57
dalam kelompok tani dan bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas kelompok dalam area irigasi. Namun dalam perjalanan kelompok tani adanya petani-petani yang mulai
mengundurkan diri dari kelompok tani atau tidak aktif lagi dalam kelompok ini disebabkan karena munculnya kemalasan dan janji bantuan pemerintah yang belum di
turunkan pada anggota petani. Pak Simon sebagai ketua kelompok melihat tidak adanya kesungguhan dari anggota petani kelompok Tolfeu untuk bekerja sama sehingga adanya
anggota yang keluar dari kelompok. Namun petani-petani yang lain tetap bekerjasama membantu pak Simon dalam mengurus kelompok tani Tolfeu.
Ketua kelompok tani Oetetus menegaskan bahawa setiap petani yang mengelola lahan pertanian sawah wajib terlibat dalam organisasi kelopok tani agar petani-petani
dalam area irigasi Oetetus dapat bekerja sama dalam menjaga saluran irigasi pada area irigasi Oetetus, namun dalam kelompok tani Oetetus ada masyarakat petani yang terlibat
dan ada masyarakat petani yang tidak terlibat dalam kelompok tani namun hampir sebagian petani terlibat dalam struktur kelompok tani Oetetus terutama petani-petani
pribumi petani suku timor. Petani-petani pribumi di kelompok tani oetetus memanfaatkan kerja sama yang baik dalam organisasi petani misalnya rapat kerja rutin
dalam setiap minggu untuk pembersihan saluran irigasi, pemanfaatan uang sanksi sebagai dana kas kelompok yang diterima dari petani oetetus yang tidak mengikuti kerja.
5.1.4. Relasi Antara Anggota Petani
Dalam pengelolaan jaringan irigasi Linamnutu selain petani dituntut untu bekerja sama dalam mengelolah dan merawat jaringan irigasi petani juga harus terlibat dalam
organisasi perkumpulan petani untuk membangun relasi antara sesama anggota petani pemakai air. Relasi yang dibangun antara anggota petani untuk saling menopang antara
petani yang satu dengan petani yang lain dalam mengelolah dan merawat jaringan irigasi. Relasi antara anggota petani dipererat dengan membentuk kelompok petani, kelompok
petani dibentuk untuk memjadi organisasi dalam satu area irigasi yang memperanggotakan petani-petani dalam area irigasi.
“Beta dengan kawan-kawan dalam kelompok tani Tolfeu sangat dekat karena kami su bakenal antara satu dengan yang lain, kami
58
biasa saling babantu dalam peralatan untuk olah lahan, dan kami punya persiapan benih padi untuk anggota kelompok. Hasil
Wawancara Pak Simon Tanggal, 01-02- 2013”.
10
Relasi yang dibangun antara anggota petani menjadi kelompok tani agar dapat saling menopang antara petani-petani dalam mengelolah lahan pertanian, seperti data
diatas yang penulis dapat dari hasil wawancara dengan ketua kelompok tani Tolfeu relasi yang petani-petani bangun dalam kelompok tani untuk saling bekerja sama dalam
mengelolah lahan pertanian mulai dari peminjaman peralatan seperti trektor, mol padi, alat panen, baik dengan membanyar atau tidak membanyar namun memudahkan petani
dalam mengelolah lahan pertaniannya inilah pentinggnya membangun relasi atau hubungan antara sesama petani.
Relasi yang dibangun antara sesama petani dalam mengelolah lahan pertanian dan bekerja sama dalam mengelolah irigasi, relasi yang dibangun lebih mengarah ke relassi
sosial sedangkan relasi yang dibangun antara petani dengan petugas pengelolah lebih mengarah pada relasi ekonomi dimana modal ekonomi dibutuhkan agar relasi dapat
dibangun antara petani dan petugas. “Kami bangun hubungan antara sesama anggota petani untuk
bekerja sama merawat saluran irigasi serta saling membantu jika ada teman petani yang mengalami masalah dalam mengelolah
lahan pertanian. Hasil Wawancara Pak Ande Tanggal, 11-01- 2013.
”
Dalam kelompok tani Oetetus relasi antara anggota petani dibentuk dalam kelompok tani dimana petani saling bekerja sama merawat saluran irigasi dan membantu
teman kelompok jika mengalami masalah dalam mengelolah lahan pertanian. Kerja sama yang diterapkan dalam kelompok tani merupakan salah satu bentuk membangun relasi
sosial antara sesama petani, Modal sosial merupakan modal budaya masyarakat yang
10
Hasil Wawancara Pak Simon Ketua Kelompok Tani Tolfeu Tanggal 01-02-2013.
