lxxxiii Dari sekian hasil wawancara dengan Pegawai UPT Malioboro, Anggota Satpol
PP, dan Ketua masing-masing Paguyuban, dapat disimpulkan bahwa tahap sosialisasi mengenai Perwal yang baru itu sudah berjalan lancar dan baik, dan tidak menemui
hambatan-hambatan yang berarti, sehingga nantinya untuk informasi susulan yang akan disampaikan UPT Malioboro tetap akan berjalan lancar.
2. Tahap Penataan
Penataan PKL merupakan usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota untuk memberdayakan PKL dengan memberikan tempat usaha yang layak, sesuai dengan
ketentuan perundangan yang ditetapkan serta tetap memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK yang dikeluarkan oleh masing-masing kota yang berkepentingan
Kota Yogyakarta yang dilakukan olch UPT Malioboro Yogyakarta agar program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien
dalam menangani masalah PKL. Tujuan dari penataan PKL adalah untuk menjaga kebersihan, ketertiban dan
keteraturan yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan PKL dcngan memanfaatkan tempat usaha secara lebih baik sehingga mengurangi terjadinya permasalahan sosial pada
masyarakat. Tahap penataan ini diatur dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2002 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima BAB II, tentang Lokasi, pada
Pasal 2. yang selanjutnya diperbarui dengan adanya Peraturan Walikota Yogyakarta, No. 115 Tahun 2005 Tentang Perubahan Keputusan Walikota Yogyakarta No.119 Tahun 2004
Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima Kawasan Khusus Malioboro – A. Yani. Konsep Penataan PKL dengan mempertimbangkan aspek ketertiban, keamanan,
ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Kota Yogyakarta melalui zoning-zoning PKL yang diwujudkan dalam:
a. Pembentukan Kawasan PKL, yaitu tempat atau lokasi yang digunakan untuk
menampung PKL yang sudah ditentukan tempat berdagangnya.
lxxxiv b.
Pembentukan sarana dan prasarana PKL berdagang, yakni ketentuan jenis lapak dan dasaran sebagai tempat PKL berdagang.
c. Waktu berdagang, yaitu waktu yang sudah ditentukan oleh Perwal tentang
waktu pelaksanaan PKL berdagang. Dari ketiga aspek tersebut, secara rinci dapat dilihat melalui tabel di bawah
ini:
Tabel III.1 Penataan Pedagang Kakilima Kawasan Khusus Malioboro – A. Yani
Blok Lokasi
Kelompok Pedagang Kakilima
Ketentuan
I Sisi
barat Jalan
Malioboro dan Jalan A. Yani Ujung utara Jalan
Malioboro sampai
dengan depan Bioskop Indra
Pedagang kakilima yang menghadap toko
1. Jenis dagangan: pakaian, sandal, tas dan s
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 1,5 dengan kondisi nyata saat ini bagi y
kurang dari 1,5 meter.
3. Tinggi dagangan dari lantai maksimal
4. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang kakilima yang
menmbelakangi toko 1.
Jenis dagangan: cinderamata dan sejeni 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang pilar ditambah 30 cm kana
lebar 0,5 meter dan atau sesuai denga bagi yang kurang dari ketentuan tersebut
3. Tinggi dagangan dari lantai yang ber
1,25 meter dan yang berada di menyesuaikan dengan ketinggian
meter.
4. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang
Kakilima Lesehan
1. Jenis dagangan: burung dara goreng
dan sejenisnya. 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 7,5 meter, maksimal lebar 2 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 21.30 WIB dan atau setelah toko pukul 04.00 WIB.
II Sisi barat Jalan A. Yani
Bioskop Indra ke selatan sampai
dengan utara
pertigaan Jalan
ReksobayanNgejaman Pedagang kakilima yang
menghadap toko dan gereja GPIB
1. Jenis dagangan: pakaian, sandal, tas dan s
2. Ukuran tempat dasaran peralatan keg
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 1,5 dengan kondisi nyata saat ini bagi y
kurang dari 1,5 meter.
lxxxv 3.
Tinggi dagangan dari lantai maksimal 4.
Waktu melakukan kegiatan usaha pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
5. Jika menggunakan tenda maksimal tinggi
Pedagang kakilima yang membelakangi toko dan
gereja GPIB 1.
Jenis dagangan: pakaian, sandal, tas dan s 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 1,5 meter, maksimal lebar 1,5
dengan kondisi nyata saat ini bagi y kurang dari 1,5 meter.
