu kala I fase aktif, janin

tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan keadaan ibu dan janin baik.

Masalah : mulas yang semakin kuat Kebutuhan : persiapan persalinan

III.Mengidentifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Tindakan Segera : tidak ada

IV. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Tidak memerlukan penanganan atau tindakan segera. V. Merencanakan Asuhan

1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik.

2. Anjurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat proses turunnya kepala. 3. Berikan support dan dukungan emosional pada ibu.

4. Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi dengan relaks ambil nafas panjang lewat hidung dsn busng lewat mulut agar rasa sakit berkurang dan oksigenisasi ke janin baik.

5. Berikan nutrisi dan hidrasi yang baik dan cukup bagi ibu.

6. Kosongkan kandung kemih ibu apabila kandung kemih ibu penuh. 7. Beritahu ibu cara mengedan yang baik.

8. Informasikan tentang berbagai posisi atau teknik yang nyaman dalam bersalin.


(6)

9. Berikan pilihan pada ibu mengenai posisi dan pendamping persalinan sesuai yang diinginkan.

10. Observasi tanda-tanda vital, His, DJJ, dan kemajuan persalinan.

11. Siapkan partus set, obat-obatan esensial, pakaian ganti untuk ibu, pakaian untuk bayi, tempat sampah basah dan kering, larutan klorin, air DTT.

12. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan hasil observasi pada lembar observasi (partograf).

VI. Melaksanakan Asuhan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.

2. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat proses turunnya kepala.

3. Memberikan support dan dukungan emosional.

4. Menganjurkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi dengan relaks, ambil nafas panjang lewat hidung dan keluarkan lewat mulut agar rasa sakit berkurang dan oksigenisasi ke janin baik.

5. Memberikan nutrisi dan hidrasi yang baik dan cukup bagi ibu.

6. Mengosongkan kandung kemih ibu apabila kandung kemih ibu penuh. 7. Memberitahu ibu cara mengedan yang baik.

8. Menginformasikan tentang berbagai posisi atau teknik yang nyaman dalam bersalin.

9. Memberikan pilihan pada ibu mengenai posisi dan pendamping persalinan sesuai yang diinginkan.

10. Mengobservasi tanda-tanda vital, His, DJJ, dan kemajuan persalinan.

11. Menyiapkan partus set, obat-obatan esensial, pakaian ganti untuk ibu, pakaian untuk bayi, tempat sampah basah, tempat sampah kering, larutan klorin dan air DTT.

12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan hasil observasi pada lembar observasi.


(7)

1. Keadaan umum ibu baik, tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 85 x/menit, respirasi: 24 x/menit, suhu: 37,00C, DJJ 139 x/menit regular, His kuat

4x/10’/40”, relaksasi baik.

2. Ibu mengerti dan melakukan apa yang dianjurkan. 3. Ibu semakin kuat dalam menjalani persalinan.

4. Ibu mengerti dan melakukan teknik relaksasi dengan baik. 5. Ibu mengerti dan mau makan dan minum.

6. Ibu mengerti dan selalu mengosongkan kandung kemihnya.

7. Ibu mengerti dan melakukan apa yang dianjurkan dengan mengedan yang baik.

8. Ibu memiilih posisi dalam bersalin yaitu posisi litotomi. 9. Suami mendampingi ibu.

10. Ruangan, alat, obat-obatan esensial telah di siapkan.

Tabel 3.1 Observasi Kala I

Waktu (Wib)

TD (MmHg

)

N S (°C )

DJJ (x/ment

)

HIS

PD Ket

02.00 120/80 85 37,0 139 4x10’42

Vulva/vagina:T.a.k Portio:Tipis lunak, Ø : 6 cm ,Ket (+) Penurunan bagian terendah: 2/5 H III, st2

UUK: kiri depan.

