mengandung racun yang berbahaya bagi embrio. Perempuan yang perokok berat cenderung sulit hamil, mengalami kehamilan ektopik hamil di lluar
kandungan atau keguguran Ambara, 2009. Dari survey awal yang dilakukan peneliti di klinik Halim
Infertilities Center Medan, dijumpai dari bulan januari sampai bulan maret berjumlah 169 pasien yang mengetahui tentang kegemukan terhadap
infertile. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertil di klinik Halim Infertilities Center
Medan.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang “ bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan
terhadap infertile, di Klinik Halim Infertilities Center Medan tahun 2013“.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile di Klinik Halim
Infertilities Center Medan tahun 2013.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan usia. c.
Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan pekerjaan.
3. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan bagi saya sewaktu bekerja dan dapat memberikan informasi tentang dampak
kegemukan terhadap infertile.
2. Bagi Institusi Pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya
tentang gambaran pengetahuan tentang dampak kegemukan terhadap infertile.
3. Bagi tempat penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang dampak kegemukan terhadap
infertile.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi atau sumber data bagi penelitian selanjutnya khususnya yang
berhubungan dengan gambaran pengetahuan tentang dampak kegemukan terhadap infertile.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Defenisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo , 2007 .
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara teratur.
Universitas Sumatera Utara
c. Aplikasi application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya.
Aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis analysis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi,dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada Notoatmodjo,
2010 .
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dimana
Universitas Sumatera Utara
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuan, terutama di bidang kesehatan,
khususnya tentang menopause. Sehingga akan lebih tenang menghadapi masa menopause karena sudah mengetahui atau mempelajari
sebelumnya.
b. pekerjaan
Wanita yang bekerja umumnya lebih siap menghadapi masa premenopause daripada yang tidak bekerja. Mungkin hal ini disebabkan
mereka yang bekerja terbiasa menghadapi stress. Dengan demikian masa premenopause bagi mereka sama saja menghadapi stress yang memang
sering mereka atasi dalam masalah-masalah pekerjaan.
c. Umur
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
proses perkembangannya mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, namun ada juga yang mengatakan bahwa daya ingat
seseorang salah satu dipengaruhi oleh umur. Akan tetapi pada umur- umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
d. Sumber informasi
Segala sesuatu yang ada di sekitar individu yang dapat digunakan menambah pengetahuan tentang sesuatu hal yang ingin diketahui,
informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, misalnya TV, radio, atau surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengatahuan seseorang.
e. Lingkungan
Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada
cara berfikir seseorang. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Notoatmodjo, 2007
4. Proses Terbentuknya Pengetahuan Melalui Proses Pengindraan a. pengamatan
pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba, mencium dan mengecap. Sedangkan melihat, mendengar, meraba
dan mengecap itu sendiri disebut modalitas pengamatan.
1. Penglihatan
Penglihatan adalah pengenalan objek melalui mata melihat berdasarkan objek penglihatan digolongkan 3 golongan, yaitu melihat
bentuk, melihat kedalam, melihat warna inilah efektif warna dan nilai lambing warna.
2 . Pendengaran
Pendengaran adalah menangkapi bunyi suara dengan indra pendengaran. Bunyi mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai tanda dan
lambing kehidupan sehari – hari.
Universitas Sumatera Utara
3. Modalitas Pengamatan Yang Lain
dalam proses belajar mengajar yang banyak berperan dari kelima modalitas pengamatan tersebut, modalitas pendengaran dan
penglihatan, sedangkan untuk penciuman, percobaan, dan pengecapan kurang banyak berperan dalam proses belajar mengajar.
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek, setelah kita memperlihatkan sesuatu, kita menangkapnya stimulus
tertentu lebih menuntut perthatian karena memiliki sifat-sifat yang menarik.
c. Tanggapan
setelah melakukan pengamatan melihat, mendengar, menbaui, dan meraba maka akan terjadi gambaran yang tertinggi dalam ingatan, gambaran
yang tinggal dalam ingatan inilah disebut tanggapan.
d. Fantasi
fantasi adalah kemamapuan membentuk tanggapan-tanggapan yang telah ada.
e. Ingatan
ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksikan kesan.
f. Berfikir
Berfikir adalah aktivitas yang sifatnya ideallistik yang mempergunakan abstraksi-abstraksi ide.
g. Motif
Motif adalah dorongan dari dalam diri seseorang yakni menyebabkan orangtersebut melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Universitas Sumatera Utara
5. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi 2 cara:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara kuno tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau pun
metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara penemuan tradisional antara lain :
1. Cara Coba Salah Trial And Error .
Merupakan cara yang paling tradisonal yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh melalui pengetahuan. Disamping itu
pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan banyak membantu perkembangan berpikir manusia kearah yang telah sempurna cara
kekuasaan berdasarkan pengalaman pribadi.
