Diagnosis HIVAIDS Perbedaan kadar CD4 sebelum dan setelah penggunaan Highly Active Anti retroviral therapy (HAART) pada penderita HIV di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2009

Penyebab ensefalitis lokal pada penderita AIDS adalah reaktivasi Toxoplasma gondii, yang sebelumnya merupakan infeksi laten. Gejala dapat berupa sakit kepala dan panas, sampai kejang dan koma. Jarang ditemukan toksoplasmosis di luar otak. d. Infeksi Mukokutan. Herpeks simpleks, herpes zoster dan kandidiasis oris merupakan penyakit paling sering ditemukan. Infeksi mukokutan yang timbul satu jenis atau beberapa jenis secara bersama. Sifat kelainan mukokutan ini persisten dan respons terhadap pengobatan lambat sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam penatalaksanaannya Murtiastutik,2008.

4. Gejala Tumor

Tumor yang paling sering menyertai penderita AIDS adalam Sarkoma Kaposi dan limfoma maligna non-Hodgkin Murtiastutik,2008.

2.7. Diagnosis HIVAIDS

Menurut Barakbah et al 2007 karena banyak negara berkembang, yang belum memiliki fasilitas pemeriksaan serologi maupun antigen HIV yang memadai, maka WHO menetapkan kriteria diagnosis AIDS sebagai berikut: Dewasa Definisi kasus AIDS dicurigai bila paling sedikit mempunyai 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan sistem imun lain yang diketahui, seperti kanker, malnutrisis berat atau sebab-sebab lainnya. Gejala Mayor - Penurunan berat badan 10 berat badan per bulan. - Diare kronis lebih dari 1 bulan - Demam lebih dari 1 bulan. Universitas Sumatera Utara Gejala Minor - Batuk selama lebih dari 1 bulan. - Pruritus dermatitis menyeluruh. - Infeksi umum yang rekuren, misalnya herpes zoster. - Kandidiasis orofaringeal. - Infeksi herpes simpleks kronis progresif atau yang meluas. - Limfadenopati generalisata. Adanya Sarkoma Kaposi meluas atau meningitis cryptococcal sudah cukup untuk menegakkan AIDS. Anak Definisi kasus AIDS terpenuhi bila ada sedikitnya 2 tanda mayor dan 2 tanda minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain yang diketahui, seperti kanker, malnutrisi berat atau sebab-sebab lain. Gejala Mayor - Berat badan turun atau pertumbuhan lambat yang abnormal - Diare kronis lebih dari 1 bulan - Demam lebih dari 1 bulan. Gejala Minor - Limfadenopati generalisata - Kandidiasis orofaringeal - Infeksi umum yang rekuren - Batuk-batuk selama lebih dari 1 bulan Universitas Sumatera Utara - Ruam kulit yang menyeluruh Konfirmasi infeksi HIV pada ibunya dihitung sebagai kriteria minor. Pada daerah di mana tersedia laboratorium pemeriksaan anti-HIV, penegakan diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan serum atau cairan tubuh lain cerebrospinal fluid penderita. 1. ELISA enzyme linked immunosorbent assay ELISA digunakan untuk menemukan antibodi Baratawidjaja. Kelebihan teknik ELISA yaitu sensitifitas yang tinggi yaitu 98,1 -100 Kresno. Biasanya memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi. Tes ELISA telah menggunakan antigen recombinan, yang sangat spesifik terhadap envelope dan core Hanum, 2009. 2. Western Blot Western blot biasanya digunakan untuk menentukan kadar relatif dari suatu protein dalam suatu campuran berbagai jenis protein atau molekul lain. Biasanya protein HIV yang digunakan dalam campuran adalah jenis antigen yang mempunyai makna klinik, seperti gp120 dan gp41 Kresno, 2001. Western blot mempunyai spesifisitas tinggi yaitu 99,6 - 100. Namun pemeriksaan cukup sulit, mahal membutuhkan waktu sekitar 24 jam Hanum, 2009. 3. PCR Polymerase Chain Reaction Kegunaan PCR yakni sebagai tes HIV pada bayi, pada saat zat antibodi maternal masih ada pada bayi dan menghambat pemeriksaan secara serologis maupun status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok risiko tinggi dan sebagai tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA rendah untuk HIV-2 Kresno, 2001. Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan CD4 dilakukan dengan melakukan imunophenotyping yaitu dengan flow cytometry dan cell sorter. Prinsip flowcytometry dan cell sorting fluorescence activated cell sorter, FAST adalah menggabungkan kemampuan alat untuk mengidentifasi karakteristik permukaan setiap sel dengan kemampuan memisahkan sel-sel yang berada dalam suatu suspensi menurut karakteristik masing-masing secara otomatis melalui suatu celah, yang ditembus oleh seberkas sinar laser. Setiap sel yang melewati berkas sinar laser menimbulkan sinyal elektronik yang dicatat oleh instrumen sebagai karakteristik sel bersangkutan. Setiap karakteristik molekul pada permukaan sel manapun yang terdapat di dalam sel dapat diidentifikasi dengan menggunakan satu atau lebih probe yang sesuai. Dengan demikian, alat itu dapat mengidentifikasi setiap jenis dan aktivitas sel dan menghitung jumlah masing-masing dalam suatu populasi campuran Kresno, 2001. Menurut Kresno 2001 aplikasi FACS banyak sekali, diantaranya adalah: 1. analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan CD yang dilabel dengan zat warna fluorokrom. 2. pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin dengan menggunakan antibodi monoklonal terhadap kelas dan subkelas Ig spesifik dan tipe L-chain. 3. memisahkan sel hidup dari sel mati. 4. analisis kinetik atau siklus sel dan kandungan DNA atau RNA. 5. analisis fungsi atau aktivasi sel dengan mengukur produk yang disintesis oleh sel setelah distimulasi. Selain uji fungsi limfosit, uji fungsi fagositosis juga dapat dilakukan dengan menggunakan flowcytometry. Universitas Sumatera Utara

2.8. Penatalaksanaan HIVAIDS