kepada Mobil Penumpang dan dengan asumsi kendaraan pada jalan major tidak mengurangi kecepatannya, dapat dilihat pada Tabel 4.5.
3 Jarak Pandang Aman Persimpangan
Jarak Pandang Aman Persimpangan disediakan untuk kendaraan di Jalan Major cukup untuk menyebrang ke kaki persimpangan yang
lainnya. Tabel 4.5 Jarak Pandang pada Persimpangan
Kecepatan kmjam
Jarak Pandang Masuk m
Jarak Pandang Aman Persimpangan m
40 100
60 50
125 80
60 160
105 70
220 130
80 305
165
Pada ruas jalan Akses Bandara Kuala Namu memiliki kecepatan rencana 80 kmjam, maka:
Jarak Pandang Masuk = 305 m
Jarak Pandang Aman Persimpangan = 165 m
e. Alinemen
Jarak pandang yang didapat diterapkan guna penyediaan alinemen persimpangan. Secara umum dapat dikatakan bahwa alinemen horizontal
untuk jalan menenerus harus tetap bila melewati persimpangan. Lengkung yang tajam dan perubahan alinemen di persimpangan sebaiknya dihindari.
Jari-jari minimum sebaiknya tidak kurang dari nilai yang terdapat pada Tabel 4.6. Pengaturan alinemen vertical pada kaki persimpangan akan
Universitas Sumatera Utara
membuat pandangan menjadi lebih baik, menghindari berkurangnnya kapasitas persimpangan, efisiensi dalam memberhentikan dan mulai
menjalankan kendaraan, dan meningkatkan keamanan.
f. Kaki Persimpangan
Jumlah kaki pada suatu persimpangan sebidang disarankan agar tidak melebihi 4 kaki. Pada Jalan Akses Bandara Kuala Namu dengan Jalan
Batang Kuis ini adalah persimpangan dengan 3 kaki. Tabel 4.6 Jari-Jari Minimum dan Panjang Bagian Datar pada
Persimpangan 1
Pada Jalan Major Kecepatan
kmjam Jari-jari
Minimum Standar
Jari-jari Minimum Non
Stnadar
80 280
230
60 150
120 50
100 80
40 60
50 30
30 -
20 10
- 2
Pada Jalan Minor Kecepatan
kmjam Jari-jari Minimum
m 60
60 50
40
40 30
30 15
20 15
3 Panjang Bagian Datar pada Persimpangan
Kelas Jalan Panjang
m
Tipe II Klas I 60
Tipe II Klas II 40
Tipe II Klas III 30
Universitas Sumatera Utara
g. Potongan Melintang Persimpangan Sebidang
1 Lebar Jalur Menerus Lurus
Lebar lajur dalam ditentukan dari pusat marka jalan ke pusat marka jalan lainnya dan lebar lajur luar ditentukan dari pusat marka jalan ke
ujung kereb.
Gambar 4.3 Desain Lebar Lajur Menerus Lurus Tabel 4.7 Standar Potongan Melintang Persimpangan
Tipe Jalan
Kelas Jalan
Lebar Jalan
Lebar Lajur
Menerus Lebar
Lajur Tambahan
I 3,50
3,50 3,25
II II
3,25 3,50 atau
3,00 3,00
III 3,25
3,00 3,25;3,00
atau 2,75 2,75 2,50
2 Lajur Belok
Lebar Lajur Belok ditentukan dengan mempertimbangkan jari-jari belokan dan kendaraan rencana yang dipakai.
W
1
: Satu jalur dimana terdapat bahu jalan sepanjang lajur belok kiri W
2
: Satu jalur dimana di kedua sisi lajur terdapat kereb dan jari-jari kelokan tidak lebih dari 100 m
W
3
: Dua jalur dimana terdapat kereb atau tidak terdapat kereb
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lebar Lajur Belok R m
W1 m W2 m
W3 m 12
6,5 7,5
10,3 14
6,2 7,2
10,1 16
6,0 7,1
9,9 18
5,9 6,9
9,7 20
5,7 6,8
9,6 22
5,6 6,7
9,5 24
5,5 6,6
9,4 26
5,4 6,5
9,3 28
5,4 6,5
9,2 30
5,3 6,4
9,1 45
5,0 6,1
8,8 60
4,8 5,9
8,6 90
4,6 5,8
8,4 120
4,5 5,7
8,3 150
4,5 5,6
8,2
Gambar 4.4 Desain Sederhana Belok Kiri di Perkotaan
Lajur Belok Kiri
Lajur Belok Kiri disediakan pada kondisi sebagai berikut: -
Sudut menyilang kaki persimpangan 600 dan lalu lintas yang belok kiri cukup besar.
Universitas Sumatera Utara
- Kecepatan lalu lintas yang belok ke kiri, sangat tinggi.
- Banyak terdapat pejalan kaki pada jalur belok kiri.
Dengan tersedianya lajur belok kiri,maka dapat dicegah berkurangnya kapasitas persimpangan dan tidak teraturnya arus lalu
lintas. Pada persimpangan dengan kanal, pulau kanal dapat dipakai sebagai
tempat berlindung bagi pejalan kaki ataupun tempat untuk meletakkan alat lampu lalu lintas, tanda-tanda lalu lintas dan
sebagainya. Pada persimpangan bersudut lancip, kanal belok kiri akan memudahkan kendaraan untuk belok ke kiri.
