lxiii penelitian  tanpa  ada  rencana  sampai  peneliti  menemukan  informan  yang  tepat
Sutopo,  2002:  57.  Untuk  itu  peneliti  bisa  langsung  ke  lokasi  peneliti  untuk bertanya ke siapa saja yang ditemuinya pertama dan bertanya siapa lagi yang lebih
mengetahui  tentang  informasi  ini,  kemudian  mencari  informan  kedua  untuk menanyakan  informasi  dan  peneliti  bertanya  lagi  tentang  siapa  yang  bisa
memberikan informasi lebih lanjut terkait dengan masalah ini. Begitu selanjutnya sampai peneliti menemukan data yang memuaskan
Informasi tentang penari cross gender peneliti dapat dari saudara Teguh yang  juga  sebagai  Om  peneliti,  karena  memiliki  teman  sebagai  penari  cross
gender dan  mengenalkan  peneliti  kepada  salah  satu  penari  cross  gender. Kemudian  peneliti  bertemu  dengan  informan  yang  pertama  yaitu  Mas  Endo,
kemudian dari informan pertama peneliti dikenalkan kepada informan kedua yaitu Mas  SP.  Setelah  itu  dari  informan  kedua  peneliti  dikenalkan  dengan  informan
ketiga yaitu Mas TG. Terakhir peneliti melakukan kroscek kepada saudara Teguh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian  ini  menggunakan  teknik  pengumpulan  data  berupa  wawancara dan  observasi.  Wawancara  adalah  bentuk  komunikasi  antara  dua  orang,
melibatkan  seseorang  yang  ingin  memperoleh  informasi  dari  seorang  lainnya dengan  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan,  berdasarkan  tujuan  tertentu.
Wawancara dibagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur  Dedy  Mulyana,  2003:  180.
Dalam  penelitian  ini  peneliti menggunakan  wawancara  tidak  terstruktur  dalam  mengumpulkan  data.  Peneliti
melakukan  wawancara  yang  mendalam  terhadap  informan  penari  cross  gender untuk  mendapatkan  data-data  yang  diperlukan  peneliti  dalam  menjawab
permasalahan  yang ada.  Dalam  hal  ini,  wawancara  ditunjukan  untuk  mencari jawaban tentang identitas penari cross gender dalam kehidupan masyarakat Kota
Surakarta  yang  berkaitan  dengan  makna  penari  cross  gender,  eksistensi  penari cross  gender,  dan  strategi  bertahan  hidup  kaum  penari  cross  gender dalam
kehidupan  penari  cross  gender  Kota  Surakarta.  Wawancara  mendalam  indepth interviewing akan mendapatkan situasi yang akrab. Peneliti berhadapan langsung
lxiv dengan subyek yang diwawancarai dan situasi di sekitar informan Sutopo, 2002:
59-60.. Wawancara  tidak  terstruktur  atau  wawancara  mendalam  bersifat  luwes, susunan  pertanyaannya  dan  susunan  kata-kata  dalam  setiap  pertanyaan  dapat
diubah  pada  saat  wawancara,  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  kondisi  saat wawancara  Dedy  Mulyana,  2003:  181.
Selain  melakukakan  wawancara terhadap  penari  cross  gender  peneliti  juga  melakukan  wawancara  terhadap
informan  pendukung  seperti  teman-teman,  masyarakat  yang  mengerti  tentang penari  cross  gender,  dan  pihak-pihak  yang  mengetahui  tentang  penari  cross
gender. Dalam  pencarian  data  yang  mendalam,  tidak  hanya  membutuhkan
wawancara  mendalam,  tetapi  juga  memerlukan  pengamatan  atau  observasi. Observasi  adalah  pengamatan  dengan  mendatangi  lokasi  peristiwa.  Peneliti  aktif
sebagai pengamat, tetapi mengikuti situasi penelitian dengan mempertimbangkan posisi  yang  bisa  memberikan  akses  untuk  pengumpulan  data  lengkap  dan
mendalam  Sutopo,  2006: 67.  Metode  observasi  dalam  penelitian  ini  yaitu observasi  partisipan  aktif  atau  pengamatan  berperan  serta. Melalui  pengamatan
berperan serta, peneliti dapat berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian baik mengamati  apa  yang  mereka  lakukan,  mendengarkan  apa  yang  mereka  katakan,
dan menanyai orang-orang lainnya disekitar mereka selama jangka waktu tertentu Dedy  Mulyana,  2003:  175.  Dalam  hal  ini  peneliti  menafsirkan  simbol-simbol
yang  terbentuk  dari  interaksi  yang  dilakukan  oleh  penari  cross  gender.  Dalam interaksi  atau  percakapan  yang  dilakukan  para  penari  cross  gender pasti  akan
menimbulkan suatu simbol atau hal-hal menarik yang belum pernah peneliti amati sebelumnya.  Oleh  sebab  itu,  pengamatan  berperan  serta  dianggap cocok  untuk
meneliti  perilaku  manusia  dan  realitas  kehidupan  secara  rutinitas  dan  alamiah. Tugas  peneliti  adalah  berusaha  memahami  makna  dari  subyek  maupun  obyek
penelitian  yang  diamati.  Sehingga  menempatkan  manusia  sebagai  humanistik yang berperilaku  Dedy  Mulyana,  2003  :176. Pengamatan  partisipan  dalam
penelitian  ini  yaitu  mengamati  tentang  aktivitas  atau  perilaku  informan penari cross  gender.  Peneliti  melakukan  pengamatan  terhadan  informan  penari  cross
gender, pengamatan  peneliti  lakukan  pada  waktu  mereka  menari  dalam  suatu
lxv pertunjukan seni dan pada saat mereka berkumpul sesama penari cross gender dan
melakukan percakapan.
F. Validitas Data