BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan. Karena itu pula, tujuannya pun bersifat mendidik. Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai
wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain,
pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktivitas jasmani, dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai ketrampilan gerak. Rusli Lutan, 2000:1.
Tujuan yang ingin dicapai mencakup pengembangan pribadi secara menyeluruh. Maksudnya, cakupan pembinaan tertuju bukan hanya pada aspek
jasmaniah saja, tetapi juga mental dan rohaniah. Tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:
1.1.1 Perkembangan organik: tujuan ini mencakup kesegaran jasmani dan komponen dasar yang meliputi kekuatan, power dan daya tahan otot, dan daya
tahan kardiovaskular. 1.1.2 Perkembangan
neuromuscular: tujuan ini
mencakup perkembangan ketrampilan, dan ketrampilan olahraga, termasuk keseimbangan, fleksibilitas,
agilitas, koordinasi, dan kecepatan. 1.1.3 Perkembangan interpretif: dalam pendidikan jasmani, tujuan ini mencakup
perkembangan domain kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturan permainan, tata karma, dan perlengkapan. Kemampuan intelektual, seperti kecepatan dan kecermatan memecahkan masalah atau
membuat keputusan, juga menjadi bagian dari tujuan tersebut. 1.1.4 Perkembangan social dan emosional: tujuan ini mencakup sifat-sifat
psikologis yang dipandang penting, seperti pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri sendiri, ketekunan,, berempati terhadap orang lain, tanggung
jawab, disiplin, menerima kepemimpinan, sportivitas, dan lain- lain yang sifatnya dipandang penting. Rusli Lutan, 2000:6.
Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari struktur dan muatan KTSP yang ada pada jenjang Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah
Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA. Aktifitas olahraga merupakan hal yang mendasar untuk menjaga kesegaran jasmani dan kesehatan, baik jasmani
maupun rohani. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani adalah melalui pendidikan jasmani dan
olahraga di sekolah. Kesegaran jasmani sangat mutlak diperlukan untuk melakukan aktifitas
olahraga. Juga disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Keolahrgaan Nasional bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sprotivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,
memperokoh ketahanan nasionala, serta mengangkat harkat,, martabat, dan kehormatan bangsa.
Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih
memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi kedaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu yang senggang dengan rekreasi ya ng
aktif.Morehouse dan Miller dalam Sudarno SP, 1992:9 Kesegaran
jasmani didefinisikan
dengan menunjukkan
komponen- komponennya. Sebagian besar komponen-komponen berikut dinyatakan sebagai
komponen Kesegaran Jasmani, komponen-komponen yang dimaksud adalah: 1.1.1 Kesehatan yang baik
1.1.2 Kekuatan 1.1.3 Kelincahan
1.1.4 Ketahanan- muskular 1.1.5 Kecepatan
1.1.6 Keseimbangan 1.1.7 Kelentukan
1.1.8 Koordinasi 1.1.9 Ketahanan kardiorespiration
1.1.10 Berat badan yang sesuai 1.1.11 Kemampuan motorik umum
1.1.12 Ketangkasan neuromuscular Casady, Mapes, dan aley dalam Sudarno SP, 1992:10
Kesegaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini dapat dibaca dari
kurikulum sekolah yang berlaku. Pada kurikulum tertulis bahwa salah satu tujuan khusus pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah adalah meningkatkan
kesegaran jasmani. Ciri-ciri seseorang yang fit dalam penampilannya adalah:
1.1.1 Cukup kuat untuk melakukan tugas harian maupun tugas darurat 1.1.2 Mempunyai ketahanan untuk menyelesaikan tugas harian tanpa kelelahan
yang berarti, bahkan masih mampu turut serta pada kegiatan pada kegiatan rekreasi setelah bekerja sehari penuh
1.1.3 Mempunyai ketahanan kardiorespiratori yang diperlukan unftuk melakukan kerja yang melelahkan dan yang melibatkan semua bagian tubuhnya
1.1.4 Memiliki kelincahan sehingga mampu bergerak dengan leluasa 1.1.5 Memiliki kecepatan sehingga mampu bergerak dengan cepat untuk mengatasi
keadaan darurat. 1.1.6 Memiliki daya kontrol mengkoordinasikan gerakan-gerakan tubuh dengan
mulus Sudarno SP, 1992:10 Manfaat kesegaran jasmani bagi tubuh antara lain dapat mencegah berbagai
penyakit seperti jantung, pembuluh darah, dan paru-paru sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan jasmani yang bugar, hidup menjadi
semangat dan menyenangkan. Kesegaran jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan, tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatan
sehari- hari. Untuk dapat mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran.
Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. Untuk melaksanakan tes diperlukan adanya alatinstrumen. Tes Kesegarn Jasmani
Indonesia TKJI merupakan salah satu bentuk instrument untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani. Dalam hal ini peneliti ingin me ngetahui tingkat kesegaran jasmani
siswa sd kelas IV dan V putri gugus Kartika UPTD Kec. Bawen Kab. Semarang . Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak-anak umur 10-12 tahun putera
dan puteri terdiri dari: 1.1.1 Lari 40 meter
1.1.2 Gantung siku 1.1.3 Baring duduk, 30 detik
1.1.4 Loncat tegak 1.1.5 Lari 600 meter TKJI,2007:3
1.2 Permasalahan