Parameter Kebisingan ANALISA DATA

4.2 Parameter Kebisingan

1. Nilai Kebisingan Lp Hasil Pengukuran Rata-Rata Berikut adalah perhitungan nilai kebisingan rata-rata masing – masing arah pengukuran pada putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm dengan jarak 1 meter, 3 meter, dan 5 meter. Nilai kebisingan Lp rata-rata hasil pengukuran pada putaran 2000 rpm dengan jarak 1 meter ditentukan dengan Persamaan 4.1. �� − 2000 rpm = �� + + �� − + �� + + �� − + �� + + �� − 6 ..................4.1 Sehingga : Lp rata-rata 2000 rpm = 88,1 dB + 87,1 dB + 89,1 dB + 90,3 dB + 87,1 dB +88,2 dB 6 = 88,317 dB Tabel 4.5 Nilai Lp rata – rata No N rpm Lp rata - rata 1 m Lp rata - rata 3 m Lp rata - rata 5 m dB dB dB 1 2000 88.317 83.333 80.883 2 3000 90.267 85.233 82.567 3 4000 92.067 87.083 84.050 4 5000 93.300 88.283 85.350 5 6000 94.267 89.283 86.283 6 7000 95.317 90.317 87.317 Tabel 4.5 menunjukkan nilai kebisingan rata-rata pada putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm hasil perhitungan menggunakan Microsoft excel dengan menggunakan Persamaan 4.1. 2. Sound Power Level Penentuan nilai kebisingan yang digunakan pada penelitian kebisingan pesawat prototipe NVC USU adalah metode skala level atau tingkat kebisingan suara di dalam satuan decibel dB. Sound power level didefenisikan ke dalam Simbol L w dan dapat ditentukan nilainya menggunakan persamaan pada Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara L w = 10 log W W ref dB Dimana : W = Sound power W reff = Sound power referensi dengan standar 10 -12 watt Diketahui : W = 3,7 HP = 3,7 HP x 745,7 = 2759,09 watt W reff = 10 -12 watt Sehingga : L w = 10 log 2759,09 watt − watt = 154,41 dB 3. Tekanan Suara Terlebih dahulu akan ditentukan nilai tekanan suara untuk kebisingan arah putaran X+ dengan jarak 1 meter pada putaran 2000 rpm. Secara matematis tekanan suara dapat diselesaikan dengan persamaan pada Tabel 2.2. SPL = L p = 10 log [ P 2 Pref 2 ] = 20 log P Pref Dimana : P = Tekanan yang terjadi P rms untuk aliran fluida P reff = Tekanan referensi yang distandarisasi ANSI S1.8 1989 pada Tabel 2.2. = 20 µPa Diketahui : Lp = 88,1 dB Sumbu X+ pada jarak 1 meter pada putaran 2000 rpm P reff = 2 x 10 -5 Nm 2 Sehingga : 88,1 dB = 20 log P 2 x 10 -5 Nm 2 Universitas Sumatera Utara P = 2 x 10 -5 Nm 2 x 1 88,1 dB 20 = 0.508 Pa Dengan menggunakan persamaan yang sama menggunakan bantuan Software Microsoft excel dilakukan perhitungan untuk nilai tekanan pada masing - masing arah pengukuran dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter, 3 meter, dan 5 meter. Kemudian hasil perhitungan diplot ke dalam Tabel 4.6, Tabel 4.7, dan Tabel 4.8. Tabel 4.6 Hasil perhitungan nilai tekanan suara pada jarak 1 meter. No N rpm X+ Pa X- Pa Y+ Pa Y- Pa Z+ Pa Z- Pa 1 2000 0.508 0.453 0.570 0.655 0.453 0.514 2 3000 0.647 0.577 0.718 0.805 0.570 0.625 3 4000 0.769 0.726 0.883 1.026 0.702 0.752 4 5000 0.883 0.824 1.026 1.191 0.815 0.863 5 6000 0.991 0.925 1.164 1.321 0.904 0.957 6 7000 1.125 1.026 1.337 1.535 1.002 1.062 Tabel 4.6 menunjukkan nilai tekanan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Tekanan suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan tekanan suara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil perhitungan nilai tekanan suara pada jarak 3 meter. No N rpm X+ Pa X- Pa Y+ Pa Y- Pa Z+ Pa Z- Pa 1 2000 0.296 0.232 0.344 0.372 0.232 0.313 2 3000 0.352 0.279 0.428 0.502 0.296 0.381 3 4000 0.413 0.381 0.514 0.625 0.368 0.458 4 5000 0.474 0.433 0.590 0.726 0.423 0.526 5 6000 0.526 0.491 0.686 0.824 0.469 0.570 6 7000 0.583 0.538 0.805 0.946 0.514 0.647 