3. Tinggi dagangan dari lantai yang ber
1,25 meter dan yang berada di menyesuaikan dengan ketinggian
meter.
4. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 5.
Jika menggunakan tenda maksimal tingg III
Sisi timur
Jalan Malioboro Depan Hotel
Garuda sampai dengan utara Jalan Perwakilan
Pedagang kakilima
makanan dan minuman 1.
Jenis dagangan: bakso, mie ayam, es dan s 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 3 meter, maksimal lebar 2 met
3. Waktu melakukan kegiatan usaha ter
a. Siang: pukul 07.00 WIB sam
WIB atau b.
Malam: pukul 18.00 WIB 04.00 WIB
4. Menggunakan tenda maksimal tinggi
Pedagang kakilima
lesehan 1.
Jenis dagangan: burung dara goreng dan sejenisnya.
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 7,5 meter, maksimal lebar 2 m 3.
Waktu melakukan kegiatan usaha pukul 18.00 WIB dan atau setelah toko
pukul 04.00 WIB. 4.
Menggunakan tenda maksimal tinggi Pedagang
kakilima angkringan
1. Jenis dagangan: makanan dan minum
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 2 m 3.
Waktu melakukan kegiatan usaha ter a.
Siang: pukul 07.00 WIB sam WIB atau
b. Malam: pukul 18.00 WIB
04.00 WIB 4.
Menggunakan tenda maksimal tinggi IV
Sisi timur
Jalan Malioboro dan Jalan A.
Yani Jalan Perwakilan sampai
dengan utara
Pasar Beringharjo Pedagang kakilima yang
menghadap toko 1.
Jenis dagangan: pakaian, sandal, tas oleh-oleh kering, buah-buahan dan s
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 1,5 dengan kondisi nyata saat ini bagi y
lxxxvi kurang dari 1,5 meter.
3. Tinggi dagangan dari lantai maksimal
4. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang kakilima yang
menmbelakangi toko 1.
Jenis dagangan: pakaian, sandal, tas oleh-oleh kering, buah-buahan dan s
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang pilar ditambah 30 cm kana lebar 0,5 meter dan atau sesuai denga
bagi yang kurang dari ketentuan tersebut
3. Tinggi dagangan dari lantai yang b
1,25 meter dan yang berada di menyesuaikan dengan ketinggian
meter.
4. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang
kakilima makanan dan minuman
1. Jenis dagangan: bakso, mie ayam, es dan s
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 3 meter, maksimal lebar 2 met 3.
Waktu melakukan kegiatan usaha ter a.
Siang: pukul 07.00 WIB sam WIB atau
b. Malam: pukul 18.00 WIB
04.00 WIB 4.
Menggunakan tenda maksimal tinggi Pedagang
kakilima lesehan
1. Jenis dagangan: burung dara goreng
dan sejenisnya. 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 7,5 meter, maksimal lebar 2 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha ter
a. Tidak di depan toko: puk
dengan pukul 04.00 WIB ata b.
Di depan toko: pukul 21.30 tutup sampai dengan pukul 0
4. Menggunakan tenda maksimal tinggi
Pedagang kakilima
angkringan 1.
Lokasi di depan Kompleks Kepatihan 2.
Jenis dagangan: makanan dan minum 3.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 1,5 meter, maksimal lebar 2 m
4. Waktu melakukan kegiatan usaha ter
a. Siang: pukul 07.00 WIB sam
WIB atau b.
Malam: pukul 18.00 WIB 04.00 WIB
5. Menggunakan tenda maksimal tinggi
V Sisi timur Jalan A. Yani Pedagang kakilima yang
1. Jenis dagangan: makanan, minuman da
lxxxvii depan Pasar Beringharjo
berada di atas paving depan Pasar Beringharjo
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 2 meter, maksimal lebar 1,5 m 3.
Waktu melakukan kegiatan usaha pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul
Pedagang kakilima yang berada di atas trotoar di
depan Pasar Bringharjo sisi utara pintu utama
1. Jenis dagangan: makanan, minuman da
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 0,9 dengan kondisi nyata saat ini bagi yang
1,5 meter dan lebar kurang dari 0,9 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang kakilima yang
berada di atas trotoar di depan Pasar Bringharjo
sisi selatan pintu utama 1.
Jenis dagangan: makanan, minuman da 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 0,9 meter, maksimal lebar 0,6
dengan kondisi nyata saat ini bagi yang 0,9 meter dan lebar kurang dari 0,6 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha ter
a. Siang: pukul 08.00 WIB sam
WIB atau b.