59
sudah ada sejak dahulu yang dikenal dengan gotong royong dimana antara sesama masyarakat petani saling bekerja sama.
Adapun petani-petani pemakai air yang tidak membangun relasi atau tidak bekerja sama dengan anggota petani lain ini disebabkan karena setiap petani ingin mengambil
posisi ketua baik pendatang maupun pribumi sehingga membuat petani pemakai air lainnya tidak inggin bergabung dalam kelompok tani seperti salah satu pewawan cara
yang penulis wawancarai bapak Patris. “Beta yang tidak ingin bergabung dengan kelompok tani.
Banyak petani yang terlibat dalam kelompok dan pengurus jaringan irigasi banyak pula petani yang tidak terlibat
dalam kelompok juga terutama petani pendatang. Hasil Wawancara Pak Patris Tanggal, 18-01-2013.
”
11
Relasi anatara anggota petani baik desa Linamnutu bagian atas maupun bawah dibentuk dalam kelompok tani namun ada petani-petani yang tidak terlibat dalam
membangun relasi antara sesama petani pemakai air dalam kelompok, baik pribumi maupun pendatang. Namun menurut pewawancara yang paling banyak tidak terlibat
dalam kelompok tani adalah pendatang ini disebabkan karena pemimpin-pemimpin dalam struktur kelompok adalah pribumi sehingga relasi yang ingin dibangun antara
petani pribumi dan pendatang dalam kelompok tani atau struktur ini tidak berjalan dengan baik. Relasi lebih dibangun antara petani dan petugas sehingga pendatang lebih
membangun relasi dengan petugas dibandingkan membangun relasi antara sesama petani pemakai air.
Petani pemakai air dalam mengelolah lahan pertanian, petani membangun relasi lebih pada relasi dengan petugas sehingga relasi antara petani hanya terjalin dalam
kelompok tani sehingga hubungan antara petani-petani pemakai air dinilai penulis kurang erat. Petani pribumi membangun relasi dengan petani pribumi dan begitu juga petani
pendatang membangun relasi dengan petani pendatang yang bersal dari suku atau
11
Hasil wawancara Pak Patris Petani yang tidak tergabung dalam struktur dan kelompok tani Tanggal, 18-01- 2013
60
etnisnya. Sehingga relasi antara anggota petani secara individu dan kelompok menjadi tidak efektif karena latar belakang yang berbeda serta pencaharian keuntungan ekonomi
yang berbeda dalam megelolah lahan pertanian.
5.2. Relasi Petugas dan Petani dalam pengelolaan Irigasi
Dalam pengelolaan jaringan irigasi desa Linamnutu petugas Pengelolah dan Pembagian Air P3A yang memiliki wewenang dan tagung jawab dalam mengelolah air
irigasi pada lahan pertanian masyarakat. Dalam struktur petugas pengelolah dan pembagian air ini terdapat aktor-aktor yang berperan untuk mengelolah air pada saluran
irigasi seperti ulu-ulu dan ketua blok, Tugas ulu-ulu merencenakan, mengatur, membagi dan mengawasi pembagian air irigasi kesetiap saluran secara adil dan merata sesuai
jadwal pemberian air irigasi. Sedangkan ketua blok membantu Ulu-Ulu mengatur, membagi dan mengawasi penyaluran air irigasi kesetiap saluran secara adil dan merata
sesuai dengan jadwal pemberian air irigasi. Kedua aktor ini memiliki peran penting dalam mengelolah air irigasi pada lahan
pertanian petani relasi kedekatan juga akan ada pada kedua aktor ini. Kelompok tani dan petani-petani pengelolah lahan pertanian membangun relasi dengan kedua aktor petugas
ini, relasi yang muncul karena adanya kepentingan antara kelompok dan petani pada lahan pertaniannya.
“Kami kelompok tani Tolfeu membangun hubungan dengan petugas karena kami memiliki kebutuhan misalnya cukupnya air
pada lahan kami. Sehingga kami membagun kerja sama dengan petugas karna beta dan kelompok tani beta tidak ingin rugi.” .
Hasil Wawancara Pak Simon Tanggal, 01-02- 2013”.
Beta sebagai ketua kelompok memiliki kedekatan yang baik dengan petugas P3A ketua karna kami tetangga dan saya bekerja
sama dengan petugas karna kami kelompok di bagian bawah terkadang tidak kebagian air dan bila air yang masuk sedikit maka