Gambar 4.5 Desain Belok Kiri dengan
Kanalisasi dan Pulau
Universitas Sumatera Utara
Lajur Belok Kanan
- Panjang Lajur Belok Kanan L terdiri dari panjang per-lajur
perlambatan Id dan panjang lajur antrian Is, dimana: Id = 45 m dengan kecepatan rencana 80 kmjam
Is = 45 m minimal 30 m Maka, L = Id + Is
= 45 + 45 = 90 m -
Panjang Lajur Perlambatan Id tidak hanya cukup untuk perlambatan Id1 namun juga cukup pada taper Id2.
Id2 = V
∆� 6
Id2 = 80 x
3,0 6
= 40 m Dimana :
Id2 = Panjang taper m V
| = Kecepatan rencana kmjam
ΔW = Lebar jalur tambahan m
Gambar 4.6 Desain Lajur Belok Kanan
Universitas Sumatera Utara
- Panjang Lajur Antrian Is untuk kendaraan belok ke kanan
dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Is = 1,5 N.S
= 1,5 x 12 x 7 = 126 m
Dimana : Is = Panjang lajur tunggu
N = Jumlah rata-rata kendaraan belok kanan dalam satu siklus S = Jarak rata-rata dengan kendaraan di depan m
3 Kanalisasi
Desain Ujung Pulau
Marka pendekat atau garis putus sebaiknya didesain untuk jarak yang disesuaikan dengan kecepatan rencana. Panjang marka
pendekat, L m ditentukan dari jari-jari-jari lengkung Ujung Pulau dan kecepatan rencana 80 kmjam.
- Pemisah
l = V 3 = 80 3 = 26,67 m
- Pertukaran Lajur
l = 2V R3 = 2.80 63 = 160 m
Gambar 4.7 Marka Pendekat Untuk Pulau
Universitas Sumatera Utara
Dimensi Pulau
Dimensi minimum pulau sebaiknya cukup besar untuk menarik perhatian pengendara. Pada persimpangan Jalan Akses Kuala
Namu adalah pulau jalan dengan perlengkapan jalan seperti lampu penerangan dan APILL.
- Wc = D + 1,0
= 1,0 + 1,0 = 2,0 m minimum -
lc = 5,0 m minimum
Gambar 4.8 Pulau Jalan dengan terdapat Perlengkapan Jalan
Bentuk Pulau Transisi dari ujung pulau dihitung terhadap keseluruhan panjang
pulau baik untuk lajur utama maupun bagian kanal. Tabel 4.9 Sisi Samping dan ujung Pulau m
Kecepatan rencana kmjam
Tipe S1
S2 S3
O1 O3
80 1,00
0,50 1,50
1,50 1,00
60 0,75
0,50 1,00
1,00 0,75
≤ 50 0,50
0,50 0,50
0,50 0,50
Tabel 4.10 Jari-jari ujung Pulau m Ri
Ro Rr
0,50 – 1,00 1,00
0,50 – 1,50 Pada ruas Jalan Akses Kuala Namu dengan kecepatan rencana 80
kmjam maka dapat dilihat bentuk pulau sesuai tabel di atas.
Universitas Sumatera Utara
Kanal Belok Kiri
Kanal belok kiri dibuat dengan maksud agar kendaraan dapat lewat tanpa melewati jalur disebelahnya. Jika kanal direncanakan untuk
kendaraan semi-trailer, dengan jari-jari lengkuang yang pendek, maka lebar kanal harus bertambah besar.
Maka pada persimpangan Jalan Akses Bandara Kuala Namu dengan Jalan Batang Kuis ini direncanakan dengan jari-jari
lengkung yang besar agar lebar kanal menjadi tidak terlalu besar. Cara menggambar kanal :
- Tentukan lingkaran luar Ro
- Tentukan W dari Ro dan Tabel 4.10
- Dari di atas, tentukan lingkaran dalam Ri
- Gambarkan titik tengah lingkaran Ro, Ri
- Gambarkan DQ, D’Q sejajar dengan AP, A’P dan menyinggung
Ri -
Tentukan lingkaran transisi Rr = n x Ri, dimana n = 3 atau 4 -
Hitunglah f = sn-1 -
Tentukan titik A dan A’ ; AE = A’E = n-1 BF -
Masing-masing A, B dan A’, B’ menyinggung titik-titik dari lingkaran transisi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Lebar Kanal menurut jari-jari Lingkaran Luar dan Kendaraan Rencana
Jari-Jari Lingkaran Luar
Semi Trailer Kendaraan Biasa
lainnya ≥ 13 atau ≤ 14
8,5 5,5
14 15 8,0
5,5 15 16
7,5 5,0
16 17 7,0
5,0 17 19
6,5 5,0
19 21 6,0
4,5 21 25
5,5 4,5
25 30 5,0
4,0 30 40
4,5 4,0
40 60 4,0
3,5 60 -
3,5 3,5
Gambar 4.9 Desain Kanal Belok Kiri Panjang potongan sudut persimpangan untuk setiap persimpangan
ditentukan dengan mempertimbangkan ruang untuk pejalan kaki, sepeda, ruang pandangan, ruang untuk lansekap. Walaupun begitu, jika banyak
terdapat persimpangan jalan major dan jalan minor seperti di daerah perkotaan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar Eksisting Persimpangan Jalan Akses Kualanamu - Batang Kuis
R =
8 15
m R =
45m R =
45m R
= 7
20 m
3 3.4m 6
2. 9m
6 2.
4m
Untuk persimpangan antara jalan Akses Bandara Kualanamu dengan Jalan Batang Kuis seperti ditunjukan gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
9.4m 1
6. 8m
1 7.
7m 63.
6m 87.
4m R = 3
0m
R = 3
0m R =
3 0m
R =
1 50m
R =
1 50m
R =
6 00m
R =
6 00m
R =
6 00m
R = 3 0m
R =
8 15m
R =
8 15m
R = 3 0m
56. 2m
5 3.