Tabel 4.7 menunjukkan nilai tekanan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Tekanan suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan tekanan suara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.8 Hasil perhitungan nilai tekanan suara pada jarak 5 meter. No N rpm X+ Pa X- Pa Y+ Pa Y- Pa Z+ Pa Z- Pa 1 2000 0.235 0.195 0.232 0.286 0.185 0.209 2 3000 0.276 0.232 0.289 0.352 0.230 0.252 3 4000 0.306 0.270 0.352 0.423 0.286 0.299 4 5000 0.344 0.310 0.404 0.545 0.321 0.344 5 6000 0.381 0.344 0.463 0.632 0.352 0.364 6 7000 0.418 0.386 0.538 0.718 0.390 0.413 Tabel 4.8 menunjukkan nilai tekanan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Tekanan suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan tekanan suara terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara

4. Kecepatan Partikel Akustik

Kecepatan partikel akustik didefenisikan sebagai daerah gerakan partikel fluida sebagai gelombang suara melewati material. Kecepatan partikel akustik diukur untuk melihat pengaruhnya terhadap nilai kecepatan akustik udara. Setelah didapatkan nilai tekanan suara pada masing-masing kondisi titik pengukuran dapat dicari nilai kecepatan partikel akustik, pada X+, 1 meter, 2000 rpm dengan Persamaan 2.2 berikut. u = Prms Z = 0.508 Pa 409,8 Pa-sm = 1,24 x − ms = 0,00124 ms Dengan cara yang sama diperoleh nilai pada masing-masing kondisi pengukuran yang diplot ke dalam Tabel 4.9, Tabel 4.10, dan Tabel 4.11. Tabel 4.9 Hasil perhitungan nilai kecepatan partikel akustik pada jarak 1 meter. No N rpm X+ ms X- ms Y+ ms Y- ms Z+ ms Z- ms 1 2000 0.00124 0.00111 0.00139 0.00160 0.00111 0.00125 2 3000 0.00158 0.00141 0.00175 0.00197 0.00139 0.00153 3 4000 0.00188 0.00177 0.00216 0.00250 0.00171 0.00183 4 5000 0.00216 0.00201 0.00250 0.00291 0.00199 0.00211 5 6000 0.00242 0.00226 0.00284 0.00322 0.00221 0.00234 6 7000 0.00274 0.00250 0.00326 0.00375 0.00245 0.00259 Tabel 4.9 menunjukkan nilai kecepatan partikel akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Kecepatan partikel akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kecepatan partikel akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Didapat nilai kecepatan partikel akustik sangat kecil dibandingkan kecepatan akustik udara yang nilainya 346,1 ms, sehingga tidak terlalu mempengaruhi perubahan nilai kecepatan akustik udara. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Hasil perhitungan nilai kecepatan partikel akustik pada jarak 3 meter. No N rpm X+ ms X- ms Y+ ms Y- ms Z+ ms Z- ms 1 2000 0.00072 0.00057 0.00084 0.00091 0.00057 0.00076 2 3000 0.00086 0.00068 0.00104 0.00123 0.00072 0.00093 3 4000 0.00101 0.00093 0.00125 0.00153 0.00090 0.00112 4 5000 0.00116 0.00106 0.00144 0.00177 0.00103 0.00128 5 6000 0.00128 0.00120 0.00167 0.00201 0.00114 0.00139 6 7000 0.00142 0.00131 0.00197 0.00231 0.00125 0.00158 Tabel 4.10 menunjukkan nilai kecepatan partikel akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Kecepatan partikel akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kecepatan partikel akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Didapat nilai kecepatan partikel akustik sangat kecil dibandingkan kecepatan akustik udara yang nilainya 346,1 ms, sehingga tidak terlalu mempengaruhi perubahan nilai kecepatan akustik udara. Tabel 4.11 Hasil perhitungan nilai kecepatan partikel akustik pada jarak 5 meter. No N rpm X+ ms X- ms Y+ ms Y- ms Z+ ms Z- ms 1 2000 0.00057 0.00048 0.00057 0.00070 0.00045 0.00051 2 3000 0.00067 0.00057 0.00071 0.00086 0.00056 0.00061 3 4000 0.00075 0.00066 0.00086 0.00103 0.00070 0.00073 4 5000 0.00084 0.00076 