18
jangka pendek pemberdayaan sebaiknya jelas specific, terukur measurable dan sederhana realistic, sehingga merupakan kondisi
yang mendorong
minat masyarakat
untuk mewujudkannya
achievable dalam waktu tertentu. Tujuan pemberdayaan yang lebih kompleks perlu ada dan sebaiknya ditetapkan sebagai tujuan jangka
panjang vision. Visi yang jelas berpotensi untuk menjadi pemandu kegiatan kerjasama di antara masyarakat untuk menetapkan tujuan-
tujuan jangka pendek pemberdayaan, sehingga proses pemberdayaan menjadi lebih terarah, efektif, dan efisien. Hal ini disebabkan setiap
proses pemberdayaan menuju pada suatu kondisi di masa mendatang yang lebih jelas. Edi Suharto 2014: 60 menjelaskan lebih lanjut
bahwa tujuan utama pemberdayaan adalah: memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok
lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal misalnya persepsi mereka sendiri, maupun karena
kondisi eksternal misalnya ditindas struktur sosial yang tidak adil .
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemberdayaan adalah membuat masyarakat menjadi mandiri, dalam arti mamiliki kemampuaan untuk memecahkan permasalahan yang
mereka hadapi dan mampu memenuhi kebutuhan tanpa harus menggantungkan hidup mereka pada orang lain atau pihak luar.
c. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sumodiningrat dalam Ambar Teguh 2004: 82, pemberdayaan masyarakat tidak bersifat selamanya, dengan kata lain
19
pemberdayaan masyarakat berlangsung melalui suatu proses belajar yang dilakukan secara bertahap hingga masyarakat mencapai
kemandirian. Dalam
pengertian yang
diberikan terhadap
pemberdayaan, jelas dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah proses pemberian danatau optimasi daya, baik daya dalam pengertian
kemampuan dan keberanian maupun daya dalam arti kekuasaan . Proses dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung
secara bertahap. Menurut Hempri dan Suparjan 2003: 44, dalam rangka
pemberdayaan masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain:
1 Meningkatkan kesadaran kritis atau posisi masyarakat dalam
struktur sosial politik; 2
Kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat masyarakat mampu membuat argumentasi terhadap berbagai macam
eksploitasi serta sekaligus membuat pemutusan terhadap hal tersebut;
3 Peningkatan kapasitas masyarakat;
4 Pemberdayaan juga perlu mengkaitkan dengan pembangunan
sosial dan budaya masyarakat. Upaya peningkatan kesadaran kritis atau posisi masyarakat
berangkat dari asumsi bahwa sumber kemiskinan berasal dari konstruksi sosial social construction yang ada dalam masyarakat itu
20
sendiri. Kesadaran kritis dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan masyarakat. Dalam konteks ini perlu
dipahami bahwa masalah kemiskinan bukan sekedar persoalan kesejahteraan sosial, tetapi juga berkaitan dengan faktor politik,
ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Pendapat lain dikemukakan Ambar Teguh S 2004: 83 yang
menyatakan bahwa tahap-tahap pemberdayaan yang harus dilalui meliputi:
1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri;
2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam pembangunan;
3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-
keterampilah sehingga terbentulah inisiasi dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Menurut Totok Poerwoko 2012: 125 tahapan-tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat dimulai dari proses seleksi lokasi
sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masing-masing tahap tersebut sebagai berikut:
1 Tahap 1. Seleksi lokasi;
2 Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat;
3 Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat;
a Kajian keadaan pedesaan partisipatif;
b Pengembangan kelompok;
c Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan;
d Monitoring dan evaluasi partisipatif;
4 Tahap 4. Pemandirian masyarakat.
21
Kegiatan seleksi lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak terkait dan masyarakat. Setelah
kegiatan seleksi lokasi dilakukan, langkah berikutnya adalah sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan membantu untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah
direncanakan. Selama proses pemberdayaan, dilakukan berbagai identifikasi dan pengkajian potensi, menyusun rencana kegiatan
kelompok, menerapkan rencana kegiatan kelompok serta memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus. Tahap terakhir yang
dilakukan adalah pemandirian masyarakat agar benar-benar mampu mengelola sendiri kegiatannya.
Sementara Lippit dalam Totok Poerwoko, 2012: 123-125 merinci tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam 7
tujuh kegiatan pokok, yaitu: 1
Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang
keberadaannya , baik keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat,
maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisikteknis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik;
2 Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak
diinginkan yang kaitannya dengan keadaan sumberdaya, lingkungan fisikteknis, sosial-budaya dan politis serta faktor-
faktor penyebab terjadinya masalah;
3 Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah,
analisis alternatif pemecahan masalah, serta pemilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat dilakukan sesuai
dengan kondisi internal kekuatan, kelemahan maupun kondisi eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi;