Bobot Hidup Indeks Prestasi Ayam Broiler

obat-obatan serta sanitasi sekitar kandang perlu dilakukan untuk menekan tingkat kematian. Hal ini sesuai dengan pernyataan North dan Bell 1990 bahwa tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa fakor, diantaranya bobot badan, bangsa, tipe ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan dan kandang serta penyakit.

2. Konversi Ransum FCR Ayam Broiler

Nilai konversi ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik, tipe pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam ransum, manajemen pemeliharaan, dan suhu lingkungan James, 2004. Jumlah ransum yang digunakan mempengaruhi perhitungan konversi ransum atau Feed Conversi Ratio FCR. FCR merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit Edjeng dan Kartasudjana, 2006. Semakin tinggi konversi ransum berarti semakin boros ransum yang digunakan Fadilah et al., 2007. Ayam yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga ukuran berat badan. Sebesar 80 protein digunakan untuk menjaga berat badan dan 20 untuk pertumbuhan sehingga efisiensi pakan menjadi berkurang. Bila nilai konversi pakan sudah jauh di atas angka dua, maka pemeliharaannya sudah kurang menguntungkan lagi. Oleh karena itu, ayam broiler biasanya dipasarkan maksimal pada umur enam minggu.

3. Bobot Hidup

Beternak ayam ras pedaging lebih cepat mendatangkan hasil dari pada beternak ayam buras. Pada umumnya pemeliharaan selama 5-8 minggu saja ayam sudah mempunyai bobot badan antara 1,5-1,8 kgekor dan bisa segera dijual. Bobot Hidup adalah Jumlah berat keseluruhan ternak ayam pedaging yang dijual dibagi dengan jumlah ternak ekor dan dinyatakan dalam satuan Kilogram Kg per ekor. Universitas Sumatera Utara