1m 40.9m
102. 3m
111. 1
m 33.
1m 102.
1 m
28.8m 131.
4 m
Gambar Rencana Perbaikan Persimpangan Jalan
Akses Kualanamu - Batang Kuis dengan Kanalisasi dan APILL
Universitas Sumatera Utara
4.2.2Perhitungan Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, dan Tundaan Eksisting
Setelah diperoleh tipe dan bentuk persimpangan serta data arus lalu lintas dalam satuan smpjam, selanjutnya adalah menentukan panjang antrian dengan
menggunakan metode MKJI 1997. 1
Perhitungan Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, dan Tundaan a
Pendekat Utara : Jalan Batang Kuis -
Kendaraan tidak bermotor UM memiliki rasio = 0 -
Lebar efektif W
e
= 2,50 m -
Arus Jenuh S Arus jenuh dapat dinyatakan dengan rumus:
S = S .F
CS
.F
SF
.F
P
.F
RT
.F
LT
dimana: S
O
adalah arus jenuh dasar. Untuk suatu ruas jalan pendekat terlindung yaitu tidak terjadi konflik antara kendaraan yang berbelok dengan lalu
lintas yang berlawanan maka penentuan arus jenuh dasar S
O
ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif W
e
yaitu: S
O
= 600.We = 600.2,50
= 1500 smpjam Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau.
F
CS
= Faktor penyesuaian ukuran kota, berdasarkan jumlah penduduk Kota Medan yakni sebesar 2.121.053 Jiwa BPS Kota Medan berada pada
range 1-3 juta jiwa, maka nilai F
CS
= 1,00
Universitas Sumatera Utara
F
SF
= Faktor penyesuaian hambatan samping, berdasarkan kelas hambatan samping dari lingkungan jalan tersebut, maka dinyatakan lingkungan jalan
adalah termasuk kawasan komersial dan pusat pertokoan. Jalan yang ditinjau merupakan jalan dua arah dipisahkan oleh median dengan tipe fase
terlindung → FSF = 0,93 dengan rasio kendaraan tak bermotor = 0.
F
g
= Faktor penyesuaian terhadap kelandaian G, berdasarkan naik + atau turun - permukaan jalan
→ F
g
= 1,00 mendatar
F
p
= Faktor penyesuaian parkir P, berdasarkan jarak henti kendaraan parkir
→ F
p
= 1,0
F
rt
= Faktor penyesuaian belok kanan, ditentukan sebagai fungsi rasio belok kanan P
rt.
Untuk jalan yang dilengkapi dengan median, nilai F
rt
tidak diperhitungkan.
F
lt
= Faktor penyesuaian belok kiri, ditentukan sebagai fungsi rasio belok kiri P
lt.
Untuk jalan yang dilengkapi dengan lajur belok kiri jalan terus LTOR maka nilai F
lt
tidak diperhitungkan.
S = S .F
CS
.F
SF
.F
P
.F
RT
.F
LT
= 1500 x 1,0 x 0,93 x 1,0 x 1,0 = 1395 smpjam
Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau.
Universitas Sumatera Utara
- Arus Lalu Lintas Q
Arus lalu lintas pada pendekat adalah 184 smpjam. -
Rasio Arus FR Hitung rasio arus FR masing-masing pendekat
FR =
� �
=
184 1395
= 0,132 Setelah dilakukan perhitungan pada pendekat yang lainnya Tabel SIG
IV FR Timur = 0,138
FR Barat = 0,121 didapat IFR =
∑ ��
����
= 0,132 + 0,138 + 0,121 = 0,391
- Waktu Siklus sebelum penyesuaian c
ua
Hitung waktu siklus sebelum penyesuaian c
ua
untuk pengendalian waktu tetap dengan LTI = 15 detik
c
ua
= 1,5 x LTI + 5 1 – IFR = 1,5 x 15 + 5 1 – 0,391
= 45,2 detik -
Waktu Hijau g Hitung waktu hijau g
g = c
ua
– LTI x PR
i
= 45,2 – 15 x 0,336
Universitas Sumatera Utara
= 10 detik -
Waktu Siklus yang Disesuaikan Setelah dilakukan perhitungan pada pendekat yang lainnya Tabel SIG
IV g Timur
= 11 detik g Barat
= 9 detik c =
∑g + LTI = 10+11+9 + 15
= 45 detik -
Kapasitas Penentuan kapasitas pendekat dan derajat kejenuhan pendekat
C = S x gc = 1395 x 1045
= 314 smpjam Derajat kejenuhan diperoleh dengan rumus
DS = Q C = 184 314
= 0,586 -
Antrian Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau yaitu NQ dihitung
sebagai jumlah kendaraan smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya NQ
1
ditambah jumlah kendaraan smp yang akan datang selama fase merah NQ
2
NQ = NQ
1
+ NQ
2
Universitas Sumatera Utara
dimana: NQ
1
= 0,25 x C x ��� − 1 + ��� − 1
2
+
8 ��−0,5
�
� Jika DS0,5 ; selain itu NQ
1
= 0 NQ
2
= �.
1 −��
1 −��.��
.
� 3600
dimana: GR =
� �
=
10 45
= 0,22 Maka:
Maka: NQ
1
= 0,25 x 314 x
�0,586 − 1 + �0,586 − 1
2
+
80,586 −0,5
314
�
= 0,2 NQ
2
= 45.
1 −0,22
1 −0,22.0,586
.
