16 cukup terkenal pada abad kedua puluh yang memulai perjalanannya di daerah
Chikuzen di Khusyu dan menemukan pertama kali Biwa kecil yang menyerupai Biwa Chikuzen pendeta buta. Biwa chikuzen ini berbentuk klasik dengan bentuk
yang cukup besar dan digunakan untuk dramatik. Dengan demikian para pemikir tersebut terus melakukan perjalannya dan
menemukan instrument musik nyanyian sutras lainnya. Hingga muncul instumen musik yang baru yang mulai dinikmati banyak orang pada zaman itu.
2.2 Jenis – jenis Biwa
Dalam penggolongan alat musik Biwa merupakan alat musik mirip kecapi barat yang di mainkan dengan cara di petik, yang serupa dengan gitar, sitar atau
ukulele. Maka dari itu, secara garis besar Biwa di bagi atas lima kelompok yang di golongkan berdasarkan zaman dan tempat para pendeta buta dan penyanyi biwa
sutras berasal. 1.
P’ip’a Biwa P’ip’a merupakan jenis alat musik Biwa pertama yang berasal dari India
dan China Asia Tengah yang dibawa pada masa Naara ke jepang pada abad ke tiga. P’ip’a Biwa dimainkan oleh murid putra Buddha yaitu Asoka
dari India, menjadi pemain Biwa yang buta.
2. Moso Biwa
Moso Biwa dibawa pada awal abad ke tujuh. Moso Biwa merupakan jenis alat musik kedua setelah P’ip’a Biwa yang dibawa oleh pendeta buta yang
Universitas Sumatera Utara
17 dikembangkan di Selatan Kyushu. Moso Biwa bentuknya menyerupai
P’ip’a Biwa dari India, namun terlihat sedikit lebih kecil. Moso Biwa ini di mainkan dalam pertunjukan nyanyian Sutras untuk menyenangkan dewa
bumi yang dimainkan di Kuil Enryaku di Kyoto oleh delapan pendeta buta.
3. Heike Biwa
Heike Biwa merupakan alat musik Biwa yang ditemukan pada zaman Kamakura dari Gagaku. Ditemukan oleh para pejuang berdarah yaitu
tepatnya pada masa pertemuan antara Heike dan Suku Genji. Alat musik Heike Biwa ini mulai dimainkan dengan iringan vocal dalam bentuk
terminologi atau istilah. Iringan vocal tersebut memiliki bagian narasi yang panjang dan memiliki gelombang kedua suara dua.
Heike Biwa dimainkan dari dua tradisi yaitu Penutur Cerita buta dan Chanting Buddhist. Alat musik ini berbeda dengan Moso Biwa yang
memiliki bentuk lebih besar dan lebar yang memiliki empat senar dan lima fret dan menggunakan plectrum.
4. Satsuma Biwa
Satsuma Biwa ditemukan bersamaan dengan Heike Biwa. Namun, Satsuma ini lebih sering digunakan oleh orang kota setalah mengalami
perkembangan zaman. Satsuma Biwa dimainkan dengan iringan melodi type stereo yang digunakan secara beriringan. Satsuma Biwa dimainkan
oleh pendeta buta kuno. Satsuma Biwa memiliki bentuk yang lebih sempit
Universitas Sumatera Utara
18 dari Heike Biwa, tapi memiliki scroll yang lebih besar dan terdiri dari
empat senar dan enam fret. Salah satu perbedaan Satsuma dengan instrument Biwa lainnya adalah satsuma memiliki celah yang lebih besar
antara fret pertama dan kedua serta memiliki plectrum yang sangat lebar dengan potongan kayu.
Secara instrument musik, gaya Satsuma Biwa ini berkaitan dengan pendahulunya yaitu Heike. Gaya Satsuma Biwa yang telah
dimodifikasikan dan diciptakan untuk suku Shimizu yang dikatakan instrument musik itu kini dibawakan dan dimainkan lebih tenang. Kini
pengaruh terakhir sesuai perkembangan zaman untuk musik ini yaitu memadukan teknik Shamisen kedalam musik Biwa. sehingga sekarang
musik ini sering dikatakan sebagai aliran musik yang sama.
5. Chikuzen Biwa
Sama halnya dengan Satsuma Biwa, chikuzen merupakan alat musik yang ditemuka n bersamaan dengan Satsuma Biwa dan Heike Biwa. Chikuzen
Biwa memiliki bentuk klasik yang berhubungan langsung dengan kecapi India. Chikuzen Biwa ini merupakan alat musik yang lebih sering
digunakan oleh pendeta buta. Karena bentuknya yang paling kecil dari Biwa–Biwa yang telah ada.
Chikuzen Biwa terbagi menjadi dua jenis : 1.
Chikuzen Biwa dengan empat senar dan lima fret. 2.
Chikuzen Biwa dengan lima senar dan lima fret.
Universitas Sumatera Utara
19 Plectrum Chikuzen tidak seperti jenis Biwa–Biwa yang lain yang lebih
tebal dan Buntu pada gaya plectrum Gidayu Bushi. Chikuzen dimainkan dengan gaya kontemporer dari berbagai tradisi. Musik Chikuzen Biwa memadukan fitur
dari gaya Biwa lain yang ditambah dengan musik shamisen naratif. Musik Chikuzen Biwa memadukan fitur dari gaya Biwa lain ditambah
dengan musik Shasimen Naratif. Pengaruh musik untuk permainan boneka “Gidayu Bushi” adalah sangat Kuat. Chikuzen Biwa lebih efektif apabila
dimainkan dengan adanya lirik. Karena nada intinya adalah mengarah pada musik ini. Sementara musik satsuma khusus adalah terjadi selama instrument Biwa
dimainkan, atau dengan keadaan penyanyi dan pemain musik menampilkan performanya secara bersama-sama.
Perbedaan yang penting diantara aliran Biwa modern dan Heike Biwa adalah bahwa suara dan bagian biwa tidak dapat dipisahkan, sementara musik
Biwa saat ini memperlihatkan beberapa bagian narasi dimana hanya mengulangi nada yang diberikan dengan instrument biwa pendek seperti heike dan banyak
bagian dimana suara dan bagian Biwa itu dilakukan berasama-sama. Atau dengan kata dan pemahan lain antara penyanyi dan pemain Biwa itu memperlihatkan
perfoma bersama-sama. Dan salah satu kondisi musik Biwa modern ini adalah para pendengar audience mengamati cara mereka membawakan dan
memperlihatkan performanya masing-masing. Nama Melodi dari Chikuzen Biwa diberi nama yang sama dengan gambar
dan musim saat Chikuzen Biwa itu dimainkan. Dan pada Notasi nya ditandai dengan angka sederhana misalnya lima belas go, dua puluh lima cho. Dan pada
Universitas Sumatera Utara
20 polanya diberi nama dari nama burug dan hewan lainnya. Meskipun nama khusus
dan pengertiannya dapat saja berbeda. Misalnya Fret dari Biwa kadangkala diberi nama sesuai dengan unsur kayu, api, tanah, logam dan air yang mungkin
merupakan cerminan dari asal-usul Biwa di China. William p.malm halaman 143,2000
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III PERKEMBANGAN DAN FUNGSI BIWA DI JEPANG