2.3.3.1 Penyulingan Dengan Air
Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna
tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air dipanaskan secara langsung. Sejumlah bahan tanaman ada kalanya harus diproses dengan
penyulingan air sewaktu terendam dan bergerak bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan penyulingan uap maka akan
menyebabkan terjadinya pengumpulan hingga uap tidak menembusnya. Penyulingan air ini tidak ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung
Sastrahamidjojo, 2004.
2.3.3.2 Penyulingan Dengan Uap dan Air
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang
yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api seperti
pada penyulingan air di atas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya terkena uap, dan tidak terkena air yang mendidih. Kemudian bentuk dan bagian-bagian
alat penyulingan ini akan diuraikan Sastrahamidjojo, 2004.
2.3.3.3 Penyulingan Dengan Uap
Cara ketiga dikenal sebagai penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan perangkatnya mirip dengan kedua alat penyuling sebelum hanya
saja tidak ada air dibagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atsmosfer dan dihasilkan dari hasil
Universitas Sumatera Utara
penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap air yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan Sastrahamidjojo, 2004.
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar dari ketiga proses penyulingan. Tetapi bagaimanapun juga dalam prakteknya hasilnya akan berbeda bahkan
kadang-kadang perbedaan ini sangat berarti, karena tergantung pada metode yang dipakai dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama berlangsungnya penyulingan
Guenther, 1987.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena
pada suhu biasa suhu kamar mudah menguap di udara terbuka. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun,
pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua gelap Gunawan, 2010.
Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik
mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida,ester, aldehida dan eter. Minyak cengkeh termasuk salah satu komponen
kimia yang sangat tinggi. Minyak cengkeh Eugenia aromatica mengandung senyawa fenol sekitar 85, terutama eugenol Agusta, 2000.
Dan untuk melakukan penetapan kadar minyak atsiri pada cengkeh metode destilasi adalah metode yang paling tepat, karena metode ini dapat digunakan
untuk bahan yang kebanyakan dapat rusak akibat panas dan kering Gunawan, 2010.
Universitas Sumatera Utara