Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 71
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan asesmen informal terhadap performansi peserta didik-peserta didik
tersebut.
Asesmen proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan
merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan asesmen proses informal, asesmen proses formal merupakan kegiatan
yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.
B. M etode Asesmen
Asesmen dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes. Metode tes dipilih bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan
benar atau salah Djemari, 2008. Bila respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah digunakan metode nontes.
Menurut Gronlund 2008, metode tes dapat berupa tes tulis
paper and pencil
atau tes kinerja
performance test
. Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia
selected-response
, misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang
meminta peserta menuliskan sendiri responsnya
supply-response
, misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu
restricted performance
, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas
tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan
suatu alat tertentu; dan
extended performance
, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi,
misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji
hipotesis tersebut.
Dari segi otentisitas dan kompleksitas tugas,
selected response
memiliki cakupan aspek yang lebih sederhana dibandingkan
supply response
dan
performance assessment
. Hal ini antara lain dikarenakan pada
selected response
: a alternatif pilihan jawaban sudah disediakan, b pada umumnya hanya berkaitan dengan tugas-tugas yang dapat diselesaikan
dengan bekal pengetahuan dan pemahaman; dan c tugas-tugas direspons secara tidak langsung. Hal yang sebaliknya terjadi pada
penilaian kinerja, tugas-tugas yang dinilai dengan penilaian kinerja menuntut respons yang murni dan aktual dari peserta, juga
membutuhkan berbagai keterampilan di samping bekal pengetahuan dan
Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 72
pemahaman. Penilaian kinerja juga direspons peserta dengan cara mendemonstrasikan kemampuannya secara langsung. Oleh karena itu,
penilaian kinerja lebih rumit dibandingkan dengan
selected response
baik dari segi cakupan tugasnya maupun cara atau struktur mengasesnya.
Meskipun
selected response
memiliki berbagai keterbatasan, tetapi memiliki keunggulan dalam hal penskoran jika dibandingkan
supply- response
, apalagi jika dibandingkan dengan penilaian kinerja. Karena respons peserta pada
selected response
hanyalah berdasar pilihan-pilihan yang telah disediakan, maka skor yang diberikan menjadi lebih pasti,
lebih objektif, lebih mudah dilakukan, dan relatif bebas dari bias atau subjektivitas penilai. Sebaliknya, pada
supply response
dan penilaian kinerja meskipun telah disediakan rubrik yang harus diacu saat
melakukan penskoran, tetapi masalah krusial yang selalu muncul adalah rendahnya kekonsistenan antar penilai
interater reliability
ketika kemampuan yang sama dinilai oleh lebih dari satu penilai. Metode
selected response
juga memiliki kelebihan dalam hal waktu. Karena tugas yang dinilai tidak begitu kompleks, maka waktu yang diperlukan untuk
menyelenggarakan tes menjadi relatif lebih singkat. Karena penskorannya relatif mudah dilakukan, maka waktu penskoran dan pengolahannya juga
menjadi relatif lebih cepat. Kelebihan dalam hal penskoran dan waktu itulah yang menyebabkan metode
selected response
utamanya bentuk pilihan ganda tetap dipilih untuk melakukan penilaian-penilaian dalam
skala besar, misalnya ujian semester, ujian kenaikan kelas, ujian sekolah, seleksi masuk perguruan tinggi, dan ujian akhir nasional Dittendik, 2003;
Oosterhof, 2005; Rodriguez, 2005.
Metode nontes digunakan bila kita ingin mengetahui sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes umumnya digunakan untuk mengukur
ranah afektif dan lazimnya menggunakan instrumen angket atau kuisioner. Respons yang dikumpulkan melalui angket atau kuisioner
tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah.
Berdasar uraian di atas, setiap metode asesmen memiliki keunggulan dan keterbatasan, sehingga tidak ada satu pun metode yang
selalu cocok untuk semua keperluan, kondisi, situasi, cakupan, dan karakteristik kemampuan yang hendak diukur. Karena itu, untuk
melakukan asesmen yang lengkap, utuh, dan akurat sebaiknya dipergunakan berbagai metode sesuai dengan karakteristik dan
tujuannya.
Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 73
1.2. Karakeristik dan Teknik Asesmen
A. Karekateristik Asesmen dalam KBKKTSP