0.00099 0.00133 0.00078 0.00084 5 6000 0.00093 0.00084 0.00113 0.00154 0.00086 0.00089 6 7000 0.00102 0.00094 0.00131 0.00175 0.00095 0.00101 Tabel 4.11 menunjukkan nilai kecepatan partikel akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Kecepatan Universitas Sumatera Utara partikel akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kecepatan partikel akustik terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. Didapat nilai kecepatan partikel akustik sangat kecil dibandingkan kecepatan akustik udara yang nilainya 346,1 ms, sehingga tidak terlalu mempengaruhi perubahan nilai kecepatan akustik udara. 5. Intensitas Akustik Nilai intensitas akustik pada X+, 2000rpm, 1 meter dapat dicari menggunakan Persamaan 2.3 berikut. I = P 2 Pc = 0,508 Pa 2 409,8 Pa-sm = 6,29 x − W � Kemudian diplot ke dalam Tabel 4.12, Tabel 4.13, dan Tabel 4.14 untuk nilai pada kondisi pengukuran yang lainnya. Tabel 4.12 Hasil perhitungan nilai intensitas akustik pada jarak 1 meter. No N rpm X+ W � X- W � Y+ W � Y- W � Z+ W � Z- W � 1 2000 0.00063 0.00050 0.00079 0.00105 0.00050 0.00064 2 3000 0.00102 0.00081 0.00126 0.00158 0.00079 0.00095 3 4000 0.00144 0.00129 0.00190 0.00257 0.00120 0.00138 4 5000 0.00190 0.00166 0.00257 0.00346 0.00162 0.00182 5 6000 0.00240 0.00209 0.00331 0.00426 0.00199 0.00224 6 7000 0.00309 0.00257 0.00436 0.00575 0.00245 0.00275 Tabel 4.12 menunjukkan nilai intensitas akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Intensitas akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan intensitas akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hasil perhitungan nilai intensitas akustik pada jarak 3 meter. No N rpm X+ W � X- W � Y+ W � Y- W � Z+ W � Z- W � 1 2000 0.00021 0.00013 0.00029 0.00034 0.00013 0.00024 2 3000 0.00030 0.00019 0.00045 0.00062 0.00021 0.00035 3 4000 0.00042 0.00035 0.00064 0.00095 0.00033 0.00051 4 5000 0.00055 0.00046 0.00085 0.00129 0.00044 0.00068 5 6000 0.00068 0.00059 0.00115 0.00166 0.00054 0.00079 6 7000 0.00083 0.00071 0.00158 0.00219 0.00064 0.00102 Tabel 4.13 menunjukkan nilai intensitas akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Intensitas akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan intensitas akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.14 Hasil perhitungan nilai intensitas akustik pada jarak 5 meter. No N rpm X+ W � X- W � Y+ W � Y- W � Z+ W � Z- W � 1 2000 0.00013 0.00009 0.00013 0.00020 0.00008 0.00011 2 3000 0.00019 0.00013 0.00020 0.00030 0.00013 0.00015 3 4000 0.00023 0.00018 0.00030 0.00044 0.00020 0.00022 4 5000 0.00029 0.00023 0.00040 0.00072 0.00025 0.00029 5 6000 0.00035 0.00029 0.00052 0.00098 0.00030 0.00032 6 7000 0.00043 0.00036 0.00071 0.00126 0.00037 0.00042 Tabel 4.14 menunjukkan nilai intensitas akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Intensitas akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan intensitas akustik terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara 6. Densitas Energi Akustik Densitas energi akustik dapat dicari dengan Persamaan 2.4 berikut. D = P 2 Pc 2 = P 2 Z c Untuk nilai pada X+, 2000 rpm, 1 meter D = 0,508 Pa 2 409,8 Pa-sm . 