2.3 Kerangka pemikiran
Dalam  menyalurkan  komoditi  cabai  merah  ada  3  pihak  yang  terlibat  yaitu  petani sebagai  penyedia  komoditi,  pedagang  perantara,  dan  konsumen  akhir.  agar  dari
produsen  bisa  sampai  ke  tangan  konsumen  perlu  sektor  distribusi  dalam pemasarannya,  pemasaran  sama  halnya  dengan  Tataniaga  yang  merupakan  suatu
sistem  meliputi  cara,  model  strategi  penyampaian  barang-barang  dan  jasa-jasa  dari sektor  produsen  ke  sektor  konsumen,  rangkaian  dari  proses  penyampaian  itu
banyak variasinya
yang dipengaruhi
oleh keadaan
sosial budaya
dan perekonomian  masyarakat.
Dalam  teori  ekonomi  lama  ada  pendapat  bahwa  Tataniaga  juga  merupakan
kegiatan  yang  produktif  dalam  sektor  produksi  saja,  kemudian  dalam  kemajuan peradaban  dan  teknologi  telah  merubah  pandangan  tersebut  yaitu  bahwa  setiap
usaha  yang  dapat  memberikan  faedah  atau  guna  utility  adalah  usaha  yang  juga termasuk  kegiatan  yang  produktif.  Kegiaatan  tataniaga  itu  umumnya  kebanyakan
berorientasi  pada  kegunaan  utility  yaitu  proses  penciptaan  nilai  guna  maupun nilai  tambah    yang  terdiri  dari  :  a  place  utility  kegunaan  karena  tempat,  b
form  utility  kegunaan  karena  bentuk,  c  possesion  ownership  utility  kegunaan karena  milik  dan, d time utility kegunaan  karena  waktu.
Salah  satu  masalah  dalam  pemasaran  hasil  pertanian  adalah  kecilnya  persentase
harga  yang  diterima  oleh  petani  dengan  harga  yang  dibayarkan  oleh  konsumen. Harga  yang  rendah  ditingkat  petani  menyebabkan  menurunnya  kegairahan  petani
untuk  meningkatkan  produksinya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Marketing  bill  terdiri  dari  berbagai  macam  ongkos-ongkos  dalam    menyalurkan barang  dari  produsen  ke  konsumen,  yang  terdiri  dari    marketing  margin  yaitu
berbagai  margin  seperti  retail  margin,  yaitu  selisih  harga  yang  dibayarkan konsumen  dengan  harga  yang  dibayarkan  oleh  sipengecer,  profit  margin
merupakan  besarnya  keuntungan  ataupun  balas  jasa  yang  diterima  oleh  setiap middlemen atau  lembaga  tata niaga.
Marketing  bill  berubah  menurut  harga  yang  dibayarkan  konsumen.  Umumnya  bila
harga  yang  dibayarkan  konsumen  itu  kecil  turun,  bekurang,  maka  produsen  akan menerima  persentase  lebih  kecil  daripada  harga  konsumen  itu,  dan  sebaliknya  bila
harga  yang  dibayarkan  konsumen  naik  maka  produsen  akan  menerima  persentase lebih  besar daripada  harga  konsumen  tadi.
Umumnya  marketing  bill  relatif  stabil  dibandingkan  dengan  fluktuasi  harga,
karena  dipengaruhi  oleh  sistem  badan-badan  tataniaga,  tetapi  mengapa  fluktuasi marketing  bill  ataupun  marketing  margin  tidak  sejajar  dengan  fluktuasi  harga  itu
sendiri,  ini  disebabkan  karena  banyak  ongkos  tata  niaga  ditentukan  oleh  jumlah atau  volume  atau  Supply  dan  demand  barang,  dan  tidak  bergantung  terhadap  harga
barangnya. Oleh  karena  itu  besarnya  biaya  pemasaran  menentukan  tingkat  harga  yang
diterima  produsen  dan  lembaga  pelaku  distribusi  middleman,  dari  biaya pemasaran  tersebut  kita  dapat  mengetahui  share  cost  yang  merupakan  bagian  dari
biaya  yang  dikeluarkan  oleh  seluruh  pelaku  pemasaran  dan  share  profit merupakan  bagian  dari  keuntungan  yang  di  dapat oleh  seluruh  pelaku  pemasaran.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Secara skematis  kerangka  pemikiran  dapat digambarkan  sebagai  berikut  :
Keterangan  : : Menerangkan  Hubungan
: Menerangkan  Pengaruh
Gambar  2.  Skema Kerangka  Pemikiran
Produsen Konsumen
Share Profit Share Cost
Fungsi  Tataniaga Konsumsi
middleman
Fungsi  pemasaran
Biaya  pemasaran
Share Margin Marketing bill
Harga  di  tingkat produsen
Harga  ditingkat konsumen
Produksi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.4 Hipotesis Penelitian