16
b. Indikator Kinerja Guru
Untuk menjadi guru yang profesional, guru dituntut memiliki kompetensi dasar guru dan kemampuan mengajar. Hal tersebut akan menentukan kualitas
ataupun prestasi kerja seorang guru. Guru yang profesional menurut Ibrahim Bafadal 2003:21-22 meliputi
kemampuan dalam: 1
Menguasai kurikulum serta perangkat pedoman pelaksanaannya. 2
Menguasai materi mata pelajaran yang harus diajarkan. 3
Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode yang bervariasi. 4
Mampu mengembangkan dan menggunakan beragam media pembelajaran. 5
Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil belajar. 6
Memiliki rasa taggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya, serta disiplin dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan
bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu:
1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
17 2
Kompetensi Kepribadian Kompetensi
kepribadian merupakan
kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3
Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
Selain harus memiliki 4 kompetensi utama, Udin Syaefudin Saud 2012:50 mengemukakan bahwa seorang guru harus mempunyai kemampuan dasar
profesional guru. Ada sepuluh kompetensi guru menurut Proyek Pembinaan Pendidikan Guru P3G yaitu:
1 Menguasai bahan
2 Mengelola program belajar mengajar
3 Mengelola kelas
4 Menggunakan mediasumber
5 Menguasai landasan-landasan kependidikan
6 Mengelola interaksi belajar mengajar
7 Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
18 8
Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10
Memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Dengan memiliki kompetensi dan kemampuan dasar diharapkan guru dapat mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran. Mengacu pada kurikulum 2013
berdasarkan Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1 Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan ini secara garis besar merupakan kegiatan awal sebelum masuk ke materi inti. Kegiatan yang dilakukan guru yaitu melakukan
persiapan, memotivasi siswa, melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan Inti
Kegiatan ini merupakan kegiatan inti dalam suatu proses pembelajaran di kelas. Pada tahapan ini seorang guru tidak selamanya menyampaikan materi
dengan cara ceramah di depan kelas, akan tetapi materi yang disampaikan harus sesuai dengan tahapan mengajar mengacu pada kurikulum 2013 yaitu mulai dari
mengamati, menanya, mencobamengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan.
3 Kegiatan Penutup
Kegiatan ini merupakan tahapan akhir dalam suatu pembelajaran. Pada tahapan ini guru menyimpulkan mengenai suatu pembelajaran, menyampaikan
19 materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya dan menutup
pelajaran dengan doa. Berdasarkan uraian di atas, kinerja guru dalam proses pembelajaran di kelas
diukur melalui indikator: 1 Kemampuan membuka pelajaran; 2 Sikap dalam proses pembelajaran; 3 Penguasaan bahan ajar; 4 Kemampuan menggunakan
media; 5 Evaluasi pembelajaran; 6 Kemampuan menutup pelajaran.
c. Penilaian Kinerja Guru
Menurut Schuler dan Jackson 1999: 3, “penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi
sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk ketidakhadiran.” Fokusnya adalah mengetahui produktifitas seorang karyawan dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat memperoleh manfaat.
Selain itu, terdapat pula kegunaan penilaian kinerja atau prestasi. Hal ini dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki 2003: 372. Menurut mereka, penilaian
prestasi melibatkan evaluasi terhadap penilaian atas ciri-ciri, perilaku, atau prestasi seorang pemegang jabatan sebagai pembuat keputusan personalia yang penting
dan program pengembangan yang penting. Kegunaannya meliputi: administrasi gaji, umpan balik prestasi, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu,
mendokumentasikan keputusan personalia, pengakuan prestasi individu, mengidentifikasi prestasi yang buruk, membimbing dalam mengidentifikasi tujuan,
keputusan promosi, penahanan atau pemberhentian personel, dan mengevaluasi pencapaian tujuan.