9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami oleh siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri
dalam interaksinya
dengan lingkungannya
Slameto,2010;2. Dalam belajar melalui pengalaman praktek langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran kemampuan
siswa yang dilihat dari sejauh mana siswa itu menguasai materi yang diberikan. Dalam hal ini skor tes dijadikan tolok ukur sejauh mana
penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas
pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya Sri Ratna,2009. Seseorang
dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku Herman,1988:1. Sehingga dalam makna belajar, tidak benar-benar berangkat
dari pengetahuan yang belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Menurut Skinner
Dimyati, 1999; 9 belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang terjadi pada
setiap individu melalui pengalaman. Proses perubahan itu tetap, dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil
menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, yang keseluruhannya bermanfaat bagi lingkungan dan individu itu sendiri.
Teori belajar menurut J. Bruner Slameto, 2010;12 bahwa belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah
baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran
tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk
meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamak an “discovery
learning environment ”, ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan
eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada
bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam
lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa yang digolongkan menjadi beberapa tahapan:
1. Tahap enactive: contohnya belajar naik sepeda, yang harus didahului
dengan bermacam-macam keterampilan motorik 2.
Tahap iconic: contohnya mengenal jalan yang menuju ke pasar, mengingat di mana bukunya yang penting diletakkan.
3. Tahap symbolic: contohnya menggunakan kata-kata, menggunakan
formula. Teori belajar dari Piaget mengenai perkembangan proses belajar
pada anak-anak Slameto , 2010;14 adalah sebagai berikut : 1.
Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka
mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar. 2.
Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui
suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan
sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.
Teori belajar dari R. Gagne bahwa terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Slameto, 2010;8
Trianto 2011:17 mengemukakan bahwa hakikat pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran
adalah interaksi dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru, yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah disepakati
sebelumnya. Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tentang belajar, dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses untuk melakukan perubahan
tingkah laku setelah mendapatkan pengalaman baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.2 Pengertian Prestasi Belajar