184 3600
= 2,1 NQ = NQ
1
+ NQ
2
= 0,2 + 2,1 = 2,3 → NQ
max
= 6,3 dari grafik E-2:2 MKJI
Panjang antrian = QL = NQ
max
.
20 ������
= 6,3.
20 2,50
= 50m Diperoleh panjang antrian kendaraan untuk pendekat utara pada Simpang
pendekat Jalan Batang kuis untuk arah lurus adalah 50m. -
Tundaan Tundaan pada suatu Simpang dapat terjadi karena dua hal:
Tundaan lalu lintas DT karena interaksi lalu lintas dengan gerakan lainnya pada suatu simpang dan tundaan geometri DG karena
perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu simpang danatau terhenti karena lampu merah.
Angka henti = NS = 0,9 x
�� ���
x 3600
Universitas Sumatera Utara
= 0,9 x
2,3 184
�45
x 3600 = 0,884 stopsmp
Kendaraan terhenti = N
SV
= Q x NS smpjam = 184 x 0,884
= 162 smpjam Tundaan lalu lintas = DT =
��� +
��
1
�3600 �
→ A =
0,5 �1−��
2
1 −�����
=
0,5 �1−0,22
2
1 −0,22�0,586
=0,35 =
45 �0,35 +
0,2 �3600
314
= 18,0 detsmp Tundaan geometrik = DG = 1-P
SV
x P
T
x 6 + P
SV
x4 = 1-0,884 x 0 x 6 + 0,884x4
= 3,9detsmp Tundaan rata-rata = D = DT + DG
= 18,0 + 3,9 = 21,9 detsmp Tundaan total = D x Q
= 21,9 x 184 = 4020smp.det
Universitas Sumatera Utara
Tanggal : Oktobber 2014 Ukuran Kotajumlah penduduk isi dalam jutaan :
g = g =
g = g =
IG= IG=
IG= IG =
Tipe Hambatan
Belok kiri Jarak ke
Kode lingkungan
Samping Median
kelandaian langsung kendaraan Pendekat
Masuk
Belok kiri lgs.
Keluar Pendekat
jalan
+-
parkir m W
A
W
ENTRY
W
LTOR
W
EXIT
comresra TinggiRendah YaTidak
YaTidak
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
U
res R
T Y
4,00 2,50
1,50 1,50
T
com R
Y T
13,00 4,00
0,00 11,00
B
com R
Y Y
13,00 7,00
5,00 13,00
Fo rmulir SIG - I
Waktu siklus : c - GEOMETRI
- PENGATURAN LALULINTAS Perihal : 3 fase
KONDISI LAPANGAN
Lebar Pendekat m
Ditangani oleh : Bonar Mungkur
SKETSA SIMPANG
Kota : Medan FORMULIR SIG-I :
Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
Waktu hilang total :
LTI = ∑
IG =
Periode : jam puncak siang-sore
SIMPANG BERSINYAL
FASE SINYAL YANG ADA Gambarkan Sket Fase
2,12 - LINGKUNGAN
U
Wmasuk WLTOR
Wkeluar Wa
Wmasuk Wkeluar
Wa
W ma
su k
W LTO
R W
ke luar
Wa
B T
U
Jalan Akses Kuala Namu arah Sp. Kayu Besar
Jalan Akses Kuala Namu arah Bandara Kuala Namu
Ja lan
Bat an
g K uis
Adapun hasil perhitungan secara lengkap pada Tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Analisa pada Simpang Akses Kuala Namu – Batang
KuisEksisting Formulir SIG
Universitas Sumatera Utara
Arus Rasio
Kode Arah
UM P
UM
=
Pendekat UM MV
kend kend
kend kend
Kiri Kanan
kend
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
P
LT
P
RT
jam 1
2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
U
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 101
101 101
23 30
30 170
34 68
294 165
199 0,515 ST
RT 90
90 90
21 27
27 166
33 66
277 151
184 0,477
Total 191
191 191
44 57
57 336
67 134
571 315
383 0,0000
T
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 0 0,000
ST 278
278 278
47 61
61 315
63 126
640 402
465 RT
230 230
230 43
56 56
340 68
136 613
354 422
0,468
Total 508
508 508
90 117
117 655
131 262 1253
756 887
0,0000
B
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 234
234 234
49 64
64 325
65 130
608 363
428 0,428 ST
332 332
332 56
73 73
397 79
159 785
484 564
RT 0,000
Total 566
566 566
105 137
137 722
144 289 1393
847 991
0,0000 Sepeda MotorMC
Berbelok Rasio
emp terlindung = 1,0 Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
Kota : Medan Tanggal : Oktobber 2014
Ditangani oleh : Bonar Mungkur ARUS LALULINTAS
Formulir SIG-II :
SIMPANG BERSINYAL
emp terlaw an = 1,3 Periode : jam puncak siang-sore
Kend.tak bermotor
Arus LaluLintas Kendaraan Bermotor MV
Kendaraan RinganLV Total
emp terlindung = 0,2 Kendaraan Bermotor
Perihal : 3 fase
smpjam Kendaraan BeratHV
smpjam smpjam
smpjam emp terlaw an = 1,0
MV emp terlaw an = 0,4
emp terlindung = 1,3
Universitas Sumatera Utara
Waktu merah semua dtk
Pendekat Kecepatan
Pendekat U
T B
V
EV
mdtk Kecepatan V
AV
mdtk 10
10 10
U Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
T Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
B Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
Penentuan waktu merah semua : data ini dapat dirubah sendiri sesuai fase Fase 1 -- Fase 2
