Pejalan Kaki Penumpang Faktor yang Bersumber dari Luar diri Sipengemudi

3. Keadaan Kendaraan

Walaupun sebab-sebab kecelakaan itu dikarenakan oleh kendaraan yang kurang sempurna, maka yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah pengemudi kendaraan tersebut. Mengapa demikian? Karna sebelum kendaraan itu dipergunakan, sipengemudi kendaraan tersebut tidak terlebih dahulu memeriksa keadaan kendaraannya. Karena kelalaiannya atau kesalahannya dengan tidak disengaja ia berbuat kesalahan. Sebab-sebab terjadinya kecelakaan akibat kendaraan yang tidak beres adalah kerusakan pada mesin atau kurang sempurna sesuatu bagian kendaraan seperti rem, kemudi, lampu muka, lampu send, lampu belakang, klakson tidak dapat dibunyikan dan ban yang bocor secara tiba-tiba.

4. Pejalan Kaki

Orang atau kaki dimana-mana selalu menjadi korban kecelakaan lalu lintas yang makin hari makin berkembang pesat. Sebagian orang pejalan kaki yang ada di Indonesia terdiri dari orang-orang yang masih buta tentang peraturan lalu lintas. Bila kita perhatikan secara seksama sebab-sebab yang dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh pejalan kaki dapat dibagi atas tiga tingkatan: 1. Oleh kesalahan pejalan kaki, Yaitu kesalahan-kesalahan teknis yang dibuat oleh orang pejalan kaki yang sehat baadan dan jiwa yang berumur 7 tahun atau lebih; 1. Menyeberang jalan, berjalan atau berdiri di jalan kenderaan dengan tidak memperhatikan lalu lintas. Universitas Sumatera Utara 2. Berada dijalan kenderaan dengan kurang jaga-jaga. 3. Bermain di jalan seperti main layangan, main bola dll 4. Sekonyong-konyong keluar dari belakang atau muka kendaraan, yang tadinya menyembunyikan orang itu dari pemandangan mata. 5. Kurang minggir, tidak jalan di jalan orang atau waktu menyeberang tidak mempergunakan tempat penyeberangan yang disediakan untuk orang pejalan kaki. 2. Kecelakaan disebabkan cacat badan atau dan jiwa orang pejalan kaki yang berumur 7 tahun atau lebih 1. Karena tiba-tiba sakit, misalnya terpeleset 2. Dalam keadaan mabuk atau pusing. 3. kecelakaan oleh karena anak-anak di bawah umur 7 tahun 1. Tingkah laku anak kecil yang tidak dapat dielakkan lagi sehingga terjadi kecelakaan. 2. Anak-anak kecil tidak dibawah pengawasan atau lepas dari pengawas orang dewasa 3. Keadaan-keadaan lain yang dilakukan oleh anak kecil yang menyebabkan kecelakaan itu.

5. Penumpang

Sebab-sebab yang dapat mengakibatkan peristiwa kecelakan lalu lintas jalan karena penumpang kenderaan, dimana penumpang dapat dibagi atas dua tingkatan: Universitas Sumatera Utara 1. kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang yang berumur 7 tahun atau lebih, sehat badan dan jiwanya: a. Merintangi pengemudi waktu menjalankan kendaraan b. Bersandar di pintu, sehingga pintu itu terbuka dan mobil dari belakang menabraknya c. Mengeluarkan anggota badan dari luar jendela d. Tidak menuruti petunjuk-petunjuk dari pegawai kenderaan e. Terkejut dan gugup sehingga merintangi pengemudi f. Dalam keadaan mabuk atau pusing 2. Kecelakaan disebabkan anak-anak di bawah umur 7 tahun: Tingkah laku anak kecil, sehingga kecelakaan tidak dapat dielakkan. Hal ini terjadi ketika seorang anak bermain dijalan yang tidak mengetahui faktor keamanan dirinya, disamping itu juga banyak rumah-rumah yang berhadapan dengan jalan raya yang mana tempat bermain anak tidak ada. Universitas Sumatera Utara

BAB III Pengaturan Tentang Kecelakaan Lalu Lintas

Bahwa peraturan hukum yang mengatur kecelakaan lalu lintas di jalan raya dapat menimbulkan kerugian materil, bahkan ada yang sampai dengan meninggal dunia disamping luka berat dan ringan danatau cacat seumur hidup. Pengaturan tentang kecelakaan lalu lintas dapat dibagi kedalam tiga 3 bagian yaitu:

A. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP

Kitab ini terdiri dari tiga buku, yaitu Buku I, memuat tentang ‘Ketentuan ketentuan umum”Algemene leerstukken, artinya : ketentuan-ketentuan untuk semua “tindak pidana” perbuatan yang pembuatnya dapat dikenakan hukuman pidana, baik yang disebut dalam Buku II dan Buku III, maupun yang disebut dalam undang-undang lain. Buku II, ini menyebutkan tindakan-tindakan pidana yang dinamakan “misdrijven” atau “kejahatan”. Buku III, ini menyebutkan tindakan-tindakan pidana yang dinamakan “overtredingen” atau “pelanggaran’. Disamping ini ada ajaran-ajaran atau teori-teori dalam ilmu pengetahuan hukum, yang tidak termuat dalam suatu undang-undang, seperti misalnya mengenai “kesengajaan” atau “opzet” dan hal “kurang berhati-hati” atau “culpa”, Universitas Sumatera Utara