maupun dengan bidang studi lain, hal ini juga menentukan kelancaran dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
e Memiliki tanggungjawab moral dan tanggung jawab akademik. Tanggung
jawab moral sangat dominan dalam melaksanakan kerja. Guru yang memiliki tanggung jawab moral tinggi akan lebih mengutamakan
kepentingan anak didiknya dari pada kepentingan pribadinya, memiliki disiplin yang tinggi serta mengetahui segala peraturan yang berlaku,
karena hal ini berkaitan dengan tanggung jawab akademik guru terhadap siswa.
f Adanya dukungan serta izin sepenuhnya dari pihak sekolah dan ketua
yayasan Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT Nurul ‘Ilmi Medan. 1 secara
terprogram metode karyawisat dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang
lebih baik serta terciptanya guru dan siswa yang kreatif dan intlektual yang tinggi. 2 deangan penerapan metode karyawisata ini ketua yayasan telah
mengalokasikan dana secara khusus yang diambil melalui SPP yang dibayar oleh siswa, pembayaran tersebut dipergunakan sebagai biaya
kegiatan pembelajaran siswa.
b. Faktor-faktor penghambat
Terdapat beberapa faktor yang berpotensi dapat menghambat pelaksanaan metode karyawisata di Sekolah Dasar Islam
Terpadu SDIT Nurul ‘Ilmi Medan antara lain yaitu berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 23 Januari 2014,
a adanya kesulitan dalam menyusun rancangan pembelajaran tersebut pada
materi-materi tertentu dan bahkan merasa kesulitan untuk mengkaitkan antara obyek yanga akan dikunjungi terhadap materi yang akan
disampaikan guru kepada siswa.
b besarnya biaya yang akan dipergunakan sebagai transport dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata, hal tersebut bila obyek yang dituju ada obyek yang jauh seperti berkunjung ke pabrik
aqua, kebun The, Mesjid Raya kota Medan, pesantren-pesantren dan santunan ke pantai asuhan.
c waktu yang tersedia dalam kegiatan pembelajaran masih sangat kurang
terhadap beberapa pokok bahasan khususnya dalam pembelajaran yang menggunakan metode karyawisata.
d masih kurangnya pemahaman guru terhadap penggunaan metode
karyawisata apalagi kurikulum pendidikan yang berubah-ubah dalam kurun waktu yang begitu cepat.
125
Dapat diketahui penggunaan metode karyawisata adalah metode yang membutuhkan konsentrasi yang ekstra dan perencanaan yang matang hal tersebut
dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dan bahkan terkadang obyek yang dituju membutuhkan jarak tempuh yang cukup jauh, belum
lagi keterlambatan transpot yang disebabkan adanya kerusakan dan kemacetan dijalan. Kemungkinan-kemungkinan demikian yang akan menjadi beban
tersendiri dan hambatan yang kompleks dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode karyawisata. perencanaan yang matang untuk berkunjung
ke obyek karyawisata sesuai hasil wawan cara, guru mengungkapkan bahwa: “Mulai dari perencanaan awal yang saya rangkum dalam proposal
kemudian saya ajukan kepada kepala sekolah dan yayasan sampai kegiatan berlangsung kemudian kembali ke sekolah dalam proses pembelajaran,
semua itu menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya selaku guru”.
126
C. Pembahasan Hasil Penelitian