93
Hal ini dapat terjadi karena adanya kas yang digunakan untuk kepentingan lain seperti kas digunakan untuk menutupi kerugian yan disebabkan oleh adanya
putang tak tertagih dan kas yang digunakan untuk pemeliharaan persediaan di gudang serta kas yang digunakan untuk membiayai penjualan, sehingga
menghindari terjadinya penumpukan kas yang merugikan kesempatan untuk berinvestasi dan mengurangi keuntungan perusahaan yang dapat menurunkan
pertumbuhan laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Rachmawati dan
Handayani 2014 menunjukkan bahwa Current Ratio tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, dan sejalan dengan hasil penelitian oleh Asian A. Umobong
FCA 2015 menunjukkan bahwa Current Ratio memiliki hubungan negatif terhadap pertumbuhan laba.
4.3.2 Pengaruh Quick Ratio X
2
terhadap pertumbuhan laba Y
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Quick Ratio selama periode penelitian berpengaruh tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba secara positif. Semakin tinggi perputaran Quick Ratio maka pertumbuhan laba akan meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar tanpa mengurangi persediaan yang
dimiliki perusahaan untuk melunasi pembayaran utang lancar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Khalidazia Ibnu
Khal dan Iskandar Muda 2014 menunjukkan bahwa Quick Ratio tidak signifikan secara positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Hasil ini juga sejalan
Universitas Sumatera Utara
94
dengan hasil penelitian Danny Oktanto Muhammad Nuryanto yang menunjukkan bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
perusahaan.
4.3.3 Pengaruh Debt to Asset Ratio X
3
terhadap pertumbuhan laba Y
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Debt to Asset Ratio selama periode penelitian berpengaruh tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba secara positif. Semakin tinggi perputaran Debt to Asset Ratio maka pertumbuhan laba akan meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Ade Gunawan dan Sri Fitri Wahyuni 2013 menunjukkan bahwa Debt to Asse Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Anggun Arif Rachmawati dan Nur Handayani
2014 yang menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
4.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio X
4
terhadap pertumbuhan laba Y
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Debt to Equity Ratio selama periode penelitian berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba secara negatif. Semakin tinggi perputaran Debt to Equity Ratio maka pertumbuhan laba akan semakin menurun.
Hal ini memberikan makna bahwa struktur modal perusahaan lebih didominasi hutang dibandingkan modal. Dominasi atas hutang tentunya
memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam meningkatkan laba yang diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan
Universitas Sumatera Utara
95
hutang perusahaan yang digunakan untuk modal kerja atau aktivitas operasional perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang optimal, sehingga
perputaran Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarno 2004, dalam penelitiannya menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan laba yang berarti setiap penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang diperoleh.
4.3.5 Pengaruh Inventory Turnover X