2. Cara Kekuasaan Otoriter .
Sumber mengetahui tersebut diperoleh cara kekuasaanotoritas kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah maupun ilmu pengetahuan.
3. Bedasarakan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang terbaik pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakn suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
4. Melalui Jalan Pikiran
Sejauh dengan perkembangan kebudayaan umat manusia kita berpikir manusia pun ikut berkembang dengan kata lain dalam
Universitas Sumatera Utara
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi.
5. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sitematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metologi penelitian notoadmojo, 2005.
B. Ibu Wanita
Ibu atau wanita adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik. Wanita atau ibu adalah penerus generasi
keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita atau ibu adalah pendidik
pertama dan utama dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga purwandari,
2008 .
C. Kegemukan
Kegemukan dan obesitas didefinisikan oleh WHO sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan ke
individu. Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker dan
sementara itu pernah menjadi masalah hanya di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas meningkat secara dramatis kini di negara
berpenghasilan rendah dan ambara, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menengah hal yang sama juga di alami oleh pak Indra yang seorang karyawan swasta dan istrinya, Nyonya Wati yang juga pegawai swasta di
Jakarta. Sudah lebih dari 15 tahun mereka menikah, tapi belum juga dikaruniai seorang putra. Kebetulan, keduanya mempunyai porsi tubuh yang luar biasa
subur. Jika sang istri hanya kelebihan berat badan sekitar 15 kilogram, maka pak Indra malah punya kelebihan bobot lebih dari 50 kilo Lei , 2007.
Dahulu, perut buncit dianggap tanda kemakmuran. Anggapan tersebut
tidak lagi signifikan karena perut buncit dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan, seperti diabetes tipe 2, jantung, kanker, osteoartritis,hingga
kemandulan. Akumulasi kelebihan lemak dalam tubuh disebut sebagai obesitas. Kebanyakan orang sadar bahwa obesitas mengubah penampilan,
tetapi tidak menyadari bahwa obesitas juga mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh. Satu kondisi kesehatan tersebut adalah kemandulan
lei, 2007 . Menurut pakar andrologi dari klinik Sam Marie Jakarta, Dr. Indra Gusti
Mansur, ada kemungkinan obesitas yang menyebabkan hambatan dalam kontak seksual. Sehingga mengakibatkan susahnya pasangan yang berbadan
subur untuk punya anak. Hal ini dikarenakan pada pria terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di daerah pubis, sehingga sering menyebabkan penis
seakan-akan tidak menonjol, kelihatan lebih pendek dan kecil, sehingga menghambat penetrasi.
Dengan keadaan yang seperti itu, pria dengan obesitas cenderung akan bertindak pasif. Tidak hanya sampai di situ, pria dengan obesitas juga biasanya
akan mengalami gangguan endrogen, yang berkaitan dengan spermatogenesis .
Universitas Sumatera Utara
jumlah sperma yang di hasilkan di bawah normal, bahkan bisa tidak di produksi sama sekali.
Obesitas telah lama dikaitkan dengan masalah ketidaksuburan infertilitas . Kini sebuah penelitian di journal of clinical endocrinology and
metabolism, telah menemukan hubungan antara kedua faktor tersebut. Perubahan lingkungan di sekitar ovarium sebelum ovulasi, ditemukan sebagai
faktor penyebab infertilitas pada perempuan yang obesitas.menurut dr. Rebecca robcer, ” Karakteristik indung telur dipengaruhi oleh lingkungan
tempat mereka berkembang dalam ovarium”. Obesitas telah menjadi pendemik global di seluruh dunia dan dinyatakan
oleh World Health Organization WHO sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa WHO, 2003 .
Hasil survey nasional tahun 19961997 di ibukota seluruh provinsi di Indonesia 8,1 laki-laki tergolong memiliki berat badan lebih dari 6,8
obesitas, sedangkan 10,5 perempuan tergolong berat badan lebih dari 13,5 obesitas wiramiharza, 2004 .
D. Infertil