_

02.30 _ 87 _ 144 5x10’45

_ _


(8)

” Portio :tipis lunak Ø : lengkap, ket pecah spontan, jm 03.05, Penurunan kep 0/5 H IV st 0, UUK: kiri depan

_

3.1.2 Asuhan Kebidanan Pada Kala 2 (pukul 03.00 WIB) A. Data Subjektif

Ibu mengeluh mulas semakin sering dan rasa ingin mengedan sangat kuat. B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : baik

2. Kesadaran : composmetis

3. Tanda-tanda Vital

a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 90 x/menit

c) Respirasi : 24 x/menit

d) Suhu : 37,0 0C

4. His : 5x/10’/50”

5. DJJ : 140 x/menit

6. Pemeriksaan Dalam

a) Vulva/vagina : tidak ada kelainan

b) Portio : tidak teraba

c) Pembukaan : lengkap

d) Ketuban : pecah spontan jam 03.05 warna , jernih

e) Persentasi : belakang kepala

f) Penurunan bagian terendah : H IV / st 0 C. Assesment

Diagnosa :G1P0A0 inpartu kala II, janin tunggal hidup intrauterine dengan

keadaan baik.

Masalah : Ibu mengeluh mulas-mulas semakin sering dan kuat, ibu mengeluh ingin mengedan.


(9)

D. Planning

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan sebentar lagi ibu akan segera bersalin.(ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik).

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan, obat-obatan esensial.(peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial telah disiapkan dengan lengkap).

3. Menyiapkan peralatan diri untuk memberikan pertolongan persalinan yaitu memakai celemek, mencuci tangan, memakai sarung tangan, dan menyiapkan oksitosin serta meletakan alas bokong dan 2 kain di atas perut ibu.(semua peralatan telah disiapkan dan sudah menggunakan APD).

4. Menyarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.(suami bersedia mendampingi ibu selama proses persalinan). 5. Mengatur posisi ibu dan mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan

yang benar yaitu pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran dan beristirahat serta minum saat tidak ada his. (ibu dalam posisi litotomi, ibu dapat mengedan dengan baik, dan ibu mengikuti apa yang dianjurkan bidan).

6. Memimpin mengedan pada saat kepala janin 5-6 cm di depan vulva pukul 04.00 WIB. (Ibu mengikuti perintah bidan)

7. Menolong persalinan dengan cara APN yaitu: setelah tampak kepala bayi 5-6 cm di depan vulva maka lindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan kiri menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala bayi. Setelah kepala lahir usap muka, mulut, hidung bayi. (kepala sudah lahir)

8. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat atau tidak (terdapat lilitan tali pusat, tali pusat sudah dilonggarkan)

9. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. (kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar)


(10)

10.Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara biparietal, dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan kepala kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. (sudah dilakukan) 11. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. (sudah dilakukan)

12.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya. (pukul 04.39 WIB lahir bayi laki-laki dengan spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot kuat, A/S: 7/9 dan tidak ada kelainan).

13.Meletakan bayi di atas perut ibu, mengeringkan bayi, dan tetap jaga kehangatan bayi. (sudah dilakukan)

14.Mengecek ada janin kedua atau tidak pada uterus. (tidak ada janin kedua) 3.1.3 Asuhan Kebidanan Pada Kala 3 (pukul 05.00 WIB)

A. Data Subjektif

Ibu merasa lemas dan perutnya masih merasa mulas. B. Data Objektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, terdapat tanda-tanda pelepasa plasenta yaitu: uterus membundar, tali pusat memanjang, adanya semburan darah tiba-tiba.

C. Assesment

Diagnosa : P1A0 Kala III dengan partus spontan.


(11)

Kebutuhan : Manajemen aktif kala III D. Planning

1. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar uterus tetap berkontraksi. (ibu mengerti)

2. Menyuntikan oksitosin 10 unit di 1/

3 paha luar secara IM.(oksitosin telah

diberikan < 1 menit untuk merangsang kontraksi dari uterus untuk pengeluaran plasenta)

3. Menjepit tali pusat dengan klem ± 3 cm dari perut bayi dengan menggunakan umbilical cord, mengurut tali pusat kearah ibu dan jepit kembali tali pusat ± 2 cm dari klem pertama. ( tali pusat sudah di klem di dua sisi dengan jarak ± 2cm).

4. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi perut bayi dari gunting, kemudian memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut. (tali pusat sudah di potong dan di jepit dengan umbilical cord)

5. Meletakkan bayi di atas dada ibu, meletakkan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu dan lakukan inisiasi menyusu dini (IMD). ((IMD) telah dilakukan).

6. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi (ibu dan bayi di selimuti)

7. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm di depan vulva, meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu di tepi atas simpisis untuk mendeteksi, tangan lain memegang tali pusat. (klem sudah dipindahkan dan kedua tangan berada di posisi PTT).

8. Meregangkan tali pusat setelah uterus berkontraksi kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus berkontraksi ke arah dorsocranial


(12)

secara hati-hati untuk mencegah inversio uteri. (prosedur sudah dilakukan).

9. Melahirkan plasenta dengan peregangan dan mendorong searah dorsocranial hingga plasenta terlepassambil menarik tali pusat dengan arah ke bawah dan kemudian ke arah atas, pegang dan putar plasenta hingga selaput plasenta kemudian lahirkan. (plasenta lahir spontan pukul 05.10 WIB).

10.Masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15 detik. (uterus berkontraksi dengan baik).

11. Memeriksa keutuhan plasenta, kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bagian bayi dan memastikan selaput ketuban utuh dan memasukan plasenta plasenta ke dalam pendil. (plasenta utuh, berat plasenta ± 500 gram, panjang tali pusat: ± 40 cm, insersi: sentralis, selaput utuh, kotiledonnya lengkap, pengapuran tidak ada, diameter ± 12).

12.Menilai adanya perdarahan dan robekan perineum.(jumlah perdarahan ± 150 cc, terdapat laserasi derajat 2).

3.1.4 Asuhan Kebidanan Pada Kala 4 (pukul 05.10 WIB) A. Data Subjektif

Ibu mengatakan perutnya masih sedikit mulas dan ibu merasa lemas. B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : baik

2. Kesadaran : composmetis

3. Tanda-tanda Vital

a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 88 x/menit

c) Respirasi : 24 x/menit

d) Suhu : 36,7 0C

4. TFU : 1 jari dibawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Laserasi : derajat 2

7. Kandung Kemih : kosong

8. Perdarahan : normal

C. Assesment


(13)

Masalah : luka pada perineum derajat 2 Kebutuhan : penjahitan perineum

D. Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan baik. (ibu mengetahui hasil pemeriksaan seperti: TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, R: 24 x/menit, TFU: 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus: baik, kandung kemih: kosong, luka perineum derajat 2).

2. Melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir, yaitu menjahit mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum. (robekan jalan lahir telah dilakukan penjahitan).

a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan. Rabalah dengan ujung jari seluruh daerah luka. Lihatlah dengan cermat dimana ujung luka tersebut.

b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kassa ke dalam vagina (sebaiknya memakai tampan bertali)

c. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum.

d. Pasang benang jahit pada mata jarum. e. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi.

f. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina ibu.


(14)

g. Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan. Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan resiko terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B. h. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang

bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa kira-kira 1 cm.

i. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen.

j. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.

k. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang dalam.

l. Setelah mencapai ujung lukan yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum jam anda dan mulailah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutupi jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama


(15)

dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung.

m. Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.

n. Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1½ kali simpul mati.

o. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujung dipotong terlalu pendek, jahitan mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh jahitan episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas.

p. Masukkan jari anda ke dalam rectum.

q. Rabalah puncak dinding rectum untuk mengetahui apakah ada jahitan. Jika anda meraba jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa kembali rectum tersebut 6 minggu paska kelahiran. Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni anda merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter.

r. Periksa ulang kembali untuk memastikan bahwa anda tidak meninggalkan apapun seperti kassa, tampon, instrument di dalam vagina ibu.


(16)

t. Keringkan dan buat ibu merasa nyaman.

3. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase atau memijat rahimnya, yaitu dengan satu tangan ibu telapak tangan ibu dan telapak tangan ibu memutar searah jarum jam padea fundus dan dilakukan sebanyak 15 kali. (ibu mengerti dan dapat melakukan masase dengan baik).

4. Memastikan kontraksi uterus baik yaitu teraba bulat keras. (kontraksi uterus baik dan teraba keras).

5. Memastikan tidak terjadi perdarahan postpartum. (perdarahan ibu normal ± 150 cc)

6. Memberikan kenyamanan pada ibu dengan cara membersihkan badan ibu dari darah, sisa lender dan air ketuban dengan menggunakan air DTT. (ibu sudah dibersihkan dari darah, sisa-sisa lendir, serta air ketuban).

7. Merapikan ibu dengan menggantikan baju ibu, memakaikan pembalut, celana dalam dan kain panjang. (ibu mau di pakaikan baju dan pembalut). 8. Membersihkan tempat bersalin dari darah dan air ketuban dengan

menggunakan larutan klorin 0,5% dan kemudian dibersihkan ulang dengan menggunakan air DTT. (tempat bersalin telah dibersihkan dari darah dan air ketuban). dan membereskan serta merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%(semua peralatan sudah direndam dalam larutan klorin 0,5%)

9. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu (ibu makan dan minum dengan baik).

10. Mendekontaminasikan alat-alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (alat-alat sudah direndam di larutan klorin).

11. Mencuci bilas peralatan bekas pakai setelah berendam selama 10 menit. (alat sudah dicuci dan dibilas dan siap untuk sterilisasi).


(17)

12. Mencuci kedua tangan dengan dengan sabun dan air mengalir. (tangan sudah bersih sehingga tidak terjadi penularan infeksi).

13. Melakukan pemantauan persalinan kala IV yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

(kontraksi uterus keras/baik, perdarahan normal, kandung kemih kosong, Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 82 x/menit, Respirasi: 24 x/menit, Suhu: 37,50C).

14. Memberikan penjelasan tentang adanya rasa mulas, merupakan hal yang normal karena adanya involusi rahim. (pengembalian rahim ke bentuk semula)

15. Melakukan bounding attachment, mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya. (ibu mau menyusui bayinya)

16. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini 2 jam postpartum. (ibu mengerti dan ibu mau melakukan apa yang dianjurkan bidan)

17. Melakukan pendokumentasian hasil penatalaksanaan dalam buku laporan dan partograf. (dokumentasi telah dilakukan).

Table 3.2 Observasi Kala IV

Jam

ke-Waktu (WIB)

TD (mmHg)

Nadi (x/menit)

Suhu

(0C) TFU

Kontraksi Uterus

Perdarahan

1 05.30 120/80 69 37,5 1 jari

Pusat

Baik normal

2 05.40 110/70 73 2 jari

Pusat

Baik normal

3 06.00 120/80 71 2 jari

Pusat


(18)

4 06.15 120/80 84 2 jari Pusat

Baik normal

5 06.45 110/70 62 37,5 2 jari

pusat

Baik normal

6 07.15 120/80 64 2 jari

pusat


(1)

Masalah : luka pada perineum derajat 2 Kebutuhan : penjahitan perineum

D. Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan baik. (ibu mengetahui hasil pemeriksaan seperti: TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, R: 24 x/menit, TFU: 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus: baik, kandung kemih: kosong, luka perineum derajat 2).

2. Melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir, yaitu menjahit mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum. (robekan jalan lahir telah dilakukan penjahitan).

a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan. Rabalah dengan ujung jari seluruh daerah luka. Lihatlah dengan cermat dimana ujung luka tersebut.

b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kassa ke dalam vagina (sebaiknya memakai tampan bertali)

c. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum.

d. Pasang benang jahit pada mata jarum. e. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi.

f. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina ibu.