2 Fase 2 -- Fase 3
2 Fase 3 -- Fase 1
2 Jumlah fase
3 kuningfase
3 9
15 Dari gambar 5.1.
Waktu untuk berangkat = L
EV
+ I
EV
V
EV
, dimana I
EV
= 2 m Waktu untuk datang = L
AV
V
AV
-WAKTU HILANG
Kota : Medan Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG - III :
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Perihal : 3 fase
Penentuan waktu all red
didasarkan pada aturan
fase Waktu hilang total LTI= Merah semua total+waktu kuning dtk siklus
BERANGKAT LALULINTAS
LALU LINTAS DATANG
-WAKTU ANTAR HIJAU
Universitas Sumatera Utara
184 199 U
363 354
B 484
402 T
Kode Hijau Tipe Lebar
Arus Rasio
Rasio Waktu
Kapa- Derajat
Pen- dalam Pen-
Arah Arah
efektif Nilai
Nilai lalu
Arus fase
hijau sitas
jenuh dekat fase
dekat dari
law an m
dasar disesu-
lintas FR =
PR = det
smpj no.
P O smpj
Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok
aikan smpj
C = DS=
hijau kota
Samping daian Kanan
Kiri smpjam
P
LTOR
P
LT
P
RT
Q
RT
Q
RTO
W
E
So F
CS
F
SF
F
G
F
P
F
RT
F
LT
hijau
FR
CRIT
S Q
QS
IFR
g Sxgc
Q C
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 U
1 o
0,515 0,000
0,477
184 422
2,50 1500
1,0 0,930
1,0 1,00
1,00 1,00
1395 184
0,132 0,336
10 314
0,5859 T
2 p
0,000 0,000
0,468
4,00 2400
1,0 0,950
1,0 1,00
1,12 1,00
2558 354
0,138 0,354
11 604
0,5859 B
3 p
0,428 0,000
0,000
7,00 4200
1,0 0,950
1,0 1,00
1,00 1,00
3990 484
0,121 0,310
9 826
0,5859
45,2 IFR =
Total g =
30
15 45
∑FR
CRI T
0,391
SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Medan
Perihal : 3 fase
Arus jenuh smpjam Hijau kendaraan
Faktor Penyesuaian KAPASITAS
Simpang : Akses Bandara KualanamPeriode : jam puncak siang-sore Distribusi arus lalu lintassmpjam Fase 1
Fase 2 Fase 3
Ta b e l Fo rmulir SIG - IV
LTI det Waktu siklus pra penyesuaian c
ua
det Waktu siklus disesuaian c det
berbelok Semua tipe pendekat
Hanya tipe P
Waktu hilang total Rasio
Arus RT smpj
Universitas Sumatera Utara
Kode Arus
Kapasitas Derajat Rasio
Panjang Angka
Jumlah Pendekat
Lalu smp jam Kejenuhan Hijau
Antrian Henti
Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan
Tundaan Lintas
DS= GR=
NQ
1
NQ
2
Total NQ
MAX
Terhenti lintas rata-rata metrik rata-rata rata-rata
total smpjam
QC gc
NQ= m
stopsmp smpjam
detsmp detsmp
detsmp smp.det
Q C
NQ
1
+NQ
2
liat gb e22 QL
NS N
SV
DT DG
D = DT+DG D x Q
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
U 184
314 0,586
0,22 0,2
2,1 2,3
6,3 50
0,884 162
18,0 3,9
21,9 4020
T 354
604 0,586
0,24 0,2
3,9 4,1
8,7 44
0,840 297
16,5 3,8
20,3 7199
B 484
826 0,586
0,21 0,2
5,5 5,7
10,8 31
0,843 408
17,1 3,4
20,4 9897
LTORsemua
528 0,0
6,0 6,0
3165,6
Arus total. Q tot.
Total : 868
Total : 24281
Arus kor. Q kor.
1549 0,56
15,67 Kendaraan terhenti rata-rata stopsmp :
Tundaan simpang rata-ratadetsmp : Jumlah kendaraan antri smp
Tundaan JUMLAH KENDARAAN TERHENTI
Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis Periode : jam puncak siang-sore
TUNDAAN Waktu siklus :
Fo rmulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Medan
Kondisi Eksiting
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan simpang bersinyal di atas maka dihasilkan derajat kejenuhan DS untuk ketiga pendekat adalah 0,586. Untuk hasil detailnya dapat
dilihat pada Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Simpang Bersinyal Eksisting
Pendekat Derajat
Jenuh DS
Waktu Hijau
det Panjang
Antrian m
Tundaan lalu lintas rata-rata
detsmp Jln. Batang Kuis
0,586 10
50 18,0
Jln. Akses Bandara Arah Bandara 0,586
11 44
16,5 Jln. Akses Bandara Arah Sp. Kayu
Besar 0,586
9 31
17,1
Dari Tabel 4.12 di atas maka dapat disimpulkan kondisi persimpangan berada pada tingkat pelayanan C yaitu kondisi arus lalu lintas masih dalam batas stabil,
kecepatan operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar. Mengingat perencanaan jalan tersebut dengan umur rencana 10 tahun
maka akan dihitung juga sinyal lalu lintas untuk 10 tahun kedepan sesuai dengan umur rencana jalan terebut.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3Perhitungan Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, dan Tundaan dengan Umur Rencana 10 Tahun
Setelah diperolehperhitungan persimpangan eksisting, selanjutnya adalah menentukannya untuk umur rencana 10 tahun dengan pertumbuhan lalu lintas
sebesar 6. 1
Perhitungan Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian, dan Tundaan a
Pendekat Utara : Jalan Batang Kuis -
Kendaraan tidak bermotor UM memiliki rasio = 0 -
Lebar efektif W
e
= 2,50 m -
Arus Jenuh S Arus jenuh dapat dinyatakan dengan rumus:
S = S .F
CS
.F
SF
.F
P
.F
RT
.F
LT
dimana: S
O
adalah arus jenuh dasar. Untuk suatu ruas jalan pendekat terlindung yaitu tidak terjadi konflik antara kendaraan yang berbelok dengan lalu
lintas yang berlawanan maka penentuan arus jenuh dasar S
O
ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif W
e
yaitu: S
O
= 600.We = 600. 2,50
= 1500 smpjam Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau.