346,1 ms = 1,82 x −6 J m 3 = 1,82 µJ m 3 Dengan menggunakan cara yang sama diplot hasil perhitungan kondisi pengukuran yang lain ke dalam Tabel 4.15, Tabel 4.16, dan Tabel 4.17. Tabel 4.15 Hasil perhitungan nilai densitas energi akustik pada jarak 1 meter. No N rpm X+ µJ � X- µJ � Y+ µJ � Y- µJ � Z+ µJ � Z- µJ � 1 2000 1.821 1.446 2.292 3.022 1.446 1.863 2 3000 2.953 2.346 3.633 4.574 2.292 2.756 3 4000 4.171 3.718 5.499 7.418 3.470 3.984 4 5000 5.499 4.789 7.418 10.007 4.680 5.252 5 6000 6.923 6.030 9.556 12.311 5.758 6.461 6 7000 8.918 7.418 12.598 16.607 7.084 7.949 Tabel 4.15 menunjukkan nilai densitas energi akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Densitas energi akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan densitas energi akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Hasil perhitungan nilai densitas energi akustik pada jarak 3 meter. No N rpm X+ µJ � X- µJ � Y+ µJ � Y- µJ � Z+ µJ � Z- µJ � 1 2000 0.617 0.380 0.832 0.978 0.380 0.692 2 3000 0.872 0.550 1.289 1.779 0.617 1.024 3 4000 1.203 1.024 1.863 2.756 0.956 1.480 4 5000 1.586 1.319 2.456 3.718 1.260 1.951 5 6000 1.951 1.699 3.313 4.789 1.550 2.292 6 7000 2.400 2.043 4.574 6.314 1.863 2.953 Tabel 4.16 menunjukkan nilai densitas energi akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Densitas energi akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan densitas energi akustik terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.17 Hasil perhitungan nilai densitas energi akustik pada jarak 5 meter. No N rpm N rpm X+ µJ � X- µJ � Y+ µJ � Y- µJ � Z+ µJ � 1 2000 0.389 0.269 0.380 0.576 0.240 0.309 2 3000 0.537 0.380 0.589 0.872 0.372 0.447 3 4000 0.661 0.513 0.872 1.260 0.576 0.631 4 5000 0.832 0.677 1.149 2.091 0.725 0.832 5 6000 1.024 0.832 1.515 2.820 0.872 0.934 6 7000 1.231 1.048 2.043 3.633 1.072 1.203 Tabel 4.17 menunjukkan nilai densitas energi akustik di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Densitas energi akustik tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran Universitas Sumatera Utara 7000 rpm dan densitas energi akustik terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. 7. Kenaikan Temperatur Udara Jika semua energi akustik densitas menyebar ke udara maka udara akan mengalami kenaikan temperatur. Kenaikan temperatur didapatkan dari hasil bagi densitas energi akustik terhadap kapasitas unit per volume udara yang diasumsikan pada 25°C. Nilai kenaikan temperatur udara dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.5 berikut. dT = Dpcp Pada pengukuran X+, 2000 rpm, 1 meter nilainya adalah : = 1,821 µJ m 3 1190,7 J m 3 °C = 1,53 x −9 °C Sehingga dengan cara yang sama dicari nilai untuk kondisi pengukuran yang lain dan diplot ke dalam Tabel 4.18, Tabel 4.19, dan Tabel 4.20. Tabel 4.18 Hasil perhitungan nilai kenaikan temperatur udara pada jarak 1 meter. No N rpm X+ °� X- °� Y+ °� Y- °� Z+ °� Z- °� 1 2000 1.53E-09 1.21E-09 1.93E-09 2.54E-09 1.21E-09 1.56E-09 2 3000 2.48E-09 1.97E-09 3.05E-09 3.84E-09 1.93E-09 2.31E-09 3 4000 3.50E-09 3.12E-09 4.62E-09 6.23E-09 2.91E-09 3.35E-09 4 5000 4.62E-09 4.02E-09 6.23E-09 8.40E-09 3.93E-09 4.41E-09 5 6000 5.81E-09 5.06E-09 8.03E-09 1.03E-08 4.84E-09 5.43E-09 6 7000 7.49E-09 6.23E-09 1.06E-08 1.39E-08 5.95E-09 6.68E-09 Tabel 4.18 menunjukkan nilai kenaikan temperatur udara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Kenaikan temperatur udara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kenaikan temperatur udara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Nilai kenaikan temperatur udara yang Universitas Sumatera Utara terjadi sangat kecil sehingga tidak terlalu mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar pesawat tanpa awak. Tabel 4.19 Hasil perhitungan nilai kenaikan temperatur udara pada jarak 3 meter. No N rpm X+ °� X- °� Y+ °� Y- °� Z+ °� Z- °� 1 2000 5.18E-10 3.20E-10 6.99E-10 8.21E-10 3.20E-10 5.81E-10 2 3000 7.32E-10 4.62E-10 1.08E-09 1.49E-09 5.18E-10 8.60E-10 3 4000 1.01E-09 8.60E-10 1.56E-09 2.31E-09 8.03E-10 1.24E-09 4 5000 1.33E-09 1.11E-09 2.06E-09 3.12E-09 1.06E-09 1.64E-09 5 6000 1.64E-09 1.43E-09 2.78E-09 4.02E-09 1.30E-09 1.93E-09 6 7000 2.02E-09 1.72E-09 3.84E-09 5.30E-09 1.56E-09 2.48E-09 Tabel 4.19 menunjukkan nilai kenaikan temperatur udara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Kenaikan temperatur udara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kenaikan temperatur udara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Nilai kenaikan temperatur udara yang terjadi sangat kecil sehingga tidak terlalu mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar pesawat tanpa awak. Tabel 4.20 Hasil perhitungan nilai kenaikan temperatur udara pada jarak 5 meter. No N rpm X+ °� X- °� Y+ °� Y- °� Z+ °� Z- °� 1 2000 3.27E-10 2.26E-10 3.20E-10 4.84E-10 2.02E-10 2.60E-10 2 3000 4.51E-10 3.20E-10 4.95E-10 7.32E-10 3.12E-10 3.75E-10 3 4000 5.55E-10 4.31E-10 7.32E-10 1.06E-09 4.84E-10 5.30E-10 4 5000 6.99E-10 5.68E-10 9.65E-10 1.76E-09 6.09E-10 6.99E-10 5 6000 8.60E-10 6.99E-10 1.27E-09 2.37E-09 7.32E-10 7.84E-10 6 7000 1.03E-09 8.80E-10 1.72E-09 3.05E-09 9.01E-10 1.01E-09 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 menunjukkan nilai kenaikan temperatur udara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Kenaikan temperatur udara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan kenaikan temperatur udara terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. Nilai kenaikan temperatur udara yang terjadi sangat kecil sehingga tidak terlalu mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar pesawat tanpa awak. 8. Level Kecepatan Bergertar Suara Level kecepatan bergetar suara dapat dihitung dengan persamaan pada Tabel 2.2: Lv = 20log10vvref = 20log1,24 x − ms10 x −9 nms = 141,868 dB Dengan menggunakan cara yang sama ditentukan nilai dari masing-masing kondisi pengukuran dan diplot pada Tabel 4.21, Tabel 4.22, dan Tabel 4.23. Tabel 4.21 Hasil perhitungan nilai kecepatan bergetar suara pada jarak 1 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 101.87 100.87 102.87 104.07 100.87 101.97 2 3000 103.97 102.97 104.87 105.87 102.87 103.67 3 4000 105.47 104.97 106.67 107.97 104.67 105.27 4 5000 106.67 106.07 107.97 109.27 105.97 106.47 5 6000 107.67 107.07 109.07 110.17 106.87 107.37 6 7000 108.77 107.97 110.27 111.47 107.77 108.27 Tabel 4.21 menunjukkan nilai level kecepatan bergetar suara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Level kecepatan bergetar suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level kecepatan bergetar suara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Hasil perhitungan nilai kecepatan bergetar suara pada jarak 3 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 97.17 95.07 98.47 99.17 95.07 97.67 2 3000 98.67 96.67 100.37 101.77 97.17 99.37 3 4000 100.07 99.37 101.97 103.67 99.07 100.97 4 5000 101.27 100.47 103.17 104.97 100.27 102.17 5 6000 102.17 101.57 104.47 106.07 101.17 102.87 6 7000 103.07 102.37 105.87 107.27 101.97 103.97 Tabel 4.22 menunjukkan nilai level kecepatan bergetar suara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Level kecepatan bergetar suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level kecepatan bergetar suara terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.23 Hasil perhitungan nilai kecepatan bergetar suara pada jarak 5 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 95.17 93.57 95.07 96.87 93.07 94.17 2 3000 96.57 95.07 96.97 98.67 94.97 95.77 3 4000 97.47 96.37 98.67 100.27 96.87 97.27 4 5000 98.47 97.57 99.87 102.47 97.87 98.47 5 6000 99.37 98.47 101.07 103.77 98.67 98.97 6 7000 100.17 99.47 102.37 104.87 99.57 100.07 Tabel 4.23 menunjukkan nilai level kecepatan bergetar suara di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Level kecepatan bergetar suara tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot Universitas Sumatera Utara dengan putaran 7000 rpm dan level kecepatan bergetar suara terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. 