4. Indeks Prestasi Ayam Broiler

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pemeliharaan adalah dengan menghitung indeks prestasi. Indeks Prestasi IP adalah suatu formula yang umum digunakan untuk mengetahui performa ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh, semakin baik prestasi ayam dansemakin efisien penggunaan pakan Fadilah, 2007. Nilai indeks prestasi dihitung berdasarkan bobot badan siap potong, konversi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama pemeliharaan Kamara, 2009. Nilai yang diperoleh dibandingkan terhadap standar. Nilai indeks prestasi dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 100 Pr x Ransum Konversi x Panen Umur Kg Hidup Bobot x Hidup Ayam estasi Indeks = Tabel 4. Kriteria Indeks Prestasi Indeks Performa IP Nilai 300 Kurang 301 – 325 Cukup 326- 350 Baik 351–400 Sangat Baik 400 Istimewa Sumber: Santoso dan Sudaryani 2009 Total Pendapatan Usaha Ternak Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan yang meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotorpenerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi Rahim, 2008 Pendapatan usaha ternak merupakan selisish antara penerimaan dan semua biaya, yang dapat dirumuskan sebagai berikut Soekartawi, 1995: Pd = TR – TC dimana: Pd = Pendapatan usaha ternak TR = Total penerimaan Universitas Sumatera Utara TC = Total biaya Nilai total pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan suatu produk yaitu perkalian antara jumlah harga P dan jumlah barang Q atau dapat dirumuskan sebagai TR = P x Q, dimana TR adalah total revenue total pendapatan, P adalah harga jual produk dan Q adalah jumlah barang Sukoco, 2011. Penerimaan dalam suatu peternakan terdiri dari: 1. Hasil produksi utama berupa penjualan ayam ras pedaging, baik itu berat hidup atau berat karkas. 2. Hasil menjual feses atau alas litter yang laku dijual kepada petani sayur-mayur Rasyaf, 1995. Menurut Boediono 2002, penerimaan Revenue adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan output. Ada dua konsep penerimaan yang penting hasil penjualan outputnya. 1 Total Revenue TR yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR adalah output kali harga jual output; 2 Marginal Revenue MR, yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan tambahan penjualan satu unit output. Kadarsan 1995 menyatakan penerimaan adalah nilai hasil dan output karena perusahaan telah menjual atau menyerahkan sejumlah barang atau jasa kepada pihak pembeli. Selanjutnya dikatakan penerimaan perusahaan bersumber dari penjualan hasil usaha, seperti panen tanaman dan barang olahannya serta panen dari peternakan. Semua hasil agribisnis yang dipakai untuk konsumsi keluarga harus dihitung dan dimasukkan sebagai penerimaan perusahaan walaupun pada akhirnya dipakai pemilik perusahaan secara pribadi. Tujuan pencatatan penerimaan ini adalah memperlihatkan sejelas mungkin berapa besar penerimaan dan penjualan hasil operasional dan penerimaan lain-lain. Tingkat pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging ditentukan oleh besarnya dari hasil penjualan daging dan besarnya biaya produksi. Pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging selain dipengaruhi oleh faktor harga, juga sangat tergantung pada tingkat produksi, biaya pakan, DOC, tenaga kerja serta biaya kandang dan peralatan Rani Hastuti, 2002. Universitas Sumatera Utara Revenue of Cost RC adalah singkatan dari revenue of cost ratio yaitu perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya. Analisis RC ratio perbandingan antara penerimaan dan biaya total, yang menurut Soekartawi, 2002 persamaannya dapat ditulis: a = RC dimana: R = Py. Y C = FC + VC a = {Py.Y FC+VC} R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga output Y = output FC = Biaya tetap fixed cost VC = Biaya variable variable cost RC ratio dikategorikan menjadi tiga, yaitu: a. Bila RC 1, maka artinya usaha ternak mendapatkan keuntungan b. Bila RC 1, maka usaha ternak mengalami kerugian c. Bila RC = 1, maka usaha ternak impas tidak untuk tidak rugi Menurut Kadarsan 1995, RC rasio adalah rasio penerimaan atas biaya yang menunjukkan besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usaha ternak. Analisis ini dapat digunakan untuk mngukur tingkat keuntungan relative kegiatan usaha ternak, artinya dari angka rasio tersebut dapat diketahui, apakah suatu usaha ternak menguntungkan atau tidak. Nilai RC rasio lebih besar dari satu, yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak akan memberikan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. Sebaliknya, usaha ternak dikatakan tidak menguntungkan bila nilai RC rasio lebih kecil dari satu. Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan kurang dari satu rupiah. Semakin besar nilai RC, maka semakin baik usaha ternak Universitas Sumatera Utara tersebut. Usaha ternak dikatakan impas bila nilai RC rasio sama dengan satu. Rumus yang digunakan adalah: Biaya Total Penerimaan Total Rasio C R = Dengan kriteria: RC rasio 1 = usaha untung RC rasio = 1 = usaha impas atau tidak untung dan tidak rugi RC rasio 1 = usaha rugi. Universitas Sumatera Utara

BAB III. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA TERNAK AYAM BROILER POLA MANDIRI DENGAN TERNAK POLA KEMITRAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 8

Analisis Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pola Kemitraan Ayam Broiler Studi Kasus Kemitraan Dramaga Unggas Farm Di Kabupaten Bogor

5 35 199

Analisis Karakteristik Peternak Ayam Broiler Sebagai Plasma Kemitraan Pola Inti Plasma di Kota Depok

9 73 197

Analisis Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler pada CV. Barokah dan Pendapatan antara Peternak Mitra dan Peternak Mandiri di Kabupaten Bogor

0 30 82

ANALISIS USAHA DAN KEBERDAYAAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DI TAPANULI BAGIAN SELATAN SUMATERA UTARA.

0 1 10

HUBUNGAN KARATERISTIK PETERNAK DENGAN PENDAPATAN PADA PETERNAK AYAM BROILER DI KOTA PADANG (Studi Kasus Peternak yang Ikut Pola Kemitraan di Kota Padang).

0 1 7

ANALISA PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DAN PETERNAKAN MANDIRI (Studi Kasus: Peternak di syetaya Farm Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman).

0 0 6

ANALISIS PERBANDINGAN POLA KERJASAMA KEMITRAAN PETERNAK AYAM BROILER DI KOTA PEKANBARU (STUDI KASUS PT. RAMAH TAMAH INDAH)

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER KEMITRAAN PT UNGGAS CEMERLANG DAN MANDIRI ( Studi Kasus : Kabupaten Bangka Tengah) SKRIPSI

0 0 16

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak ayam broiler kemitraan PT unggas cemerlang dan mandiri ( studi kasus : Kabupaten Bangka Tengah) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 32