(2)

g. Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan. Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan resiko terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B. h. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang

bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa kira-kira 1 cm.

i. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen.

j. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.

k. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang dalam.

l. Setelah mencapai ujung lukan yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum jam anda dan mulailah menjahit ke arah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutupi jaringan subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama


(3)

dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung.

m. Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.

n. Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1½ kali simpul mati.

o. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. Jika ujung dipotong terlalu pendek, jahitan mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh jahitan episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas.

p. Masukkan jari anda ke dalam rectum.

q. Rabalah puncak dinding rectum untuk mengetahui apakah ada jahitan. Jika anda meraba jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa kembali rectum tersebut 6 minggu paska kelahiran. Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni anda merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter.

r. Periksa ulang kembali untuk memastikan bahwa anda tidak meninggalkan apapun seperti kassa, tampon, instrument di dalam vagina ibu.


(4)

t. Keringkan dan buat ibu merasa nyaman.

3. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase atau memijat rahimnya, yaitu dengan satu tangan ibu telapak tangan ibu dan telapak tangan ibu memutar searah jarum jam padea fundus dan dilakukan sebanyak 15 kali. (ibu mengerti dan dapat melakukan masase dengan baik).

4. Memastikan kontraksi uterus baik yaitu teraba bulat keras. (kontraksi uterus baik dan teraba keras).

5. Memastikan tidak terjadi perdarahan postpartum. (perdarahan ibu normal ± 150 cc)

6. Memberikan kenyamanan pada ibu dengan cara membersihkan badan ibu dari darah, sisa lender dan air ketuban dengan menggunakan air DTT. (ibu sudah dibersihkan dari darah, sisa-sisa lendir, serta air ketuban).

7. Merapikan ibu dengan menggantikan baju ibu, memakaikan pembalut, celana dalam dan kain panjang. (ibu mau di pakaikan baju dan pembalut). 8. Membersihkan tempat bersalin dari darah dan air ketuban dengan

menggunakan larutan klorin 0,5% dan kemudian dibersihkan ulang dengan menggunakan air DTT. (tempat bersalin telah dibersihkan dari darah dan air ketuban). dan membereskan serta merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%(semua peralatan sudah direndam dalam larutan klorin 0,5%)

9. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu (ibu makan dan minum dengan baik).

10. Mendekontaminasikan alat-alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (alat-alat sudah direndam di larutan klorin).

11. Mencuci bilas peralatan bekas pakai setelah berendam selama 10 menit. (alat sudah dicuci dan dibilas dan siap untuk sterilisasi).


(5)

12. Mencuci kedua tangan dengan dengan sabun dan air mengalir. (tangan sudah bersih sehingga tidak terjadi penularan infeksi).

13. Melakukan pemantauan persalinan kala IV yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

(kontraksi uterus keras/baik, perdarahan normal, kandung kemih kosong, Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 82 x/menit, Respirasi: 24 x/menit, Suhu: 37,50C).

14. Memberikan penjelasan tentang adanya rasa mulas, merupakan hal yang normal karena adanya involusi rahim. (pengembalian rahim ke bentuk semula)

15. Melakukan bounding attachment, mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya. (ibu mau menyusui bayinya)

16. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini 2 jam postpartum. (ibu mengerti dan ibu mau melakukan apa yang dianjurkan bidan)

17. Melakukan pendokumentasian hasil penatalaksanaan dalam buku laporan dan partograf. (dokumentasi telah dilakukan).

Table 3.2 Observasi Kala IV

Jam ke-Waktu (WIB) TD (mmHg) Nadi (x/menit) Suhu

(0C) TFU

Kontraksi Uterus

Perdarahan

1 05.30 120/80 69 37,5 1 jari

Pusat

Baik normal

2 05.40 110/70 73 2 jari

Pusat

Baik normal

3 06.00 120/80 71 2 jari

Pusat


(6)

4 06.15 120/80 84 2 jari Pusat

Baik normal

5 06.45 110/70 62 37,5 2 jari

pusat

Baik normal

6 07.15 120/80 64 2 jari

pusat