bermitramengarahkan peternak untuk dapat mengembangkan usaha peternakannya untuk mendapat hasil yang jauh lebih baik. Tingkat pendidikan
peternak cendrung mempengaruhi cara berfikir dan dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru Soekartawi, 1986.
3. Pengalaman Beternak
Pengalaman beternak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan.Dalam usaha peternakan, pengalaman dan umur beternak akan
mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan usaha, peternak yang mempunyai pengalaman lebih banyak akan selalu hati-hati dalam bertindak
dikarenakan adanya pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu Soeharjo dan Putong, 1973. Untuk mengetahui lama pengalaman beternak responden dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11. di bawah ini. Tabel 11. Pengalaman Responden Beternak Ayam Pedaging di Lokasi Penelitian
Pengalaman Beternak
Tahun Kemitraan
Mandiri Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase orang
orang 1-5
2 10.00
4 20.00
6-10 13
65.00 9
45.00 ≥ 10
5 25.00
7 35.00
Total 20
100 20
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Tabel 11. Menunjukkan 65.00 responden peternak ayam pedaging bermitra memiliki pengalaman beternak ayam pedaging antara 6-10 tahun.
Peternak ayam pedaging mandiri memiliki pengalaman beternak ayam pedaging antara 6-10 tahun sebanyak 45.00 responden. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman beternak ayam pedaging terdiri dari masyarakat yang telah memiliki kematangan dan pengalaman dalam mengelola ayam pedaging.
4. Status Pekerjaan
Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pekerjaan utama bertanibeternak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Status Pekerjaan Responden dalam Penelitian : Status Pekerjaan
Kemitraan Mandiri
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
orang orang
PetaniPeternak 10
50.00 4
20.00 PNS
2 10.00
1 5.00
Wiraswasta 8
40.00 15
75.00 Total
20 100
20 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Kelompok bermitra
terdapat responden yang bekerja sebagai petanipeternak sebanyak 10 orang 50.00, PNS sebanyak 2 orang 10.00 dan
Wiraswasta sebanyak 8 orang 40.00. Sedangkan responden pada kelompok Mandiri didapat data petanipeternak sebanyak 4 orang 20.00,PNS sebanyak 1
orang5.00 dan sebagai wiraswasta sebanyak 15 orang 75.00. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa beternak belum menjadi usaha pokok atau utama
para peternak, sehingga banyak terdapat kesalahan dalam mengelolah manajemen ternak
ayam broiler
sehingga mengurangi nilai komersil ayam
broilertersebut.Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat umumnya responden mempunyai pekerjaan utama sebagai wiraswasta. Hal ini menunjukkan beternak
hanya sebagai pekerjaan sambilan sehingga peternak tidak dapat fokus mengelola usaha peternakannya.
Kinerja Peternak 1.
Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan
Dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda, dibentuk fungsi persamaan pendapatan peternak broiler secara bermitra. Variable-variabel yang
dianggap memberikan pengaruh terhadap Indeks Prestasi IP broiler ini adalah: persentase ayam hidup, bobot hidup, umur panen dan konversi ransum. Seluruh
variable tersebut secara serentak dimasukkan kedalam persamaan regresi linear berganda, yang diperoleh hasil sebagai berikut:
Y= 270,433 + 3,242X
1
+ 189,753X
2
– 9,534X
3
– 174,415X
4
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 13 Hasil Analisis Regresi Berganda Linear Peternak Broiler Pola kemitraan
Sumber: Data Primer Diolah, 2013 Ket: = nyata
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable indeks prestasi peternak broiler pola kemitraan maka dapat dilihat
dari nilai koefisien determinasi R
2
. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi untuk model ini adalah 0,986. Artinya bahwa 98,6 indeks prestasi
peternakan broiler dipengaruhi oleh faktor-faktor persentase ayam hidup, bobot hidup, umur panen dan konversi ransum. Sedangkan 1,4 dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model ini. Koefisien determinasi R
2
diatas termasuk cukup tinggi karena mendekati nilai 1, namun untuk melihat seberapa jauh signifikan pengaruh faktor persentase ayam hidup,
bobot hidup, umur panen dan FCR secara bersama-sama terhadap pendapatan peternak broiler secara bermitra maka perlu dilakukan uji signifikansi simulasi uji
F. Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa model regresi ini memiliki nilai F