F
CS
= Faktor penyesuaian ukuran kota, berdasarkan perkiraan jumlah penduduk Kota Medan 10 tahun kedepan yakni sebesar 2.991.995 Jiwa
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan penduduk 3 berada pada range 1-3 juta jiwa, maka nilai F
CS
= 1,00
F
SF
= Faktor penyesuaian hambatan samping, berdasarkan kelas hambatan samping dari lingkungan jalan tersebut, maka dinyatakan lingkungan jalan
adalah termasuk kawasan komersial dan pusat pertokoan. Jalan yang ditinjau merupakan jalan dua arah dipisahkan oleh median dengan tipe fase
terlindung → FSF = 0,93 dengan rasio kendaraan tak bermotor = 0.
F
g
= Faktor penyesuaian terhadap kelandaian G, berdasarkan naik + atau turun - permukaan jalan
→ F
g
= 1,00 mendatar
F
p
= Faktor penyesuaian parkir P, berdasarkan jarak henti kendaraan parkir
→ F
p
= 1,0
F
rt
= Faktor penyesuaian belok kanan, ditentukan sebagai fungsi rasio belok kanan P
rt.
Untuk jalan yang dilengkapi dengan median, nilai F
rt
tidak diperhitungkan.
F
lt
= Faktor penyesuaian belok kiri, ditentukan sebagai fungsi rasio belok kiri P
lt.
Untuk jalan yang dilengkapi dengan lajur belok kiri jalan terus LTOR maka nilai F
lt
tidak diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
S = S .F
CS
.F
SF
.F
P
.F
RT
.F
LT
= 1500 x 1,0 x 0,93 x 1,0 x 1,0 = 1395 smpjam
Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau. -
Arus Lalu Lintas Q Arus lalu lintas eksisting pada pendekat adalah 184 smpjam, maka
dengan pertumbuhan lalu lintas 6 pada 10 tahun kedepan adalah LHR = 1 + i
n
x LHR = 1 + 0,0610 x 184 = 276 smpjam
- Rasio Arus FR
Hitung rasio arus FR masing-masing pendekat FR =
� �
=
276 1395
= 0,198 Setelah dilakukan perhitungan pada pendekat yang lainnya Tabel SIG
IV FR Timur = 0,227
FR Barat = 0,202 didapat IFR =
∑ ��
����
= 0,198 + 0,227 + 0,202 = 0,627
- Waktu Siklus sebelum penyesuaian c
ua
Hitung waktu siklus sebelum penyesuaian c
ua
untuk pengendalian waktu tetap dengan LTI = 15 detik
Universitas Sumatera Utara
c
ua
= 1,5 x LTI + 5 1 – IFR = 1,5 x 15 + 5 1 – 0,627
= 73,7 detik
- Waktu Hijau g
Hitung waktu hijau g g = c
ua
– LTI x PR
i
= 73,7 – 15 x 0,316 = 19 detik
- Waktu Siklus yang Disesuaikan
Setelah dilakukan perhitungan pada pendekat yang lainnya Tabel SIG IV
g Timur = 21 detik
g Barat = 19 detik
c = ∑g + LTI
= 19+21+19 + 15 = 74 detik
- Kapasitas
Penentuan kapasitas pendekat dan derajat kejenuhan pendekat C = S x gc
= 1395 x 1974 = 351 smpjam
Derajat kejenuhan diperoleh dengan rumus DS = Q C
Universitas Sumatera Utara
= 276 351 = 0,787
- Antrian
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau yaitu NQ dihitung sebagai jumlah kendaraan smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya
NQ
1
ditambah jumlah kendaraan smp yang akan datang selama fase merah NQ
2
NQ = NQ
1
+ NQ
2
dimana: NQ
1
= 0,25 x C x ��� − 1 + ��� − 1
2
+
8 ��−0,5
�
� Jika DS0,5 ; selain itu NQ
1
= 0 NQ
2
= �.
1 −��
1 −��.��
.
� 3600
dimana: GR =
� �
=
19 74
= 0,25 Maka:
Maka: NQ
1
= 0,25 x 351 x
�0,787 − 1 + �0,787 − 1
2
+
80,787 −0,5
351
�
= 1,3 NQ
2
= 74.
1 −0,25
1 −0,25.0,787
.
276 3600
= 5,3 NQ = NQ
1
+ NQ
2
= 1,3 + 5,3 = 6,6 → NQ
max
= 11,9 dari grafik E-2:2 MKJI
Panjang antrian = QL = NQ
max
.
20 ������
= 11,9.
20 2,50
= 96m
Universitas Sumatera Utara
Diperoleh panjang antrian kendaraan untuk pendekat utara pada Simpang pendekat Jalan Batang kuis untuk arah lurus adalah 96m.
- Tundaan
Tundaan pada suatu Simpang dapat terjadi karena dua hal: Tundaan lalu lintas DT karena interaksi lalu lintas dengan gerakan
lainnya pada suatu simpang dan tundaan geometri DG karena perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu simpang danatau
terhenti karena lampu merah. Angka henti = NS = 0,9 x
�� ���
x 3600 = 0,9 x
6,6 276
�74
x 3600 = 1,047 stopsmp
Kendaraan terhenti = N
SV
= Q x NS smpjam = 276 x 1,047
= 289 smpjam Tundaan lalu lintas = DT =
��� +
��
1
�3600 �
→ A =
0,5 �1−��
2
1 −�����
=
0,5 �1−0,25
2
1 −0,25�0,787
=0,35 =
74 �0,35 +
1,3 �3600
351
= 39,1 detsmp Tundaan geometrik = DG = 1-P
SV
x P
T
x 6 + P
SV
x4 = 1-1,047 x 0 x 6 + 1,047x4
= 4,1detsmp Tundaan rata-rata = D = DT + DG
Universitas Sumatera Utara
Tanggal : Oktobber 2014 Ukuran Kotajumlah penduduk isi dalam jutaan :
g = g =
g = g =
IG= IG=
IG= IG =
Tipe Hambatan
Belok kiri Jarak ke
Kode lingkungan
Samping Median
kelandaian langsung kendaraan Pendekat
Masuk
Belok kiri lgs.
Keluar Pendekat
jalan
+-
parkir m W
A
W
ENTRY
W
LTOR
W
EXIT
comresra TinggiRendah YaTidak
YaTidak
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
U
res R
T Y
4,00 2,50
1,50 1,50
T
com R
Y T
13,00 4,00
0,00 11,00
B
com R
Y Y
13,00 7,00
5,00 13,00
SIMPANG BERSINYAL
FASE SINYAL YANG ADA Gambarkan Sket Fase
2,99 - LINGKUNGAN
Lebar Pendekat m
Ditangani oleh : Bonar Mungkur
SKETSA SIMPANG
Kota : Medan FORMULIR SIG-I :
Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
Fo rmulir SIG - I
Waktu siklus : c
- GEOMETRI - PENGATURAN LALULINTAS
Perihal : 3 fase
KONDISI LAPANGAN
Waktu hilang total :
LTI = ∑
IG =
Periode : jam puncak siang-sore
U
Wmasuk WLTOR
Wkeluar Wa
Wmasuk Wkeluar
Wa W
ma su
k W
LTO R
W ke
luar Wa
B T
U
Jalan Akses Kuala Namu arah Sp. Kayu Besar
Jalan Akses Kuala Namu arah Bandara Kuala Namu
Ja lan
Bat an
g K uis
= 39,1 + 4,1 = 43,1 detsmp Tundaan total = D x Q
= 43,1 x 276 = 11922smp.det
Adapun hasil perhitungan secara lengkap pada Tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Analisa pada Simpang Akses Kuala Namu – Batang Kuis
dengan Umur Rencana 10 Tahun Formulir SIG
Universitas Sumatera Utara
Arus Rasio
Kode Arah
UM P
UM
=
Pendekat
UM MV kend
kend kend
kend Kiri
Kanan
kend
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
jam
Terlindung Terlawan
P
LT
P
RT
jam 1
2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
U
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 181
181 181
41,2 54
54 304
61 122
527 295
356 0,591 ST
RT 161
161 161
37,6 49
49 166
33 66
365 243
276 0,452
Total 342
342 342
78,8 102
102 470
94 188
891 539
633 0,0000
T
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 0 0,000
ST 498
498 498
84,2 109
109 315
63 126
897 670
733 RT
412 412
412 77
100 100
340 68
136 829
580 648
0,464
Total 910
910 910
161 210
210 655
131 262 1726
1250 1381
0,0000
B
LT tanpa LTOR 0 0,000
LTOR 419
419 419
87,8 114
114 325
65 130
832 598
663 0,426 ST
595 595
595 100
130 130
397 79
159 1092 804
884 RT
0,000
Total 1014
1014 1014
188 244
244 722
144 289 1924
1402 1547
0,0000 smpjam
Kendaraan BeratHV
smpjam smpjam
smpjam emp terlaw an = 1,0
MV
emp terlaw an = 0,4 emp terlindung = 1,3
emp terlaw an = 1,3 Periode : jam puncak siang-sore
Kend.tak bermotor
Arus LaluLintas Kendaraan Bermotor MV
Kendaraan RinganLV Total
emp terlindung = 0,2
Kendaraan Bermotor
Perihal : 3 fase Tanggal : Oktobber 2014
Ditangani oleh : Bonar Mungkur ARUS LALULINTAS
Formulir SIG-II :
SIMPANG BERSINYAL
Sepeda MotorMC Berbelok
Rasio
emp terlindung = 1,0 Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
Kota : Medan
Universitas Sumatera Utara
Waktu merah semua dtk
Pendekat Kecepatan
Pendekat U
T B
V
EV
mdtk Kecepatan V
AV
mdtk 10
10 10
U Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
T Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
B Jarak berangkat-datang m
10 Waktu berangkat-datang dtk
Penentuan waktu merah semua : data ini dapat dirubah sendiri sesuai fase Fase 1 -- Fase 2
2 Fase 2 -- Fase 3
2 Fase 3 -- Fase 1
2 Jumlah fase
3 kuningfase
3 9
15 Dari gambar 5.1.
Waktu untuk berangkat = L
EV
+ I
EV
V
EV
, dimana I
EV
= 2 m Waktu untuk datang = L
AV
V
AV
Perihal : 3 fase
Penentuan waktu all red
didasarkan pada aturan
fase Waktu hilang total LTI= Merah semua total+waktu kuning dtk siklus
BERANGKAT LALULINTAS
LALU LINTAS DATANG
-WAKTU ANTAR HIJAU -WAKTU HILANG
Kota : Medan Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG - III :
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Universitas Sumatera Utara
276 356 U
598 580
B 804
670 T
Kode Hijau Tipe Lebar
Arus Rasio
Rasio Waktu
Kapa- Derajat
Pen- dalam Pen-
Arah Arah
efektif Nilai
Nilai lalu
Arus fase
hijau sitas
jenuh dekat fase
dekat dari
law an m
dasar disesu-
lintas FR =
PR = det
smpj no.