9. Level Intensitas Kebisingan Persamaan pada Tabel 2.2 digunakan untuk mencari nilai intensitas kebisingan. Li = 10 LogIIref Untuk X+, 2000 rpm, 1 meter nilainya adalah : = 10 Log 6,29 x − W m 2 − W m 2 = 87,99 dB Sehingga dengan cara yang sama dicari nilai untuk kondisi pengukuran yang lain dan diplot ke dalam Tabel 4.24, Tabel 4.25, dan Tabel 4.26. Tabel 4.24 Hasil perhitungan nilai level intensitas kebisingan pada jarak 1 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 87.99 86.99 88.99 90.19 86.99 88.09 2 3000 90.09 89.09 90.99 91.99 88.99 89.79 3 4000 91.59 91.09 92.79 94.09 90.79 91.39 4 5000 92.79 92.19 94.09 95.39 92.09 92.59 5 6000 93.79 93.19 95.19 96.29 92.99 93.49 6 7000 94.89 94.09 96.39 97.59 93.89 94.39 Tabel 4.24 menunjukkan nilai level intensitas kebisingan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Level intensitas kebisingan tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level intensitas kebisingan terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25 Hasil perhitungan nilai level intensitas kebisingan pada jarak 3 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 83.29 81.19 84.59 85.29 81.19 83.79 2 3000 84.79 82.79 86.49 87.89 83.29 85.49 3 4000 86.19 85.49 88.09 89.79 85.19 87.09 4 5000 87.39 86.59 89.29 91.09 86.39 88.29 5 6000 88.29 87.69 90.59 92.19 87.29 88.99 6 7000 89.19 88.49 91.99 93.39 88.09 90.09 Tabel 4.25 menunjukkan nilai level intensitas kebisingan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 3 meter hasil perhitungan. Level intensitas kebisingan tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level intensitas kebisingan terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.26 Hasil perhitungan nilai level intensitas kebisingan pada jarak 5 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 81.29 79.69 81.19 82.99 79.19 80.29 2 3000 82.69 81.19 83.09 84.79 81.09 81.89 3 4000 83.59 82.49 84.79 86.39 82.99 83.39 4 5000 84.59 83.69 85.99 88.59 83.99 84.59 5 6000 85.49 84.59 87.19 89.89 84.79 85.09 6 7000 86.29 85.59 88.49 90.99 85.69 86.19 Tabel 4.26 menunjukkan nilai level intensitas kebisingan di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Level intensitas kebisingan tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan Universitas Sumatera Utara putaran 7000 rpm dan level intensitas kebisingan terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. 10. Level Densitas Energi Persamaan pada Tabel 2.2 digunakan untuk mencari nilai level densitas energi. � � = 10 Log DDref Untuk X+, 2000 rpm, 1 meter nilainya adalah : = 10 Log 1.821 x −6 Jm 3 10 -12 Jm 3 = 62,6 dB Sehingga dengan cara yang sama dicari nilai untuk kondisi pengukuran yang lain dan diplot ke dalam Tabel 4.27, Tabel 4.28, dan Tabel 4.29. Tabel 4.27 Hasil perhitungan nilai level densitas energi pada jarak 1 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 62.60 61.60 63.60 64.80 61.60 62.70 2 3000 64.70 63.70 65.60 66.60 63.60 64.40 3 4000 66.20 65.70 67.40 68.70 65.40 66.00 4 5000 67.40 66.80 68.70 70.00 66.70 67.20 5 6000 68.40 67.80 69.80 70.90 67.60 68.10 6 7000 69.50 68.70 71.00 72.20 68.50 69.00 Tabel 4.27 menunjukkan nilai level densitas energi di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Level densitas energi tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level densitas energi terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28 Hasil perhitungan nilai level densitas energi pada jarak 3 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 57.90 55.80 59.20 59.90 55.80 58.40 2 3000 59.40 57.40 61.10 62.50 57.90 60.10 3 4000 60.80 60.10 62.70 64.40 59.80 61.70 4 5000 62.00 61.20 63.90 65.70 61.00 62.90 5 6000 62.90 62.30 65.20 66.80 61.90 63.60 6 7000 63.80 63.10 66.60 68.00 62.70 64.70 Tabel 4.28 menunjukkan nilai level densitas energi di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 1 meter hasil perhitungan. Level densitas energi tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 rpm dan level densitas energi terendah berada di arah sumbu X- dan Z+ dengan putaran 2000 rpm. Tabel 4.29 Hasil perhitungan nilai level densitas energi pada jarak 5 meter. No N rpm X+ dB X- dB Y+ dB Y- dB Z+ dB Z- dB 1 2000 55.90 54.30 55.80 57.60 53.80 54.90 2 3000 57.30 55.80 57.70 59.40 55.70 56.50 3 4000 58.20 57.10 59.40 61.00 57.60 58.00 4 5000 59.20 58.30 60.60 63.20 58.60 59.20 5 6000 60.10 59.20 61.80 64.50 59.40 59.70 6 7000 60.90 60.20 63.10 65.60 60.30 60.80 Tabel 4.29 menunjukkan nilai level densitas energi di arah pengukuran X+, X-, Y+, Y-, Z+, dan Z- dengan putaran 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm pada jarak 5 meter hasil perhitungan. Level densitas energi tertinggi berada di arah sumbu Y- arah knalpot dengan putaran 7000 Universitas Sumatera Utara rpm dan level densitas energi terendah berada di arah sumbu Z+ dengan putaran 2000 rpm. Dari hasil pengukuran dan perhitungan parameter kebisingan, didapat nilai tertinggi dan terendah pada masing-masing parameter seperti yang terlihat pada Tabel 4.30 berikut ini. Tabel 4.30 Nilai parameter kebisingan tertinggi dan terendah No Huruf Parameter Kebisingan Arah Putaran Mesin Jarak Nilai 1 Sound pressure level a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 1,535 Pa b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 0,185 Pa 2 Kecepatan partikel akustik a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 0,00375 ms b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 0,00045 ms 3 Intensitas akustik a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 0,00575 W � b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 0,00008 W � 4 Densitas energi akustik a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 16,607 µJ � b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 0,240 µJ � 5 Kenaikan temperatur udara a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 1,39E-08 °� b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 2,02E-10 °� 6 Level kecepatan getar suara a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 111,47 dB b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 93,07 dB 7 Level intensitas kebisingan a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 97,59 dB b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 79,19 dB 8 Level densitas energi a Tertinggi Y- 7000 rpm 1 meter 72,20 dB b Terendah Z+ 2000 rpm 5 meter 53,80 dB Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.30 terdapat nilai kebisingan tertinggi dan terendah dari nilai pengukuran tingkat kebisingan dan parameter kebisingan hasil perhitungan. Arah yang dimaksud pada Tabel 4.30 adalah arah tempat pengukuran dilakukan yang berpusat pada motor penggerak. Arah Y- arah knalpot adalah arah dengan nilai tertinggi pada setiap parameter kebisingan dan arah Z+ arah ekor pesawat menjadi arah dengan nilai terendah pada setiap parameter kebisingan.

4.3 Kontur Kebisingan