hitung 267,076 sedangkan nilai F tabel 0,05 3,060. Berdasarkan kriteria keputusan, maka Ho ditolak karena F hitung lebih besar dari F tabel. Itu artinya
variable persentase ayam hidup, bobot hidup, umur panen dan FCR secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks prestasi IP
peternak broiler secara bermitra. Variabel
Koefisien t-hitung
Signifikan Keterangan
Konstanta 270,433
4,868 0,000
Ayam Hidup 3,242
6,638 0,000
Bobot Hidup Umur Panen
189,753 -9,534
17,310 -9,213
0,000 0,000
FCR -174,415
-12,212 0,000
R
2
0,986 t-tabel 2,093
F-hitung 267,076 F-tabel 3,060
Universitas Sumatera Utara
Dengan pengujian simultan diatas telah diketahui, bahwa seluruh variable bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable
terikat. Untuk melihat variable bebas yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap indeks prestasi IP peternak broiler secara bermitra antara
variable persentase ayam hidup, bobot hidup, umur panen dan konversi ransum perlu dilakukan pengujian parsial uji t
Dari hasil pengujian parsial uji t, dapat diketahui bahwa variable bebas memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap indeks prestasi peternak broiler
secara bermitra adalah variable bobot hidup dimana nilai t hitung variable bobot hidup lebih besar dari nilai t-hitung variable persentase ayam hidup, umur panen
dan FCR. Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Konstanta b0 sebesar 270,433, artinya jika terdapat pengaruh dari persentase ayam hidup, bobot hidup, umur panen dan FCR maka indeks prestasi IP
peternak broiler secara bermitra akan tetap sebesar 270,433. b. Koefisien regresi X1 b1 = 3,242 menunjukkan bahwa persentase
berpengaruh positif terhadap indeks prestasi peternak broiler secara bermitra. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa bila terjadi penambahan populasi
sebesar 1 persen ayam broiler pada lokasi penelitian ternak perekorperiode maka akan terjadi penambahan IP sebesar 3,242. Variable persentase ayam
hidup memiliki t hitung 6,638 sedangkan nilai t tabel 0,005 2,093. Berdasarkan kriteria keputusan, maka Ho ditolak karena t hitung lebih besar
dari pada t tabel. Itu artinya variable persentase ayam hidup mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks prestasi peternak broiler secara
bermitra.
c. Koefisien regresi X2 b2= 189,753 menunjukkan bahwa bobot hidup berpengaruh positif terhadap indeks prestasi peternak broiler secara
bermitra.Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa bila terjadi penambahan bobot hidup sebanyak 1 kgekor maka akan terjadi penambahan IP sebesar
189,753.Variable bobot hidup memiliki t hitung 17,310 sedangkan nilai t tabel 0,005 2,093. Berdasarkan kriteria keputusan, maka Ho ditolak karena t
Universitas Sumatera Utara
hitung lebih besar dari pada t tabel. Itu artinya variable bobot hidup mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks prestasi peternak
broiler secara bermitra.
d. Koefisien regresi X3 b3= -9,534 menunjukkan bahwa umur panen berpengaruh negatif terhadap indeks prestasi peternak broiler secara bermitra.
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa bila umur panen meningkat sebesar 1 hari maka akan terjadi pengurangan IP sebesar 9,534. Variable umur panen
memiliki t hitung 9,213 sedangkan nilai t tabel 0,005 2,093. Berdasarkan kriteria keputusan, maka Ho ditolak karena t-hitung lebih besar dari pada t
tabel. Itu artinya variable FCR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
indeks prestasi peternak broiler secara bermitra.
e. Koefisien regresi X4 b4= -174,415 menunjukkan bahwa FCR berpengaruh negatif terhadap indeks prestasi peternak broiler secara bermitra. Dari data
tersebut dapat dijelaskan bahwa bila FCR meningkat sebesar 1 maka akan terjadi pengurangan IP sebesar 174,415. Variable konversi ransum memiliki t
hitung 12,212 sedangkan nilai t tabel 0,005 2,093. Berdasarkan kriteria keputusan, maka Ho ditolak karena t-hitung lebih besar dari pada t tabel. Itu
artinya variable FCR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks
prestasi peternak broiler secara bermitra.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persentase ayam hidup, bobot hidup mempunyai pengaruh positif terhadap indeks prestasi IP, sedangkan umur
panen dan FCR memberikan pengaruh negatif terhadap indeks prestasi IP peternak broiler secara bermitra.
2. Peternak Ayam Broiler Pola Mandiri