Malam: pukul 14.00 WIB 20.00 WIB
Pedagang kakilima
lesehan yang berada di atas trotoar depan Pasar
Beringharjo 1.
Jenis dagangan: burung dara goreng dan sejenisnya.
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 7,5 meter, maksimal lebar 2 m 3.
Waktu melakukan kegiatan usaha pukul 20.00 WIB dan atau setelah toko
pukul 04.00 WIB.
VI Sisi timur Jalan A. Yani
depan Pasar
Sore Malioboro
Pedagang kakilima yang berada di atas paving
depan Pasar
Sore Malioboro
1. Jenis dagangan: makanan dan minum
dan minuman. 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 2 meter, maksimal lebar 1,5 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 4.
Menggunakan tenda maksimal tinggi Pedagang
kakilima makanan dan minuman
yang berada di atas trotoar depan Pasar Sore
Malioboro 1.
Jenis dagangan: bakso, es dan sejenis 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 2 meter, maksimal lebar 1,5 m
3. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul Pedagang kakilima di
atas trotoar depan TPA Pasar Beringharjo
1. Jenis dagangan: kaset dan sejenisnya.
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,25 meter, maksimal l maksimal tinggi dari lantai 1,25 met
kondisi nyata saat ini bagi yang panj dari 1,25 meter.
3. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
lxxxviii VII
Jalan Ventilasi Pedagang kakilima yang
berada di sisi utara dan selatan Jalan Pajeksan
1. Jenis dagangan: makanan dan minum
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 0,65 roda.
3. Tinggi gerobag dari lantai maksimal 1,65 m
4. Menggunakan tenda maksimal tinggi
5. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul
Pedagang kakilima yang berada di sisi selatan
Jalan Suryatmajan 1.
Jenis dagangan: makanan dan minum 2.
Ukuran tempat dasaran peralatan kegi panjang 1,5 meter, maksimal lebar 0,65
roda. 3.
Tinggi gerobag dari lantai maksimal 1,65 m 4.
Menggunakan tenda maksimal tinggi 5.
Waktu melakukan kegiatan usaha pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul
Pedagang kakilima yang berada di sisi utara Jalan
Reksobayan selatan
Gereja GPIB 1.
Jenis dagangan: makanan dan minum dan minuman.
2. Ukuran tempat dasaran peralatan kegi
panjang 1,5 meter, maksimal lebar 0,65 roda.
3. Tinggi gerobag dari lantai maksimal 1,65 m
4. Menggunakan tenda maksimal tinggi
5. Waktu melakukan kegiatan usaha
pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul Sumber: Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 115 Tahun 2005 setelah diolah peneliti
Apabila dari 3 aspek di atas PKL tidak mau menaati, maka akan diambil tidakan tegas yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta. Adalah tindakan hukum, bahwa ada
aturan hukum tentang penataan dan penertiban PKL tetapi PKL melanggarnya maka akan diberi Surat Peringatan setelah itu jika belum ada tindakan cooperative dari PKL maka
akan dibawa ke pengadilan. Pada tahap ini pendekatan yang digunakan adalah secara door to door. Yaitu
pendekatan yang dilakukan aparat dengan mendatangi kios satu persatu untuk mengadakan soialisasi, peneguran atau peringatan secara lisan kepada para PKL yang
melanggar ketentuan perundangan. Penataan PKL juga dilakukan secara persuasif, yaitu mengajak PKL untuk bersedia manaati peraturan yang telah ada.
Secara umum tujuan dari pembentukan 3 aspek tersebut adalah mewujudkan tata
lxxxix ruang kota yang indah dan harmonis sesuai peruntukannya, meningkatkan daya tarik dan
citra kota Yogyakarta khususnya Malioboro, meningkatkan kesejahteraan PKL. Pembatasan dasaran atau ruang usaha PKL, memudahkan pendataan dan pembinaan,
serta menciptakan terwujudnya sentra usaha yang berkarakter khusus. Keuntungan yang didapat dari pengaturan lokasi tersebut antara lain adanya
jaminan usaha, tersedianya fasilitas usaha yang sangat layak, peningktan status usaha, perizinan resmi diberikan oleh Pemkot seperti : SIUP, SHP, pelatihan manajemen,
bantuan modal usaha seperti pemberian kerangka tenda dan grobag secara gratis dan penjaminan menguatnya kesohoran brand image usaha karena menempati tempat yang
mudah dicapai wisatawan.
3. Tahap Pembinaan