P O smpj
Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok
aikan smpj
C = DS=
hijau kota
Samping daian Kanan
Kiri smpjam
P
LTOR
P
LT
P
RT
Q
RT
Q
RTO
W
E
So F
CS
F
SF
F
G
F
P
F
RT
F
LT
hijau
FR
CRIT
S Q
QS
IFR
g Sxgc
Q C
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 U
1 o
0,591 0,000
0,452
276 648
2,50 1500
1,0 0,930
1,0 1,00
1,00 1,00
1395 276
0,198 0,316
19 351
0,7870 T
2 p
0,000 0,000
0,464
4,00 2400
1,0 0,950
1,0 1,00
1,12 1,00
2555 580
0,227 0,362
21 737
0,7870 B
3 p
0,426 0,000
0,000
7,00 4200
1,0 0,950
1,0 1,00
1,00 1,00
3990 804
0,202 0,322
19 1022
0,7870
73,7 IFR =
Total g =
59
15 74
∑FR
CRI T
0,627
Ta b e l Fo rmulir SIG - IV
LTI det Waktu siklus pra penyesuaian c
ua
det Waktu siklus disesuaian c det
berbelok Semua tipe pendekat
Hanya tipe P
Waktu hilang total Rasio
Arus RT smpj Faktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Akses Bandara KualanamPeriode : jam puncak siang-sore
Distribusi arus lalu lintassmpjam Fase 1 Fase 2
Fase 3
SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Medan
Perihal : 3 fase
Arus jenuh smpjam Hijau kendaraan
Universitas Sumatera Utara
Kode Arus
Kapasitas Derajat Rasio
Panjang Angka
Jumlah Pendekat
Lalu smp jam Kejenuhan Hijau
Antrian Henti
Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan
Tundaan Lintas
DS= GR=
NQ
1
NQ
2
Total NQ
MAX
Terhenti lintas rata-rata metrik rata-rata rata-rata
total smpjam
QC gc
NQ= m
stopsmp smpjam
detsmp detsmp
detsmp smp.det
Q C
NQ
1
+NQ
2
liat gb e22 QL
NS N
SV
DT DG
D = DT+DG D x Q
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
U 276
351 0,787
0,25 1,3
5,3 6,6
11,9 96
1,047 289
39,1 4,1
43,1 11922
T 580
737 0,787
0,29 1,3
10,9 12,3
19,4 97
0,929 539
30,6 3,9
34,5 20020
B 804
1022 0,787
0,26 1,3
15,3 16,7
25,2 72
0,911 733
30,2 3,6
33,9 27239
LTORsemua
893 0,0
6,0 6,0 5360,6769
Arus total. Q tot.
Total : 1561
Total : 64541
Arus kor. Q kor.
2554 0,61
25,27
Fo rmulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : Oktobber 2014 Ditangani oleh : Bonar Mungkur
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Medan
Kondisi Eksiting
Kendaraan terhenti rata-rata stopsmp : Tundaan simpang rata-ratadetsmp :
Jumlah kendaraan antri smp Tundaan
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Akses Bandara Kualanamu - Batang Kuis
Periode : jam puncak siang-sore TUNDAAN
Waktu siklus :
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan simpang bersinyal di atas untuk umur rencana 10 tahun maka dihasilkan derajat kejenuhan DS untuk ketiga pendekat adalah
0,787. Untuk hasil detailnya dapat dilihat pada Tebel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Simpang Bersinyal untuk Umur Rencana 10 Tahun
Pendekat Derajat
Jenuh DS
Waktu Hijau
det Panjang
Antrian m
Tundaan lalu lintas rata-rata
detsmp Jln. Batang Kuis
0,787 19
96 39,1
Jln. Akses Bandara Arah Bandara 0,787
21 97
30,6 Jln. Akses Bandara Arah Sp. Kayu
Besar 0,787
19 72
30,2
Dari Tabel 4.14 di atas maka dapat disimpulkan kondisi persimpangan berada pada tingkat pelayanan C yaitu kondisi arus lalu lintas masih dalam batas stabil,
kecepatan operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar. Berdasarkan MKJI 1997 nilai-nilai waktu siklus yang lebih rendah dipakai
untuk simpang dengan lebar jalan 10 m, nilai yang lebih tinggi untuk jalan yang lebih lebar. Waktu siklus lebih rendah dari nilai yang disarankan, akan
menyebabkan kesulitan bagi para pejalan kaki untuk menyeberang jalan. Waktu siklus yang melebihi 130 detik harus dihindari kecuali pada kasus sangat khusus
simpang sangat besar. Pada persimpangan Jalan Akses Bandara Kuala Namu
dengan Jalan Batang Kuis dengan tipe pengaturan tiga fase memiliki waktu siklus 74 detik
dan sesuai dengan yang disayaratkan oleh MKJI yaitu untuk pengaturan tiga fase, waktu siklus yang layak adalah antara 50 – 100 detik.
Tabel 4.16 Waktu Siklus yang Disyaratkan MKJI Tipe pangaturan
Waktu siklus yang layak det
Pengaturan dua-fase 40 – 80
Pengaturan tiga-fase 50 – 100
Pengaturan empat-fase 80 – 130
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Diskusi